Home / Romansa / Istri Cantik Pilihan Mamaku / Cinta Tak Bisa Dipaksakan

Share

Cinta Tak Bisa Dipaksakan

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2023-09-04 21:09:43

Naysila melihat tubuh tak berdaya papinya yang harus dipasang dengan banyak alat. Dia hanya bisa menatapnya dari kaca ruang ICU. Kemudian dia duduk lemas sambil tersedu.

“Daripada nangis mending lu mikir, dari mana biaya rumah sakit pria tak berguna itu!” tukas Lidia cuek seolah hidup mati suaminya dia tidak peduli.

“Mami bisa enggak sih simpati pada Papi sedikit! Itu Papi Naysila, Mi. Pria yang sangat menyayangi Nay. Dia juga suami Mami yang banting tulang demi gaya hidup Mami.” Naysila sakit hati melihat sikap Maminya yang tidak peduli itu.

“Asal kamu tahu ya, Nay. Papimu itu sama sekali sudah tidak memberikan nafkah lahir dan bathin hampir setahun ini. Malah numpuk hutang dan Kakakmu yang harus banting tulang menyelesaikannya. Belum lagi Digta yang terus ngejar-ngejar Mami karena kamu tidak mau menuruti kesepakatan yng sudah dibuat. Bikin masalah saja sih kamu!” gumam Lidia masih kesal pada sikap putrinya yang malah memilih kerja di perusahaan Ardhan.

Lidia inginnya Naysila jadi is
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Nglembur Di Kantor

    Sesampai di rumah, Alea sudah melihat Sika dan Toni menyambut mereka. Membawakan barang-barang masuk kedalam rumah. Di meja makan sudah tertata hidangan yang beraneka macam. Kebetulan mereka belum makan siang.“Kakak jangan terburu ke kantor, ya?” Alea menahan Ardhan yang sudah mengganti bajunya. “Makan dulu, Kak!”“Baiklah!” Ardhan menuruti Alea.Seperti biasa Alea mengambilkan makanan untuk Ardhan dan menuangkan air mineral di gelas. Saat melihat bawang bombay, Ardhan mencebik. Alea baru tahu ada bawang bombay di dalam tumis sayurnya.“Oh, aku lupa kasih tahu Mbak Sika kalau Kakak tidak suka bawang bombay!”Alea mengambil kembali piring yang tersaji di depan Ardhan lalu menggantinya dengan makanan yang lain.“Nanti aku pulang agak malam tidak masalah, kan? Ada yang harus aku selesaikan dengan Leon di kantor.” Di sela makan Ardhan meminta izin pada Alea.“Oh, apa Kakak

    Last Updated : 2023-09-05
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Jadwal Periksa

    Alea menutup ponselnya dan melatakkannya dengan sembarang. Tiba-tiba dia jadi galau sendiri. Membiarkan sejenak dirinya berpikir, Alea kemudian mengalihkan pikirannya dengan mengelus perutnya. Dia tidak suka berpikir yang buruk lagi tentang suaminya. Bukankah mereka sudah berjanji akan saling percaya?“Hallo baby, sedang apa kau di dalam sana?” Alea menghibur dirinya dengan mengelus perutnya. “Kangen sama Papa ya? Sabar ya Nak, Papa lagi kerja”Saat mengelus itu Alea dibuat terkejut karena perutnya berkedut lagi. Dia menjadi begitu senang dan tampak berlebihan. “Astaga, apa kau bisa mendengar Mama, sayang?”Kemudian dia jadi mengingat-ingat kapan jadwal periksa lagi. Segera Alea menarik laci dan menemukan buku periksa kehamilannya. Menurut catatan dia harus periksa lagi besok.“Ya Allah, untung aku ingat untuk lihat buku periksa jadi tahu kalau besok jadwal periksa.” Alea mengembalikan buku itu ke laci dan m

    Last Updated : 2023-09-05
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Tamu Yang Menjengkelkan

