Kini Abraham dan juga Jihan, Angga berada di ruang tamu. Karena, Angga ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting sebab itu Abraham dari pemakaman Mikhaela tadi.
"Katakan apa yang ingin kau katakan tadi?" tanya Abraham dengan datar."Sebenarnya aku memang benar mencintai Jihan sejak dulu jauh sebelum kalian berdua menikah. Jadi, sekarang aku ingin melamarnya di depanmu," ungkap Angga.Sontak saja hal itu membuat Jihan terkejut begitu juga dengan Abraham. Namun, pria itu tidak ambil pusing. Sebab, semua keputusan berada di tangan Jihan, ia tidak bisa memaksa jika wanita itu tidak ingin kembali lagi bersamanya."Saya juga sangat mencintai Jihan, jauh sebelum Mikhaela meninggal. Jadi, semua ada di tangan dia, ingin memilih saya atau kamu!" sahut Abraham.Jihan merasa pusing dan bingung harus memilih siapa. Karena, jujur di dalam hatinya ia masih mencintai Abraham. Namun, tidak mudah begitu saja ia kembali dengan pria itu. Sebab, rasa sakitJihan sangat cemas. Karena, Abraham belum sadarkan diri. Padahal, hari sudah sangat larut malam. Kemudian, dia meminta Angga mengantarkan dirinya dan juga Jibran ke rumah sakit untuk menemui pria itu sebab takut pria itu menyusul Mikhaela.Angga mengantarkan Jihan. Karena, dia sudah ikhlas jika wanita yang dicintai kembali kepada Abraham. Sebab, ia akan pergi jauh dari sini untuk menenangkan diri yang kedua kalinya, dikarenakan Jihan menolak cintanya.Setelah sampai di rumah sakit, Jihan langsung bergegas masuk ke dalam ruangan Abraham bersama dengan Jibran, terlihat pria itu belum sadarkan diri sedangkan Salsa dan Seem menemani pria itu sejak tadi."Salsa, kamu tidur saja! Biar saya yang menjaga Tuan Abraham, pasti kamu lelah bukan," ujar Jihan lembut."Terima kasih ya Bu," ujar Salsa bergegas tidur di sofa."Terima kasih ya Nyonya Jihan, sudah datang untuk mewakili kami merawat Tuan Abraham," tambah Seem sambil bergegas berjalan me
Abraham baru teringat kalau tidak ada Angga di sini. Kemudian, ia bertanya kepada Jihan di mana sahabatnya itu."Semalam saya minta dia mengantarkan ke rumah sakit ini. Tapi, tidak tahu setelah itu dia ke mana," jelas Jihan."Sudahlah Bos, mungkin dia pulang ke rumahnya. Lagipula tidak mungkin dia tidur di sini aku dan Salsa saja sudah kesempitan mau ditambah lagi dia, menjadi beban saja!" sahut Seem."Bukan begitu maksudnya, saya khawatir juga dengannya Angga. Jihan, kamu sudah mengatakan keputusanmu ini menerima saya kembali menjadi suamimu?" tanya Abraham lembut.Jihan menjelaskan kepada Angga kalau ia memilih Abraham untuk menjadi suaminya kembali, dan ia memutuskan untuk menghubungi pria itu di luar agar tidak mengganggu istirahat sang suami dan juga anaknya.Namun, Angga sama sekali tidak menjawab telepon darinya membuat Jihan sedikit cemas dan sedih di mana pria itu. Apakah Angga sakit hati akan penolakannya?"Mau bagaimana lagi karena saya memang tidak mencintainya, dan masih
"Apanya yang manis Tuan?" tanya Azizah sepotong membuat Angga terserah kemudian menatap ke arah lain."Maaf ya tadi aku melamun berpikir donat yang sangat manis," jelas Angga.Azizah menganggukkan kepalanya karena dia mengerti kalau Angga banyak beban pikiran. Jadi banyak sekali yang dipikirkan olehnya sampai berhalusinasi donat yang manis.Gadis itu sangat polos tidak mengetahui kalau Angga memang mengagumi kecantikannya. Sebab, dia belum pernah mengenal pria selama ini. Jadi dia tidak mengerti rayuan dan gombalan seperti itu.Setelah sampai di rumah sakit mereka berdua bergegas turun dan berjalan menuju ruangan Abraham setelah sampai langsung masuk ke dalam.Terlihat Abraham tengah disuapi bubur oleh Jihan, dan Seem tengah menggendong Jibran yang sejak tadi terus rewel sebab tidak ada Salsa di sini."Selamat sore Tuan Abraham, semoga Anda lekas sembuh ya," sapa Azizah dengan lembut, sambil menghampiri pria itu dan memberik
