"Kalau itu dia, dia nggak akan menangis."Rovida tiba-tiba mendengar Kris mengucapkan kata-kata ini.Rovida yang sedang ketakutan pun tidak bisa menahan dirinya dari berteriak, "Siapa itu sebenarnya?! Siapa dia sebenarnya?! Kris, orang yang kamu cintai hanya 'dia', 'kan?! Tapi, seumur hidupmu, kamu nggak akan menemukan 'dia'! Kalau kamu begitu nggak memedulikan perasaan orang lain, cepat atau lambat, 'dia' juga akan mengabaikan perasaanmu!"Langkah Kris tiba-tiba terhenti. Dia berbalik dan menatap lekat-lekat pada Rovida. Pada saat ini, tatapannya yang selalu cuek menjadi sangat dingin. Dia hanya menatap Rovida seperti ini, lalu berbalik dan pergi tanpa mengatakan apa pun.Rovida langsung jatuh terduduk di lantai.Tatapan Kris barusan seperti ingin membunuhnya.Dia pun tahu bahwa dia sudah celaka!...Saat Irene berjalan keluar dari restoran dan terkena tiupan angin di luar, dia baru merasa rasa sakit di pipinya membaik.Malam ini terasa sangat absurd baginya.Tiba-tiba, ponselnya berd
Dari ucapannya, Erlina jelas-jelas sedang menyuruh Irene untuk menutupi perbuatan paman-paman dan bibinya.Namun, pada saat ini, Irene seperti sama sekali tidak mendengar apa pun yang mereka katakan, dia hanya menatap neneknya yang terbaring di atas ranjang dengan tatapan terkejut.Orang yang dia pedulikan hanya neneknya.Tiba-tiba, bibir neneknya bergerak, seakan-akan dia sedang menggumamkan sesuatu dalam keadaan koma.Namun, saat Irene mendekatkan telinganya ke bibir neneknya, tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku. Neneknya memanggil nama Ronny, Robert dan Rita.Irene diam-diam menegakkan kembali tubuhnya dan berjalan keluar dari ruangan. Monika dan Erlina juga mengikuti Irene dan bersikeras agar Irene berjanji untuk mencabut kasus ini.Irene berkata dengan dingin, "Atas dasar apa kalian memintaku untuk mencabut kasus ini? Pada saat itu, kalian nggak menganggapku sebagai keluarga kalian, jadi kenapa aku harus menganggap kalian sebagai keluargaku?!""Dasar nggak tahu berterima kasih! Kamu n
Dalam keadaan yang mendesak ini, Irene hanya bisa berusaha untuk mencoba menghubungi nomor ini.Nada dering terus berbunyi, tetapi tidak ada yang menerima panggilan ini.Namun, Irene tidak menyerah. Dia mencoba lagi dan lagi ....Sedangkan di sisi lain, beberapa petinggi perusahaan sedang berada di kantor presiden direktur Grup Yunata. Mereka menatap ponsel murahan itu dalam diam.Semua petinggi perusahaan sudah mengetahui bahwa akhir-akhir ini, presiden direktur perusahaan mereka selalu membawa dua ponsel, salah satunya ponsel yang biasa dipakai oleh presiden direktur mereka, sedangkan satunya lagi ponsel murahan ini.Selain Michael, sepertinya hanya Charles, sekretarisnya Michael yang mengetahui asal usul ponsel ini. Namun, setiap para petinggi perusahaan menanyakan tentang hal ini pada Charles, Charles hanya menjawab pertanyaan mereka dengan seulas senyuman.Oleh karena itu, para petinggi ini diam-diam menebak-nebak tentang ponsel ini. Sebelumnya, begitu ponsel ini berdering, Michae
Irene juga tidak tahu apakah dia bisa bertemu dengan Michael atau tidak jika dia pergi ke gedung kantor Grup Yunata. Namun, selain ke tempat itu, dia tidak tahu ke mana lagi dia harus pergi mencari Michael.Jika dipikir-pikir, dia benar-benar tidak mengetahui apa pun tentang Michael, dia bahkan tidak mengetahui tempat tinggal Michael!Hanya saja, saat Irene pergi ke Grup Yunata, dia baru menyadari bahwa jangankan bertemu dengan Michael, dia bahkan tidak bisa memasuki gedung tersebut dan langsung dihalangi oleh petugas keamanan.Saat dia berkata bahwa dia ingin bertemu dengan Michael, dia malah mendapatkan tatapan menghina dari orang-orang."Mana mungkin Pak Michael bertemu dengan semua orang yang ingin bertemu dengannya?! Orang yang datang untuk bertemu dengan Pak Michael setiap hari sepertimu sangat banyak.""Setidaknya, orang lain yang ingin bertemu dengan Pak Michael merias diri dengan baik. Dengan pakaianmu, siapa yang percaya kalau kamu bilang kamu kenal dengan Pak Michael?"Irene
