Share

Istri Hasil Fitnah
Istri Hasil Fitnah
Author: UTTERA

Istri Pajangan

Author: UTTERA
last update Last Updated: 2022-09-23 11:52:52

Ting.

Suara notifikasi mengejutkan Qeera. Tangannya sontak bergetar setiap kali membuka notifikasi karena selalu mendapat kiriman gambar dan pesan yang hampir mirip.

Video atau foto suaminya Axzel bersama sekertarisnya. Meski bukan foto atau video bermesraan, tetapi setiap foto membuat Qeera selalu bertanya-tanya. 

Benarkan mereka sepupu? 

"Kamu terlalu cemburu pada Bella, dia sepupuku. Jika saya memiliki hubungan kekasih dengannya, bukan kamu yang saya nikahi, tetapi Bella!"

Begitu jawaban Axzel setiap kali Qeera menyatakan protes dan memintanya mencari asisten atau sekertaris pria. Senyum puas Bella yang muncul setiap kali Axzel membelanya dari protes Qeera membuatnya kian terpuruk. Apalagi  sekarang Qeera tengah mengandung.

Di kamar, Qeera mengamati Axzel yang tengah bersiap keluar kota selama tiga hari. Begitu yang dia katakan. 

Tak lama ART datang mengabarkan jika sekertarisnya sudah sampai. Qeera mendongak terkejut.

"Kamu pergi ke luar kota sama wanita itu?"

Brak!

Axzel membanting tutup koper setelah memasukkan keperluan terakhirnya. Axzel menatap Qeera dingin karena lagi-lagi mendapat tuduhan darinya.

"Ya, karena saya butuh dia membantu proyek baru," sahutnya dingin.

"Kenapa harus sama dia?!" teriak Qeera marah tak terima. Jika harus pergi ke luar kota kenapa tidak dengan yang lain, kenapa harus wanita itu. Tak sadarkah Axzel apa, pandangan orang tentang kepergian mereka bersama?

"Kamu tuli, hah! Dia yang mengerti proyek karena sejak awal Bella lah yang menangani." Axzel menarik koper keluar dari kamar mereka. "Bahkan sebelum menikah denganmu, saya selalu pergi dengannya," lanjutnya dengan kata-kata dinginnya. 

Qeera menahan tangan Axzel membuat langkahnya terhenti. Matanya memancarkan kemarahan.

"Aku ikut, Kak. Tak mungkin aku membiarkan kalian berduaan pergi ke luar kota," tahannya.

Rahang Axzel mengeras karena lagi-lagi Qeera menyiratkan rasa tak percaya kepadanya, matanya berkilat membuat Qeera mundur dan melepas pegangannya.

Brak!

Koper terlempar. Axzel berbalik dan mengikuti langkah mundur Qeera yang ketakutan menjadi sasaran kemarahan suaminya. Tangan pria itu menggenggam dengan cengkeraman yang menyakitkan.

"Pertama, ini perjalanan dinas. Kedua, kamu hamil muda dan tak bisa bepergian jauh. Jika kamu memaksakan diri itu bisa membahayakan anak di kandunganmu," ucapnya tegas. "Satu lagi, untuk kesekian kalinya, Bella hanya sepupu saya dan kamu sudah mengetahui dari kakek nekek siapa dia sebenarnya. Berhenti cemburu buta, Qeera! Saya kerja untuk kamu dan anak kita. Mengerti!"

Setelah itu dia berbalik dan meninggalkan Qeera yang diam dengan mata berkaca-kaca tak menyusulnya. Qeera memilih diam di kamar tak mengantarkan Axzel karena ia tak mau melihat senyum kemenangan Bella mengetahui dirinya kalah dari jalang itu.

Di kamar mereka, lagi-lagi Qeera ditinggalkan sendirian, sedangkan sang suami pergi ke luar kota dengan wanita yang Qeera benci. Kesendirian di rumah besar ini yang membuat Qeera kesepian dan tertekan.