    Mendengar Alea mulai menyinggung lagi tentang hal yang selalu menjadi pemicu pertengkaran mereka, Ardhan tidak jadi masuk kamar mandi. Dia melompat ke tempat tidur membuat Alea yang sedang beres-beres jadi terganggu.“Kakak kok malah tidur lagi?!” Alea menepuk punggung Ardhan karena menindih selimut yang akan dirapikannya.“Kamunya ngambek gitu aku ke kantor, ya udah tidur lagi saja!” Ardhan menarik lengan Alea agar ikut tidur lagi bersamanya.“Bukannya ngambek, Kakak memintaku periksa besok saja tapi malah mau ke kantor. Sebal kan!” Alea menolak tangan Ardhan. Dia sebal karena Ardhan lebih memikirkan kantor daripada buah hati mereka.“Ini sudah jam 10, kalau kamu ambil antrian sekarang bisa sampai nanti sore nunggunya. Mending reservasi untuk besok pagi. Aku antar kok. Karena itu pagi ini izinkan aku ke kantor sebentar biar besok free hanya untukmu!”Ardhan mengganti posisi tidurnya mengh

    Last Updated : 2023-09-06
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Curhatan Naysila

    Alea mengulurkan tangannya meminta salim pada Ardhan karena sudah tak betah ingin keluar dari hadapan suaminya itu yang terus membuat perasaannya jatuh bangun.“Sarapan dulu, biar aku yang antar ke rumah Valen.” Ardhan masih membujuknya.“Enggak usah, Kak. Aku perginya sama Toni saja.”Melihat gelagat istrinya yang sedikit menghentak saat menutup pintu itu, Ardhan tahu Alea sedang marah. Nantilah dia akan jemput Alea dengan cepat setelah menyelesaikan sisa pekerjaannya di kantor. Besok dia akan memanjakan sang istri habis-habisan seharian. Alea memang mudah ngambek, tapi mudah juga melupakan dan kembali seperti biasa.Di kantor Ardhan langsung menuju ruang kerja Leon dan menutup pintu. Diletakkannya beberapa dokumen yang barusan ditanda tanganinya di meja Leon. Lalu berseloroh, “Lain kali jangan minta Naysila datang ke rumah, Bro!”Leon mendongak dan menyahut, “Aku tidak suruh, pekerjaan itu memang Na

    Last Updated : 2023-09-06
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Periksa Sendiri

    Alea duduk di bangku tunggu depan poliklinik kandungan yang mulai terlihat sepi itu. Tadi saat bersama Valen dia menyampaikan bahwa seharusnya hari ini jadwalnya periksa kehamilan, karena kesiangan Ardhan menyarankan untuk periksa besok pagi saja.Ternyata rencana periksa yang seharusnya besok berubah karena Valen mengatakan bahwa sepupunya kerja di rumah sakit bagian administrasi pelayanan. Darinya dia tahu bahwa pasien hari ini tidak sebanyak biasanya. Jika Alea masih mau periksa, sepupu Valen akan membantu mencetakan nomor antriannya di klinik kandungan.Bunyi panggilan antrian terdengar. Sudah nomor 43. Nomor antrian Alea 47. Itu sudah lebih dekat mengingat dia baru datang dan duduk mengantri. Di sampingnya Alea masih melihat beberapa ibu hamil yang yang masih menunggu giliran periksa. Mereka didampingi suami. Hatinya jadi sedih karena seharusnya dia juga didampingi sang suami.“Tidak apa ya, Nak. Kita berdua saja, Papamu sedang kerja.” Alea berujar sendiri untuk menyemangati dir

    Last Updated : 2023-09-07
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Bertemu Lidia

    “Ardhan?” sapa Lidia senang melihat Ardhan ada di hadapannya.“Oh, Tante Lidia,” jawab ArdhanAlea memperhatikan mereka yang terlihat begitu akrab dan hatinya menjadi mencelos teringat kedatangan Naysila pagi tadi di rumahnya. Padahal Alea sudah coba mengenyahkan semua hal negatif di pikirannya hanya agar dia tidak sedih dan stress. Dia tidak mau membuat kehamilannya bermasalah karena hal itu.“Kau di sini, siapa yang sakit?” tanya Lidia masih pada Ardhan seolah tidak ada orang lain lagi di sana.“Ini istriku, Tante. Dia sedang hamil!”Ardhan merangkul Alea dan mengenalkannya pada Lidia. Namun wanita itu hanya melirik Alea sekilas bahkan tidak berbasa-basi sekedar menyapanya atau memberinya ucapan selamat atas kehamilannya.“Terima kasih Ardhan. Semalam kau sudah mengantar Naysila. Kamu tahu sendiri kan tengah malam itu banyak sekali kejahatan atau begal. Tante senang kau masih mau mengantarnya,” ucap Lidia lebih suka membelokan percakapan daripada menyapa Alea meski hanya berbasa-bas

