“Ada apa Kak? Apa ada masalah?!”Membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, Rifa lekas menghampiri Qilistaria yang menutupi tangannya dengan selimut sambil memojokkan tubuhnya di tembok dengan pandangan takut-takut, … dikala pandangannya terfokus tuk melihati sudut tembok lain.“Ma-maaf mengagetkan.”GASP?!Tiba-tiba terkejut begitu sangat, dikarenakan ia sendiri pula telah mendapati ada suara dan sesosok orang asing yang mencurigakan di dalam kamar sini, refleks saja … Rifa memasang gerik tubuh yang siaga, lagi waspada.“Tadinya aku mau masuk lewat pint—““—Berhenti di sana!”Rifa berteriak memperingatkan. Menunjuk orang yang berjalan menuju ke arahnya secara santai dengan wajahnya yang cengengesan, … juga melotot padanya dengan mata merah menyalanya, yang menatap tajam. Baju yang kucel. Sepatu yang berlepotan lumpur. Wajah yang kumel. Rambut hitam yang kusut. Juga tangan yang menenteng sekantung kecil sesuatu benda mengkhawatirkan, … tentu saja sudah membuat Rifa yang baru datan
Tertidur dengan lelap ditemankan oleh Rifa karena masih syok selepas menghadapi situasi tidak terduga pada hari kemarin, … Qilistaria yang ujung-ujungnya tidak jadi menjahit dan memperbaiki boneka milik adik iparnya semalam, … kini telah terbangun dengan tubuh yang terasa lebih segar.Pagi telah datang.Menyambut pandangan mata kelam Qilistaria dalam menangkap pantulan cahaya matahari yang hangat dari jendela kecil yang terdapat di dalam kamar, … menggodanya untuk segera beranjak keluar dari ruangan hening ini, setelah tiga hari lebih mengurung diri.Akan tetapi, begitu ia hendak menyibakkan selimut yang membalut tubuhnya secara hangat, sesosok orang berambut merah yang tengah tertidur nyenyak dengan cara duduk menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan pada permukaan ranjang, … telah menghentikan langkah si empu pemilik manik mata obsidian tersebut.Dilihat dari rambut merahnya yang terpotong pendek, sudah dapat dibedakan dan juga dipastikan, kalau sosok orang itu … memang bukanlah or
“Uhm, ja-jadi, … kapan aku akan dilepaskan, Nona?”Duduk santai di samping laki-laki muda bernama Yurish yang masih berdiri dibebat tali pengikat tubuhnya tuk terkunci di batang pohon, … Rifa yang dengan anteng memainkan boneka kelinci sehabis melarikan diri dari situasi canggung pasangan suami-istri tersebut, … menggulirkan mata merahnya yang menatap tajam, kepada si pemilik manik mata biru jernih.“Apa untungnya melepaskan orang yang mencurigakan sepertimu? Salah-salah nanti, … kau hanya akan semakin menimbulkan masalah baru untuk keluargaku.”“Ah! Tidak!” Menyangkal dengan raut muka cemas seraya menggeliat tuk sedikitnya bisa mengusahakan diri dalam melepaskan tali pengikat tubuh, Yurish mengucapkan pembelaan.“Aku tidak akan menimbulkan masalah untuk orang yang membantuku! Sungguh!”“Kalau begitu.”STACK!Menyudutkan Yurish tiba-tiba sampai membuatnya mendapatkan pita suara yang tercekat, Rifa menunjukkan jari telunjuknya di pertengahan mata berbola biru itu.“Bisa katakan dengan
"Apa kau …."Rambut hitam yang mengkilap. Kulit putih bersih nan kemerahan. Juga wajah berpenampilan lembut lagi rupawan."… Benar-benar Yurish?!"Telah membuat Rifa yang melihat penampilan Yurish selepas membersihkan diri, … mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya sama sekali.Malu dengan respons mengejutkan yang ia dapatkan dari orang berwatak keras seperti Rifa, Yurish menggaruk pipinya yang tak gatal dengan gerakan canggung."Nona, kau bereaksi secara berlebihan." "Tidak! Aku tidak berlebihan!"Menyanggah dengan kening yang mengerut, Rifa yang tadinya berpikir kalau Yurish sudah mandi pun akan tetap terlihat seperti gembel, … tidak mau menerima bahwa si pemuda itu justru berakhir dengan penampilan yang jauh lebih cantik dari pada dirinya sendiri.Seolah-oleh, Yurish ini … adalah seseorang yang sudah terbiasa mendapatkan perawatan juga perhatian khusus yang mengharuskannya diam tak melakukan apa-apa, dan dengan senang bertumpang kaki menerima segala bentuk pelayanan.Lebih tepatn