"Kenapa aku yang dijadikan istri jika kamu menghabiskan waktu dengannya setiap saat," rintihnya terduduk di tempat tidur. 

Tangannya meremas seprai putih erat-erat. Marah, kesal, dan juga kecewa dengan sikap Axzel. Ini yang selalu Qeera rasakan jika Axzel meninggalkannya untuk alasan pekerjaan.

Qeera dan Axzel menikah atas perjodohan orang tua mereka. Ayah Qeera memanggilnya pulang setelah sekian lama tak pernah peduli akan keberadaannya. Pada saat Qeera sampai di rumah, ia dikejutkan berita pernikahannya dengan seorang pria bernama Axzel Candra Mahardika. Pria yang tak pernah Qeera kenal.

Pertemuan pertama mereka terjadi tepat di hari pernikahan. Axzel adalah sosok pria tampan, berhidung mancung, mata tajam, dengan rahang kokoh menunjang ketampanannya. Apalagi dengan postur tubuhnya yang tinggi, jauh dengan Qeera yang hanya sebatas bahu pria itu. 

Sayangnya, Axzel sangat minim ekspresi dan tatapannya dingin sehingga membuatnya mudah merasa terintimidasi. Kejam. Persis dengan Ibu dan adik tirinya. 

Ada perjanjian yang tak Qeera ketahui antara ayahnya dengan kakek dan nenek Axzel. Pada intinya, hari itu Qeera tak bisa menolak perjodohan tersebut. 

“Turuti Ayah kali ini, setidaknya itu bentuk balas budimu karena sudah membesarkanmu!”

“Benar perkataan ayahmu, Qeera. Kami mengeluarkan uang untuk hidupmu dan sekolahmu,” sambung ibu tirinya kala itu.

Tangannya mengusap perutnya pelan. Jika bukan karena hal ini, Qeera sudah lama pergi dari Axzel. Jika dirinya berkeras pergi dari Axzel, maka akan ada anak yang menjadi korban. Cukup Qeera saja yang merasakan kejamnya ibu tiri dan ketidakpedulian ayahnya. Jangan sampai anaknya merasakan apa yang dirinya rasakan.

Qeera tak ingin anaknya mengalami hal itu. Sejak kecil Qeera diabaikan ayahnya karena sang ayah tidak pernah ikhlas atas pernikahan dia dengan Ibu yang dilakukan atas dasar perjodohan. Sedangkan adik tirinya Berlian, mendapatkan cinta dan kasih sayang yang berlebih dari ayah dan ibu tirinya. Puncak kemarahan Qeera pada ayahnya adalah saat ayahnya menjodohkannya dengan Axzel atas paksaan ibu tirinya yang kembali dengan sengaja memfitnah Qeera.

Hal lain yang menjadi pertimbangan dirinya bertahan adalah karena ia tak tahu harus ke mana lagi jika memang harus pergi. Ia juga tak bekerja karena begitu menikah Axzel serta kakek nenek pria itu melarangnya bekerja.  Alasannya sepele, istri dan cucu dari seorang Mahardika tak boleh bekerja. 

Qeera selalu menduga Axzel memiliki hubungan lain dengan Bella karena saat bersama wanita itu dia tersenyum dan tertawa, sedangkan saat bersamanya Axzel tak pernah menunjukkan ekspresi apapun. Selain itu, Axzel juga seorang workaholic. Entah benar memang begitu atau karena Bella, sampai sekarang Qeera hanya menebak-nebak.  

Jika bersama dirinya yang sebagai istrinya, Axzel selalu dingin dan serius, tetapi dari kiriman  foto yang Qeera terima dari Bella terlihat Axzel sedang tersenyum atau tertawa bersamanya. 

Mereka terlihat menghabiskan banyak waktu bersama bukan untuk bekerja. Ada foto saat Bella memijat bahu Axzel dengan mata terpejam seolah menikmatinya, padahal Qeera tak pernah memijatnya. 

