Home / Pernikahan / Istri Hasil Fitnah / Mencoba Memahami

Share

Mencoba Memahami

Author: UTTERA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dalam kondisi lelah baru pulang dari Semarang, Axzel langsung pergi ke panti asuhan.

Seorang pria yang sedang menggendong gadis kecil mendatanginya. 

"Suatu kehormatan gubuk kami yang sederhana ini mendapat kunjungan dari Tuan Axzel Candra Mahardika," ucapnya sambil menurunkan gadis kecil yang terkekeh lucu.

“Pergi, main dengan teman-temanmu,” usir pria itu kepada anak-anak yang mengikutinya.

Pria itu mendekati Axzel yang melangkah menuju teras. Axzel langsung mengeluarkan rokok dan mulai menyulutnya. Hanya tempat ini yang tiba-tiba teringat saat dirinya bingung menghadapi Qeera. 

Pria itu ikut mengambil rokok dan mengamati Axzel yang menghisap rokoknya kuat-kuat sebelum mengembuskannya dengan sama kerasnya untuk menghilangkan kemarahannya.

"Ada angin apa sehingga seorang Axzel tiba-tiba mampir ke gubuk jelek ini?"

Axzel tak menggubris ucapan lelaki itu, dia hanya terus mengembuskan asap rokok. Matanya melihat beberapa anak panti yang mengintipnya dari balik pintu dan jendela. Ia melihat anak-anak kecil berlarian sambil berteriak bising. 

“Kamu betah tinggal di tempat ini?” tanya Axzel.

“Tempat ini kami sebut rumah,” balas Sinan mengamati panti asuhan ini. 

Jika anak kecil berlarian, maka para anak yang cukup besar membantu pekerjaan panti seperti menyapu, mencuci pakaian, atau bahkan mengepel. Yang cukup dewasa lagi  membantu membuat karya untuk di jual menambah pemasukan panti.

"Kalau kamu ke sini hanya untuk melamun, maaf Ax, aku masih ada banyak pekerjaan." Sinan bangun melangkah meninggalkan Axzel.

"Istriku hamil."

Sinan menoleh terkejut, lalu mengangguk. "Bagus kalau begitu, selamat menjadi calon ayah." Sinan kembali duduk mengambil rokok yang Axzel sodorkan. Dia melihat kegundahan temannya, mungkin Axzel butuh teman bercerita seperti biasanya saat bermasalah.

"Qeera semakin cemburu sama Bella, aku lelah menjelaskan kalau aku hanya menganggap Bella saudara. Dia layaknya adikku sendiri, tidak lebih."

Sinan ikut menghela napas mendengarkan gerutuan temannya itu. Sejak dulu, Sinan layaknya tempat sampah bagi Axzel jika tengah ada masalah. Seperti saat ini, temannya kembali mencurahkan perasaannya kepadanya. Entah kenapa, Sinan terima saja tidak pernah menolak.

"Kenapa wanita itu tak bisa percaya denganku? Jika aku memang menyimpan rasa kepada Bella, sejak dulu aku akan menikahinya. Kenyataannya tidak kan?" tanya Axzel meminta pendapat temannya. 

Sinan menepuk bahu temannya. Sejak mengenal Axzel saat SMP sampai sekarang, temannya tak pernah menjalin kasih yang sebenarnya dengan lawan jenis. Begitu mengenal wanita hanya lah sebagai pelampiasan nafsunya saja. 

Memang banyak orang akan menyangka kalau Axzel dan Bella menjalin kasih melihat kedekatan mereka. Wajar menurut Sinan jika istri Axzel berpikiran sama, mengingat bagaimana perlakuan Bella kepada Axzel bukan layaknya saudara, tetapi lebih mirip pasangan.

Semua keperluan Bella, Axzel penuhi, dan sebaliknya. Bahkan saat bersama Sinan dan yang lain, Bella akan menempel pada Axzel. Pantas saja jika istri Axzel akan cemburu dengan Bella.

"Makanya pahami wanita, jangan hanya ditiduri saja."

Axzel mendengus sambil melempar rokok yang tinggal setengah. Niatnya meminta pendapat, dia hanya mendapat singgungan. Meski pernah menikmati para wanita yang menjajakan dirinya, tetapi begitu menikah Axzel tak lagi main-main dengan wanita lain. 

