Home / CEO / Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita / Aku Tetap akan Mencarinya!

Share

Aku Tetap akan Mencarinya!

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2024-07-12 01:55:22
Di kampung, Gayatri juga sudah diizinkan meninggalkan rumah sakit. Dengan bantuan Willy, perempuan tua itu dibawa pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan, Gayatri masih cemas memikirkan Almeera. Entah mengapa firasatnya mengatakan bahwa pernikahan dadakan yang dilakukan sang cucu bukanlah pernikahan biasa. Apalagi, suami Almeera ini sepertinya orang yang kaya dan berkuasa.

Ketika mobil yang membawanya sudah tiba di pekarangan, Gayatri melihat Mirza berdiri di depan teras rumahnya. Setengah berlari, Mirza pun bergegas menghampiri Gayatri. Lelaki muda itu nampak terkejut melihat Gayatri dikawal oleh tiga orang pria bertubuh tinggi.

“Nenek ke mana saja? Dari pagi tadi saya kemari, tapi tidak ada orang. Saya khawatir Nenek dicelakai oleh Pak Kasman atau Harsono,” ujar Mirza dengan raut penuh kerisauan.

“Nenek baru keluar dari rumah sakit, Mirza,” jawab Gayatri.

“Nenek sakit apa? Kemarin waktu saya pulang, Nenek masih baik-baik saja.” Mirza kemudian memandang Willy dan anak buahnya deng
Risca Amelia

Yuk, dukung author dengan memberikan gems dan komen sebanyak mungkin setelah membaca. Terima kasih.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Dijebak

    Nada suara Hana yang penuh intimidasi, membuat Rifki menunduk ketakutan. Melihat hal itu, Almeera segera memegang bahu sang adik. Ia merasa perlu meluruskan kesalahpahaman ini agar Hana tidak berprasangka buruk. “Saya sudah mendapat izin dari Opa Barata dan Tuan Kaisar untuk membawa adik saya.”“Aku tidak bertanya siapa yang memberimu izin. Hanya saja, seharusnya kamu tahu diri sedikit. Apalagi, adikmu ini bisa menularkan virus dan bakteri di mansion,” sarkas Hana. “Adik saya sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, Nyonya. Dan saya berjanji dia tidak akan sering keluar dari kamar,” kata Almeera. Gadis itu lantas meminta Rifki agar memperkenalkan dirinya kepada Hana dengan sopan. Sama seperti yang dilakukan sang adik terhadap Bi Yuli. Namun saat Rifki maju beberapa langkah, Hana langsung bergerak menjauh.“Mundur, jaga jarak dariku,” usir Hana. Perempuan paruh baya itu beralih menatap Almeera dengan gusar.“Cepat bawa adikmu ke kamar! Jangan sampai dia bertemu atau berpapasan denganku,

    Last Updated : 2024-07-13
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Fitnah yang Keji

    Usai menebarkan kebohongan, Reni menutup pintu kamar Rifki lalu turun ke bawah. Dengan mengendap-endap, perempuan itu berjalan seperti seorang penguntit. Ia ingin memantau apakah Rifki benar-benar mematuhi apa yang dia katakan. Sementara itu, Rifki menelusuri lantai satu sesuai dengan arahan dari Reni. Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya mencoba untuk bertanya. Hanya saja, bocah kecil itu tak mau menghiraukan. Rifki hanya fokus pada tujuan utamanya, yaitu masuk ke kamar dengan pintu yang berwarna putih keemasan. Dalam hitungan menit, Rifki sudah menemukan kamar yang dimaksud Reni. Sedikit ragu-ragu, bocah itu lantas memutar tuas pintu. Kebetulan ada seorang pelayan muda yang melihat Rifki berdiri sendirian. Ia hendak memberi teguran kepada Rifki, tetapi Reni dengan cepat mencegahnya. “Mau apa kamu, Sur?” tanya Reni menghadang langkah temannya. “Itu adiknya Nyonya Almeera, kan? Dia mau masuk ke kamar Nyonya Besar. Kita harus mencegahnya, Ren.”“Jangan, mungkin dia memang dis