Ada juga saat Axzel tiduran di paha Bella dengan tangan Bella membelai rambut suaminya. Namun, setiap Qeera menanyakan kecurigaannya, Axzel akan langsung marah kepadanya.

Sudah sepantasnya jika Qeera mencurigai hubungan mereka. Tidak salah kah?

“Demi kamu, Nak. Mama bertahan, kuat di dalam biar Mama juga kuat menghadapi papamu,” bisiknya terus menguatkan diri dan calon anaknya. 

Kesendirian membuat Qeera mudah putus asa. Hanya berbicara dengan calon anaknya membuat Qeera kembali bersemangat.

Kembali bunyi notifikasi masuk. Di sana foto suaminya dan Bella tidur dengan kepala saling menempel di kursi pesawat. Melihat pakaian Axzel yang sama dengan saat keberangkatan suaminya, hati Qeera bergemuruh. Apa maksud Bella dengan selalu mengirimi gambar tersebut?

[Bagaimana rasanya mengetahui suamimu lebih senang pergi berdua bersamaku daripada denganmu?]

Dengan jari bergetar karena marah, Qeera membalas. 

[Apa maumu, Jalang?]

Tak lama notifikasi masuk dengan gambar Bella mencium pipi Axzel membuat dada Qeera kian bergemuruh apalagi dengan tulisan pesan di bawahnya. 

[Bagaimana rasanya Qeera yang hanya dijadikan istri pajangan?]

UTTERA

Hallo ketemu dengan UTTERA di cerita pertama di GoodNovel, semoga suka ya dengan ceritali yang satu ini. Salam Cinta dari UTTE.

| Like

Related chapters

  • Istri Hasil Fitnah   Wanita Licik

    Setelah dua hari selama di Semarang, Axzel sama sekali tak memberi kabar. Qeera kembali mendapat kiriman foto dan video berisi kebersamaan sang suami dan Bella yang pergi ke klub malam.Qeera membanting ponselnya untuk kesekian kali. Bahkan, Axzel tak pernah mengangkat telponnya saat dihubungi, seolah dia sengaja menghindarinya. Apa karena pertengkaran mereka sebelum berangkat? "Kalian tega!" Qeera mencoba mencari kesibukan supaya pikirannya tak selalu tertuju pada Axzel dan Bella, apalagi wanita itu terus memberikan video saat mereka tengah dinner berdua, lalu pergi ke klub malam di sana. “Kamu tak akan menang, Jalang!” maki Qeera marah.Dari setiap Bella sengaja mengirim kebersamaan mereka, terlihat wanita itu sengaja memprovokasi. Entah tujuannya apa, yang pasti untuk memisahkan Axzel darinya.Rasanya lelah menjadi istri Axzel apalagi jika sang suami selalu membela sepupunya. Axzel tak tahu jika Bella terus mengirim gambar yang membuat Qeera semakin mencurigai hubungan mereka. A

    Last Updated : 2022-09-23
  • Istri Hasil Fitnah   Mencoba Memahami

    Dalam kondisi lelah baru pulang dari Semarang, Axzel langsung pergi ke panti asuhan.Seorang pria yang sedang menggendong gadis kecil mendatanginya. "Suatu kehormatan gubuk kami yang sederhana ini mendapat kunjungan dari Tuan Axzel Candra Mahardika," ucapnya sambil menurunkan gadis kecil yang terkekeh lucu.“Pergi, main dengan teman-temanmu,” usir pria itu kepada anak-anak yang mengikutinya.Pria itu mendekati Axzel yang melangkah menuju teras. Axzel langsung mengeluarkan rokok dan mulai menyulutnya. Hanya tempat ini yang tiba-tiba teringat saat dirinya bingung menghadapi Qeera. Pria itu ikut mengambil rokok dan mengamati Axzel yang menghisap rokoknya kuat-kuat sebelum mengembuskannya dengan sama kerasnya untuk menghilangkan kemarahannya."Ada angin apa sehingga seorang Axzel tiba-tiba mampir ke gubuk jelek ini?"Axzel tak menggubris ucapan lelaki itu, dia hanya terus mengembuskan asap rokok. Matanya melihat beberapa anak panti yang mengintipnya dari balik pintu dan jendela. Ia meli

