"Ada apa Tuan Seem?" tanya Azizah pelan.
Seem mengelengkan kepala. Karena, dia tidak mungkin memberitahu Azizah masalah yang ia ketahui ini, saat melihat postingan di akun Instagram Salsa terlihat Jihan dan juga Angga dengan menggendong bayi yang mirip sekali dengan Abraham.Seem tidak percaya kalau Angga selama ini menusuk Abraham dengan dalam. Namun, dia sama sekali yang ingin berbicara pada sang-Bos. Sebab, beberapa hari lagi Abraham sendiri yang akan datang ke kota A dan semoga saja semua bisa terbongkar pikirnya begitu.'Ternyata semua benar dugaanku, kalau Jihan itu ada bersama dengan Angga. Selama ini dia sudah menusuk Abraham dengan sangat dalam,' batin Seema tak percaya dengan kenyataan ini.Seem ingin mengirimkan foto itu kepada Mikhaela. Namun, diurungkan olehnya. Sebab, sang majikan sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bahkan, menggerakkan tangan pun sudah sangat sulit apa lagi harus melihat fotonya kirimkan melalui WhatsApp.Abraham langsung berlari menghampiri Jihan. Kemudian, memeluk wanita itu dengan erat dan menciumnya dengan bertubi-tubi. Sebab, merasakan rindu yang sangat dalam kepada sang istri yang sudah satu tahun ini berpisah dengannya.Jihan menangis tersedu-sedu rasa dada yang sesak saat dipeluk dengan Abraham seperti ini. Jujur ia sangat merindukan sama suami yang sangat tersiksa selama satu tahun ini menggenggam rindu.Sedangkan Angga dan Salsa hanya dia melihat mereka berdua. Karena, gadis itu tidak mengetahui hubungan apa yang dimiliki oleh Jihan dan kakaknya Angga pikir dia."Jihan saya sangat merindukanmu dan anak kita di mana dia? Kenapa kalian pergi meninggalkan saya sendirian. Apa kalian tidak memikirkan perasaan saya," ucap Abraham dalam isak nangisnya.Salsa sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Abraham. Karena, setahunya Angga adalah suami Jihan dan Jibran adalah anak mereka berdua. Namun, mereka itu mengatakan Jibran itu adalah anakny
Abram terus menciumi putranya dan memeluk Jibran dengan sangat lembut. Herannya bayi itu sama sekali tidak menangis dan malah senang berada di dekapan sang papa.Pada saat itu juga Salsa mengobati tangan Abraham yang sudah terluka cukup parah, akibat memukuli tembok tadi. Sedangkan, Jihan mengobati Angga yang terluka akibat pukulan sang suami.Bahkan, wajah Angga sampai babak belur dan memar semua akibat sang suami. Setelah selesai dia menghampiri Abraham dan ingin mengambil Jibran. Namun, sama sekali tidak mau dan terus menangis."Nak ayo sama mama," ucap Jihan pelan sambil terus membujuk sang anak. Namun, Jibran sama sekali tidak mau."Sudahlah Jihan, biarkan dia bersamaku lagi pula dia sudah bersamamu selama enam bulan ini bukan? Jadi, kamu sudah puas bersamanya. Sedangkan saya baru hari ini bertemu dengannya," ucap Abraham datar.Jihan langsung bergegas pergi dari sana. Kemudian, duduk di tempatnya semula sambil terus menatap ke arah
Semua menatap ke arah Jihan. Karena, wanita itu mengatakan Jibran adalah anaknya . Padahal, yang mereka tahu wanita itu adalah istri Angga yang menjadi CEO Jingga Group."Maksudnya ini bagaimana? Kami tidak mengerti?" tanya salah satu rekan bisnis Angga dan Abraham."Ceritanya nanti saja ya Pak, mumpung anak saya lagi tidur sebaiknya kita lanjutkan meeting ini sambil menunggu pak Dirga," ucap Abraham pelan.Mereka semua langsung duduk di bangku masing-masing dan Abraham duduk di bangkunya sambil terus menggendong Jibran yang tidur. Padahal, Jihan sudah mengatakan bahwa anaknya itu diberikan saja kepada Salsa. Namun, pria itu tidak sama sekali tidak menggubris ucapan suami istri.Sebab, dia masih sangat marah. Karena, Jihan sangat berubah padanya. Bahkan, bersikap ingin memisahkan dia dari sang anak.Setelah selesai meeting mereka tidak sempat menjelaskan. Karena, Jibran sudah menangis ingin meminum asi. Jadi, Abraham pun pergi dari s