    Last Updated : 2024-07-13
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Terusir dari Mansion

    Tanpa menjawab terlebih dulu, Hana merebut cincin bermata biru itu dari tangan sang pelayan. Ia menyematkan cincin tersebut di jari manisnya dengan sorot mata dingin. Kemudian, perempuan paruh baya itu berdiri di tengah kamar, menunjukkan bahwa ia telah siap menjatuhkan hukuman yang berat kepada Rifki.Melihat situasi genting itu, Bi Yuli diam-diam mencari celah agar bisa keluar. Ia merasa iba akan nasib Rifki yang menjadi sasaran tuduhan Hana. Secepat mungkin, ia harus memberitahu Almeera bahwa adiknya sedang dalam masalah besar. Ketika Bi Yuli hendak turun, ia berpapasan dengan Almeera di tengah tangga. “Bi, kenapa di bawah sepi sekali? Ke mana para pelayan yang lain?” tanya Almeera merasa heran. “Mereka semua ada di kamar Rifki, termasuk Nyonya Besar. Anda harus menolong Rifki, Nyonya,” tukas Bi Yuli. DEG!Jantung Almeera serasa berhenti detik itu juga. Tak ayal, firasat buruk langsung menyergap hatinya. Ia sangat yakin bila Hana sudah mengetahui bahwa Rifki sempat masuk ke kama

    Last Updated : 2024-07-14
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Suami yang Melindungiku

    Ketika Almeera selesai berkemas, terdengar suara ketukan di pintu. Bi Yuli bergegas masuk ke kamar dengan wajah penuh kekhawatiran. Pandangannya langsung tertuju ke tas besar yang sedang dibawa oleh Almeera. “Nyonya Almeera mau pergi?” tanya Bi Yuli sambil mendekati Almeera. “Bukankah Nyonya harus izin dulu pada Tuan Muda?”Almeera berhenti sejenak, menatap Bi Yuli dengan netra yang penuh air mata. “Saya tidak punya pilihan, Bi. Demi Rifki, saya harus pergi sekarang. Kalau tidak, Nyonya Hana akan memanggil polisi untuk menangkap adik saya.”Bi Yuli mencoba menahan Almeera, memegang tangannya dengan erat. “Nyonya adalah istri dari Tuan Muda dan cucu menantu dari Tuan Besar. Mereka pasti akan marah jika Nyonya pergi tanpa pamit. Nyonya harus bertahan, setidaknya sampai Tuan Muda pulang dari kantor.”Meski ditahan oleh Bi Yuli, Almeera tidak bergeming. Gadis itu justru menarik tangannya dari genggaman sang kepala pelayan, dan mengajak Rifki keluar dari kamar. “Maafkan saya, Bi. Nyonya

    Last Updated : 2024-07-14
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Ubah Penampilanmu

    Dengan perasaan yang masih campur aduk, Almeera mengajak Rifki menaiki tangga. Diam-diam, gadis itu merasa kagum terhadap ketegasan Kaisar dalam menghadapi situasi yang rumit ini. Meski terlihat keras, ia tahu bahwa Kaisar sebenarnya bertindak sebagai suami yang melindungi dirinya. “Mbak, apa pria yang menolong kita tadi Tuan Kaisar? Aku pernah melihatnya di rumah sakit,” tanya Rifki saat mereka sudah masuk ke kamar.“Iya, Dek, dia Tuan Kaisar.”“Aku mau punya kakak laki-laki yang baik dan ganteng seperti Tuan Kaisar.”Almeera tidak sempat menjawab, karena pintu kamarnya dibuka dari luar. Dan tak lama kemudian, muncul Kaisar dan Bi Yuli di depan pintu. Buru-buru, Almeera menempelkan telunjuk ke bibir supaya sang adik tidak berbicara sembarangan. Kaisar pun menaikkan alis melihat tingkah kakak beradik itu yang seperti terkejut melihat kedatangannya. “Bi Yuli, tolong keluarkan baju-baju Rifki dari koper dan temani dia sampai tidur,” titah Kaisar lantas menoleh ke arah Bi Yuli. Kepal

