Irene seketika tercengang. Dia mengangkat kepalanya dan menatap mata Michael yang penuh perasaan itu.Sementara itu ekspresi Lidya berubah. Dia tertawa dengan canggung, lalu berkata, "Nggak kusangka Tuan Michael ... begitu mencintai Irene. Kalau begitu, apakah kalian berencana untuk menikah?""Asalkan dia bersedia, aku tentu saja mau," kata Michael.Irene hanya merasa bahwa jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Dia menatap Michael dengan tatapan tidak percaya, seakan-akan dia baru saja mendengar ucapan yang sangat tidak masuk akal."Nggak mungkin!" seru Lidya.Michael menatap Lidya sekilas dengan tatapan malas sambil bertanya, "Apa yang nggak mungkin?"Tatapan pria ini dingin, membuat Lidya merinding. Rasa takut juga meluap dalam hatinya."Sudahlah, Irene, ayo jalan," kata Michael sambil menggenggam tangannya Irene dan meninggalkan kafe ini.Irene pun mengikuti Michael tanpa penolakan.Billy menatap Lidya dan berkata dengan nada tidak setuju, "Lidya, kenapa kamu mengungkit perihal tem
"Tapi, sebaiknya kamu anggap serius ucapanku tadi," kata Michael.Irene seketika tercengang. Apa maksudnya? Anggap serius ... ucapannya tadi ....Asalkan Irene bersedia, Michael tentu saja mau menikah dengannya. Apakah Michael mengetahui arti dari ucapan ini?Sampai saat kedua orang ini naik mobil, pikiran Irene masih sangat kacau. Ketika mobil tiba di depan Kediaman Yunata, Irene turun mobil dengan Michael dan berjalan memasuki kediaman. Pada saat ini, langkah kaki Michael tiba-tiba terhenti."Oh iya, aku bukannya nggak pernah kelaparan," kata Michael. "Aku juga pernah kelaparan hingga aku merasa bahwa aku mungkin akan mati kelaparan."Saat Michael masih kecil, setelah ayahnya meninggal dan dikremasi, Michael pernah tinggal di sebuah rumah kecil yang sudah bobrok dengan guci abu ayahnya. Pada saat itu, dia merasa sangat lapar ... hingga dia benar-benar tidak bertenaga, seakan-akan dia sudah berada di depan pintu akhirat.Akhirnya, ada tetangga yang mengetuk pintu rumahnya dan memberin
"Karena Irene nggak bisa mendapatkan apa pun, dia juga nggak mau membiarkan Elena hidup senang!" kata Clara dengan penuh amarah. "Kalau dia benar-benar merusak hubungan antara Elena dengan Kris, aku akan membunuhnya!"Gary berkata, "Apakah ada kesalahpahaman?" Bagaimanapun, Irene juga adalah putrinya. Dia sebenarnya tidak peduli putri mana pun yang bisa berakhir dengan Kris.Hal terpenting adalah dia bisa menjadi ayah mertuanya Kris."Kesalahpahaman apa?! Dia hanya mau menjalin hubungan dengan orang kaya!" seru Clara. "Kalau nggak, memangnya setelah dia kenal dengan Michael, dia masih akan mendekati Kris? Dia nggak pikir, ya, kalau dia sudah pernah masuk penjara? Memangnya Michael setulus apa terhadapnya? Michael pasti hanya main-main saja."Pada saat ini, Clara terus-menerus memfitnah anak tirinya itu karena dia takut Irene akan benar-benar merebut pasangan putri kandungnya yang sebaik ini."Tapi, Elena nggak begitu. Elena sangat polos! Sekarang, dia juga menjalin hubungan serius deng
Saat Irene berbalik, dia malah menyadari bahwa entah sejak kapan, Michael sudah bersandar di samping pintu yang menghubungi dua kamar ini sambil menatap lekat-lekat pada Irene."Siapa itu?" tanya Michael sambil berjalan ke hadapan Irene."Ayahku," jawab Irene. "Besok malam, aku akan pulang rumah, jangan biarkan sopir itu menjemputku di Pusat Sanitasi Lingkungan lagi."Michael tampak seperti sedang berpikir keras, lalu dia bertanya, "Mau kutemani, nggak?"Irene menatap pria ini dengan tatapan heran. Michael mau menemaninya? Dengan identitas apa? Terlebih lagi, Irene pulang hanya untuk mengurus masalah ibunya."Nggak perlu, aku bisa pulang sendiri," kata Irene. "Sudah malam sekali, aku sudah mau tidur."Dengan kata lain, Irene sedang mengusir Michael dari kamar ini.Michael memicingkan matanya dan membungkukkan badannya. Dia memainkan rambut Irene yang panjang dengan jari tangannya sambil bertanya, "Kamu ingin sekali jauh-jauh dariku, ya?"Irene hanya membungkam tanpa menjawab pertanyaan