Baginya, menikah sekali seumur hidup dan kesetiaan adalah nomor satu. Hidup dengan orang tua yang selalu berganti-ganti pasangan membuat Axzel tak ingin mengikuti jejak kedua orang tuanya.

“Sialan kamu, Nan!” makinya menendang temannya yang langsung menghindar.

"Wajar istrimu cemburu pada Bella, istrimu itu wanita. Wanita mana yang rela jika suaminya sangat dekat dengan wanita lain?" Axzel akan protes, tetapi Sinan mengangkat tangan. "Banyak lho, kasus di mana seorang lelaki menikah dengan sepupunya. Bisa jadi, itu yang menjadi alasan istrimu cemburu. Apalagi kalian sepupu jauh, kemungkinan menikah sangat tinggi."

"Aku tak mungkin menikahinya, aku hanya menganggapnya adik dan iba kepadanya karena tak memiliki orang tua. Sama sepertiku."

Sinan mengangguk, mungkin benar Axzel menganggap Bella tak lebih dari sepupu, tetapi Bella menurut Sinan menganggap Axzel lebih dari beberapa kali dia melihat kebersamaan mereka.

"Kamu memiliki keluarga, Ax, kenapa kamu melupakan orang tuamu?" tanya Sinan heran.

"Orang tua? Cih, mereka saja tak pernah mengingatku," sahutnya acuh.

Jika orang tua Bella meninggal sejak dia kecil, lain dengan Axzel yang ditinggalkan orang tuanya karena dianggap sebagai sebuah kesalahan. Ibu dan ayahnya belum siap memiliki anak, tetapi hubungan mereka menghasilkan anak.

Begitu Axzel lahir, kedua orang tuanya berpisah dan meninggalkan Axzel dalam pengasuhan kakek nenek dari ibunya. Dan sampai sekarang Axzel tak pernah mau tahu tentang mereka. Karena terakhir mencari tahu Axzel hanya mendapat kekecewaan.

Mengharapkan mereka peduli padanya juga sebuah kesia-siaan saja, yang ada Axzel akan terluka sendiri.

“Karena kamu menghalangiku mengejar impianku!” maki Ibunya kala Axzel memohonnya untuk tinggal.

Jika ayahnya, Axzel hampir tak pernah bertemu pria itu. Untuk meredam kekecewaannya, Axzel sering menganggap tak memiliki orang tua.

"Jadi bagaimana caranya membuat istriku mengerti jika aku peduli padanya. Hubungan kami semakin jauh, apalagi sejak Qeera mengandung dan menuduhku selingkuh dengan Bella." Axzel mematikan rokok pada asbak. "Aku pikir tiga hari ditinggal ke luar kota dia akan berubah dengan sendirinya. Namun, saat aku pulang langsung mendapat sindiran tajam darinya."

Kening Sinan mengerut bingung. Axzel dari luar kota, baru pulang langsung kabur menemuinya yang jarak tempatnya dengan rumah temannya mencapai dua jam. Itu pun jika tidak macet.

"Kamu dari luar kota?" tanyanya. Axzel mengangguk dam kembali menyalakan rokok yang baru. "Bersama Bella?"

"Iya, lah, dia kan sekretaris dan juga asistenku. Dia yang mengetahui seluruh urusan dengan proyek baru."

Sinan berdecak. Pantas istri Axzel cemburu. Bukannya membawa istrinya, apalagi hanya berdua dengan Bella. Pikiran wanita jika sendirian, apalagi tanpa bisa menghubungi sang suami dan sebaliknya pasti akan memikirkan yang terburuk dari pasangannya. Axzel sengaja tak menghubunginya, keduanya sama-sama salah menurut Sinan.

"Saranku, Ax, ganti sekretarismu dengan yang lain. Lebih baik yang pria sekalian. Bella bisa kamu berikan pekerjaan lain, jika memang niatmu membantu dia saja."

"Kamu sama saja dengan Qeera!" seru Axzel kesal

"Beda, aku tak cemburu dan tak ada kaitannya denganmu. Mikir dong! Sekarang, kalau Qeera pergi keluar kota bersama denganku, perasaanmu bagaimana?” Axzel diam sesaat, rahangnya mengetat mendengar pembelaan Sinan akan sikap Qeera. “Pahami kondisinya yang tengah mengandung, Ax."

Axzel semakin kesal langsung bangun. Niat ke sini minta solusi, bukan malah mendukung prasangka buruk seperti Qeera. Menyesal Axzel terpaksa menempuh perjalanan yang lama jika seperti ini.