    Last Updated : 2022-09-23
  • Istri Hasil Fitnah   Menyakitkan

    "Dari mana, Kak?" tanya Qeera. "Bukan urusanmu!" Axzel melangkah menuju ruangannya. Qeera yang kembali mendapat perlakuan seperti ini hanya bisa diam. Matanya berkaca-kaca menahan air mata supaya tak turun. Hatinya sakit kembali tak dipedulikan sang suami. Axzel baru pulang, menemuinya hanya untuk mengejek, lalu kembali pergi berjam-jam. Saat Qeera bertanya ke mana perginya, kembali jawaban menyakitkan yang Axzel katakan. Mau sampai kapan perlakuan Axzel seperti ini. Tak bisakah dia menganggap Qeera istri yang pantas dihargai, disayang, dan dimanja. Apalagi saat tengah hamil sekarang ini. Jika melihat di media sosial, banyak wanita hamil yang begitu di manja suaminya, tetapi lain halnya dengan Qeera. Jangankan dimanja dan di perhatikan, ia saja tak yakin suaminya menyayanginya. Sejak menikah sikap Axzel selalu dingin. Menyakitkan rasanya ketika suami lebih nyaman bersama wanita lain daripada istri sendiri. Meski mengaku sebagai sepupu. Qeera keluar dari ruang olah raga. Semenjak

    Last Updated : 2022-09-23
  • Istri Hasil Fitnah   Kehilangan

    "Aduh!" Tangan Qeera memegang perutnya yang tiba-tiba terasa nyeri. Ia terus merintih, Axzel yang berada tak jauh dari tempat Qeera hanya menoleh tanpa menghiraukannya. Dia terlalu disibukkan dengan pekerjaannya “Kenapa?” tanyanya dengan mata masih terfokus ke laptop yang ada di hadapannya. “Tidak tahu, tapi perutku sakit sekali.” Qeera mengusap perutnya mencoba meredakan rasa sakitnya. Namun, rasa perih di perutnya tak kunjung hilang. Sejak Axzel tak jadi menemaninya, Qeera tak lagi mau meminta apapun pada Axzel. Hatinya masih sakit karena perbuatan suaminya yang selalu memilih sepupunya. Tapi, kali ini ada yang berbeda. Insting Qeera terasa tidak enak, dia takut akan terjadi sesuatu dengan janin yang ada di kandungannya itu.“Kak, bisakah hari ini kakak mengantarkanku ke dokter kandungan? Rasa sakit di perutku tak kunjung hilang. Aku khawatir.” Mohonnya dengan bibir meringis menahan rasa nyeri. "Jangan manja, hari saya ada meeting penting. Jangan berusaha menarik perhatian saya

    Last Updated : 2022-09-23
  • Istri Hasil Fitnah   Pembunuh

    Sejak hari itu hubungan Qeera dan Axzel semakin berjarak, apalagi kini mereka pisah kamar. Lebih tepatnya Axzel yang mengusir Qeera dari kamar mereka. “Kak,” panggil Qeera saat Axzel akan berangkat ke kantor. Ia telah lama menunggu Axzel supaya mereka bisa bertemu atau bicara. Qeera sedih bukan hanya kehilangan anak, tetapi juga semakin kehilangan suami. Bahkan sekarang setiap malam ia akan bisa terlelap setelah kelelahan menangis dan tidak ada suami yang menenangkannyan karena dia sibuk entah pekerjaan dan Bella, sahabatnya.“Saya sibuk!” “Kak! Mau sampai kapan kamu akan seperti ini?!” tanya Qeera emosi. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Bukannya saling menguatkan karena kehilangan anak mereka, Axzel malah semakin menjauhinya. Hatinya sakit dan kecewa, bukan hanya karena kehilangan anak, tetapi juga karena sikap kasar Axzel. Axzel berbalik. Sekian lama tenang tanpa gangguan Qeera hari ini sang istri menganggu saat emosinya sedang tak baik-baik saja. Semalam Axzel bermi

