Share

5. Ciuman Pertama

Penulis: Caramelly
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Erica mengangkat tangan hendak menampar wajahnya sendiri, tetapi langsung ditahan oleh Leonel. Sontak Erica menatap tajam kepada Leonel.

“Ini bukan mimpi? Aku benar-benar akan menikahi customer killer?!” gumamnya.

Sebuah senyuman manis tampak pada wajah tampan Leonel. Namun, bagi Erica senyuman itu sangat mengerikan. Bagaimana tidak, bisa-bisanya lelaki yang dinikahinya adalah pria arogan seperti Leonel. Ini lebih dari sekadar mimpi buruk.

“Ayo, kita selesaikan prosesi pernikahan kita,” ucap Leonel.

“Anda tahu ini saya?” tanya Erica.

Namun, Leonel tidak menyahut, sebelum Erica berpikir panjang, tangan Leonel sudah membawanya ke altar dan dihadapkan pada pendeta. 

Keduanya mengucap janji suci pernikahan, meskipun Erica sempat tidak fokus karena masih terkejut mengetahui lelaki yang dinikahinya adalah Leonel.

Leonel memasangkan cincin dijari Erica yang kini sudah menjadi istrinya, begitu juga dengan Erica memasangkan cincin di jari Leonel.

Setelah itu, Leonel mengangkat veil yang selama ini menutupi wajah Erica. Wajah cantik itu terekspos dengan sempurna. Leonel menatapnya lembut, mata keduanya saling bertatapan.

Leonel mendekatkan wajahnya, Erica melotot.

“Pak, apa yang aka—”

Sebelum kalimat itu keluar sepenuhnya. Leonel sudah lebih dulu membungkam bibir Erica dengan bibirnya, sontak membuat mata Erica melotot.

‘Kami berciuman? Dia telah merebut ciuman pertamaku!’

Leonel melepaskan ciuman itu, dan menatap Erica tanpa rasa bersalah. Sorak dan tepuk tangan masih terdengar dari kedua keluarga.

Leonel kembali mendekatkan wajahnya kepada Erica, membuat jantung Erica kembali berdebar.

“Tersenyumlah, saya akan menjelaskannya nanti.”

Erica refleks mengangguk. Ia melihat jemari tangannya tersemat cincin pernikahan.

Ia melihat senyuman bahagia orang sekitarnya. Namun, tidak dengan Erica yang merasa dijual kepada seorang Leonel yang tidak lain adalah customer killer yang selama ini dilayaninya.

‘Dari banyaknya pria di dunia ini, kenapa keluargaku harus berhutang kepada pria ini? Kenapa dunia begitu sempit!’

Erica melihat tangannya digenggam oleh Leonel. Karena tidak terbiasa, Erica berusaha melepaskan diri, tetapi Leonel malah semakin menggenggamnya erat.

Hari itu, Erica mendapatkan banyak ucapan selamat dari keluarga dan juga Thomas.

Leonel berbisik pelan kepada Erica.

“Keluarga saya sedang memperhatikan kita. Tersenyum, jika tidak —”

Leonel menatap Erica dengan sorot tajam. Erica meneguk saliva nya. Erica terpaksa mengulas senyum manis di hadapan keluarga Leonel.

Namun, Erica merasa tatapan mereka membuat Erica seperti terintimidasi, belum lagi sikap bibinya yang tidak tahu malu!

“Leo, Mama ingin berbicara denganmu,” panggil salah seorang lelaki yang tidak lain adalah kakak lelakinya.

Leonel menatap Erica.”Saya akan mengenalkan kamu kepada ibu saya,” ucap Leonel menarik tangan Erica ke arah sana.

Kakak perempuannya memberikan ponsel kepada Leonel. Sejak tadi, ibu dan ayahnya menyaksikan pernikahan mereka secara virtual di rumah sakit.

“Ma, bagaimana kabar Mama?” tanya Leonel dengan suara lembut.

Erica terkejut, dan untuk pertama kalinya dia mendengar Leonel berbicara lembut kepada orang tuanya. Erica sedikit gugup di hadapan dengan orang tua dari suaminya, karena terlalu mendadak bagi Erica.