"Ax, pikirkan perkataanku sebelum kamu menyesal nantinya!" teriak Sinan dari tempatnya.

"Kamu sama gilanya dengan istriku, Nan."

Related chapters

  • Istri Hasil Fitnah   Menyakitkan

    "Dari mana, Kak?" tanya Qeera. "Bukan urusanmu!" Axzel melangkah menuju ruangannya. Qeera yang kembali mendapat perlakuan seperti ini hanya bisa diam. Matanya berkaca-kaca menahan air mata supaya tak turun. Hatinya sakit kembali tak dipedulikan sang suami. Axzel baru pulang, menemuinya hanya untuk mengejek, lalu kembali pergi berjam-jam. Saat Qeera bertanya ke mana perginya, kembali jawaban menyakitkan yang Axzel katakan. Mau sampai kapan perlakuan Axzel seperti ini. Tak bisakah dia menganggap Qeera istri yang pantas dihargai, disayang, dan dimanja. Apalagi saat tengah hamil sekarang ini. Jika melihat di media sosial, banyak wanita hamil yang begitu di manja suaminya, tetapi lain halnya dengan Qeera. Jangankan dimanja dan di perhatikan, ia saja tak yakin suaminya menyayanginya. Sejak menikah sikap Axzel selalu dingin. Menyakitkan rasanya ketika suami lebih nyaman bersama wanita lain daripada istri sendiri. Meski mengaku sebagai sepupu. Qeera keluar dari ruang olah raga. Semenjak

  • Istri Hasil Fitnah   Kehilangan

    "Aduh!" Tangan Qeera memegang perutnya yang tiba-tiba terasa nyeri. Ia terus merintih, Axzel yang berada tak jauh dari tempat Qeera hanya menoleh tanpa menghiraukannya. Dia terlalu disibukkan dengan pekerjaannya “Kenapa?” tanyanya dengan mata masih terfokus ke laptop yang ada di hadapannya. “Tidak tahu, tapi perutku sakit sekali.” Qeera mengusap perutnya mencoba meredakan rasa sakitnya. Namun, rasa perih di perutnya tak kunjung hilang. Sejak Axzel tak jadi menemaninya, Qeera tak lagi mau meminta apapun pada Axzel. Hatinya masih sakit karena perbuatan suaminya yang selalu memilih sepupunya. Tapi, kali ini ada yang berbeda. Insting Qeera terasa tidak enak, dia takut akan terjadi sesuatu dengan janin yang ada di kandungannya itu.“Kak, bisakah hari ini kakak mengantarkanku ke dokter kandungan? Rasa sakit di perutku tak kunjung hilang. Aku khawatir.” Mohonnya dengan bibir meringis menahan rasa nyeri. "Jangan manja, hari saya ada meeting penting. Jangan berusaha menarik perhatian saya

  • Istri Hasil Fitnah   Pembunuh

    Sejak hari itu hubungan Qeera dan Axzel semakin berjarak, apalagi kini mereka pisah kamar. Lebih tepatnya Axzel yang mengusir Qeera dari kamar mereka. “Kak,” panggil Qeera saat Axzel akan berangkat ke kantor. Ia telah lama menunggu Axzel supaya mereka bisa bertemu atau bicara. Qeera sedih bukan hanya kehilangan anak, tetapi juga semakin kehilangan suami. Bahkan sekarang setiap malam ia akan bisa terlelap setelah kelelahan menangis dan tidak ada suami yang menenangkannyan karena dia sibuk entah pekerjaan dan Bella, sahabatnya.“Saya sibuk!” “Kak! Mau sampai kapan kamu akan seperti ini?!” tanya Qeera emosi. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Bukannya saling menguatkan karena kehilangan anak mereka, Axzel malah semakin menjauhinya. Hatinya sakit dan kecewa, bukan hanya karena kehilangan anak, tetapi juga karena sikap kasar Axzel. Axzel berbalik. Sekian lama tenang tanpa gangguan Qeera hari ini sang istri menganggu saat emosinya sedang tak baik-baik saja. Semalam Axzel bermi

