Dua hari yang lalu, Irene tidak tidur semalaman. Semalam, dia juga tidak bisa tidur karena masalah neneknya. Pada saat ini, Irene hanya merasa bahwa langkah kakinya juga seperti melayang.Setelah berjalan sesaat, Irene bersenggolan dengan seseorang, sehingga Irene tersandung dan langsung terjatuh.Untung saja pakaiannya lumayan tebal, jadi dia tidak terluka.Saat dia hendak berdiri, seorang pria sudah berlari ke sisinya dan membantunya berdiri.Irene mengangkat kepalanya, ternyata itu George."Kenapa kamu ....""Mobilku terparkir di pinggir jalan, biar aku antarkan kamu pulang saja," kata George. Meskipun Irene sudah menolak, George masih saja merasa tidak tenang, jadi dia mengemudi sambil mengikuti di belakang Irene."Nggak perlu, aku bisa pulang sendiri," kata Irene."Tadi, kamu hanya bersenggolan sedikit dengan orang lain, tapi kamu langsung terjatuh. Bagaimana aku bisa membiarkanmu pulang sendiri? Mobilku berhenti di pinggir jalan. Kalau kita terus menunda seperti ini, aku bisa did
Langkah kaki Irene seketika terhenti. Dia berbalik sambil memandang mobil yang pergi jauh dan perlahan-lahan menjadi titik hitam kecil.Mungkin saja, ke depannya, tidak akan ada lagi pria yang menyukainya setulus ini dan bahkan tidak keberatan dengan identitasnya sebagai mantan narapidana. Hanya saja, dia tidak ingin menyusahkan pria itu.Sampai setelah mobil itu tidak lagi terlihat, Irene baru berbalik dan berjalan memasuki perumahan itu dengan pelan.Pada saat ini, dia tidak menyadari sebuah mobil Bentley berwarna hitam yang terparkir di pinggir jalan. Orang yang berada di dalam mobil memandang ke luar jendela mobil dengan malas sambil tersenyum dengan ambigu, seakan-akan dia baru melihat adegan yang menarik.Namun, Charles yang duduk di depan malah melihat kaca spion mobil dengan ketakuan. Ekspresi Michael seperti sebuah pertanda bahwa dia akan marah!Dalam hatinya, Charles tidak bisa menahan diri dari menyalahkan Irene. Mengapa Irene tidak pulang sendiri? Mengapa dia membiarkan pri
Michael pelan-pelan membungkukkan badannya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Irene. Dia menggosokkan pipinya dengan pipi Irene dengan lembut, seperti penuh akan kerinduan. Namun, ucapan yang keluar dari mulutnya Michael membuat Irene merinding ketakutan."Bukan urusanku? Tapi, aku bisa mengetahui jawabannya kalau aku mau. Menurutmu, apakah aku harus membuatnya terkena masalah, supaya aku bisa tahu sepenting apa dia dalam hatimu?" tanya Michael.Tubuh Irene tiba-tiba menegang. Dia memelototi Michael sambil berkata, "Apa yang mau kamu lakukan? Aku dan dia hanya rekan kerja, sama sekali nggak ada hubungan apa pun!""Tapi, dia menyukaimu, 'kan?" gumam Michael sambil mengelus bibir Irene dengan jempolnya."Jangan ... lakukan apa pun padanya," kata Irene dengan suara bergetar."Kalau begitu, Kakak peduli padanya?" tanya Michael. Suaranya seperti bisa menurunkan kewaspadaan orang lain. Namun, tatapannya yang sangat tajam tertuju lekat-lekat pada Irene."Bukan ... bukan begitu," kata Irene
"Baik," jawab Charles sambil melirik sekilas ke kedua orang di jok belakang mobil dari kaca spion.Irene menundukkan kepalanya, jadi ekspresinya tidak terlihat dengan jelas. Namun, sepertinya suasana hati Michael tidak seburuk saat dia memasuki perumahan ini sebelumnya. 'Hmm, bagus juga,' pikir Charles.Restoran Palace adalah sebuah restoran yang terkenal di Kota Cena, yang umumnya menghidangkan makanan tradisional yang dihidangkan di istana kerajaan. Harganya tentu saja tidak murah. Orang yang biasanya makan di restoran ini sangat kaya, orang biasa sama sekali tidak bisa pergi ke tempat ini.Mobil tiba di depan pintu Restoran Palace. Setelah kedua orang ini turun mobil, Michael kembali menggenggam tangan Irene.Tanpa disadari, Irene ingin menarik kembali tangannya, tetapi genggaman tangan Michael sangat erat."Kak, jangan gerak. Kalau nggak, aku nggak bisa menjamin apa yang akan kulakukan untuk membawamu ke dalam," kata Michael dengan santai.Irene tersentak dan tidak lagi meronta.Mi