    Last Updated : 2022-10-11
  • Istri Hasil Fitnah   Sepupu Rasa Istri

    Pagi hari setelah memutuskan untuk bertahan dalam rumah tangga mereka, Qeera langsung menuju kamar mereka yang sekarang kembali menjadi kamar Axzel. Ia memutuskan untuk kembali bicara dengan Axzel tanpa melibatkan emosi. Semalam Qeera sempat menghubungi ayahnya, bukan mendapat dukungan tentang keinginannya untuk pulang, yang dirinya terima makian dari ibu tirinya. “Kamu sudah tidak diterima di rumah ini, sebaiknya berbaik-baik dengan suamimu. Jangan pernah datang ke sini, pintu rumah ini tertutup untukmu, Qeera!” Hal itu lah yang membuat Qeera berpikir untuk memberi kesempatan pada pernikahannya. Apalagi semalam bermimpi bertemu putrinya seolah menjadi petunjuk yang memintanya untuk tetap bertahan. “Huh!” Berbicara dengan suami saja Qeera merasa seperti akan bertemu Presiden. Dadanya berdebar takut kembali dimaki Axzel. Tok! Tok! Tok! Qeera terus mengulang sampai tiga kali, tetapi tak mendapat tanggapan dari dalam atau mendengar sahutan. Hal itu membuatnya memutuskan langsung ma

    Last Updated : 2022-10-13
  • Istri Hasil Fitnah   Ceraikan

    Axzel marah besar karena Qeera yang selama ini penurut kepadanya mulai berani melawan. Padahal malam sebelumnya saat Axzel akan pergi bersama Bella, istrinya itu masih memiliki kepedulian serta kemarahan karena dirinya memilih pergi bersama Bella bukan dengannya.Lalu kenapa pagi ini ada yang berubah?“Hal apa yanq membuatmu tiba-tiba berubah Qeera?” tanya Axzel pada bayangan istrinya sambil menatap sosok Qeera yang menghilang.Kenapa secepat itu Qeera berubah, apa hanya karena Axzel kembali menolak membawanya, Qeera berubah menjadi acuh dan tak peduli. Atau … Axzel tiba-tiba mengingat saat dirinya bangun dari tidurnya.‘Jangan-jangan Qeera mengetahui jika semalam dirinya sekamar dengan Bella,’ pikir Axzel dengan wajah pucat.Jantung Axzel berdegup kencang. Meski tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Bella, tetapi karena membiarkan Bella tidur di kamar mereka membuat Axzel merasa telah menghianati Qeera.“Astaga!” makinya sambil meremas rambutnya marah.Semoga ini hanya pikirannya sa

    Last Updated : 2022-11-21
  • Istri Hasil Fitnah   Keputusan Akhir

    "Axzel!" bentak kakeknya.Namun, Axzel sudah pada keputusanya tak akan menceraikan Qeera. Benar kata Sinan, jika saja dirinya lebih peduli dan lebih peka kepada istrinya, tak akan mungkin Qeera akan melawan."Apa kalian tahu, saat Qeera keguguran?” Axzel menatap kakek neneknya bergantian. Orang yang memaksakan pernikahan kepada mereka sekarang bahkan menginginkannya menceraikan gadis pilihannya. “Pagi hari sebelum aku berangkat, Qeera memintaku menemaninya ke Dokter karena perutnya sakit dan perasaannya tak enak. Tetapi, karena aku sudah ada janji meeting, aku lebih mementingkan meeting daripada istri dan anakku sendiri.”Axzel menatap kakek, nenek, dan Bella bergantian sambil menggeleng miris menyesali diri. Mereka tak mengerti perasaan kehilangan yang Axzel rasakan. Sejak kecil sudah kehilangan orang tua, beberapa bulan lalu anaknya, haruskah dirinya kembali meresakan kehilangan istri?“Sakit sekali saat mendengar anak kami tak terselamatkan. Demi melampiaskan kekecewaanku, aku mala