  • Istri Hasil Fitnah   Sepupu Rasa Istri

    Pagi hari setelah memutuskan untuk bertahan dalam rumah tangga mereka, Qeera langsung menuju kamar mereka yang sekarang kembali menjadi kamar Axzel. Ia memutuskan untuk kembali bicara dengan Axzel tanpa melibatkan emosi. Semalam Qeera sempat menghubungi ayahnya, bukan mendapat dukungan tentang keinginannya untuk pulang, yang dirinya terima makian dari ibu tirinya. “Kamu sudah tidak diterima di rumah ini, sebaiknya berbaik-baik dengan suamimu. Jangan pernah datang ke sini, pintu rumah ini tertutup untukmu, Qeera!” Hal itu lah yang membuat Qeera berpikir untuk memberi kesempatan pada pernikahannya. Apalagi semalam bermimpi bertemu putrinya seolah menjadi petunjuk yang memintanya untuk tetap bertahan. “Huh!” Berbicara dengan suami saja Qeera merasa seperti akan bertemu Presiden. Dadanya berdebar takut kembali dimaki Axzel. Tok! Tok! Tok! Qeera terus mengulang sampai tiga kali, tetapi tak mendapat tanggapan dari dalam atau mendengar sahutan. Hal itu membuatnya memutuskan langsung ma

  • Istri Hasil Fitnah   Ceraikan

    Axzel marah besar karena Qeera yang selama ini penurut kepadanya mulai berani melawan. Padahal malam sebelumnya saat Axzel akan pergi bersama Bella, istrinya itu masih memiliki kepedulian serta kemarahan karena dirinya memilih pergi bersama Bella bukan dengannya.Lalu kenapa pagi ini ada yang berubah?“Hal apa yanq membuatmu tiba-tiba berubah Qeera?” tanya Axzel pada bayangan istrinya sambil menatap sosok Qeera yang menghilang.Kenapa secepat itu Qeera berubah, apa hanya karena Axzel kembali menolak membawanya, Qeera berubah menjadi acuh dan tak peduli. Atau … Axzel tiba-tiba mengingat saat dirinya bangun dari tidurnya.‘Jangan-jangan Qeera mengetahui jika semalam dirinya sekamar dengan Bella,’ pikir Axzel dengan wajah pucat.Jantung Axzel berdegup kencang. Meski tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Bella, tetapi karena membiarkan Bella tidur di kamar mereka membuat Axzel merasa telah menghianati Qeera.“Astaga!” makinya sambil meremas rambutnya marah.Semoga ini hanya pikirannya sa

  • Istri Hasil Fitnah   Keputusan Akhir

    "Axzel!" bentak kakeknya.Namun, Axzel sudah pada keputusanya tak akan menceraikan Qeera. Benar kata Sinan, jika saja dirinya lebih peduli dan lebih peka kepada istrinya, tak akan mungkin Qeera akan melawan."Apa kalian tahu, saat Qeera keguguran?” Axzel menatap kakek neneknya bergantian. Orang yang memaksakan pernikahan kepada mereka sekarang bahkan menginginkannya menceraikan gadis pilihannya. “Pagi hari sebelum aku berangkat, Qeera memintaku menemaninya ke Dokter karena perutnya sakit dan perasaannya tak enak. Tetapi, karena aku sudah ada janji meeting, aku lebih mementingkan meeting daripada istri dan anakku sendiri.”Axzel menatap kakek, nenek, dan Bella bergantian sambil menggeleng miris menyesali diri. Mereka tak mengerti perasaan kehilangan yang Axzel rasakan. Sejak kecil sudah kehilangan orang tua, beberapa bulan lalu anaknya, haruskah dirinya kembali meresakan kehilangan istri?“Sakit sekali saat mendengar anak kami tak terselamatkan. Demi melampiaskan kekecewaanku, aku mala

  • Istri Hasil Fitnah   Tak Bisa Percaya

    “Saya suami Qeera ….. Tak pantas seorang istri berpelukan dengan pria lain di depan suaminya!”“Hah istri?” Juan menatap Qeera terkejut.Qeera hanya diam menikmati wajah marah Axzel.“Qeera!” bentak Axzel dengan cengkeraman pada lengannya membuatnya meringis.Qeera mengangguk meski menggeram kesal mendengar pengakuan Axzel. Juan berdiri di tempatnya masih tak percaya mendengar pengakuan dari Axzel.“Astaga Tuan Axzel, kami tak menyangka akan dihadiri Anda?”Qeera menoleh dan berbalik. Juan juga melakukan hal yang sama. Napas keduanya tersentak melihat siapa yang menyapa Axzel.Dia adalah pemilik dan membuat acara ini berlangsung. Suaminya mengenal ternyata Nyonya Briela. Hal yang mengejutkan Axzel mendekati wanita yang sangat di segani di kalangan desainer muda seperti dirinya. Juan mencolek dengan sikunya.“Itu benar suamimu?” tanya Juan masih tak percaya. Qeera mendengus. “Dan mereka saling mengenal.“Nyonya Briela senang bertemu Anda di sini.”Nyonya Briela tersipu malu. Qeera samp

