Beberapa hari lagi, bekas luka ini juga akan memudar. Seperti hubungan Irene dengan Michael yang akhirnya akan memudar seiring dengan berjalannya waktu, seakan-akan segalanya tidak pernah terjadi.Irene mengepalkan tangannya dengan pelan dan berjalan keluar dari Pusat Sanitasi Lingkungan.Hanya saja, sebelum dia bisa pergi jauh, sebuah mobil Porsche berwarna perak menghalangi jalannya. Sebuah sosok yang tinggi turun dari mobil. Sosok ini ternyata adalah Kris, topik utama dalam pembicaraan beberapa gadis di Pusat Sanitasi Lingkungan."Ada apa?" tanya Irene."Aku mau traktir makan, sebagai ucapan terima kasih," kata Kris sambil langsung membuka pintu mobilnya, supaya Irene naik ke mobil."Aku nggak melakukan apa pun dalam pencarian gelangmu, jadi kamu nggak perlu berterima kasih padaku," kata Irene sambil melangkah melewati pria ini.Namun, baru saja dia mengambil satu langkah, Kris mengangkat tangannya untuk menghalangi jalan Irene. Dia menatap lekat-lekat ke arah Irene, tetapi tatapann
Hanya saja, sambil memakan makanan ini pun Irene masih saja tidak mengerti apa yang sebenarnya ingin Kris lakukan. Apakah Kris benar-benar hanya mentraktirnya makan untuk berterima kasih padanya?Saat mereka sedang makan, Kris tiba-tiba bertanya, "Nona Irene mantan pacarnya Martin Susanto, ya?"Tangan Irene yang memegang sendok tiba-tiba menjadi kaku. Dia menundukkan kepalanya dan mengiakan ucapan Kris. Seperti yang diduga, sebelum makan dengan Irene, orang seperti Kris pasti sudah menyelidiki latar belakang Irene."Alasan kamu berpisah dengannya karena kecelakaan mobil pada saat itu?" tanya Kris lagi."Terus kenapa?" Irene mengangkat kepalanya dan bertanya, "Tuan Kris, dulu orang yang kutabrak itu calon istrinya Michael Yunata. Di Kota Cena, siapa yang masih berani berpacaran denganku?""Aku berani," kata Kris.Irene seketika tercengang. Dia menatap pria di hadapannya dengan tatapan kebingungan, pikirannya seketika menjadi kosong."Bagaimana? Maukah kamu mencoba untuk berpacaran denga
Plak!Terdengar suara tamparan yang nyaring.Tamparan ini terlalu mendadak, sehingga Irene sama sekali tidak sempat bereaksi. Saat pipinya terasa sakit, barulah dia menyadari apa yang terjadi."Dasar wanita licik!" Orang yang menampar Irene berseru, "Nggak kusangka, kamu malah menyuruh Kris untuk membawamu makan di tempat seperti ini. Kamu hanyalah seorang artis kecil-kecilan kelas bawah, kamu kira kamu bisa menjadi pacarnya Kris? Biar kuberi tahu, nggak lama lagi, kamu akan dibuang olehnya!"Irene mengangkat kepalanya dan mengenali orang yang menamparnya!Orang ini adalah Rovida Claudia. Awalnya, Rovida adalah seorang artis kelas menengah yang sering memerankan beberapa peran sampingan. Namun, setelah berpacaran dengan Kris, dia menjadi terkenal berkat bantuan Kris.Sebelumnya, ada juga orang yang menebak-nebak apakah Rovida akan menjadi pacar terakhirnya Kris atau tidak. Bagaimanapun, Rovida berhasil mempertahankan posisinya paling lama di sisi Kris.Hanya saja, tak disangka, akhirny
Hanya saja, kali ini, Irene-lah yang menampar Rovida.Rovida memegang pipinya dengan ekspresi tidak percaya dan berseru, "Kamu ... kamu menamparku?!""Kalau kamu bisa menamparku, kenapa aku nggak bisa menamparmu?" tanya Irene. Bahkan jika dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya, Rovida juga tidak ada bedanya."Memangnya kamu siapa?! Kamu hanyalah artis kecil-kecilan kelas bawah, atas dasar apa kamu menamparku?!" Rovida hampir menggila karena amarahnya.Meskipun Irene bukanlah "artis kecil-kecilan" yang dikatakan Rovida ...."Kalau kamu? Atas dasar apa kamu menamparku? Kamu juga hanya artis kecil-kecilan. Dulu, kalau bukan berkat Kris, kamu kira kamu bisa menjadi seperti sekarang? Hari ini, kamu datang ke sini dengan penuh amarah juga hanya karena kamu takut kamu akan kehilangan semuanya yang kamu miliki setelah putus dengan Kris. Segalanya yang kamu miliki juga hanya didasarkan atas apa yang pria ini sudi berikan padamu. Kamu kira kamu lebih mulia dariku?" kata Irene.Ucapan Iren