Setelah Irene berjalan memasuki ruangan, Charles pun menutup pintu dengan pelan.Charles bisa membiarkan Irene masuk tentu saja bukan karena ucapannya Irene, melainkan karena bosnya masih memedulikan Irene.Mungkin Michael hanya berharap agar Irene menyerah. Namun, tadi Irene jelas-jelas terlihat bermasalah. Bagi Michael, hal ini juga merupakan sebuah kesempatan yang bagus.Sambil memikirkan hal ini, Charles pun merasa makin senang.Pada saat ini, di dalam ruangan sekretaris, seorang sekretaris mendekati Charles dan bertanya dengan penasaran, "Pak Charles, siapa wanita di kantor bosmu itu?"Bagaimanapun, jika dilihat dari pakaian wanita itu, dia tidak seperti orang yang bisa masuk dan keluar dari kantor presiden direktur biasanya.Charles malah menjawab dengan santai, "Jangan banyak tanya. Pada saatnya, kamu akan tahu."Sebelum saatnya, dia khawatir ada orang yang bergosip tentang hal ini dan melanggar larangan Michael....Di dalam ruangan, Irene berdiri dengan gelisah dan menatap Mic
"Aku hanya berharap agar polisi bisa melepaskan mereka. Bagimu, hal ini sangat mudah untuk dilakukan," kata Irene dengan cemas."Memang begitu, tapi ... terus kenapa?" kata Michael sambil menatap Irene dengan tatapan tenang, sangat kontras dengan Irene yang tampak gelisah.Irene mengepalkan kedua tangannya sambil menarik napas dalam-dalam, lalu membalas tatapan Michael dan bertanya, "Apa yang harus kulakukan supaya kamu bisa melepaskan mereka?"Tatapan Michael agak menggelap. Dia menurunkan pena di tangannya, berdiri dan berjalan ke hadapan Irene.Dia meraih tangan Irene dengan lembut dan berkata, "Tangan Kakak sepertinya sangat dingin."Tubuh Irene seketika menegang. Jika dibandingkan dengan tangan Michael, tangan Irene memang sangat dingin.Michael menundukkan kepalanya dan menggenggam kedua tangan Irene, lalu menggosok tangan Irene dengan lembut untuk menghangatkan tangan Irene.Michael melakukan gerakan ini dengan sangat terampil, dia juga sangat lembut dan berhati-hati, seakan-aka
Bagaimana mungkin pria sesombong dia bisa membiarkan hal seperti ini terjadi?"Jadi, kamu mau bertemu denganku hanya untuk memberitahuku bahwa bahkan kalau aku memohon pun kamu nggak akan setuju, ya?" kata Irene dengan susah payah.Sudut bibir Michael terangkat, membentuk seulas senyuman kecil. Dia mengangkat sebelah tangannya dan menyelipkan rambut Irene ke belakang telinganya dengan lembut sambil berkata, "Pada saat itu, kamu bilang kamu nggak mau tinggal di sisiku dan nggak memerlukan bantuanku untuk mengubah takdirmu. Kamu bilang kamu nggak akan menyesal ...."Gerakan Michael sangat elegan, suaranya juga terdengar sangat lembut.Michael membungkukkan badannya dan mendekatkan bibirnya dengan telinga Irene.Irene bisa merasakan napas pria ini di telinga dan lehernya.Namun, tubuh Irene malah menjadi kaku. Dia hanya merasa seakan-akan ada batu yang menimpa dadanya, membuatnya susah bernapas."Aku bertemu denganmu supaya kamu mengerti. Kamu bilang kamu nggak akan menyesal, konyol sekal
Dua hari yang lalu, Irene tidak tidur semalaman. Semalam, dia juga tidak bisa tidur karena masalah neneknya. Pada saat ini, Irene hanya merasa bahwa langkah kakinya juga seperti melayang.Setelah berjalan sesaat, Irene bersenggolan dengan seseorang, sehingga Irene tersandung dan langsung terjatuh.Untung saja pakaiannya lumayan tebal, jadi dia tidak terluka.Saat dia hendak berdiri, seorang pria sudah berlari ke sisinya dan membantunya berdiri.Irene mengangkat kepalanya, ternyata itu George."Kenapa kamu ....""Mobilku terparkir di pinggir jalan, biar aku antarkan kamu pulang saja," kata George. Meskipun Irene sudah menolak, George masih saja merasa tidak tenang, jadi dia mengemudi sambil mengikuti di belakang Irene."Nggak perlu, aku bisa pulang sendiri," kata Irene."Tadi, kamu hanya bersenggolan sedikit dengan orang lain, tapi kamu langsung terjatuh. Bagaimana aku bisa membiarkanmu pulang sendiri? Mobilku berhenti di pinggir jalan. Kalau kita terus menunda seperti ini, aku bisa did