    Last Updated : 2024-07-15
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Manusia Bermuka Dua

    Rasanya bagai bermimpi tatkala Almeera menerima black card dari Kaisar. Bagaimana tidak. Kartu tersebut adalah alat pembayaran yang hanya dimiliki oleh para konglomerat. Namun, Kaisar malah memberikan benda berharga itu kepada dirinya, yang hanya berstatus sebagai istri kontrak.Sebenarnya Almeera ingin bertanya lebih lanjut, tetapi ponsel Kaisar tiba-tiba berdering. Melihat nama Akbar yang tertera di layar, tanpa ragu Kaisar mengangkat telepon dari asistennya itu.“Halo, Akbar,” tanya Kaisar dengan nada formal.“Tuan Kaisar, investor kita dari London sudah tiba di bandara. Mereka akan berkunjung ke kantor sekitar jam sebelas siang,” kata Akbar.Kaisar mengerutkan alisnya. “Tolong sambut mereka dulu. Aku akan ke kantor setelah menemui Rico.”“Baik, Tuan Kaisar,” jawab Akbar sebelum panggilan itu berakhir. Sesudah memasukkan ponselnya ke saku jas, Kaisar menoleh ke arah Almeera yang masih berdiri sambil memegang black card pemberiannya.“Aku harus pergi sekarang,” katanya sembari meng

    Last Updated : 2024-07-15
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Merasa Bersalah

    Karena Rifki sedang tidur siang, Almeera memutuskan untuk menjenguk Karenina. Sepulang dari vila, ia memang ingin melihat kondisi Karenina. Hanya saja berbagai persoalan yang mendera, membuatnya belum sempat melakukan hal itu.Dengan membawa handuk kecil dan semangkuk air hangat, gadis itu masuk ke kamar istri pertama Kaisar. Suara langkah kakinya yang lembut hampir tidak terdengar di lantai berkarpet tebal. Kamar Karenina selalu tenang, hanya ada suara lembut alat medis yang memantau kondisi wanita yang masih koma itu. “Suster, apa boleh saya mengelap tangan dan kaki Nyonya Karenina dengan air hangat?” tanya Almeera kepada perawat yang menjaga Karenina.“Boleh, Nyonya, silakan.” Tanpa diminta, perawat tersebut meninggalkan Almeera supaya lebih leluasa berbicara dengan Karenina. Almeera pun meletakkan mangkuk yang ia bawa di atas nakas, lalu duduk di kursi samping ranjang.Dengan hati-hati, gadis itu mulai membasuh telapak tangan dan kaki Karenina, gerakannya lembut dan penuh kasih

    Last Updated : 2024-07-16
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Tersadar dari Tidur Panjang

    Usai sang dokter menyanggupi permintaannya, Hana segera memutus sambungan telepon. Matanya yang jeli dan tajam menangkap keberadaan Almeera yang berdiri di dekat pintu. Tak ayal, amarahnya yang belum padam kembali muncul ke permukaaan. “Kenapa kamu masih berdiri di situ, hah? Pergi dari sini!” perintah Hana dengan berang. Tak ingin memperpanjang masalah, Almeera bergegas meninggalkan kamar Karenina. Air matanya mengalir deras saat menaiki anak tangga ke lantai dua. Di satu sisi, ia sangat mencemaskan kondisi Karenina, tetapi di sisi lain ia juga tak mau membuat Hana semakin murka. Kini, hanya kamar sang adik yang bisa menjadi tempat persembunyian Almeera. Setibanya di kamar Rifki, Almeera pun terduduk di tepi ranjang. Gadis itu langsung terisak sembari menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Rongga dadanya terasa sesak, mengingat semua tuduhan yang dilemparkan oleh Hana.Rifki, yang mendengar suara isakan kakaknya, segera mendekat. “Mbak Meera, ada apa?” tanya Rifki dengan suara p