‘Ternyata mamanya sedang sakit! Apa dia juga terpaksa menikahiku?’ tanya Erica dalam hati seraya menatap Leonel.

“Baik. Mama senang, akhirnya kamu menikah. Jadi, ini menantu Mama, cantik sekali.”

Erica tersenyum lebar.

“Terima kasih, Ma. Tapi, Mama jauh lebih cantik,” kata Erica.

“Erica, Mama ingin bertemu denganmu secara langsung. Nanti, setelah honeymoon sering-sering jenguk Mama, ya,” tuturnya.

“Honeymoon?” gumam Erica seraya menatap Leonel terkejut.

“Ma, nanti Leo telepon lagi, ya.”

Leonel menatap Erica dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Lucio menghampiri Erica dengan wajah sedih.

“Kakak,” kata Erica.

Leonel yang saat ini sedang mengobrol dengan paman Erica menoleh ke arah Erica yang saat ini sedang duduk di sebelah adiknya.

“Kenapa kamu sedih seperti ini?”

“Kakak, gara-gara permintaan Bibi dan Paman, Kakak jadi menikahi lelaki tidak dikenal.”

Erica menghela napas seraya memegangi kedua tangan adiknya.

“Mungkin ini sudah jadi takdir Kakak. Kamu tidak perlu sedih, ya. Kakak pasti bisa melewati  ini semua.”

Erica memeluk adik lelakinya. Sebenarnya dia sangat sedih, bagaimanapun separuh dunia telah berubah dan tidak lagi sama.

***

Di sebuah kamar hotel, Erica sedang duduk masih menggunakan gaun pengantin. Dia duduk di sofa, dan tidak tahu harus melakukan apa setelah ini. Dia masih tidak percaya kalau statusnya sudah berubah menjadi seorang istri.

Suara langkah kaki terdengar, Leonel baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu keluar menggunakan handuk piyama menatapnya dingin.

“Besok pagi kita harus mengejar pesawat. Jangan naik ke atas tempat tidur sebelum badanmu bersih,” kata Leonel yang kini pergi berpakaian.

“Baik Pak,” jawabnya dengan suara pelan.

Erica pun menyeret tubuhnya untuk melepaskan gaun pernikahan. Dia pun mandi, dan mengunci pintu kamar mandi. Lalu dia berdiri di depan kaca wastafel.

“Duh, kok aku takut!” ucapnya gelisah.

Bagaimanapun ini adalah malam pertama, dan dia tanpa persiapan sama sekali. Erica juga masih terbayang, karena tadi Leonel menciumnya. Membayangkan itu semua membuat Erica malu! Dan membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

Setelah 30 menit berlalu, dia keluar dan mencari pakaian ganti. Namun, dia tidak menemukannya sama sekali. Yang dia temukan hanyalah satu set lingerie berwarna putih transparan. Dengan pengait dibagian depannya, lingerie ini terlalu mengekspos tubuhnya.

“Duh, bagaimana ini, masa aku pakai ini, sih?!”

Erica masih tidak keluar dari ruangan ganti, Leonel yang berada di atas tempat tidur kini sedang bersandar pada tumpukkan bantal seraya menatap tab.

“Sudah 30 menit, tapi dia belum keluar juga,” gumam Leonel memutar kepalanya ke arah ruangan ganti.

Saat Leonel hendak turun untuk memeriksa Erica, dia melihat Erica keluar masih menggunakan handuk kimono. Dia berjalan dengan langkah menunduk, dan kedua tangan yang dikunci mendekat ke arah tempat tidur.

Sepasang mata dingin kini tengah memperhatikannya. Erica menaikkan pandangannya menatap Leonel dengan perasaan takut dan canggung.

“Kenapa kamu masih memakai handuk?” tegur Leonel dengan suara dingin.

“Aku tidak menemukan pakaianku, dan hanya menemukan baju tidur transparan! Aku tidak mau memakainya,” jawabnya dengan tegas.

Leonel terdiam, dia teringat kakak perempuannya yang mengatakan sudah mempersiapkan keperluan istrinya dengan baik. Alih-alih menjawab, Leonel malah pergi.

