Abraham sangat terkejut karena nama wanita itu Salsabila sama seperti nama CEO baru Jingga Group, apakah wanita itu adalah wanita yang sama seperti yang ia temui kemarin?
Kemudian, Abraham semakin bertanya-tanya agar wanita itu mau menjawab siapa suaminya dan bekerja di mana. Namun Salsa mengatakan ia bekerja sebagai baby sister, membuat Abraham tidak respon lagi sebab sudah mengetahui wanita itu bukanlah wanita yang ia lihat bersama Angga kemarin.Abraham tidak berpikir sama sekali kalau wanita itu adalah baby sitter dan bayi yang dijaga, karena yang ia ingin tahu hanyalah pekerjaan wanita itu tanpa ia sadari ternyata ia lupa tujuan utama menghubungi Salsa."Sudahlah ternyata pekerjaan ini hanya baby sister, karena aku pikir dia itu adalah Salsabila CEO baru perusahaan Jingga Group," gumam Abraham.Hal itu membuat Salsa kesal sebab saat mengetahui pekerjaannya Abraham sama sekali tidak membalas pesannya lagi, dan ia pun langsung memblokir akun AbSalsa mengatakan kembali bantalan selimut yang ia ambil tadi, kemudian menidurkan dirinya dan tertidur. Sedangkan Angga dan Jihan masih menenangkan Jibran yang baru saja tidur."Ngga, letakkan saja Jibran di tempat tidur! Sepertinya dia sudah mulai tenang," ujar Jihan pelan."Baiklah," sahut Angga, kemudian meletakkan Jibran di tempat tidurnya dengan perlahan.Bayi itu sama sekali tidak menangis dan tertidur pulas, membuat Jihan tenang. Kemudian dia menidurkan tubuhnya di samping Salsa dan tertidur sedangkan Angga tidur di sofa.Hal seperti ini yang membuat Salsa bingung, sebab mereka tidur berempat yang seharusnya dia dan saja yang ada di berada di kamar ini. Namun, Angga dan Jihan juga berada di kamar yang sama.***Satu minggu kemudian, Angga kembali ke kota asalnya karena perusahaannya harus dikunjungi dan perkembangannya karena dia adalah jiwa di sana.Kini pria itu sudah ada di perusahaannya dan melihat semua perke
"Sama dari mananya? Kami sangat jauh berbeda, Angga itu laki-laki dan saya wanita," sahut Jihan sambil menatap wajah Adita.Adita menepuk keningnya, karena istri sang-Bos benar-benar sangat mengesalkan. Kemudian dia bergegas pergi mengerjakan tugas agar segera selesai, sebab berkas yang harus disalin begitu banyak.Sedangkan Jihan kembali mengerjakan tugas sambil mengirimkan pesan singkat kepada Salsa, agar menjaga Jibran dengan sangat teliti saat ia tidak berada di rumah, sebab benar-benar sangat khawatir akan sang putra.Setelah itu, Jihan mengirimkan pesan kepada Angga agar pria itu beristirahat dengan cukup dan segera menyelesaikan pekerjaan agar cepat kembali.Namun, bukannya membalas pesannya Angga mala mem video call dirinya, ia tidak ingin menolak dan menjawab panggilan video tersebut.Jihan: Apakah itu kantor tuan Abraham?Angga: Benar, sekarang aku ada di kantor Abraham dan tadi bertemu dengan Azizah yang dijodohkan o
Satu minggu kemudian …Hari ini Angga akan kembali ke kota A dan pagi ini Iya berpamitan kepada Abraham di kantor pria itu, dia juga membawa oleh-oleh untuk Azizah sebab beberapa hari ini mereka lumayan dekat.Karena dirinya sering datang ke kantor Abraham untuk membantu pria itu menyelesaikan berkas kerja sama mereka."Kenapa kamu tidak memberikan kado ini langsung kepada Azizah?" tanya Abraham."Bukan tidak mau Mas, pagi ini aku harus kembali sedangkan dia masih ada di sekolah. Jadi aku titipkan saja sama kamu ya," jawab Angga pelan.Abraham sedikit bingung akan jawaban dari Angga, karena pria itu bisa saja kembali siang hari atau sore hari. Namun, Angga tetap ngotot ingin pulang sekarang juga karena pekerjaannya sudah selesai."Lagian juga aku bakalan dua minggu sekali pulang Mas, jadi sudah pasti akan bertemu lagi dengannya, 'kan?" jelas Angga."Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan ya!" pesan Abraham lembut
