Share

Mertua Sinting

Author: Cheesecake
last update Last Updated: 2024-08-15 23:44:04

"Jel, aku tuh penasaran deh. Sebenarnya apa sih yang mertua kamu kirim?" tanya Zeya sambil memakan keripik singkong kesukaannya.

"Lihat aja sendiri," ucap Jelita.

Jelita yang dari sore memilih menumpang di apartemen Zeya, kini meraih ponsel miliknya lalu diberikannya pada Zeya.

Zeya seketika berteriak, "Dasar bule sarap, gila, sinting!"

Umpatan demi umpatan keluar dari mulut gadis itu. Zeya bahkan bersumpah serapah setelah melihat pesan singkat dari Catherine yang mengatakan jika Catherine akan menjodohkan Alice dengan Mark karena mereka setara, berbeda dengan Jelita yang dianggap sebagai orang rendahan tanpa asal usul yang jelas. Jelita diibaratkan sebagai duri dalam daging, yang kehadirannya harus disingkirkan secepatnya.

"Ya, kan? Orang tua macan apa yang sudah mencarikan lagi anaknya istri baru, saat usia pernikahan anaknya masih seumur jagung?" ucap Jelita sambil tersenyum kecil. Jelita meminum cola miliknya lalu menghela napas panjang. "Aku sudah capek, aku sudah mau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Figuran Tuan Muda    Senam Jantung

    "Untunglah masih keburu." Jelita terlihat berlari terburu-buru, sambil terus memeriksa jam yang ada di tangannya. Langit pagi itu masih terlihat gelap dan aktivitas manusia pun belum sepenuhnya dimulai. Jelita segera menaiki lift yang langsung menghubungkan ke unit penthouse milik Mark, berusaha secepat mungkin untuk berganti pakaian dan langsung berangkat menuju rumah sakit. PIP! Suara akses pintu masuk pun berbunyi menandakan pintu telah terbuka. Baru saja Jelita melangkahkan kakinya di ruang tamu, pandangannya tertuju pada sosok yang tengah tertidur pulas sambil meringkuk kedinginan di atas sofa. "Loh kok malah tidur di sini sih? Kalau masuk angin bagaimana coba!" omel Jelita dan berjalan mendekati Mark yang belum menyadari kehadirannya. "Mark, bangun! Mark! Perlahan ia menggoyang-goyangkan bahu suaminya, sambil manggil nama Mark agar pria itu terbangun. Tetapi, hasilnya nihil. Mark hanya terusik sesaat lalu berbalik. "Astaga, ngebo banget tidurnya!" gerutu Jelita

    Last Updated : 2024-08-16
  • Istri Figuran Tuan Muda    Situasi Kritis

    "Dok, ada pasien CITO di IGD!" ucap seorang perawat yang tiba-tiba saja datang di ruang praktek Veshal. Dengan cepat Veshal bangkit lalu berkata, "Jelita, ikut saya!" "Baik, Dok!" jawab Jelita yang sebenarnya masih gugup untuk menangani gawat darurat terutama yang berhubungan dengan kehamilan. Pasien CITO adalah istilah untuk pasien kritis, yang harus didahulukan penanganannya. Dengan tergesa-gesa Dokter Veshal dan Jelita berlarian menuju ruang IGD dimana pasien dan keluarganya sudah menunggu. Baru saja mereka sampai, beberapa perawat dan dokter jaga segera menyambutnya, dan membawa menuju ranjang dimana pasien menunggu. "Usia kandungan 33 minggu, tekanan darahnya 180/120, kadar protein dalam urine tinggi, dan pasien mulai kehilangan kesadaran," ucap dokter jaga yang sudah mengecek tanda vital pasien tersebut. Hal yang tidak diinginkan pun muncul, pasien mulai mengalami kejang hingga membuat Jelita terlihat panik. "Jelita, pasang sudip lidah! Kamu bisa, kan?" seru Ves