Leonel kembali dan menyodorkan pakaiannya kepada Erica tanpa berbicara.

“Terima kasih,” kata Erica yang saat itu juga meraih pakaian itu dari tangan suaminya.

Erica kembali ke ruangan ganti dan memakai kemeja putih milik Leonel. Harum, dan pakaian itu tenggelam di tubuhnya.

“Besar sekali, tapi ini lebih baik dari baju tidur tadi,” gumamnya.

Erica tersenyum, meskipun Leonel terlihat dingin padanya. Dia merasa kalau Leonel sedikit baik.

Erica kembali ke dalam kamar, dan melihat Leonel sudah tertidur dengan posisi tubuh membelakanginya.

“Apa dia sudah tidur?” gumam Erica, melihat lampu sudah berubah menjadi redup.

Dengan jantung berdebar, Erica mendekat ke arah tempat tidur. Dia merasa masih ragu untuk berbagi tempat tidur dengan orang asing, yang merupakan lawan jenisnya. Jujur saja dia takut.

Dengan hati-hati Erica naik ke atas tempat tidur dan takut membangunkan Leonel. Dia pun masuk ke dalam selimut yang sama, meski dibatasi oleh guling. Erica merasa, saat ini punggungnya bersentuhan dengan punggung suaminya dan rasanya sedikit merinding.

‘Tenang Erica, kamu bisa melewati malam ini. Jika dia tiba-tiba melakukan hal aneh-aneh, seperti tadi, kamu tinggal menendangnya saja!’

Erica meringkuk seraya meremas selimut dan terus menariknya hingga Leonel hampir tidak kebagian selimut.

Jantungnya berdebar sangat kencang. Ia tidak mengerti, padahal dia baru saja mandi. Namun, keringat bercucuran. Ia juga merasa kepanasan, dan semakin gelisah karena tidak bisa tidur. Bayangan tadi berciuman membuat Erica semakin tidak bisa tidur.

Leonel merasakan kegelisahan pada diri istri kecilnya itu, dia menoleh ke belakang. Melihat Erica sudah menguasai selimut itu.

“Apa kamu tidak kepanasan?” tanya Leonel.

Kalimat ‘panas’ itu semakin membuat jantungnya berdebar. Dia merasa itu adalah sebuah alarm ketika seorang suami, ingin dilayani. Erica semakin merinding dibuatnya.

“T— tidak kok, saya malah kedinginan,” jawabnya pelan.

Leonel menurunkan suhu ac. Lalu, dia mematikan lampu, dan menarik paksa selimut itu. Erica melotot dan langsung bangun seraya berteriak.”Jangan matikan!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sei Sei
ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   6.Pengkhianat Harus Dihukum!

    Leonel kembali menyalakan lampu dan menatap Erica yang kini terduduk menatapnya dengan keringat bercucuran. Mata mereka bertemu, lalu Erica langsung buru-buru masuk ke dalam selimut dengan posisi membelakangi suaminya. “Kamu takut gelap, apa kamu yakin tidak kepanasan?” tanya Leonel. “Ya!” jawab Erica singkat. Leonel menatap punggung istrinya. Dia menaikkan sebelah alisnya seraya menghembuskan udara ke atas keningnya. ‘Sepertinya yang dia takutkan bukan gelap, tapi aku!’ Sebenarnya Leonel juga merasa canggung berbaring di ranjang yang sama dengan orang asing, karena selama ini dia selalu tidur sendirian. Keduanya juga masih tidak percaya akan menikah secepat ini. Namun, semua ia lakukan untuk membuat ibunya bahagia dan tidak lagi berada dalam kekhawatiran. Mengingat dia sudah mau memasuki kepala empat. Leonel kembali berbaring seraya menatap langit-langit kamar hotel, sebelum akhirnya dia tertidur dengan posisi tubuh yang sama-sama membelakangi. Erica membuka matanya, keri