Jika Irene benar-benar kenal dengan orang hebat, apakah dia masih perlu bekerja sebagai petugas kebersihan di Pusat Sanitasi Lingkungan dan bahkan menjadi pemain figuran dengan susah payah hanya untuk mendapatkan uang tambahan secepat mungkin?"Nggak ... nggak apa-apa, kejadiannya sudah berlalu," kata Irene dengan ambigu. "Tapi, Kak Shanti, sepertinya aku kurang cocok menjadi pemain figuran. Ke depannya, aku nggak akan melakukan pekerjaan ini lagi. Tolong sampaikan ucapan maafku pada Pak Thomas, ya. Nanti, aku akan keluar dari grup itu."Bagaimanapun, kejadian di lokasi perekaman kemarin disaksikan oleh banyak orang. Di dunia hiburan, banyak orang harus terus bertemu dan tidak bisa saling menghindari. Jika Irene bekerja sebagai pemain figuran lagi, dia hanya akan merasa canggung, jadi sebaiknya dia tidak melakukannya lagi.Dia hanya kehilangan sebuah cara untuk mendapatkan uang tambahan dengan cepat, hal ini memang agak disayangkan, tetapi dia hanya bisa memikirkan cara lain untuk mena
"Sini, duduklah," kata Gary.Begitu Irene duduk, dia langsung bertanya, "Makam Ibu mau dipindahkan ke mana?""Hal ini nggak mendesak," kata Gary sambil melambaikan tangannya. "Mari kita bicarakan dulu masalah antara kamu dan adikmu. Hari ini, Ayah ingin menjadi pembawa damai untuk kalian berdua. Apa pun yang sebelumnya terjadi, kalian tetap adalah kakak adik. Sebagai seorang kakak, kamu harus lebih melindungi adikmu."Irene mengernyit dan berkata, "Aku hanya ingin tahu ke mana makam ibuku akan dipindahkan."Gary pun berkata dengan kesal, "Bukannya sudah kubilang, ya? Nanti, kita baru bicarakan hal ini. Sekarang, kita bicarakan dulu masalah kamu dengan adikmu.""Kak, kalau sebelumnya aku melakukan kesalahan padamu, jangan pendam dalam hatimu, ya. Aku minta maaf," kata Elena dengan gaya yang terlihat sangat tulus.Namun, Irene malah sangat waspada.Sekarang, melihat sikap Elena seperti ini, jelas-jelas niatnya tidak baik.Seperti dugaan Irene, ucapan Gary berikutnya pun membuat Irene mem
"Kamu terus mengungkit tentang ibumu, tapi kamu nggak senang melihat adikmu senang. Baguslah, kamu benar-benar putri ibumu yang baik!" kata Gary dengan amarah yang menggebu-gebu. Dia langsung berjalan ke kamarnya. Sesaat kemudian, dia mengeluarkan sebuah album foto.Irene seketika tersentak. Album foto ini adalah album foto ibunya, di dalamnya terdapat banyak foto dia dengan ibunya!Kemudian, Gary langsung mengeluarkan sebuah macis dan membakar album foto itu. "Karena kamu begitu nggak ingin adikmu hidup senang, sepertinya kamu juga nggak memerlukan album foto ini lagi. Ibumu juga nggak akan menginginkan seorang putri sepertimu lagi!"Album foto itu mulai terbakar. Gary langsung melemparkan album foto yang terbakar itu ke atas lantai keramik.Irene seketika berteriak, dia langsung menarik lengan bajunya dan berusaha keras untuk memukul-mukul api yang mulai membakar album foto itu.Album foto ini tidak boleh terbakar, tidak boleh!Album foto ini adalah kenangan yang diberikan ibunya pad
Jika Irene benar-benar terkena luka bakar hingga wajahnya hancur, Elena tidak perlu repot-repot lagi. Setidaknya, Kris tidak akan menyukai wanita dengan wajah hancur.Sungguh disayangkan!...Irene tidak tahu bagaimana dia turun ke lantai bawah. Dia hanya merasa bahwa setiap langkah yang dia ambil seakan-akan menguras seluruh tenaga dalam tubuhnya.Kedua tangan yang memeluk album foto itu juga terus bergetar karena mentalnya masih terguncang.Pada saat ini, dia bahkan tidak berani membuka album foto ini dan melihat foto di dalamnya dan separah apa tingkat kehancurannya.Semua foto ini adalah ingatannya, kenangan antara dia dengan ibunya!Saat dia berjalan dengan tertatih-tatih ke depan gerbang perumahan kecil ini, sebuah sosok berjalan cepat ke arahnya.Kemudian, terdengar suara seseorang yang cemas, dengan sejenis kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan, dari atas kepala Irene. "Apa yang terjadi?"Irene hanya merasa bahwa dia seperti diselimuti oleh sebuah bayangan. Kemudian, sepas