  • Istri Hasil Fitnah   Pembenci

    Cukup lama Axzel duduk bersandar pada pintu. Berapa kali teriakannya memanggil Qeera tak membuat istrinya mau membukakan pintu. Ia mengetuk sekali setelah menyerah memaksa Qeera karena tahu saat ini sedang marah.“Tidurlah, besok kita bicara. Maaf jika selama menjadi suamimu telah banyak menyakitimu.”Axzel melangkah menuju kamarnya meninggalkan kamar yang belakangan di tempati istrinya. Sampai kamar tatapannya memindai isi kamar, melihat tatapan jijik Qeera membuat Axzel tak yakin istrinya akan kembali ke kamar ini. Tangannya meremas rambutnya melampiaskan kemarahannya karena perlakuan bodohnya selama ini kepada sang istri.“Bangsat!”Prang.Ia menendang tempat sampah melampiakan kemarahannya hingga membentur dinding dan membuat keributan di sana. Axzel sungguh-sungguh menyesali diri, ia mengingat semua perlakuan buruk serta sikap dinginnya kepada sang istri. Pantas saja hubungan mereka tak bisa dekat, karena selama ini dirinya sendiri yang membatasi Qeera untuk bisa dekat dengannya

Latest chapter

  • Istri Hasil Fitnah   Tega Menyingkirkan

    "Maaf untuk semuanya." Qeera diam tak menjawab ataupun membalas pelukan Axzel. Lama mereka dalam posisi tersebut sampai pintu ada yang mengetuk membuat Axzel mengurai pelukannya."Tuan, maaf, kita ada jadwal meeting setengah jam lagi.""Hm." Axzel tak langsung pergi. Pria itu masih diam dan tetap mengamati wajahnya. "Kamu masih di sini? Pulang meeting Kakak jemput kamu."Tanpa bisa di tahan kepala Qeera mengangguk dan hal itu membuat Axzel tersenyum dan menepuk kepala Qeera pelan."Kakak pergi dulu, jam tujuh Kakak datang."***Brak!Bella melempar gelas penuh dengan anggur merah yang langsung menodai karpet. Bella marah mendengar laporan dari orang kepercayaannya, jika Axzel menemani istrinya belanja di sebuah pusat pembelanjaan bahan kain, bahkan dengan sengaja makan bersama di tempat umum.Bahkan beberapa hari lalu Axzel dengan sengaja datang ke acara pameran desainer muda dan pendatang baru untuk memamerkan karya mereka. Berita kedatangan Axzel mendukung acara tersebut demi mend

  • Istri Hasil Fitnah   Haruskah Bertahan?

    "Jangan membantah, Qeera."Dengan geraman kesal Qeera mengikuti langkah Axzel, apalagi suaminya itu sudah menarik tangannya, meski dengan lembut. "Itu---"Axzel tak peduli dengan protes Qeera. Sesungguhnya Qeera tak nyaman saat telah memutuskan menjauh dari suaminya. Apalagi sikap Axzel saat ini sangat berbeda dengan sikap pria itu selama ini.Mereka berkendera dalam diam, baik Axzel maupun Qeera tak ada yang bicara. Qeera memilih abai dan menatap kendaraan yang sama-sama melewati jalanan padat ibu kota. "Kakak tak suka kamu terlalu dekat pria itu."Qeera mendengus dan memutar matanya kesal. Apa Axzel ingin Qeera menjadi gila setelah kehilangan anaknya? Apa karena itu Axzel tiba-tiba berubah?"Abaikan saja, seperti aku mengabaikan kedekatan-MU dengan Bella."Axzel kalah. Jika Qeera mengungkit hubungannya dengan Bella, serta pengabaian keberatan-keberatan istrinya atas kedekatan mereka, Axzel tak berkutik."Jadi kamu sudah yakin dengan membuat brand sendiri?" tanya Axzel mencari aman