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   7. Melihat Tubuh Pria

    “Sepakat,” jawab Erica. Mereka berdua akhirnya saling menandatangani perjanjian pernikahan yang memang menguntungkan Erica. “Ingat ini jangan ganggu kedamaian saya.Karena saya datang ke sini bukan untuk bulan madu, tapi untuk bekerja.” Erica tercengang.”Bekerja? Lalu kenapa Anda membawa saya bersama Anda?” Jika Leonel tidak membawa Erica, Eleanor pasti akan mengomelinya karena meninggalkan istrinya. Leonel memilih untuk tidak menyahutinya. “Jika kamu mau jalan-jalan, kamu bisa pergi sendiri. Kamu juga bisa berbelanja sesukamu,”kata Leonel mengeluarkan sebuah kartu. Erica terbelalak terkejut melihat kartu di depannya. “Ini—” “Untukmu. Sekarang kamu adalah istri saya, maka semua kebiasaan burukmu harus diubah. Disiplin waktu,” kata Leonel. “Baik, Pak, saya mengerti.” “Satu lagi berhenti saya memanggil Bapak.” “Loh, Bapakkan memang lebih dewasa dari saya. Jadi. sepertinya sapaan Bapak cukup umum.” “Dari pada saya panggil om tuwir!” gumam Erica pelan dengan mata yang menat

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   8. Apa Sakit?

    “Belum, Pak, terima kasih untuk makan malamnya.” “Bagaimana dengan perutmu?” tanya Leonel dengan suara pelan. “Sudah membaik. Sekali lagi terima kasih,” kata Erica. Leonel pun memutar tubuhnya menghadap Erica. “Berbalik, saya tidak sedang berbicara dengan tembok.” Dengan jantung berdebar, akhirnya Erica memberanikan diri menoleh dan melihat sepasang mata lembut yang kini sedang menatapnya. Entah mengapa Erica merasa kalau Leonel yang berada di atas tempat tidur adalah lelaki yang hangat. “Apa kalian dua saudara?” tanya Leonel. “Ya, hanya Lucio yang saya miliki saat ini.” Leonel memejamkan matanya. “Besok aku akan pergi bertemu rekan bisnis sebentar. Setelah itu aku akan mengajakmu jalan-jalan.” “Benarkah?” tanya Erica. Leonel tidak menyahut. Erica tersenyum, dia menatap wajah tampan suaminya. ‘Saat tidur pun masih terlihat tampan.’ Erica memejamkan matanya dan tertidur begitu saja. *** Entah sudah berapa lama mereka tertidur. Erica merasa tubuhnya hangat,

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   9. Ciuman

    Erica tertegun, melihat Leonel mengulurkan tangannya. Namun, sebelum Erica menjawab, Leonel sudah lebih dulu meraih tangannya. Erica merasa ada sedikit kehangatan di dalam hati kecilnya. Dia merasa diperhatikan, dan dijaga. Setelah membeli tiket, mereka masuk ke area kuil. Keduanya berjalan-jalan dengan santai, dan berhenti di sebuah kuil di tengah-tengah danau. “Indah sekali. Apa benar kuilnya terbuat dari emas murni?” tanya Erica. “Ya,” jawab Leonel kembali melangkah. “Eh, Pak, tunggu. Kita foto bersama dulu,” ajak Erica. “Saya tidak suka berfoto,”jawab Leonel. Erica yang mendengar itu tercengang. Namun, dia tidak tinggal diam saja dia memotret keindahan tempat itu. Dan dengan paksa, dia menarik Leonel. “Pak, ayo, nanti Mama Bapak tanya, loh.” Leonel terdiam dan menatap Erica, dia berpikir kalau ucapan Erica memang ada benarnya juga. Akhirnya Leonel mau berfoto bersama. Namun, tatapannya sangat dingin dalam potret itu. “Pak, senyum dikit, kek. Jangan kaya es batu begitu.”