Jihan langsung melempar buket bunga yang diberikan oleh Angga, sebab sudah sangat menggodanya. Membuat pria itu tertawa dan kembali mengambil buket yang sudah terjatuh kemudian memberikan kepada wanita Tersebut."Itu hanya bercanda Jihan, kenapa kamu serius menanggapinya?" tanya Angga agar mencairkan suasana. Padahal, semua yang dikatakan benar adanya tidak ada bercanda."Bukan begitu, tadi saya hanya terkejut saja," sahut Jihan.Kemudian Jihan bertanya apakah keadaan Abraham benar-benar sangat baik saat dirinya pergi selama ini, dan Angga menjawab kalau pria itu baik-baik saja.Bahkan, terlihat jauh lebih bahagia sekarang ketimbang dulu, karena perusahaannya mengalami peningkatan yang luar biasa. Bahkan, pria itu bingung banyaknya proyek yang harus dikerjakan."Baguslah kalau begitu, setidaknya dia bahagia bersama dengan istrinya tanpa memikirkan kami berdua," gumam Jihan lirih."Hey! Tapi, kamu sendiri yang meminta ag
Salsa sangat terkejut, karena selama dua bulan bekerja dengan Jihan. Wanita itu sama sekali tidak pernah berkata kasar, dan sekarang membentaknya. Bahkan, Angga juga terkejut.Kemudian, datang menghampiri Jihan. Sedangkan semua tamu undangan langsung pergi dari sana. Sebab, berpikir ada masalah yang besar."Maaf Bu," ucap Salsa pelan, sambil memungut ponselnya yang sudah retak."Jihan, kenapa semarah ini? Apa yang terjadi?" tanya Angga pelan sambil menggendong Jibran.Belum sempat Jihan menjawab, Salsa pergi dari sana dengan berlari dan mengemasi semua barangnya. Sebab, dia akan berhenti bekerja, karena hatinya sangat sakit diperlakukan seperti tadi oleh Jihan."Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Angga pelan sambil memberikan air minum untuk Jihan. Agar wanita itu tenang.Jihan menceritakan semua, membuat Angga terkejut dan mengatakan kalau Jihan seharusnya bisa lebih sabar lagi. Namun, wanita itu juga tidak tahu bisa kalut dalam emosinya tadi.Pada saat itu juga Salsa membawa tas be
Salsa dan Seem langsung menoleh keluar, karena ada yang memanggil Salsa dan melihat seorang wanita yang menutupi wajah terdengar suaranya sangat familiar sekali di telinga pria itu. Namun, dia tidak yakin sebab tidak melihat wajah wanita itu."Siapa dia?" tanya Seem sambil menatap ke arah Salsa."Itulah istrinya pak Angga," jawab Salsa pelan sambil turun dari mobil.Seem hanya melihat wanita yang menutup wajah itu dari jauh. Sebab dia tidak ingin turun dan Salsa berpikiran bukan-bukan. Namun, ia sedikit mencurigai wanita itu yang diakui oleh Angga adalah istrinya.Setelah kedua wanita itu pergi dia langsung bergegas pergi dari sana. Sebab esok dia harus kembali ke kota asal. Kemudian Seem menelepon Abraham ingin bertanya apakah Angga sudah menikah atau belum. Karena seingatnya pria itu tidak pernah mengirimkan undangan pernikahan untuk perusahaan Salim Wijaya? Abraham: Ada apa Seem kamu menelpon?Seem: Anda, 'kan dekat sekali d
Seem terdiam dengan jawaban Abraham, karena ia tidak akan bertanya lagi kepada pria itu dan akan mencari kebenaran itu sendiri. Sebab, sang-Bos benar-benar sangat menyebalkan."Lagi pula untuk apa mau mengurusi hal seperti itu? Sebaiknya kita pergi saja meeting sebentar lagi akan dimulai," ujar Abraham sambil bergegas pergi dari sana.Seem mengikuti pria itu menuju ruang meeting, kemudian duduk di samping pria itu dan mulai melakukan presentasi.Setelah semuanya selesai Seem mengatakan jika dia tidak ingin pergi lagi ke kota A, saat acara meeting besar-besaran mereka diadakan empat bulan mendatang. Sebab, ia ada urusan yang lebih penting masalah pribadinya."Lagi pula siapa yang menyuruh kamu datang ke sana saat meeting besar itu? Hanya saya yang datang, sebab tidak boleh diwakilkan oleh siapa pun," jelas Abraham."Mana tahu Anda lebih mementingkan mengurus Mikhaela, ketimbang meeting dan meminta aku untuk mewakilimu," sahut Seem.