    Last Updated : 2022-12-13

Latest chapter

  • Istri Hasil Fitnah   Tega Menyingkirkan

    "Maaf untuk semuanya." Qeera diam tak menjawab ataupun membalas pelukan Axzel. Lama mereka dalam posisi tersebut sampai pintu ada yang mengetuk membuat Axzel mengurai pelukannya."Tuan, maaf, kita ada jadwal meeting setengah jam lagi.""Hm." Axzel tak langsung pergi. Pria itu masih diam dan tetap mengamati wajahnya. "Kamu masih di sini? Pulang meeting Kakak jemput kamu."Tanpa bisa di tahan kepala Qeera mengangguk dan hal itu membuat Axzel tersenyum dan menepuk kepala Qeera pelan."Kakak pergi dulu, jam tujuh Kakak datang."***Brak!Bella melempar gelas penuh dengan anggur merah yang langsung menodai karpet. Bella marah mendengar laporan dari orang kepercayaannya, jika Axzel menemani istrinya belanja di sebuah pusat pembelanjaan bahan kain, bahkan dengan sengaja makan bersama di tempat umum.Bahkan beberapa hari lalu Axzel dengan sengaja datang ke acara pameran desainer muda dan pendatang baru untuk memamerkan karya mereka. Berita kedatangan Axzel mendukung acara tersebut demi mend

  • Istri Hasil Fitnah   Haruskah Bertahan?

    "Jangan membantah, Qeera."Dengan geraman kesal Qeera mengikuti langkah Axzel, apalagi suaminya itu sudah menarik tangannya, meski dengan lembut. "Itu---"Axzel tak peduli dengan protes Qeera. Sesungguhnya Qeera tak nyaman saat telah memutuskan menjauh dari suaminya. Apalagi sikap Axzel saat ini sangat berbeda dengan sikap pria itu selama ini.Mereka berkendera dalam diam, baik Axzel maupun Qeera tak ada yang bicara. Qeera memilih abai dan menatap kendaraan yang sama-sama melewati jalanan padat ibu kota. "Kakak tak suka kamu terlalu dekat pria itu."Qeera mendengus dan memutar matanya kesal. Apa Axzel ingin Qeera menjadi gila setelah kehilangan anaknya? Apa karena itu Axzel tiba-tiba berubah?"Abaikan saja, seperti aku mengabaikan kedekatan-MU dengan Bella."Axzel kalah. Jika Qeera mengungkit hubungannya dengan Bella, serta pengabaian keberatan-keberatan istrinya atas kedekatan mereka, Axzel tak berkutik."Jadi kamu sudah yakin dengan membuat brand sendiri?" tanya Axzel mencari aman

  • Istri Hasil Fitnah   Gagal Semua

    Sepanjang jalan tak ada yang berbicara. Axzel sepertinya sedang dalam kondisi marah. Qeera tak peduli Axzel marah kepadanya. Baginya sejak pagi itu saat Qeera menemukan Bella di kamar mereka, Axzel bukan siapa-siapanya lagi."Turunkan aku di halte bis, terima kasih."Axzel menatapnya tajam, hatinya bergemuruh marah dan juga kecewa atas permintaan Qeera. Namun, ia sadar jika sikap Qeera seperti ini akibat perlakuannya kepada istrinya selama ini."Kamu mau kemana?" Qeera tak menjawab dan hanya mengamati jalanan yang mereka lalui. "Qeera?!"Dengan terpaksa Qeera menyebutkan alamat tujuannya. Keduanya sama-sama diam selama di perjalanan. Axzel kecewa dengan sikap Qeera yang begitu dingin kepadanya, padahal Axzel mencoba mengubah sikap dan perlakuannya demi gadis itu. Apa sudah tak ada harapan hubungan mereka membaik."Qeera, maafkan sikap dan perkataan nenek tadi." Qeera tetap diam. "Bukan Kakak yang mengizinkan Bella datang ke rumah tetapi kakek nenekku. Bisakah kamu mengerti aku tak bi