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   10. Pelukan Hangat

    Leonel melirik ke arah istrinya. Sebelum Kenzo bereaksi, suara Tiara sudah lebih dulu terdengar menyapa Leonel yang merupakan pamannya.“Paman, aku senang sekali Paman bisa datang ke perayaan pertunangan kami,” kata Tiara tersenyum, lalu menatap Erica dengan tatapan lekat, kemudian kembali tersenyum.“Ah, ini Bibi kecilku.”“Kenzo, perkenalkan ini Bibi kecil dan Pamanku,” kata Tiara.Dengan mata merah, dia mengulurkan tangannya kepada Leonel dan juga Erica yang saat ini berusaha profesional.Tiara meraih tangan Erica, hal itu membuat Erica sedikit terkejut.“Sepertinya kita seumuran. Paman sangat keren. Bibi kecil, Paman maaf karena kemarin aku masih di luar negeri. Jadi, tidak sempat datang ke acara pernikahan kalian.”Erica terlihat tidak nyaman, dia ingin sekali segera meninggalkan tempat ini. Leonel merasakan kegelisahan Erica saat ini.“Istriku, apa kamu baik-baik saja?” tanya Leonel.Kalimat istri membuat Erica terperangah sejenak. Lalu, manik matanya bertemu dengan mata Kenzo y

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   11. Sakit!

    Meskipun jantungnya berdebar, dan sedikit takut. Namun, keduanya saling membalas ciuman dengan hangat. Leonel melepaskan ciuman itu, menatap wajah Erica dan mengelus wajahnya. Kali ini tatapannya terasa lembut. “Erica,” panggil Leonel. Erica membuka mata dengan katup bibir yang terangkat, menatap Leonel dengan wajah semu merah. “Ya.” “Apa kamu masih mencintai mantanmu?” tanya Leonel, sekilas sorot matanya terlihat dingin. Erica menurunkan pandangannya.”Tidak.” Leonel meraih dagu istrinya, sehingga wajahnya menengadah menatap Leonel. “Aku tanya sekali lagi, apa kamu masih menyukai lelaki itu?” “Tidak! Aku bukan wanita bodoh yang masih mau mencintai bajingan seperti dia.”Mata Erica kembali memerah, sementara mata Leonel semakin tajam.”Dia lebih memilih keponakanmu daripada aku. Aku sangat membencinya!” Mata mereka saling menatap dengan begitu lekat. “Saya pria dewasa, bukan anak seumuran kalian. Jadi, pengalaman percintaan seperti ini sudah saya lalui. Saya peringatkan kamu, j

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   12.Om-om Genit!

    Erica yang mendengar suara suaminya terkejut dan langsung melotot. Erica dapat merasakan hangat napas suaminya, hal itu membuat Erica semakin berdebar.“Saya ingin mandi, saya harus pergi ngampus.”“Kamu masih masa cuti, hari ini jadwal kita adalah menemui orang tua saya. Setelah itu pulang ke rumah,” jawab Leonel.Erica memutar tubuhnya menghadap Leonel.“Maksudmu, kita akan pergi ke rumah sakit?” tanya Erica.Jemari tangan Leonel perlahan mengelus wajah Erica, manik mata Erica melirik kepada tangan hangat yang kini masih mengelus wajahnya.“Ya, ingat. Jangan sampai kamu membahas perihal kontrak pernikahan. Hari ini kamu harus menjadi istri yang mencintai suaminya, jika sampai kamu melakukan kesalahan, saya akan menghukummu!” kata Leonel dengan tatapan yang berubah menjadi dingin, dan kalimatnya terdengar mengancam.“Lalu, bagaimana dengan kuliahku?”“Setelah semua urusan resmi kita selesai, kamu sudah boleh ngampus. Dan ingat, rahasiakan pernikahan kita dari teman-temanmu.”Erica t