    Last Updated : 2023-09-07
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Rumah Tangga Yang Rumit

    Alea melirik susu dan salad di nakas lalu dia meraihnya. Seharian ini dia belum makan yang segar-segar, jadi ingin segera menikmati salad yang dia pesan pada Sika kemarin untuk membuatnya. Sebenarnya dia tidak suka makan di tempat tidur. Tapi karena tubuhnya lelah dan butuh rebahan, jadinya dia minta Sika mengantarnya ke kamar.Alea tahu, tadi yang membawakan Salad dan susu itu adalah Ardhan. Sepertinya pria itu hanya ingin mencari perhatian karena sepanjang jalan tadi Alea mendiamkannya.Kenapa juga sok peduli dirinya marah atau tidak?Mengetahui Alea berusaha menggapai salad di nakas, Ardhan berniat membantunya. Namun tangan Alea lebih dulu meraih salad itu.“Tidak usah berlebihan, Kak. Aku bisa ambil sendiri,” ujar Alea menolak bantuan Ardhan.Terus terang Alea masih jengkel sekali bila mengingat pria ini sudah curhat pada mantan kekasihnya itu bahwa dirinya sangat menyebalkan. Alea sungguh tidak terima hal itu. Terlebih meliha

    Last Updated : 2023-09-08
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Nasi Padang

    Suara perutnya menandakan sedang lapar. Alea bangkit dan mengambil susu di nakas untuk meminumnya. Namun tidak jadi karena susu itu sudah sejak sore tadi. Dia pernah baca susu tidak boleh terlalu lama dibiarkan karena perkembangan bakteri dalam susu sangat cepat. Karenanya Alea urung meminumnya. Begitu juga salad di wadahnya, sudah tidak dingin. Jadi tidak enak kalau dimakan.Alea membawa nampan itu ke luar kamar. Memasukan lagi salad buahnya ke kulkas dan membuang susu yang bahkan belum diminumnya itu. Awalnya dia ingin membuat pudding untuk mengisi perutnya. Tapi tidak jadi juga Karena malas. Dia hanya duduk di meja bar dapur lalu berpikir untuk memesan makanan saja di luar.[Aku dan Valen sedang makan di restoran padang, kau mau tidak?] pesan Devano terbaca sat Alea tak sengaja mengusap layar ponselnya.Melihat foto makanan padang yang dikirim Devano, air liurnya jadi terbit. Kalau dia minta pada Ardhan saat ini, apa pria itu mau membelikannya?Mereka

    Last Updated : 2023-09-09

Latest chapter

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Bahagia Sudah Kembali

    Dia sedang bermimpi. Mendengar bayi mengoceh di sampingnya. Matanya tidak mau membuka karena masih ingin menikmati ocehan bayi yang terdengar gemas di telinganya. Usia Vier sudah 3 bulan, seharusnya dia saat ini sudah mulai mengoceh. Alea jadi sedih mengingatnya. Suara itu tidak hilang di telinganya meski matanya perlahan terbuka dan termenung sesaat. Dia tidak sedang bermimpi. Suara ocehan itu masih ada. Perlahan dia menoleh ke samping. Deg! Bayi siapa itu? Alea terperanjat dan segera bangkit. Namun dia masih menatap bayi itu seolah mencoba memastikan bahwa apa yang dia lihat bukanlah ilusi semata, yang akan menghilang saat dia menyentuhnya. Tidak, jangan menyentuhnya! Nanti hilang. “Eeeeehhh!” suara bayi itu seperti merasa kurang nyaman dengan posisinya yang mencoba tengkurap tapi terhadang bantal. Bayi itu mulai menangis namun Alea belum juga bergeming. Masih menatapnya saja dan menikmati visual yang bisa dirasakannya. Tangannya mulai bergerak perlahan menyentuh bayi itu. Na

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Anakku Masih Hidup?

    “Mbak Sika dini hari begini ada apa?” Ardhan meminta Sika segera masuk.Sika terlihat menghela napas lega dan begitu saja melewati satpam yang galak itu mengikuti Ardhan. Napasnya tampak memburu karena tidak sabar ingin menyampaikan sesuatu.“Ada apa, Mbak? Mbak ada masalah?”Ardhan mendudukan Sika di teras. Dia melihat sika membuka penutup keranjang yang ditentengnya. Seorang bayi yang sedang terlelap. Ardhan heran Sika menyodorkan keranjang bayi itu padanya.“Bayi siapa, Mbak?” tanya Ardhan masih tidak mengerti.Baru ketika dia memperhatikan dengan jelas bayi yang terlelap dengan anteng itu darahnya berdesir hebat. Jantungnya seolah berhenti berdegup namun setelahnya berdegup dengan kencang. Wajah bayi itu membuatnya terkenang putranya. Sungguh bayi yang menggemaskan.“Mbak?!” Ardhan tidak ingin terlalu berhayal. Dia butuh kebenaran dari Sika.“Ini Javier, Pak!”