Angga tersenyum melihat Azizah ada di hadapannya saat ini. Kemudian, dia menghampiri gadis itu dan memegang tangannya dan.Plak! "Bapak mau apa?!" tanya sekertaris Angga ketus.Angga langsung sadar dari lamunannya, kemudian melihat wanita yang ia lihat sebagai Azizah adalah sekertarisnya. Membuat dia sangat terkejut."Maaf, aku pikir tadi kamu ... sudahlah lupakan saja, ada apa?" tanya Angga pelan."Saya cuma ingin mengantarkan berkas ini," jawab sekertaris Angga sambil memberikan berkas yang dibawa tadi.Kemudian, Angga memintanya untuk pergi. Sebab, ia takut berhalusinasi lagi seperti tadi. Hampir saja dia mencium sekertarisnya. Karena mengira wanita itu adalah Azizah.***Abraham tersenyum manis melihat Jihan tengah merapikan kamarnya. Kemudian, dia menarik tangan sang istri dan wanita itu jatuh menimpah tubuhnya.Jihan menatap Abraham dengan dalam, begitu juga dengannya. Rasa rindu yang mereka tahan sel
Abraham melihat sang istri berdiri di atas bangku. Kemudian, menghampirinya dan tanya ada apa. Alangkah terkejutnya dia saat Jihan mengatakan hanya ada tikus yang lewat di bawa meja tadi."Ya ampun Jihan, saya sampai berlari dari kamar tadi. Takut kamu kenapa-kenapa," ucap Abraham pelan sambil bergegas duduk.Karena, kepalanya masih terasa sedikit pusing. Kemudian, Jihan menyiapkan semua makanan dan dia langsung makan. Setelah selesai, ia meminum obat."Kita kembali ke kamar, Papa?" tanya Jihan pelan."Iya, kepala saya pusing sekali," jawab Abraham pelan.Jihan langsung bergegas membantu Abraham masuk ke dalam kamar. Setelah itu, dia keluar dan menunggu Salsa yang tak kunjung pulang. Sampai ia tertidur.***Jibran sangat semangat senang berada di tempat ramai, bayi kecil itu tertawa-tawa girang. Membuat Sala bahagia."Silahkan Pak, ini buku menunya. Mau pesan apa?" tanya pelayan restoran itu."Salsa, kamu ma
Seem menjelaskan kalau dia datang karena Abraham mengatakan Salsa belum pulang. Jadi, dia memastikan saja."Kami sejak tadi sudah pulang," jelas Salsa.Kemudian, Seem menelpon Abraham dan mengatakan kalau Salsa dan Jibran ada di rumah. Membuat Jihan lega dan kembali pulang. Padahal, sudah setengah perjalanan menuju kantor Angga."Mungkin mereka tidak tau kalau saya tidur di kamar," ucap Salsa pelan."Mungkin saja," sahut Seem.Pria itu menidurkan tubuh di sofa. Karena, dirinya mengantuk. Padahal tadi ia sudah mau tidur. Namun, sang-bos membuatnya cemas mengatakan Salsa tidak ada di rumah.Kemudian, dia tertidur sungguhan sampai Abraham dan Jihan datang pria itu tidak sadar sama sekali."Salsa, kamu membuat saya cemas saja!" Jihan langsung mengambil Jibran dan mencium sang anak."Maaf ya Bu, sepulang dari restoran tadi saya langsung masuk ke kamar. Karena Jibran tidur," jelas Salsa.Jihan tersenyum dan m
Spontan membuat Salsa sangat terkejut. Sebab, Abraham mengatakan kopi buatan yang asin sedangkan tadi saat Seem meminum kopi itu sama sekali tidak mengatakan asin malah mengatakan sangat manis.Kemudian, gadis itu meminum kopi buatannya dan memuntahkan kopi tersebut sebab rasanya begitu asin sambil menatap ke arah Seem.'Tuan Seem sampai mengatakan kopi ini manis. Padahal, sangat asin karena dia ingin menghargai saya,' batin Salsa."Salsa kenapa kamu memasukkan garam ke kopi ini, bukannya gula?" tanya Abraham sambil meminum segelas air putih."Maaf Tuan, saya lupa seingat saya memasukan gula bukannya garam," sahut Salsa lirih.Seem hanya diam karena kebohongannya sudah terbongkar. Kemudian, dia mendekati Salsa dan berkata, "Maafkan aku bukannya ingin berbohong. Tapi, ingin menghargai buatan wanita yang aku cinta!"Salsa semakin tidak enak hati sebab Seem mengatakan cinta padanya. Padahal, pria itu su
Seem dan Salsa langsung menoleh ke arah sumber suara ternyata Angga berada di depan pintu kamar Jibran. Kemudian, pria itu bergegas masuk dan menghampiri mereka berdua."Jangan pernah kamu percaya ucapan dengan rayuan mautnya, itu semua hanya alibi agar dia bisa melupakan wanita yang dicintai ternyata selingkuh!" kesal Angga."Kenapa kamu selalu ikut campur dengan urusanku?!" tanya Seem kesal. Sebab, Angga selalu membumbui agar Salsa tidak percaya akan cintanya."Aku tidak akan pernah ikut campur jika kamu mencari wanita lain untuk pelampiasan! Karena, Salsa adalah pengasuh anakku!" sahut Angga kesal.Seem benar-benar sangat kesal kepada Angga. Kemudian, menginjak kaki pria itu sampai Angga meringis kesakitan. "Anak yang kau katakan anakmu itu adalah anak tuan Abraham bukan anak kandungmu!" Seem pergi dari sana. Sebab, dia tidak akan menang jika ada Angga bersamanya dan Salsa lebih baik dia pergi mengalah, dan ak