Share

Hati yang Penuh Kebencian

Usai seharian penuh mengantarkan undangan, Hana pulang ke mansion dengan senyum cerah. Ia duduk di atas sofa berbahan kulit dengan sorot mata penuh kepuasan. Jemarinya yang memakai cincin berlian, menggenggam secangkir teh madu penuh kehati-hatian.

Selesai menikmati minuman hangat, perempuan paruh baya itu menuju ke kamar sang keponakan. Tanpa mengetuk pintu, ia masuk dan mendapati Karenina sedang bermain ponsel di atas tempat tidur. Kedatangannya pun disambut senyuman manis oleh Karenina. Ia tahu bahwa sang tante telah membawa kabar baik.

“Nina, Sayang.” Hana memulai dengan nada lembut namun penuh arti. “Aku sudah mengirimkan undangan pertunangan Reval kepada Kaisar.”

Karenina segera meletakkan ponselnya dan mengangkat kepala. Ia sangat penasaran dengan kelanjutan kisah yang akan disampaikan oleh Hana.

“Kaisar?” ulangnya, memastikan. “Tante menemuinya di kantor?”

Hana mengangguk, bibirnya membentuk senyum tipis yang mengandung banyak arti.

“Iya, aku ingin mencelikkan kedua matanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status