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   13. Sedang Berbohong

    Wajah Erica seketika berubah menjadi merah. Namun, tidak dengan Leonel yang sama sekali tenang seperti biasanya.“Istriku, sudahlah jangan menggoda mereka. Leo dan menantu kita pasti lelah, sejak kemarin mereka tidak ada istirahat. Biarkan mereka pergi, kamu juga harus istirahat.”Eleanor tersenyum kepada suaminya seraya memegangi tangannya.“Kali ini aku akan mendengarkanmu.”“Ma, kami akan pulang ke rumah dulu,” kata Leonel.“Hati-hati,” kata Eleanor.Erica membungkuk kepada mertuanya, mereka berdua meninggalkan rumah sakit. Eleanor tersenyum lebar dan menurunkan pandangannya.“Sekarang aku bisa bernapas lega putra kecilku sudah menikah. Aku harap dia bisa melupakan masa lalunya yang pahit. Erica ini, meskipun dia terlahir dari keluarga biasa, tapi aku yakin dia pilihan terbaik untuk menjadi istri Leo.”“Aku juga berpikir begitu. Semoga dia tidak mengecewakan kita di masa depan.”Leonel saat melepaskan genggaman tangannya, dia menghela napas. Keduanya masuk kembali ke dalam mobil ya

Bab terbaru

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Menjadi Protektif

    Tiara terbelalak mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Leonel akan bersikap keras terhadapnya. Hingga membentaknya di hadapan Kenzo, saat itu juga Tiara tidak bisa menyembunyikan air matanya. Dia menangis di hadapan Kenzo.“Sejak menikahi Erica, Paman sudah banyak berubah. Bahkan sekarang membentakku hanya untuk orang asing seperti dia. Jangan-jangan anak yang dikandung Erica bukan anak Paman, tapi anak dia!” tuduh Tiara kepada Kenzo.Kenzo terkejut mendengarnya.”Kau! … Tiara, aku memang masih mencintai Erica, tetapi tuduhanmu terhadapku sangat keterlaluan.”Leonel mengepal tangannya. Darahnya mendidih, jika saja bukan keponakannya. Mungkin Tiara sudah mendapatkan tamparan dari Leonel.“Tiara, saya peringatkan padamu sekali lagi. Jangan membuat masalah dengan Erica, kedua jangan membuat ulah yang merugikan Erica, ketiga Erica bukan orang asing, dia istri saya. Keluarga saya, ibu anak saya. Saya lebih tahu anak siapa yang dikandung Erica, karena saya yang menghamilinya!” dengus Leon

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Kamu Harus Menghormatinya

    Leonel terkejut mendengarnya. Melihat reaksi suaminya Erica tertawa, perlahan kedua tangannya menyentuh kedua pipi Leonel.“Leonel, aku bercanda. Aku mencintaimu!” ucap Erica dengan wajah tersenyum.Tanpa sebuah kalimat Leonel langsung mencium bibir Erica dengan sangat lembut dan penuh kehangatan. Tidak ada sebuah kalimat yang bisa menggambarkan kebahagiaan Leonel saat ini. Kalimat pun tidak cukup, kalimat yang begitu sederhana, tetapi membuatnya sangat bahagia.Lalu kecupan hangat itu terlepas dan keduanya sama-sama mengukir sebuah senyuman yang hangat.“Erica, saya sangat-sangat mencintaimu dan juga anak kita. Akhirnya aku akan menjadi seorang ayah, kamu harus sehat. Mulai sekarang jangan pikirkan apapun lagi, apapun yang kamu inginkan, kamu hanya perlu memberitahu saya. Anak kita dan kamu tidak boleh kekurangan apapun.”“Aku tahu. Sejak kecil aku hidup penuh dengan kekurangan, sekarang aku tidak akan lagi seperti itu. Terutama anakku dan Lucio, masa depan mereka harus cerah. Dan ti

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Hadiah Dari Leonel

    Erica meraih tangan Leonel sembari mengukir sebuah senyuman.“Tidak apa-apa,” sahutnya yang kemudian meraih tubuh Leonel dan memeluknya.Erica menepuk-nepuk pundak Leonel. Dan keduanya saling memeluk satu sama lain.“Kamu tidak ingin bertanya siapa perempuan tadi?”Erica menghela napas secara perlahan dan menghembuskannya.“Masa lalu tidak perlu diungkit. Semua orang memiliki masa lalu, termasuk aku. Kisah kita memang terlalu pelik, tetapi kita berdua berjalan untuk masa depan. Dan aku tidak mau sedih terus menerus, aku tidak ingin kehamilanku juga terganggu.”“Aku sudah melupakannya. Apa kamu percaya?”“Kamu sudah dengar tadi, kalau aku percaya padamu. Jadi, aku juga berharap kamu juga percaya dengan masa laluku. Saat ini yang aku cintai hanyalah kamu, Leonel.”Pelukan itu melonggar, mata-mata yang sayu menyapu kesedihan. Tatapan hangat pada malam penuh ujian. Keduanya berusaha bersikap kuat, Leonel mengelus rambut Erica lalu mengecup keningnya.“Caca, saya berjanji. Saya tidak akan