Jihan menyadari jika dia sudah salah bicara, sebab menyebut Angga dengan sebutan Abraham. Kemudian dia bergegas pergi dari sana membawa Jibran ikut dengannya dan disusul oleh pria itu.Sedangkan Salsa hanya diam dia tidak mau ikut campur dalam urusan sang majikan, karena tugasnya di sini hanyalah menjaga Jibran dan ia kembali melanjutkan aktivitasnya menghubungi saya yang tidak bisa dihubungi sejak tadi.Angga memegang tangan Jihan, kemudian wanita itu berhenti dan mereka duduk di bawah pohon rindang saling bertatapan."Kenapa harus berlari, bukankah aku tidak marah jika kamu menyebut nama Abraham karena dia itu masih suamimu?" tanya Angga lembu.t"Maaf ya Ngga, saya sudah salah menyebut nama tadi, karena yang ada dalam pikiran saya adalah tuan Abraham saat ini," terang Jihan lembut.Angga memaklumi Jihan menyebut dirinya dengan Abraham. Sebab, ia tahu wanita itu masih memikirkan sang suami yang berada jauh dengannya.Sedang
Tidak terasa hari-hari yang dijalani oleh keluarga Abraham benar-benar sangat membahagiakan. Karena, saat ini mereka sudah sampai di negara asal Mikhaela dan mereka kini tengah di perjalanan menuju rumah kediaman orang tua Mikhaela."Baru kali ini kami berada di sini Papa, ternyata tempatnya begitu indah ya. Tapi kenapa malah bu Mikhaela memilih tinggal di Indonesia?" tanya Inara dengan polos.Abraham menjelaskan jika Mikhaela diusir dari rumah karena tetap ingin menikah dengannya, dan keluarga wanita itu pergi ke negara asal mereka dan meninggalkan Mikhaela sendiri di Indonesia, hal itu juga diketahui oleh Jihan sebab orang tuanya sudah bekerja lama dengan orang tua Mikhaela sejak ia masih kecil."Sekarang kita sudah sampai jangan lupa nanti bila bertemu dengan nenek dan kakek kalian, yang sopan ya anak-anak papa," pesan Abraham kepada ketiga anaknya."Tentu saja Pa kami akan bersikap sopan k
Angga dan juga Seem langsung menatap tajam Abraham. Sebab, pria itu mengatakan mereka berdua adu domba di ranjang. Padahal, di sini ada lima remaja yang masih belum mengerti adegan dewasa yang mereka tengah bicarakan."Mas, kamu nih ngomong apa sih malu didengar anak-anak," berisik Jihan sambil mencubit lengan sang suami."Sudah kalian lupakan semua ya, ini orang-orang tua nggak ada akhlak bicara yang bukan-bukan!" tegas Abraham. Padahal, dirinya juga termasuk tetapi ia malah tidak merasa."Padahal dia juga sudah mencemari pikiran anak remaja ini. Tapi, dia tidak ingin mengaku," sindir Seem."Sudahlah tidak usah ribut-ribut lagi, sekarang kita makan malam setelah itu pulang soalnya aku lelah sekali ingin segera beristirahat. Karena, sejak tadi banyak sekali mengurus masalah," ucap Angga dengan bijak.Mereka semua langsung duduk di bangku masing-masing. Kemudian, memakan makanan yang sudah terhidang di meja makan dengan sangat lahap.Selama makan mereka hanya diam tidak ada yang berbic