Jihan sangat panik. Karena, cemas memikirkan sang anak yang sekarang entah di mana keberadaannya, dan dia berpikir kalau Abraham menculik Jibran dan juga Salsa. Sebab, dia tahu niat jahat pria itu."Ngga, aku yakin sekali mereka itu diculik! Sekarang ayo kita lapor polisi," ujar Jihan cemas.Angga mencoba untuk menenangkan Jihan. Karena, tidak mungkin mereka melaporkan Abraham ke polisi yang membawa anak kandungnya sendiri, hal itu akan ditertawakan oleh para polisi nantinya."Saya sudah tidak peduli Ngga, mau ditertawakan atau seperti apa oleh polisi, yang terpenting Jibran ditemukan dan juga Salsa, saya sangat cemas dengan keadaan mereka," ucap Jihan dengan lirih."Aku tahu kamu itu sengaja mencemaskan keadaan mereka. Tapi, aku mohon tenang terlebih dahulu! Karena, tidak mungkin kita melaporkan ayah kandung menculik anak kandungnya sendiri. Itu tidak ada Jihan," jelas Angga."Lalu, saya harus bagaimana? Membiarkan semuanya terjadi begit
Jihan langsung meminta Angga untuk melacak nomor Abraham dan melihat pria itu berada di kediamannya, membuat Jihan sangat cemas dan berharap langsung belum pergi ke rumah sakit untuk menemui Mikhaela. Dia tidak ingin anak yang bertemu dengan wanita itu yang membuat ia jauh dari suaminya dan sang anak lahir tanpa seorang ayah.Berulangkali Jihan mencoba menelepon Abraham. Namun, pria itu sama sekali tidak menjawab. Sebab, tidak memegang ponsel. Karena ia ingin cepat-cepat mempertemukan Mikhaela dan Jibran.Namun, sayangnya sang istri masih mendapatkan tanganan medis. Sebab, wanita itu tidak sadarkan diri membuat Abraham panik dan meminta Salsa untuk tinggal di rumah. Sedangkan dia pergi ke rumah sakit untuk menemui istrinya."Bi Sarinah, memangnya istri pertama tuan Abraham itu sudah lama ya sakitnya?" tanya Salsa sambil memberikan susu kepada Jibran.Sarinah yang tengah menyapu langsung menoleh. Kemudian, menghampiri Salsa untuk menjawab pert
Angga menghentikan pertengkaran di antara Jihan dan Abraham. Sebab, tidak ingin mereka membuka saat mereka melakukan malam pertama, dan saling menyalahkan. Karena, ada Salsa yang masih gadis tidak semestinya mendengarkan percakapan suami-istri itu."Apa kalian ingin menceritakan saat kejadian malam pertama kalian?" tanya Angga.Abraham sampai lupa karena terpancing emosi oleh Jihan yang terus menyudutkannya. Kemudian, dia duduk di sofa sambil terus menggendong sang putra takut diambil oleh Jihan."Sekarang Anda kembalikan anak saya sekarang juga!" ancam Jihan."Yang kamu katakan anak kamu itu juga anak saya, lihat wajah kami tidak ada bedanya!" sahut Abraham sambil memperlihatkan wajahnya dan juga sang anak memang benar sangat mirip.Jihan merasa menyesal sudah meminta kepada Tuhan agar sang anak mirip dengan Abraham, seharusnya ia minta anaknya mirip dengan dirinya."Mas, sekarang kita bicarakan baik-baik semuanya ya, saya tida
Kini Abraham dan juga Jihan, Angga berada di ruang tamu. Karena, Angga ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting sebab itu Abraham dari pemakaman Mikhaela tadi."Katakan apa yang ingin kau katakan tadi?" tanya Abraham dengan datar."Sebenarnya aku memang benar mencintai Jihan sejak dulu jauh sebelum kalian berdua menikah. Jadi, sekarang aku ingin melamarnya di depanmu," ungkap Angga.Sontak saja hal itu membuat Jihan terkejut begitu juga dengan Abraham. Namun, pria itu tidak ambil pusing. Sebab, semua keputusan berada di tangan Jihan, ia tidak bisa memaksa jika wanita itu tidak ingin kembali lagi bersamanya."Saya juga sangat mencintai Jihan, jauh sebelum Mikhaela meninggal. Jadi, semua ada di tangan dia, ingin memilih saya atau kamu!" sahut Abraham.Jihan merasa pusing dan bingung harus memilih siapa. Karena, jujur di dalam hatinya ia masih mencintai Abraham. Namun, tidak mudah begitu saja ia kembali dengan pria itu. Sebab, rasa sakit
Jihan sangat cemas. Karena, Abraham belum sadarkan diri. Padahal, hari sudah sangat larut malam. Kemudian, dia meminta Angga mengantarkan dirinya dan juga Jibran ke rumah sakit untuk menemui pria itu sebab takut pria itu menyusul Mikhaela.Angga mengantarkan Jihan. Karena, dia sudah ikhlas jika wanita yang dicintai kembali kepada Abraham. Sebab, ia akan pergi jauh dari sini untuk menenangkan diri yang kedua kalinya, dikarenakan Jihan menolak cintanya.Setelah sampai di rumah sakit, Jihan langsung bergegas masuk ke dalam ruangan Abraham bersama dengan Jibran, terlihat pria itu belum sadarkan diri sedangkan Salsa dan Seem menemani pria itu sejak tadi."Salsa, kamu tidur saja! Biar saya yang menjaga Tuan Abraham, pasti kamu lelah bukan," ujar Jihan lembut."Terima kasih ya Bu," ujar Salsa bergegas tidur di sofa."Terima kasih ya Nyonya Jihan, sudah datang untuk mewakili kami merawat Tuan Abraham," tambah Seem sambil bergegas berjalan me