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Merusak Hari Bahagia

    Tiara menggelengkan kepala seraya menyeka air matanya.“Tidak Ma, Tiara sedikit sedih saja melihat Paman terlihat bahagia. Aku harap Erica perempuan baik, dan bukan perempuan matre yang hanya menginginkan uang dari Paman!”Natalie terkejut mendengarnya. Biasanya Tiara tidak akan memanggil Erica dengan sebutan nama langsung. Natalie merasa ada yang aneh, di sisi lain dia tidak melihat keberadaan Kenzo dan Dahlia.Saat ini Dahlia sedang menarik Kenzo yang sudah mabuk. Dia berada di balkon.“Bisa-bisanya kamu mabuk di saat seperti ini. Ayo pulang dengan Mama, jangan sampai kamu berkata yang tidak-tidak.”Saat itu juga Dahlia menyuruh ajudannya untuk membawa paksa Kenzo yang sudah mulai melantur. Sementara Erica dan Leonel menikmati pesta resepsi mereka, berbagai acara terus berlangsung.Teman-teman yang bekerja di restoran juga datang ke pesta, mereka masih tidak percaya karena Erica memang menikahi Leonel. Bahkan saat ini sedang mengandung putra dari Leonel.Pesta resepsi pun selesai. K

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Aku Percaya Padamu!

    Erica yang sama sekali tidak mengenali Jasmine tersenyum dengan begitu ramah. Mauren langsung berjalan menarik gaunnya dan buru-buru mengarah ke arah pelaminan. Namun, semua itu terlambat. Karena Jasmine sudah lebih dulu mengulurkan tangannya kepada Leonel dengan wajah tersenyum.“Leo, selamat atas pernikahan dan kehamilan istrimu!” kata Jasmine yang perlahan tatapan matanya berubah menjadi sorot kesedihan, kerinduan.Leonel meraih tangan Jasmine, keduanya berjabat tangan. Tatapan Leonel datar, lalu Jasmine mendekatkan tubuhnya ke wajah Leonel.“Biarkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya,” bisik Jasmine memeluk Leonel tanpa ragu. Dia juga mencium pipi Leonel di hadapan Erica, setelah itu dia langsung memutar tubuhnya dan turun dari pelaminan.Erica yang melihat semua itu tertegun. Dia tidak bisa berkata-kata, beberapa tamu yang melihatnya juga tercengang.“Erica, nanti aku akan menjelaskan padamu.”Erica mengangguk pelan.”Aku percaya padamu!”Jawaban Erica mengejutkan Leonel, karena

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Kamu Boleh Melupakanku

    Mendengar kabar bahagia itu membuat Eleanor dan Philip terkejut dalam kebahagiaan. Karena pada akhirnya yang diinginkan mereka terkabul. Tiara juga tampak bahagia, begitu juga dengan sang ayah Archer, Sarah dan Henry benar-benar terkejut dalam kebahagiaan.“Ternyata benar Erica sedang hamil, sejak awal Mama curiga kalau Erica hamil,” kata Eleanor seraya memegang tangan suaminya.“Baguslah. Keinginanmu sekarang sudah tercapai,” kata Philip dengan wajah tersenyum.Namun, tidak dengan Natalie yang terdiam bersama dengan Dahlia dan juga Kenzo. Sedangkan Jasmine yang mendengar kabar itu benar-benar syok, sampai gelas di tangannya terjatuh ke lantai, saat itu juga dia langsung membalikkan badan meneteskan air mata.“Kita pulang saja, yuk.” Mauren mengelus punggungnya.Jasmine menggelengkan kepalanya.“Aku masih ingin melihatnya di sini. Aku ingin melihat kebahagiaan mereka,”jawab Jasmine yang saat itu pergi ke toilet.Mauren menghela napas, dia tahu tidak akan mudah membujuk Jasmine Mauren