Namun, jika dibandingkan dengan perasaan muak ini, dia lebih takut kehilangan kehidupannya yang berlimpah. Dia takut dia harus melakukan pekerjaan tetap seperti orang biasa yang bahkan harus menghemat demi membeli satu tas merek terkenal.Begitu dia memikirkan kehidupan seperti ini, dia langsung merasa takut.Dalam bayangan Amanda, dia seharusnya menduduki posisi tinggi sambil merendahkan Irene. Namun, sekarang, Irene malah melihat dirinya menjilat seorang pria gemuk, sehingga amarah dalam hatinya pun melonjak."Amanda, kamu kenal dengan dia?" tanya pria paruh baya yang pendek dan gemuk di samping Amanda."Iya, dia baru keluar dari penjara. Sekarang, dia bekerja sebagai penyapu jalanan!" kata Amanda. Dia mengungkapkan rahasia Irene dengan kejam. Kemudian, dia menatap manajer yang berdiri di samping sambil bertanya, "Sejak kapan Restoran Palace menerima penyapu jalanan seperti dia?"Karena Michael sedang membelakangi Amanda, Amanda tidak melihat wajahnya Michael.Namun, manajer ini bisa
Sebodoh apa pun Amanda, dia juga tahu bahwa dia sudah melakukan kesalahan besar.Sejak kapan Irene kenal dengan pria setampan dan sekaya ini? Kecemburuan meluap dalam hati Amanda. Kemudian, dia menyadari bahwa wajah pria ini tampak familier, seakan-akan dia pernah melihat pria ini sebelumnya.Tiba-tiba, mata Amanda berkilau. Dia pun berseru, "Kamu ... gigolonya Irene, 'kan?"Begitu dia mengucapkan kata-kata ini, ekspresi manajer restoran ini seketika berubah, sedangkan Johan hampir terjatuh. Pada saat ini, Johan berharap dia tidak pernah mengenal orang seperti Amanda.Di seluruh Kota Cena, orang yang berani mengatai Michael seperti ini sudah tidak menginginkan nyawanya lagi!Michael menatap Amanda dengan tatapan yang sangat dingin sambil tersenyum sinis."Amanda, jangan asal bicara. Orang ini Michael Yunata, presiden direktur Grup Yunata!" kata Johan.Amanda langsung membelalakkan matanya dengan tidak percaya.Pria ini ... Michael Yunata?!Mustahil! Bagaimana mungkin Michael bisa bersa
Gerakan seakrab ini membuat manajer restoran dan Johan yang berada di satu sisi merasa terkejut.Kata orang, Michael tidak pernah terlihat dengan wanita lain. Michael dan Helen, mantan calon istrinya, juga bersikap sopan dengan satu sama lain. Michael tidak pernah terlihat sedekat ini dengan seorang wanita!Dia bahkan membela seorang wanita di hadapan umum?Amanda pun berlutut sambil berkata dengan suara bergetar, "Irene, aku ... aku sudah bersalah. Aku nggak seharusnya berbicara seperti itu padamu. Ke ... ke depannya, aku nggak akan melakukannya lagi. Tolong maafkan aku!"Melihat Amanda seperti ini, Irene sama sekali tidak merasa simpati. Bagaimanapun, Amanda juga tidak pernah merasa simpati terhadap dirinya. Irene bukanlah malaikat yang bisa merasakan simpati terhadap seseorang yang hanya bisa menghina dirinya.Hanya saja, dia tidak menyukai cara penyelesaian masalah seperti ini. Meskipun Amanda berlutut seperti ini, Irene juga sama sekali tidak merasa gembira."Kak, apakah kamu mau
Sejak saat itu, Michael sebenarnya sudah mendukung Irene!...Irene mengikuti Michael ke dalam ruangan. Setelah mereka duduk, Michael menyuruh manajer itu membawakan beberapa makanan pembuka terlebih dahulu."Ayo makan sedikit dulu untuk menahan rasa lapar. Makanan pembuka di sini lumayan enak," kata Michael sambil mengambil sepotong makanan dan menyodorkannya pada Irene.Sambil menatap makanan itu, Irene ragu-ragu sesaat. Kemudian, dia pun menerima makanan itu dan memakannya.Michael meletakkan menu makanan di hadapan Irene dan berkata, "Kak, coba lihat, ada yang mau kamu makan, nggak?""Nggak apa-apa, kamu pesan saja, nggak ada yang ingin kumakan," kata Irene. Meskipun pada saat ini dia sedang memakan makanan pembuka yang enak, dia merasa seakan-akan dia sedang mengunyah lilin, dia tidak merasakan rasa makanan yang enak.Michael memicingkan matanya dan menatap Irene.Dalam sekejap, udara di sekitar seakan-akan menjadi dingin.Napas manajer yang masih berada di dalam ruangan juga tert