Irene teringat akan beberapa berita yang pernah dia baca sebelumnya. Katanya, Kris sangat menyayangi Rovida. Jika Rovida ingin menjadi pemeran utama, keinginannya akan tercapai. Jika hubungan Rovida dengan sutradaranya kurang baik, sutradaranya akan diganti. Jika Rovida ingin merayakan ulang tahunnya di hotel termewah di Kota Cena, Kris akan menyewa seluruh hotel itu ....Kris begitu memanjakan pacarnya, jadi pantas saja semua orang mengira bahwa Rovida akan menikah dengannya.Namun, sama sekali tidak ada yang menyangka bahwa semuanya akan berubah dalam sekejap mata.Sekarang, meskipun Rovida terus memelas, ekspresi pria ini sama sekali tidak terlihat bersimpati. Bahkan tatapannya sama sekali tidak berperasaan.Baik itu terhadap Rovida maupun terhadap Irene!Saat ini, Kris terlihat seperti ingin membantu Irene balas dendam, tetapi tatapannya terhadap Irene juga cuek dan dingin.Seakan-akan siapa pun tidak bisa benar-benar mendekati pria ini. Meskipun ada yang mendekatinya untuk sementa
"Kalau itu dia, dia nggak akan menangis."Rovida tiba-tiba mendengar Kris mengucapkan kata-kata ini.Rovida yang sedang ketakutan pun tidak bisa menahan dirinya dari berteriak, "Siapa itu sebenarnya?! Siapa dia sebenarnya?! Kris, orang yang kamu cintai hanya 'dia', 'kan?! Tapi, seumur hidupmu, kamu nggak akan menemukan 'dia'! Kalau kamu begitu nggak memedulikan perasaan orang lain, cepat atau lambat, 'dia' juga akan mengabaikan perasaanmu!"Langkah Kris tiba-tiba terhenti. Dia berbalik dan menatap lekat-lekat pada Rovida. Pada saat ini, tatapannya yang selalu cuek menjadi sangat dingin. Dia hanya menatap Rovida seperti ini, lalu berbalik dan pergi tanpa mengatakan apa pun.Rovida langsung jatuh terduduk di lantai.Tatapan Kris barusan seperti ingin membunuhnya.Dia pun tahu bahwa dia sudah celaka!...Saat Irene berjalan keluar dari restoran dan terkena tiupan angin di luar, dia baru merasa rasa sakit di pipinya membaik.Malam ini terasa sangat absurd baginya.Tiba-tiba, ponselnya berd
Dari ucapannya, Erlina jelas-jelas sedang menyuruh Irene untuk menutupi perbuatan paman-paman dan bibinya.Namun, pada saat ini, Irene seperti sama sekali tidak mendengar apa pun yang mereka katakan, dia hanya menatap neneknya yang terbaring di atas ranjang dengan tatapan terkejut.Orang yang dia pedulikan hanya neneknya.Tiba-tiba, bibir neneknya bergerak, seakan-akan dia sedang menggumamkan sesuatu dalam keadaan koma.Namun, saat Irene mendekatkan telinganya ke bibir neneknya, tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku. Neneknya memanggil nama Ronny, Robert dan Rita.Irene diam-diam menegakkan kembali tubuhnya dan berjalan keluar dari ruangan. Monika dan Erlina juga mengikuti Irene dan bersikeras agar Irene berjanji untuk mencabut kasus ini.Irene berkata dengan dingin, "Atas dasar apa kalian memintaku untuk mencabut kasus ini? Pada saat itu, kalian nggak menganggapku sebagai keluarga kalian, jadi kenapa aku harus menganggap kalian sebagai keluargaku?!""Dasar nggak tahu berterima kasih! Kamu n
Dalam keadaan yang mendesak ini, Irene hanya bisa berusaha untuk mencoba menghubungi nomor ini.Nada dering terus berbunyi, tetapi tidak ada yang menerima panggilan ini.Namun, Irene tidak menyerah. Dia mencoba lagi dan lagi ....Sedangkan di sisi lain, beberapa petinggi perusahaan sedang berada di kantor presiden direktur Grup Yunata. Mereka menatap ponsel murahan itu dalam diam.Semua petinggi perusahaan sudah mengetahui bahwa akhir-akhir ini, presiden direktur perusahaan mereka selalu membawa dua ponsel, salah satunya ponsel yang biasa dipakai oleh presiden direktur mereka, sedangkan satunya lagi ponsel murahan ini.Selain Michael, sepertinya hanya Charles, sekretarisnya Michael yang mengetahui asal usul ponsel ini. Namun, setiap para petinggi perusahaan menanyakan tentang hal ini pada Charles, Charles hanya menjawab pertanyaan mereka dengan seulas senyuman.Oleh karena itu, para petinggi ini diam-diam menebak-nebak tentang ponsel ini. Sebelumnya, begitu ponsel ini berdering, Michae