  • Istri Hasil Fitnah   Gagal Semua

    Sepanjang jalan tak ada yang berbicara. Axzel sepertinya sedang dalam kondisi marah. Qeera tak peduli Axzel marah kepadanya. Baginya sejak pagi itu saat Qeera menemukan Bella di kamar mereka, Axzel bukan siapa-siapanya lagi."Turunkan aku di halte bis, terima kasih."Axzel menatapnya tajam, hatinya bergemuruh marah dan juga kecewa atas permintaan Qeera. Namun, ia sadar jika sikap Qeera seperti ini akibat perlakuannya kepada istrinya selama ini."Kamu mau kemana?" Qeera tak menjawab dan hanya mengamati jalanan yang mereka lalui. "Qeera?!"Dengan terpaksa Qeera menyebutkan alamat tujuannya. Keduanya sama-sama diam selama di perjalanan. Axzel kecewa dengan sikap Qeera yang begitu dingin kepadanya, padahal Axzel mencoba mengubah sikap dan perlakuannya demi gadis itu. Apa sudah tak ada harapan hubungan mereka membaik."Qeera, maafkan sikap dan perkataan nenek tadi." Qeera tetap diam. "Bukan Kakak yang mengizinkan Bella datang ke rumah tetapi kakek nenekku. Bisakah kamu mengerti aku tak bi

  • Istri Hasil Fitnah   Pembenci

    Cukup lama Axzel duduk bersandar pada pintu. Berapa kali teriakannya memanggil Qeera tak membuat istrinya mau membukakan pintu. Ia mengetuk sekali setelah menyerah memaksa Qeera karena tahu saat ini sedang marah.“Tidurlah, besok kita bicara. Maaf jika selama menjadi suamimu telah banyak menyakitimu.”Axzel melangkah menuju kamarnya meninggalkan kamar yang belakangan di tempati istrinya. Sampai kamar tatapannya memindai isi kamar, melihat tatapan jijik Qeera membuat Axzel tak yakin istrinya akan kembali ke kamar ini. Tangannya meremas rambutnya melampiaskan kemarahannya karena perlakuan bodohnya selama ini kepada sang istri.“Bangsat!”Prang.Ia menendang tempat sampah melampiakan kemarahannya hingga membentur dinding dan membuat keributan di sana. Axzel sungguh-sungguh menyesali diri, ia mengingat semua perlakuan buruk serta sikap dinginnya kepada sang istri. Pantas saja hubungan mereka tak bisa dekat, karena selama ini dirinya sendiri yang membatasi Qeera untuk bisa dekat dengannya

  • Istri Hasil Fitnah   Tak Bisa Percaya

    “Saya suami Qeera ….. Tak pantas seorang istri berpelukan dengan pria lain di depan suaminya!”“Hah istri?” Juan menatap Qeera terkejut.Qeera hanya diam menikmati wajah marah Axzel.“Qeera!” bentak Axzel dengan cengkeraman pada lengannya membuatnya meringis.Qeera mengangguk meski menggeram kesal mendengar pengakuan Axzel. Juan berdiri di tempatnya masih tak percaya mendengar pengakuan dari Axzel.“Astaga Tuan Axzel, kami tak menyangka akan dihadiri Anda?”Qeera menoleh dan berbalik. Juan juga melakukan hal yang sama. Napas keduanya tersentak melihat siapa yang menyapa Axzel.Dia adalah pemilik dan membuat acara ini berlangsung. Suaminya mengenal ternyata Nyonya Briela. Hal yang mengejutkan Axzel mendekati wanita yang sangat di segani di kalangan desainer muda seperti dirinya. Juan mencolek dengan sikunya.“Itu benar suamimu?” tanya Juan masih tak percaya. Qeera mendengus. “Dan mereka saling mengenal.“Nyonya Briela senang bertemu Anda di sini.”Nyonya Briela tersipu malu. Qeera samp

  • Istri Hasil Fitnah   Keputusan Akhir

    "Axzel!" bentak kakeknya.Namun, Axzel sudah pada keputusanya tak akan menceraikan Qeera. Benar kata Sinan, jika saja dirinya lebih peduli dan lebih peka kepada istrinya, tak akan mungkin Qeera akan melawan."Apa kalian tahu, saat Qeera keguguran?” Axzel menatap kakek neneknya bergantian. Orang yang memaksakan pernikahan kepada mereka sekarang bahkan menginginkannya menceraikan gadis pilihannya. “Pagi hari sebelum aku berangkat, Qeera memintaku menemaninya ke Dokter karena perutnya sakit dan perasaannya tak enak. Tetapi, karena aku sudah ada janji meeting, aku lebih mementingkan meeting daripada istri dan anakku sendiri.”Axzel menatap kakek, nenek, dan Bella bergantian sambil menggeleng miris menyesali diri. Mereka tak mengerti perasaan kehilangan yang Axzel rasakan. Sejak kecil sudah kehilangan orang tua, beberapa bulan lalu anaknya, haruskah dirinya kembali meresakan kehilangan istri?“Sakit sekali saat mendengar anak kami tak terselamatkan. Demi melampiaskan kekecewaanku, aku mala