    Last Updated : 2024-08-17
  • Istri Figuran Tuan Muda    Tersadar

    NIIIT! "Dok, dokter," lirih Jelita dengan kedua telapak tangan yang menutupi mulutnya, saat monitor EKG menunjukkan garis lurus yang menandakan jika jantung pasien telah berhenti berdetak. Veshal menggelengkan kepalanya, lalu mulai memeriksa kondisi janin yang masih ada di dalam kandungan ibunya. "Dua-duanya tidak terselamatkan," ucap Veshal dengan wajahnya yang terlihat lelah. Kegagalan pertamanya dalam menyelamatkan pasien membuat seluruh tubuh Jelita bergetar. Rasa terkejutnya terlihat jelas dari raut wajahnya, Jelita mematung dan mengamati tubuh ibu hamil itu yang kini mulai ditutupi selimut putih. "Jelita," sapa Dokter Veshal yang mengetahui bagaimana perasaan Jelita Saat itu. Tanpa diduga Jelita memeluk Dokter Veshal. Air matanya runtuh, seakan dirinya adalah keluarga yang ditinggalkan. "S-saya tidak berguna, Dok. Se-selama ini saya berpikir jika saya mampu, tetapi ternyata saya bukanlah apa-apa," ucapnya di tengah-tengah tangisannya. Sedangkan Veshal hanya tersen

    Last Updated : 2024-08-17
  • Istri Figuran Tuan Muda    Si Mulut Sampah

    "Dokter pernah sampai titik seperti itu?" tanya Jelita penasaran. Veshal mengangguk, lalu kembali menatap langit biru yang terlihat begitu teduh. "5 tahun lalu saya kehilangan calon istri saya, tepat di tangan saya sendiri," ungkap Veshal dengan senyuman getir. Veshal menghela napasnya, karena berusaha kembali mengungkit sesuatu yang sudah ia kubur begitu dalam. "Saat saya masih menjadi residen, saya mendapati seorang pasien IGD yang datang dalam kondisi terluka parah akibat kecelakaan, dan itu adalah kekasih saya sendiri. " Dia kecelakaan saat ingin pulang setelah melihat gedung yang akan menjadi tempat resepsi pernikahan kita 1 minggu lagi." Terasa kesakitan yang amat dalam di setiap kata demi kata yang keluar dari mulut Veshal. Matanya pun terlihat kosong memandang langit, mimik wajah yang bahkan tak pernah ditujukan olehnya selama ini. "Saat itu saya sangat emosional. Namun, saya sadar jika harus tetap tenang, karena hari itu adalah hari besar, tidak ada dokter lain yan

    Last Updated : 2024-08-18
  • Istri Figuran Tuan Muda    Masakan Istri

    "Kamu boleh menghinaku ataupun latar belakangku seperti yang sering kamu dan ibumu lakukan padaku. Tapi, jangan pernah ikut campur dengan pekerjaanku apalagi meremehkannya!" Suara perdebatan keduanya memecah keheningan pada lantai basement itu. Kedua mata Jelita terlihat memerah, menahan rasa kesal yang sedari tadi ia pendam. "Kamu bahkan tidak mengetahui bagaimana perjuanganku sampai ke titik ini! Kamu tidak mengetahui bagaimana sulitnya aku melewati semuanya!" seru Jelita sekali lagi dengan kedua tangannya yang mengepal erat. Jelita semakin mendekat, memangkas jarak di antara mereka berdua. Dengan berani ia mengetuk-ngetuk dada Mark dengan jari telunjuknya sambil berkata."Menjadi seorang dokter adalah impianku! Cita-citaku yang selama ini aku berusaha capai dengan cara apapun!" Harga dirinya yang tinggi membuat Mark hanya terdiam dengan tubuh yang masih berdiri dengan tegap. Mimik wajahnya sama sekali tak menyorotkan sebuah penyesalan dan kalian membuat Jelita meradang.