  • Istri Hasil Fitnah   Pembenci

    Cukup lama Axzel duduk bersandar pada pintu. Berapa kali teriakannya memanggil Qeera tak membuat istrinya mau membukakan pintu. Ia mengetuk sekali setelah menyerah memaksa Qeera karena tahu saat ini sedang marah.“Tidurlah, besok kita bicara. Maaf jika selama menjadi suamimu telah banyak menyakitimu.”Axzel melangkah menuju kamarnya meninggalkan kamar yang belakangan di tempati istrinya. Sampai kamar tatapannya memindai isi kamar, melihat tatapan jijik Qeera membuat Axzel tak yakin istrinya akan kembali ke kamar ini. Tangannya meremas rambutnya melampiaskan kemarahannya karena perlakuan bodohnya selama ini kepada sang istri.“Bangsat!”Prang.Ia menendang tempat sampah melampiakan kemarahannya hingga membentur dinding dan membuat keributan di sana. Axzel sungguh-sungguh menyesali diri, ia mengingat semua perlakuan buruk serta sikap dinginnya kepada sang istri. Pantas saja hubungan mereka tak bisa dekat, karena selama ini dirinya sendiri yang membatasi Qeera untuk bisa dekat dengannya

  • Istri Hasil Fitnah   Tak Bisa Percaya

    “Saya suami Qeera ….. Tak pantas seorang istri berpelukan dengan pria lain di depan suaminya!”“Hah istri?” Juan menatap Qeera terkejut.Qeera hanya diam menikmati wajah marah Axzel.“Qeera!” bentak Axzel dengan cengkeraman pada lengannya membuatnya meringis.Qeera mengangguk meski menggeram kesal mendengar pengakuan Axzel. Juan berdiri di tempatnya masih tak percaya mendengar pengakuan dari Axzel.“Astaga Tuan Axzel, kami tak menyangka akan dihadiri Anda?”Qeera menoleh dan berbalik. Juan juga melakukan hal yang sama. Napas keduanya tersentak melihat siapa yang menyapa Axzel.Dia adalah pemilik dan membuat acara ini berlangsung. Suaminya mengenal ternyata Nyonya Briela. Hal yang mengejutkan Axzel mendekati wanita yang sangat di segani di kalangan desainer muda seperti dirinya. Juan mencolek dengan sikunya.“Itu benar suamimu?” tanya Juan masih tak percaya. Qeera mendengus. “Dan mereka saling mengenal.“Nyonya Briela senang bertemu Anda di sini.”Nyonya Briela tersipu malu. Qeera samp

  • Istri Hasil Fitnah   Keputusan Akhir

    "Axzel!" bentak kakeknya.Namun, Axzel sudah pada keputusanya tak akan menceraikan Qeera. Benar kata Sinan, jika saja dirinya lebih peduli dan lebih peka kepada istrinya, tak akan mungkin Qeera akan melawan."Apa kalian tahu, saat Qeera keguguran?” Axzel menatap kakek neneknya bergantian. Orang yang memaksakan pernikahan kepada mereka sekarang bahkan menginginkannya menceraikan gadis pilihannya. “Pagi hari sebelum aku berangkat, Qeera memintaku menemaninya ke Dokter karena perutnya sakit dan perasaannya tak enak. Tetapi, karena aku sudah ada janji meeting, aku lebih mementingkan meeting daripada istri dan anakku sendiri.”Axzel menatap kakek, nenek, dan Bella bergantian sambil menggeleng miris menyesali diri. Mereka tak mengerti perasaan kehilangan yang Axzel rasakan. Sejak kecil sudah kehilangan orang tua, beberapa bulan lalu anaknya, haruskah dirinya kembali meresakan kehilangan istri?“Sakit sekali saat mendengar anak kami tak terselamatkan. Demi melampiaskan kekecewaanku, aku mala