    Last Updated : 2024-07-16

Latest chapter

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pulang Kampung

    Almeera merasa senang melihat Kaisar kini tampak akrab dengan Rifki. Hubungan antara suaminya dan adiknya yang selama ini kaku mulai mencair. Kaisar bahkan melontarkan beberapa lelucon yang membuat Rifki tertawa. Almeera tahu betapa pentingnya momen ini bagi Rifki, yang dulu sering merasa takut terhadap Kaisar. Setelah barang-barang selesai dimuat ke dalam mobil, mereka bertiga berpamitan kepada kepala asrama dan kepala sekolah Rifki. Kepala sekolah Rifki, seorang wanita berumur dengan rambut yang sudah memutih, sempat berbincang singkat dengan Kaisar, yang dengan ramah menjawab pertanyaan dan memberi penghormatan. Almeera melihat Kaisar tidak hanya bersikap sopan, tetapi juga menunjukkan ketulusan. Seolah Kaisar ingin memperlihatkan bahwa ia tidak hanya peduli pada Almeera, tapi juga pada Rifki, yang telah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.Usai berpamitan, mereka bertiga pun naik ke mobil, siap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Almeera. Sepanjang perjalanan, Rifki t

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Babak Baru

    Ponsel nyaris terjatuh dari genggaman Almeera. Tubuhnya menegang, dan ia menahan napas, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “A-apa maksudmu, Hubby?” bisiknya, berusaha mengatasi keterkejutannya.“Nina meninggal, Sayang. Dia pergi begitu mendadak,” suara Kaisar terdengar parau dan penuh kesedihan. Almeera menelan ludah, perasaannya berkecamuk, antara terkejut, tak percaya, dan juga rasa iba yang mendalam untuk Kaisar. Karenina, meskipun telah banyak menyakiti dan penuh tipu daya, tetaplah seseorang yang pernah menjadi pasangan hidup Kaisar. Almeera mencoba menenangkan diri, tetapi air mata mulai menggenang di sudut matanya.“Sabar ya, Hubby. Aku akan segera menyusulmu ke Bogor,” jawabnya pelan, suaranya bergetar menahan emosi.“Tidak perlu, Meera. Kami akan membawa Nina pulang ke Jakarta untuk dimakamkan. Kamu tunggu saja di mansion bersama Opa Barata.”Setelah menutup telepon, Almeera berdiri di sana, menatap kosong ke lantai kamar rumah sakit. Hatinya terasa berat,

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Duka dan Luka

    Raut wajah Kaisar berubah kaku, rahangnya mengeras mendengar pengakuan dari Karenina. Hana yang berada di dekatnya pun menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbuka lebar tak percaya. Mereka terdiam, tersentak oleh kenyataan mengejutkan yang terungkap pada detik-detik terakhir ini.Dengan suara bergetar dan pandangan yang samar, Karenina berbisik, "Maafkan aku, Kaisar… Maafkan aku… Aku hanya ingin… meninggal dalam status sebagai istrimu."Kaisar terdiam, matanya memancarkan kegetiran yang dalam. Karenina memandangnya untuk terakhir kali dengan tatapan sendu, lalu menutup matanya perlahan.Kepala Karenina terkulai, dan tangan yang semula menggenggam tangan Kaisar pun perlahan terlepas. Semua terasa berhenti, seakan waktu tak lagi bergerak untuk sesaat.Dokter yang sudah berada di samping tempat tidur Karenina, segera memeriksa detak jantungnya. Dengan cepat, ia memerintahkan Kaisar, Hana, dan Akbar keluar dari kamar rawat untuk membe

DMCA.com Protection Status