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Tamu Dini Hari

    Kondisi Hera mulai membaik setelah Alea menemuinya dan membesarkan hatinya. Perasaannya yang sudah bercampur aduk tidak karuan karena merasa bersalah sudah membuat cucunya hingga berakhir dalam tragedi yang mengenaskan. Hera merasa bertanggung jawab atas rasa tertekan sang menantu, hingga membuat kondisinya sendiri malah memburuk.Kehadiran Alea yang sudah bisa mengikhlaskan semuanya membuat Hera kembali punya semangat hidup lagi. Setelah ini akan ada Vier-Vier baru lagi yang terlahir dari rahim sang menantu.“Ajaklah istrimu berlibur. Sudah, anggap semua yang terjadi hanya mimpi buruk saja. Jangan pikirkan pekerjaan dulu.” Hera bertutur pada Adhan.“Baik, Ma!” ujar Ardhan begitu saja memenuhi keinginan sang mama. Sikapnya mulai berbeda setelah kejadian ini. Lebih banyak diamnya dan terlihat dingin dengan sekitar.Ya Allah, mudah-mudahan suamiku baik-baik saja. Batin Alea yang mulai merasa bahwa bukan hanya dirinya yang terli

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Ikhlas

    Ardhan baru membuka lengannya dari melindungi pandangannya yang silau karena ledakan api di vila. Melihat Alea sudah berlari menuju arah vila yang terbakar, Ardhan begitu terkejut namun segera mengambil langkah panjang untuk mengejar wanita yang sungguh membuat darahnya hampir berhenti mengalir itu.Begitu tubuh itu sudah ada dijangkauannya, Ardhan langsung meraihnya. Ledakan kedua terdengar membuat Ardhan dan Alea terpental di rerumputan beberapa meter dari tempat itu.“Lepas! Aku mau menyelamatkan anakku. LEPASIN!” Alea meronta mencoba mendorong dada Ardhan.“Sudah, Sayang! Sudah ya?” Ardhan mendekap dan mencoba menenangkan istrinya yang kalut itu. Dia sudah frustasi dan tidak berdaya melihat kilatan api itu. Hanya berharap anak buah Pram berhasil menyelamatkannya. Meski dia merasa itu tidak mungkin mengingat kobaran api yang segera membumbung sesaat setelah dia keluar rumah itu. Kemungkinan besar mereka terjebak di dalam.&ldquo

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Nekat

    “Bayimu manis sekali! Seharusnya akulah yang melahirkan anak-anakmu, bukan wanita laknat itu!” Naysila menggendong bayi yang terbungkus selimut itu sambil menimang-nimangnya. Melihat sikapnya yang manis dia tidak percaya bahwa wanita ini adalah iblis yang tega memberikan obat tidur pada bayi 2 bulannya.“Aku sudah mengabulkan permintaanmu yang pertama. Pram akan mengaburkan barang bukti itu dan mengakui itu hanyalah sebuah kesalahan. Kau akan bebas!” tutur Ardhan sambil terus mengawasi pergerakan Naysila. Menunggu kesempatan agar bisa merebut bayinya.“Apa buktinya? Kau bisa saja membohongiku. Kau sudah berkali-kali membohongiku Ardhan!”“Kau mau bukti bagaimana?”Sebentar terdengar sesuatu seperti ada yang datang. Tatapan Naysila menjadi tidak percaya pada Ardhan. Bukankah dia sudah memintanya datang sendiri tadi. Tapi sepertinya dia berbohong lagi.Dengan geram disambarnya botol minuman keras