  • Istri Hasil Fitnah   Ceraikan

    Axzel marah besar karena Qeera yang selama ini penurut kepadanya mulai berani melawan. Padahal malam sebelumnya saat Axzel akan pergi bersama Bella, istrinya itu masih memiliki kepedulian serta kemarahan karena dirinya memilih pergi bersama Bella bukan dengannya.Lalu kenapa pagi ini ada yang berubah?“Hal apa yanq membuatmu tiba-tiba berubah Qeera?” tanya Axzel pada bayangan istrinya sambil menatap sosok Qeera yang menghilang.Kenapa secepat itu Qeera berubah, apa hanya karena Axzel kembali menolak membawanya, Qeera berubah menjadi acuh dan tak peduli. Atau … Axzel tiba-tiba mengingat saat dirinya bangun dari tidurnya.‘Jangan-jangan Qeera mengetahui jika semalam dirinya sekamar dengan Bella,’ pikir Axzel dengan wajah pucat.Jantung Axzel berdegup kencang. Meski tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Bella, tetapi karena membiarkan Bella tidur di kamar mereka membuat Axzel merasa telah menghianati Qeera.“Astaga!” makinya sambil meremas rambutnya marah.Semoga ini hanya pikirannya sa

  • Istri Hasil Fitnah   Sepupu Rasa Istri

    Pagi hari setelah memutuskan untuk bertahan dalam rumah tangga mereka, Qeera langsung menuju kamar mereka yang sekarang kembali menjadi kamar Axzel. Ia memutuskan untuk kembali bicara dengan Axzel tanpa melibatkan emosi. Semalam Qeera sempat menghubungi ayahnya, bukan mendapat dukungan tentang keinginannya untuk pulang, yang dirinya terima makian dari ibu tirinya. “Kamu sudah tidak diterima di rumah ini, sebaiknya berbaik-baik dengan suamimu. Jangan pernah datang ke sini, pintu rumah ini tertutup untukmu, Qeera!” Hal itu lah yang membuat Qeera berpikir untuk memberi kesempatan pada pernikahannya. Apalagi semalam bermimpi bertemu putrinya seolah menjadi petunjuk yang memintanya untuk tetap bertahan. “Huh!” Berbicara dengan suami saja Qeera merasa seperti akan bertemu Presiden. Dadanya berdebar takut kembali dimaki Axzel. Tok! Tok! Tok! Qeera terus mengulang sampai tiga kali, tetapi tak mendapat tanggapan dari dalam atau mendengar sahutan. Hal itu membuatnya memutuskan langsung ma

  • Istri Hasil Fitnah   Pembunuh

    Sejak hari itu hubungan Qeera dan Axzel semakin berjarak, apalagi kini mereka pisah kamar. Lebih tepatnya Axzel yang mengusir Qeera dari kamar mereka. “Kak,” panggil Qeera saat Axzel akan berangkat ke kantor. Ia telah lama menunggu Axzel supaya mereka bisa bertemu atau bicara. Qeera sedih bukan hanya kehilangan anak, tetapi juga semakin kehilangan suami. Bahkan sekarang setiap malam ia akan bisa terlelap setelah kelelahan menangis dan tidak ada suami yang menenangkannyan karena dia sibuk entah pekerjaan dan Bella, sahabatnya.“Saya sibuk!” “Kak! Mau sampai kapan kamu akan seperti ini?!” tanya Qeera emosi. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Bukannya saling menguatkan karena kehilangan anak mereka, Axzel malah semakin menjauhinya. Hatinya sakit dan kecewa, bukan hanya karena kehilangan anak, tetapi juga karena sikap kasar Axzel. Axzel berbalik. Sekian lama tenang tanpa gangguan Qeera hari ini sang istri menganggu saat emosinya sedang tak baik-baik saja. Semalam Axzel bermi

DMCA.com Protection Status