    Last Updated : 2024-08-18
  • Istri Figuran Tuan Muda    Tamu Spesial Extra Cabai

    'Siapa sih?!' Mark mengerutu di dalam hati ya saat telepon mulai berdering beberapa kali. Dengan malas ia berusaha untuk berdiri tetapi segera dicegah oleh Jelita. "Biar aku saja!" Jelita berjalan mendekati telepon yang diletakkan di sudut ruang keluarga, lalu mengangkat gagangnya perlahan. "Hello!" Sedangkan Mark yang turut penasaran dan curiga mulai mengikuti Jelita. Berusaha menguping pembicaraan istrinya. "Tamu? Siapa namanya?" tanya Jelita. "Oh dia, ya sudah suruh langsung ke atas saja!" " Oke! Baik, terima kasih, Pak!" ucap Jelita mengakhiri sesi telepon tersebut dan kembali meletakkan gagang telepon pada tempatnya. Mark mengerutkan keningnya, bertanya-tanya siapakah yang akan datang sampai Jelita mengizinkan masuk, apakah Zeya? "Siapa?" tanya Mark dengan rasa penasaran yang diujung tanduk. Jelita menyunggingkan senyum seringai lalu berkata, "Nanti juga kamu tau!" Ting! Tong! Beberapa menit kemudian suara bel berbunyi menandakan tamu yang dimaksud sudah sampai

    Last Updated : 2024-08-19
  • Istri Figuran Tuan Muda    Karma dan Salah Paham

    "Ada krim di bibirmu!" Salah tingkah, itulah yang kini Jelita rasakan ketika Mark dan mengusap lembut bibirnya. Entah mengapa perasaannya menjadi sangat aneh, seakan ada sesuatu yang menggelitik di dalam dirinya. "K-kalau sudah selesai makannya nanti kamu simpan saja di dalam kulkas ya, a-aku mau tidur!" Jelita bahkan terbata-bata dalam berkata. Dia benar-benar telah dibuat kikuk, hingga membuat otaknya tidak dapat berpikir jernih. "Jelita, tunggu!" ucap Mark yang sontak menghentikan langkah Jelita. Susah payah Jelita berusaha untuk kembali bersikap Normal. Beberapa kali ia hembuskan napasnya, lalu tak sengaja membentak, "Ada apa lagi?" "Tidak, tidak jadi! Kau istirahat saja," ucap Mark yang entah mengapa nyalinya menjadi menciut, dan mengira Jelita semakin marah padanya. Sementara itu, dengan perasaan jengkel Alice terpaksa harus pergi dengan membawa tangan kosong. Harapannya untuk menghabiskan waktu berdua dengan Mark seketika kandas bagai ditelan bumi.Gadis itu

    Last Updated : 2024-08-19
  • Istri Figuran Tuan Muda    Quality Time

    "Mark! Mark!" Suara Jelita menggelegar memenuhi seluruh sudut ruangan. Dengan wajah yang panik Jelita terus berlari ke sana ke sini, tak lupa membawa buket bunga dan juga surat permintaan maaf yang baru saja ia baca. "Duh, kemana sih ini orang?"ucapnya cemas. Jelita baru menyadari jika dirinya belum sepenuhnya menyelusuri penthouse megah tersebut. Karena kini ia sampai pada suatu ruangan asing, yang satu sisi dindingnya terbuat dari kaca yang tertutup gorden, dengan sebuah pintu kaca juga di tengahnya. "Mark!" serunya saat membuka gorden dan melihat suaminya tengah membaca buku disebuah gazebo yang berada dekat kolam renang pribadi. Jelita yang tergesa-gesa segera menghampiri Mark, lalu duduk di samping pria itu. "Aku ingin bicara sama kamu!" Mark menutup bukunya lalu meletakkan di sampingnya. Lensa matanya yang berwarna coklat kini menatap Jelita dengan seksama, "Silahkan saja!" "Jujurlah padaku! Kamu sedang sakit kronis, kan?" tanya Jelita langsung pada dugaannya.