  • Istri Hasil Fitnah   Ceraikan

    Axzel marah besar karena Qeera yang selama ini penurut kepadanya mulai berani melawan. Padahal malam sebelumnya saat Axzel akan pergi bersama Bella, istrinya itu masih memiliki kepedulian serta kemarahan karena dirinya memilih pergi bersama Bella bukan dengannya.Lalu kenapa pagi ini ada yang berubah?“Hal apa yanq membuatmu tiba-tiba berubah Qeera?” tanya Axzel pada bayangan istrinya sambil menatap sosok Qeera yang menghilang.Kenapa secepat itu Qeera berubah, apa hanya karena Axzel kembali menolak membawanya, Qeera berubah menjadi acuh dan tak peduli. Atau … Axzel tiba-tiba mengingat saat dirinya bangun dari tidurnya.‘Jangan-jangan Qeera mengetahui jika semalam dirinya sekamar dengan Bella,’ pikir Axzel dengan wajah pucat.Jantung Axzel berdegup kencang. Meski tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Bella, tetapi karena membiarkan Bella tidur di kamar mereka membuat Axzel merasa telah menghianati Qeera.“Astaga!” makinya sambil meremas rambutnya marah.Semoga ini hanya pikirannya sa

  • Istri Hasil Fitnah   Sepupu Rasa Istri

    Pagi hari setelah memutuskan untuk bertahan dalam rumah tangga mereka, Qeera langsung menuju kamar mereka yang sekarang kembali menjadi kamar Axzel. Ia memutuskan untuk kembali bicara dengan Axzel tanpa melibatkan emosi. Semalam Qeera sempat menghubungi ayahnya, bukan mendapat dukungan tentang keinginannya untuk pulang, yang dirinya terima makian dari ibu tirinya. “Kamu sudah tidak diterima di rumah ini, sebaiknya berbaik-baik dengan suamimu. Jangan pernah datang ke sini, pintu rumah ini tertutup untukmu, Qeera!” Hal itu lah yang membuat Qeera berpikir untuk memberi kesempatan pada pernikahannya. Apalagi semalam bermimpi bertemu putrinya seolah menjadi petunjuk yang memintanya untuk tetap bertahan. “Huh!” Berbicara dengan suami saja Qeera merasa seperti akan bertemu Presiden. Dadanya berdebar takut kembali dimaki Axzel. Tok! Tok! Tok! Qeera terus mengulang sampai tiga kali, tetapi tak mendapat tanggapan dari dalam atau mendengar sahutan. Hal itu membuatnya memutuskan langsung ma

  • Istri Hasil Fitnah   Pembunuh

    Sejak hari itu hubungan Qeera dan Axzel semakin berjarak, apalagi kini mereka pisah kamar. Lebih tepatnya Axzel yang mengusir Qeera dari kamar mereka. “Kak,” panggil Qeera saat Axzel akan berangkat ke kantor. Ia telah lama menunggu Axzel supaya mereka bisa bertemu atau bicara. Qeera sedih bukan hanya kehilangan anak, tetapi juga semakin kehilangan suami. Bahkan sekarang setiap malam ia akan bisa terlelap setelah kelelahan menangis dan tidak ada suami yang menenangkannyan karena dia sibuk entah pekerjaan dan Bella, sahabatnya.“Saya sibuk!” “Kak! Mau sampai kapan kamu akan seperti ini?!” tanya Qeera emosi. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Bukannya saling menguatkan karena kehilangan anak mereka, Axzel malah semakin menjauhinya. Hatinya sakit dan kecewa, bukan hanya karena kehilangan anak, tetapi juga karena sikap kasar Axzel. Axzel berbalik. Sekian lama tenang tanpa gangguan Qeera hari ini sang istri menganggu saat emosinya sedang tak baik-baik saja. Semalam Axzel bermi

DMCA.com Protection Status