Kini keluarga Abram sudah berada di kediaman mereka. Karena, Inara sudah diperbolehkan pulang karena dia tidak mengalami luka berat jadi tidak perlu dirawatnya. "Semuanya saat weekend nanti kita akan pergi ke luar negeri ya, anggap saja sekalian jalan-jalan dan bertemu dengan keluarga ibu sambung kalian," jelas Abraham."Hore, kita jalan-jalan lagi!" ucap ketiga anak Abram secara bersamaan.Mereka sangat bahagia. Karena, akan pergi ke luar negeri untuk berjalan-jalan ya walaupun sekalian ingin menghampiri semua keluarga Mikhaela, tetap mereka bahagia bisa menghabiskan waktu di sana."Mas, apa sebaiknya saya tidak usah pergi saja biar kalian yang pergi takutnya keluarga kak Mikhaela tidak menerima saya, dan menganggap saya ini adalah seorang pelakor," ujar Jihan dengan lirih.Abraham menatap sang istri. Kemudian, dia memegang tangan istrinya dengan lembut dan berkata, "Tidak akan ada orang
"Papa!" teriak Inara saat memeluk sang papa dia senang papanya datang menghampirinya, itu artinya semua urusan sama papa sudah selesai."Kamu jangan sedih ya sayang, semua sudah beres papa sudah memasukkan Zizah ke penjara yang ternyata adalah buronan di sini dulu," ucap Abraham dengan lembut.Jibran menghampiri sang papa. Kemudian, dia ingin berbicara empat mata dengan papanya dan Abraham menyetujui permintaan Putra pertamanya sehingga mereka keluar dari ruang rawat Inara."Sebaiknya uang yang diinginkan oleh tante Zizah berikan saja kepadanya, Jibran tidak masalah jika uang itu diberikan kepadanya, lagipula itu ada hak dia juga malah tidak memiliki hak apapun," ucap Jibran dengan lembut.Sebab, dia tidak ingin lagi adanya orang yang mengusik kedamaian keluarga kecil mereka seperti yang sudah-sudah. Bahkan, mereka juga akan menghampiri keluarga Mikhaela yang berada di luar negeri sebab ini menjelaskan kepergian wanita itu."Ya sudah kamu tenang saja nanti semuanya akan diurus sama pa
Abraham membawa sang anak ke rumah sakit terdekat, dan Inara sudah ditangani oleh Dokter. Sekarang gadis itu sudah pulih dari traumanya. Ya walaupun ia baik-baik saja tetap tadi trauma. Karena, kejadian itu cepat sekali berlalu."Adik manis jangan lupa minum obatnya ya, nanti setelah diberikan makan oleh suster langsung minum obatnya," ujar Dokter tampan tersebut."Baik Dok, saya akan minum obat tepat waktu," sahut Inara dengan lembut.Dokter muda tampan itu bergegas pergi dari sana, dan Jihan langsung memeluk sang anak. Karena, dia masih sangat cemas dan tidak habis pikir mengapa Zizah tega melakukan untuk kepada keluarganya sampai ingin melenyapkan sang Putri."Di mana papa, Ma? Inara ingin memeluk papa," ucap Inara dengan sangat manja."Papa tidak ada sayang, papa pergi untuk menyelesaikan kasus tante Zizah. Ya, semoga saja dia dapat pelajaran yang setimpal," sahut dengan lirih.Jihan masih berharap jika Zizah itu saudara kembarnya. Tetapi dia sudah melihat sendiri jika wanita itu
Jihan menampar pipi Zizah dengan sangat kuat. Sebab, sakit hati saat anak hampir saja dilenyapkan untung dia dan sang suami cepat datang jika mereka terlambat maka Inara akan lainnya dari dunia ini."Saya pikir kamu itu adalah saudara saya kita memiliki dara yang sama. Tapi, ternyata kamu itu musuh untuk keluarga saya, kamu hampir saja melenyapkan anak saya! kesal Jihan dengan sangat emosi.Zizah hanya diam karena semua rencananya telah terbongkar. Padahal, ia hampir saja melenyapkan Inara tadi jika dia menit saja mereka tidak datang, maka gadis cantik itu akan lenyap suaranya dan muka bumi ini maka dendamnya akan terbalas."Saya tidak menyangka kamu rela merubah wajahmu agar mirip dengan saya, hanya untuk menghancurkan keluarga saya. Sebenarnya apa keinginanmu biar saya berikan, agar kamu tidak mengusik keluarga kami lagi?!" tanya Jihan dengan sangat emosi. Bahkan, semua orang yang berada di sana langsung berkerumun menyaksikan p