    Last Updated : 2024-08-20

Latest chapter

  • Istri Figuran Tuan Muda    Tolong aku!

    Belaian di kepalanya terasa begitu lembut hingga membuatnya tersentak dan tersadar dari alam mimpi. Baru saja matanya terbuka, wajah tampan dengan senyuman lembut seketika menyambutnya. "Mark!" "Tidur lagi saja kalau kamu masih mengantuk," ucap Mark. Jelita seketika mengedarkan pandangannya. Ternyata dirinya dan Mark masih berada di dalam mobil. Tak sengaja Jelita melihat ke arah jam tangannya, dan kini waktu sudah berlalu selama 2 jam semenjak ia tertidur. "Ini kita baru sampai? Kok lama banget?!" tanyanya yang bahkan baru menyadari jika mesin mobil sudah dalam keadaan mati, bahkan supir yang mengantarkan mereka pun sepertinya sudah turun terlebih dahulu. Mark tertawa lalu mencubit hidung istrinya. "Bukan perjalanannya yang lama, tapi kamu yang tidurnya kelamaan." "Hah?!" Wajah Jelita yang terlihat bingung semakin menambah keras tawa Mark, yang akhirnya membuat Jelita kesal dan mencubit perut suaminya. "Bodo amat! Aku mau turun!" rajuk Jelita. Jelita pun turut dari

  • Istri Figuran Tuan Muda    Perjodohan

    Mark terdiam, menatap wajah sang istri yang tertidur di bahunya. Saat itu, setelah mendapatkan telepon dari Zeya, ia pun terburu-buru pergi ke rumah sakit, diantar oleh supir pribadi keluarganya. Ia pun bahkan rela menunggu dengan sabar hingga jam kerja istrinya selesai, dan kini mereka dalam perjalanan menuju ke rumah. "Sepertinya dia sangat kelelahan," ucap Mark. Pak Supri tersenyum melihat kedamaian dari kedua majikannya. Tak pernah terbayangkan jika Mark yang begitu membenci istrinya, kini bisa berbalik dan sangat menaruh perhatian pada Jelita. "Namanya juga Dokter, Tuan. Pasti Nyonya capek sekali, apalagi kalau rumah sakitnya ramai," sahut Supri. "Tapi kenapa dia sangat menyukai pekerjaannya. Bahkan dia akan marah jika saya menyuruhnya untuk berhenti." Supri tertawa kecil menanggapi perkataan tuannya. Dengan mata uang masih fokus ke jalan pun ia berkata, "Ini adalah cita-cita beliau. Dan untuk menjadi dokter banyak sekali usaha yang Nyonya lakukan. Itulah yang membuat Nyon

  • Istri Figuran Tuan Muda    Luka Yang Kembali Terbuka

    "Kamu mau kemana?" tanya Jelita saat melihat Zeya yang sangat kelelahan dengan membawa selembar map di tangannya."Oh aku mau kasih ini ke ruang radiologi, tadi ketinggalan," ucap Zeya sambil tertawa kecil.Tanpa bertanya Jelita merebut map tersebut lalu berkata, "Biar aku saja! Kamu istirahat! Gak usah ngeyel, cukup dengerin aku!" seru Jelita yang sudah tidak tahan melihat Zeya yang terus menerus memforsir tenaganya hanya untuk membuang waktu."Tapi, Ta!" Belum juga Zeya melanjutkan perkataanya, ia pun langsung terdiam.karena Jelita yang melotot ke arahnya."Udah diem! Kalau kami gak nurut, aku akan paksa kamu besok untuk libur. Biar aja aku yang long shift untuk menggantikan kamu, paham!" ancamnya sungguh-sungguh.Dengan langkah kakinya yang cepat, Jelita pun berjalan menuju ruang Radiologi. Ia terdiam sejenak saat melewati ruangan poli kandungan seakan ada sesuatu yang menarik perhatiannya.Ada suatu rasa yang terbesit dihatinya, rasa rindu akan sesuatu yang samar bahkan nyaris tak