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Leonel Mengumumkan

    Jasmine mengulas senyum kepada Leonel, dia juga tidak segan-segan mengangkat gelasnya mengajak Leonel bersulang. Di waktu yang sama manik mata Erica dan Jasmine bertemu.‘Perempuan itu sangat cantik.’Erica sama sekali tidak mengenali Jasmine, dan beberapa tamu Leonel. Natalie dan Archer menyadari kehadiran Jasmine bersama dengan Mauren.“Sekarang kamu sudah melihat wanita yang dinikahi Leonel, apa kamu sudah puas?” kata Mauren.“Cantik dan masih muda. Tapi, tetap saja aku yang lebih mengenal Leo dari dia, aku juga yang pertama kali bertemu dengannya. Dia hanyalah gadis kecil yang beruntung dinikahi pria yang aku cintai.”Mauren menghela napas.”Jangan berulah di pernikahan mereka.”“Aku tidak sebodoh itu. Meskipun hatiku tidak rela, apa yang bisa aku perbuat saat ini. Menghancurkan pesta pernikahan mereka tidak akan membuat Leonel kembali kepadaku, bukan?”Mauren mengelus punggung Jasmine dengan wajah tersenyum.Kini Leonel dan Erica berada di kursi pernikahan mereka tersenyum kepada

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Resepsi Pernikahan

    “Ca, tenangkan dirimu. Hari ini, hari baik. Tidak boleh berpikiran yang tidak-tidak, oke.”Erica mangut-mangut. Dia duduk di sofa.“Kamu pergi saja temui Mama dan yang lainnya, aku ingin istirahat sebentar. Jam berapa penata rias mulai meriasku?”“Saya meminta merias kamu jam 6 saja, acaranya jam 7. Cukup untuk merias kamu,” kata Leonel.“Oke. Aku tidur sebentar,” kata Erica.Leonel mengecup kening Erica.”Jika kamu butuh sesuatu hubungi aku langsung.”Leonel pergi menemui orang tuanya yang berada di kamar khusus. Mereka semua berkumpul di sofa, di sana juga ada Lucio yang cukup canggung berada di tengah-tengah keluarga dari Leonel.“Jadi, ini Lucio. Akhirnya aku melihatmu juga, selama ini kita tidak berkesempatan bertemu. Cukup tampan juga, tetapi pemalu. Wajar saja masih SMA, kalau dipoles sedikit pasti lebih menarik.”Lucio tersenyum tipis.“Kamu juga pas awal masuk SMA masih buluk,” kata Sarah.“Bibi —” Tiara mengerutkan keningnya dan menghela napas.Natalie tersenyum dan menggoda

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Mantan Kenzo

    “Tidak. Saya sangat bersyukur bisa menemukanmu di tengah keramaian wanita di luar sana, meskipun usia kita jauh berbeda. Tapi, saya tidak pernah menyesal bertemu denganmu. Karena saya tahu, ini jalan hidup saya.”Erica menatap mata suaminya yang tampak teduh. Dia memeluk Leonel, dalam hati kecilnya, ia berharap kalau Leonel tidak pernah mengecewakannya. Bagaimanapun, dia sudah mengorbankan masa mudanya untuk sebuah pernikahan dan rela hamil di saat dia sedang kuliah.“Bagaimana, apa kamu sudah siap? Jika kamu sudah siap kita akan pergi ke hotel, acaranya jam 7 malam. Kamu bisa istirahat sampai sore di sana,” kata Leonel.“Ayo kita pergi sekarang. Keluarga kita sudah berada di sana,” kata Erica.Leonel mengangguk, dia meraih tangan Erica mereka menuruni lift dan menaiki mobil menuju hotel milik keluarganya. Di seberang sana, Catalina saat ini sedang membeli sayur di tukang sayur yang ada di mobil. Dia melihat ibu-ibu seperti biasa tengah berkerumun bersama dengan ibu penjual sayur.“E

DMCA.com Protection Status