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Menyelamatkan Javier

    Ardhan melakukan panggilan namun segera merijeknya untuk memastikan dan menunggu reaksi dari nomor tersebut. Pram sudah tidak sabar melacak lokasinya jika benar pemilik nomor itulah yang menculik Javier.Tidak berapa lama muncul notif pesan dari nomor tersebut. Netra Ardhan membulat membaca teks yang dikirimkan dari nomor itu.Pram yang juga membaca notif itu dari laptopnya menatap Ardhan terkejut. Fix, ini adalah penculiknya.[ Akhirnya kau mencariku! ]Begitu pesan yang terbaca di ponsel Ardhan.“Telpon dia!” tukas Pram.Ardhan menormalkan emosinya dan mencoba tenang sebelum menelpon ke nomor itu.Panggilan tidak langsung diangkat. Baru di panggilan ke tiga, seseorang itu mengangkatnya.“Hallo?” sapa Ardhan fokus mendeteksi suara apa saja yang bisa didengarnya dari dalam ponselnya sehingga bisa dijadikan petunjuk.“Hhhg!” suara itu baru terdengar di telinga Ardhan. Sepertinya d

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Siapa Penculiknya?

    “Anakku!? Mana anakku, Paman?” Alea tampak mendesak.Ketika pintu belakang mobil dibuka, keluarlah anak buah Pram membawa bayi yang tertidur lelap. Melihat selimut dan corak baju yang digunakan bayi itu, Alea merasa sedikit lega. Dia pun mengambil bayi itu dari tangan anak buah Pram dengan tidak sabar.“Vier? Kau tidak apa, Nak?” Alea memeluk sang bayi erat seolah takut kehilangannya lagi.Hera merasa sungguh bersalah karena kecerobohannya membiarkan baby sitter itu membawa cucunya hingga membuatnya hampir celaka. Dia baru hendak menghampiri sang menantu, tapi Alea sepertinya merasa ada yang tidak beres.“Tidak!” ujarnya menatap bayi itu. Pegangan tangannya tidak stabil dan Ardhan langsung mengambil alih bayi itu. Dia sama terkejutnya dengan Alea saat menatap bayi yang terlelap itu.“Ada apa?” Nadhim segera menghampiri. Cemas sekali takut sesuatu terjadi pada cucuny

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Javier Diculik

    Hari ini jadwal imunisasi Javier. Alea ditemani Hera dan Mita pergi ke rumah sakit. Tadinya Alea ingin Ardhan yang mengantarnya. Tapi Hera merasa cukuplah dia dan Mita yang mengantar, jadinya membiarkan saja Ardhan pergi ke kantor karena ada alasan meeting penting dengan dewan direksi.Karena sudah menghubungi dokter anak sebelumnya dan dokter keluarga Muradz pun sudah mereservasikan jadwal imunisasi, begitu baby Javier datang, imunisasi langsung berjalan dengan cepat dan lancar.“Cup, cup!” Hera menenangkan Javier yang menangis setelah mendapat imunisasi sambil menimang-nimangnya. Sementara Alea masih berkonsultasi dengan dokter anak.“Mama bawa Vier ke depan dulu ya, Al. Mungkin dia butuh suasana di luar!” ujar Hera membawa Javier keluar ruang spesialis dokter anak, di ikuti Mita yang mendorong strolernya.“Baby Vier masih full ASI kan, Ma?” tanya dokter anak itu.“Alhamdulillah masih, dok!&rd

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Tidak Suka

    “Maaf Mbak, saya tidak bermaksud seperti itu tadi!” Mita melihat Alea yang sepertinya menilai cara bekerjanya yang kurang bagus. Dia tidak bisa membiarkan wanita itu akan protes pada yayasan tempatnya bekerja. Itu akan membuat gajinya lagi-lagi disunnat. “Saya sudah mengasuh 6 bayi sebelumnya, Mbak. Jadi apa yang saya lakukan tadi tidak bakal menyakiti bayi. Justru akan lebih baik karena dapat membiasakan bayi dan mengurangi reflek moronya.” Mita masih mencoba menjelaskan, tapi dia tahu Alea sepertinya tidak butuh sebuah teori. Atau jangan-jangan dia tidak tahu apa itu reflek moro pada bayi? “Terima kasih, Mita. Tapi untuk selanjutnya tolong berhati-hatilah!” ujar Alea berlalu sambil membawa Javier keluar kamar bayi.Mita menatap mama muda itu dan melenguh karena merasa wanita itu menyepelekannya. Tahu apa dia tentang merawat bayi? Kalau dia bisa merawat bayinya sendiri, untuk apa juga masih mempekerjakan pengasuh bayi? Benar-benar aneh.Tapi ini justru lebih baik. Dia jadi bisa b

DMCA.com Protection Status