  • Istri Figuran Tuan Muda    Hampa

    Deg!"Nicky? A-aku gak salah lihat, kan?!" Zeya menggosok kedua matanya dengan punggung tangannya beberapa kali, memastikan. jika penglihatannya tidaklah salah.Namun semakin melakukan hal tersebut maka semakin Jelas pula rupa sosok Nicky yang kini dilihatnya. Nicky jelas terlihat di atas pelaminan dan tengah tersenyum dengan memakai busana pengantin. Pria itu terlihat bahagia bersanding dengan seorang wanita yang memiliki wajah buram, seolah tidak diizinkan tertangkap oleh penglihatannya. Zeya terdiam, hatinya sungguh terasa nyeri bak luka yang tersiram air garam. Dia dan Nicky memanglah tidak memiliki hubungan apapun, lantas mengapa ia merasakan sesuatu yang menyiksa seperti ini? Tiba-tiba saja kedua mata Nicky melirik padanya, mata mereka pun saling bertemu dan pria itu pun melambaikan tangannya hingga akhirnya.BRAK!Zeya terbangun saat tubuhnya menggelinding dan jatuh dari atas ranjang. Seketika gadis itu pun meringis lalu berusaha bangkit walaupun masih dalam keadaan semp

  • Istri Figuran Tuan Muda    Rencana Nicky

    Perkataan Jelita sontak membuat suasana menjadi hening. Nicky terdiam, bibirnya kelu untuk sekedar menjawab. "Sayang," ucap Mark berusaha menenangkan hati istrinya. Tetapi Jelita yang sudah bertahan berbulan-bulan untuk tidak ikut campur pun pada akhirnya merasa muak. Zeya memang tidak banyak bicara tentang Nicky, tapi sikap gadis itu yang berubah menjadi lebih pemurung sangat mengusik Jelita. "Gak bisa, Mark! Harusnya kalau memang gak niat sungguh-sungguh, ya gak usah dekatin Zeya. Baru digertak saja sudah melempem!" ucap Jelita sewot. Mark menepuk keningnya. Nampaknya istrinya ini sudah tidak bisa ditenangkan lagi. Sedangkan Nicky hanya menerima setiap cacian dari Jelita, seakan sudah mempersiapkan semuanya jika hal ini pasti terjadi. "Sebenarnya, bukan tanpa alasan aku menghilang," ucap Nicky. Tatapan Mark dan Juga Jelita semakin fokus pada Nicky. Raut wajah Nicky yang memelas membuat mereka panasaran akan maksud perkataan yang baru saja ia lontarkan. Mark menghel

  • Istri Figuran Tuan Muda    Welcome Back Mark Dinata

    Kegaduhan sejak pagi sudah terlihat disebuah gedung pencakar langit. Para pekerja mulai dari cleaning service hingga para petinggi tampak sibuk untuk menyiapkan sesuatu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 tepat, sebuah mobil merk eropa berwarna hitam pun berhenti tepat di lobby dan menurunkan sosok yang telah dinantikan. Suara langkah kaki dan hentakkan dari Kruk saling bersahutan dan menjadi pusat perhatian. Namun bukan hanya itu, kehadiran sosok wanita yang mendampingi Mark pun sontak membuat seluruh tatapan mata benar-benar tertuju pada mereka berdua. "Selamat datang kembali, Pak Mark Dinata." ucap seluruh karyawan serentak dengan Yesi yang membawa sebuket bunga dan diberikannya kepada Mark. "Selamat datang Pak Mark dan selamat datang juga di kantor kami Ibu Jelita," sapa Yesi dengan sopan. Terbalut dengan blouse dan rok selutut, Jelita tampak anggun mendampingi suaminya. Penampilan sungguh terlihat kontras dengan Chintya yang dulu selalu datang dengan pakaian yang terbuka d