Seem menolak dan mengatakan jika dia sudah kenyang. Kemudian, dia meminta agar Zizah yang memakannya. Namun. ia tidak mau karena sama sekali tidak suka membuatnya dan aman."Inara bisa temani Tante tidak untuk berkeliling di pantai ini?" ujar Zizah dengan lembut. Namun, tidak jelas dari wajahnya jika wanita itu memiliki niat yang buruk pada anak-anak Abraham."Tentu saja mau Tante, ayo kita pergi sekarang. Kak Jibran kami pergi dulu ya," ucap Inara dengan sangat gembira sambil mengedipkan sebelah mata.Sebab, itu adalah pertanda jika dia meminta bantuan kepada kedua kakaknya, dan mereka pun mengerti. Seem dan juga Jibraham serta Jibran meminta agar Angga dan juga kedua orang tua mereka datang. Karena, saatnya inilah mereka memergoki Zizah akan berbuat yang tidak-tidak kepada keluarga mereka."Di mana Inara?" tanya Jihan dengan sangat cemas saat baru saja tiba, dia berpikir jika Jibraham lah yang pergi dengan saudara k
Seem cepat-cepat keluar dari mobil. Karena, dia takut digebuki oleh Zizah. Kemudian, dia berlari mencari ketiga keponakannya tanpa disadari oleh Seem, ternyata Angga dan juga Abraham beserta Jihan ada di tempat yang sama. Namun, mobil mereka sedikit berjauhan agar tidak ketahuan. Sebab, mereka berada di sini juga."Ngapain Seem berada di dalam mobil bersama dengan Zizah, apa dia mulai lesbian," celetuk Angga sambil terus menetap sang sahabat yang berlari."Kalau ngomong tolong di filter sedikit saja!" ancaman Abraham. Sebab, dia tidak ingin Jihan berpikir yang bukan-bukan dan akan semakin stress karena ucapan Angga tadi.Karena, dia tahu di dalam hati Jihan masih berharap kalau Zizah itu benarlah seorang wanita dan dia lebih berharap lagi jika wanita itu memang saudara kembarnya."Maaf, apa sebaiknya kita langsung menjalankan rencana kita yang poin kedua?" tanya Angga yang mengalihkan pembicaraan. Sebab, dia tidak ing
Inara memberitahu kedua saudaranya kalau Zizah itu memang benar wanita, dan ia mengatakan Zizah memiliki gunung kembar seperti seorang wanita sesungguhnya. Bahkan, juga datang bulan hal itu sudah dipastikan seratus persen adalah seorang wanita."Hah, yang benar saja dia itu wanita. Tapi, kelakuannya terlihat seperti laki-laki, apa dia sudah merubah semuanya," gumam Jibran sambil terus menatap layar ponselnya yang terlihat pesan dari sang adik."Sudahlah Kak, mungkin dia memang ingin jadi laki-laki seperti itu sedikit tomboy. Ya sudahlah tidak usah dipikirkan, lagipula kita itu akan memberinya pelajaran nanti tidak peduli dia itu wanita atau laki-laki," sahut Jibraham."Kamu ini gila atau apa sih? Aku tidak pernah menyakiti wanita karena adikku seorang wanita ibuku juga seorang wanita. Jadi, jika dia wanita sesungguhnya aku tidak sanggup melukainya," jelas Jibran.Jibraham hanya menggelengkan kepala. Sebab, dia rasanya ing