"Huwaaa! Maaf!""Aishh! Berhenti menangis! Setiap kali kau berbuat salah, kenapa harus ditangisi sih?!""Ma-maaf!""Berhenti meminta maaf juga!""Pfft."Terkikik kecil melihat interaksi Rifa dan Yurish sudah meributkan sesuatu pada pagi-pagi hari begini, Qilistaria yang dalam sejenak merenungkan kemampuan minusnya dulu dalam menghadapi pekerjaan rumah tangga sama seperti si pemuda bermata biru itu, … merasa bersyukur bahwa Derian yang menjadi pengajarnya, tidak memiliki metode pengajaran yang sekeras Rifa. "Ada apa …?"Mencolek pipi Qilistaria yang senyum-senyum sendiri, Derian yang datang dengan mengasongkan minuman teh herbal hangat di tangan kepada sang istri, bertanya karena penasaran."… Senyum-senyum manis begitu?"Berterima kasih atas pemberian teh hangat tersebut dan lekas menundukkan wajahnya yang tersipu, Qilistaria menjawab."Melihat Rifa dan Yurish, seperti melihat aku dengan Ian dalam versi terbalik.""Eh? Sungguh? Jangan samakan seperti itu. Itu tidak mirip.""Kenapa t
"Ci …."Memandang Yurish dengan tatapan melotot, Rifa yang merasa suaranya tercekat di tengah-tengah kerongkongan, … berujar dengan kesusahan."… C-ciuman?!"Ah, kenapa dia, Yurish, tiba-tiba menyebutkan kalimat yang menyinggung sebuah aktivitas romantis di antara pasangan?!Itu membuat Rifa merasa canggung dengan arah pembicaraan, karena itu bukanlah topik yang ia mampu kuasai secara percaya diri. “Tidak, m-maksudku …! Kau sepertinya sangat ingin menghilangkan kutukan pada Kak Ria, kan?""Uh, … ya.""K-karenanya! Untuk membuatnya terbebas dari segala rasa menyakitkan yang ada, kemudian bisa berhubungan manis dengan Kakakmu tanpa mengkhawatirkan kecemasan apa pun lagi, kutukannya harus dipatahkan tuk selama-lamanya … bukan?”Gugup sendiri dalam mengajak bicara Rifa yang masihlah enggan berbicara tuk memberikan respons atas saran yang diberikan, … Yurish yang sudah selesai mencuci piring bagian tugasnya, memecah keheningan dengan bertanya. “Anu, … Riry. Apa kau bahkan sudah pernah me
“Huh … sudah?”Tunggu! … Apanya yang sudah?“Ya,” memalingkan wajahnya dari Derian yang terus-menerus memandanginya dengan pandangan yang seperti orang sedang meminta keadilan, Qilistaria menjelaskan. “T-tujuan awalnya kan, hanya untuk menunjukkan kepada Rifa bahwa kita sudah ber— … berc-ciuman. Jadi, karena kita sudah melakukannya, itu dihitung sudah.”“Hanya itu saja?”Tambah melongo tak percaya mendengar penuturan istrinya yang membuat hatinya sedikit kecewa, Derian mengerutkan alisnya tuk mengekspresikan wajah yang akan tampak se-menyedihkan mungkin.“Kamu melakukannya dengan cepat, sampai-sampai aku tak dapat merasakannya dengan baik.”“Me-merasakan apa maksudmu?”Entah karena sudah dirasuki oleh setan hawa nafsu atau memang ini semua terjadi karena Qilistaria telah memancing keluar sesuatu yang sangat diinginkannya untuk menuntaskan perlakuan cinta terhadap pasangan, … Derian menempatkan satu ibu jari di bibir lembut istrinya, untuk kemudian mengusapnya secara pelan. “Bibirmu
-“Hei, Ibu?”--“Huh? Ya?”-Ada suatu masa, di mana dahulu, … Derian yang masihlah seorang bocah kecil tidak tahu apa-apa, bertanya kepada ibunya.-“Apa itu, yang merah-merah di lehermu?”- ucapnya polos seraya menunjuk apa yang ia tanyakan, kepada sang ibu yang kini gelagapan berusaha menutupi apa yang dimaksud bersama wajah yang sudah dilanda oleh gejolak semburat merah.-“A-a-ahahaha, ini? Ini … umm.”-Seperti sedang mencari alasan yang bagus, ibu dari Derian menggulirkan netra gemetarannya ke sana kemari. Mendapatkan ide yang cukup mumpuni dengan cepat, segera saja … ia melontarkan sebuah jawaban hasil dari mengarang.-“Ini, … Ibu digigit nyamuk.”--“Benarkah? Apa ada nyamuk yang menggigit seseorang sampai meninggalkan jejak sebesar itu?”--“Uy—ya-ya! Te-tentu saja ada.”--“Apa itu sakit?”--“S-se-sedikit …?”--“Ian lihat tadi, di leher Ayah juga ada bekas yang seperti itu. Bahkan lebih banyak! Apa Ayah digigit nyamuk besar juga?”--“….”-Seketika terdiam menampilkan senyuman kaku