  • Istri Figuran Tuan Muda    Ghosting

    "Dor!" Zeya tersentak kala seseorang tiba-tiba saja mengagetkannya dari arah belakang. Sontak ia pun menoleh dan melihat Jelita yang tersenyum lebar ke arahnya. "Kau ini pagi-pagi mau buat jantungku copot, hah?" protesnya yang malah membuat Jelita tertawa. Tak terasa sudah setengah tahun berlalu sejak kejadian malam itu. Kini banyak yang mulai berubah, dimulai dari Dokter Veshal yang tiba-tiba saja mengundurkan diri, Zeya yang dipaksa untuk kembali tinggal bersama kedua orang tuanya, serta sosok Nicky yang seolah menghilang tanpa jejak dari kehidupan gadis itu. Semua masih terasa begitu baru, sehingga membuat Zeya tak bisa terbiasa. "Udah ah jangan cemberut gitu. Nih aku punya sesuatu buat kamu," ucap Jelita seraya menyerahkan sekotak kue kesukaan sahabatnya itu. Wajah Zeya pun berubah, gadis itu mengembangkan senyumannya "Serius nih buat aku?" "Iya. Ya sudah aku mau temani Mark terapi dulu ya! Jangan lupa dimakan, oke!" Jelita pun meninggalkan sahabatnya. Sejenak

  • Istri Figuran Tuan Muda    Sandungan

    "Sekarang coba jelaskan pada Ayah!" Pada akhirnya Nicky tertangkap basah setelah tergelincir, karena berusaha keluar dari dalam bak mandi tempat persembunyian keduanya. Kini Nicky dan Zeya pun tengah diintrogasi bak seorang terdakwa kasus kriminal. Keduanya duduk di atas karpet dengan kepala menunduk di hadapan Hana dan juga Hans yang menatap nanar mereka. "Ini semua gara-gara kau!" bisik Zeya kesal. "Aku, kan gak tau kalau bakal begini, Beb," jawab Nicky berbisik. "Ehem! Zeya Alisiana! Kamu mendengarkan Ayah tidak?!" Seketika keheningan melahap suasana malam itu. Zeya kembali terdiam, bahkan tak mampu untuk menatap wajah kedua orang tuanya. Hans menghela napasnya dan kembali berkata, "Kami tau jika usiamu sudah matang untuk menjalin hubungan dan menikah. Tetapi tidak seperti ini, Zeya. Kami selama ini melarangmu berpacaran, bukan hanya sekedar keinginan kami, tapi juga untuk menjaga martabat kamu sendiri dari hal-hal tak diinginkan." "Tapi, Ayah dan Bunda salah paham

  • Istri Figuran Tuan Muda    Tertangkap Basah

    Kriett! Bunyi pintu kamar yang terbuka seakan memecah keheningan di dalam ruangan tersebut. Perlahan-lahan Jelita berjalan ke arah ranjang, dimana sang suami telah berbaring dan berpura-pura tertidur. "Aku tau kamu belum tidur," tebaknya sambil duduk di tepian ranjang, bibirnya sedikit meringis merasakan sakit pada kakinya yang tak kunjung mereda. Namun, tak ada jawaban. Mark terus memejamkan matanya, seolah sudah terbuai ke alam mimpinya. "Jadi kamu mau ngambek lagi nih? Baiklah," lanjut Jelita. Jelita melirik ke arah Mark, menatap kelopak mata sang suami yang bergetar walaupun dalam keadaan tertutup. "Dasar," gumam Jelita seraya menggelengkan kepalanya. Jelita terdiam sejenak, memikirkan cara untuk bisa berbicara dengan suaminya yang sangat keras kepala. Hingga akhirnya ia perlahan menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang lalu tiba-tiba berbaring dan memeluk Mark yang berada di sebelahnya. Sikap Jelita yang tiba-tiba, membuat Mark tersentak dan langsung membuka matany

DMCA.com Protection Status