Bab 63 : Selamat“Lolyta, ayo. Kita gak punya waktu banyak.” Xeon masih terus memaksaku. Bukannya aku tidak mau beranjak dari tempat ini. Namun, aku takut di pertengahan jalan nanti dia malah pingsan atau malah bisa kenapa-kenapa. Sungguh, pasti aku akan semakin panik kalau sampai itu terjadi. “Tapi keadaanmu sekarang lagi demam, Xeon.” “Sudahlah, aku sudah tidak apa-apa. Kamu lihat kan, aku baik-baik saja sekarang. Ayo!” imbuh Xeon dengan sedikit memaksa. Aku tahu itu. Tanpa aba-aba, Xeon pun langsung menggandeng tanganku. Mungkin saja dia tidak sabar menunggu jawaban setuju dariku lagi. Akan tetapi ... tunggu dulu, apa ini? Xeon menggandeng tanganku? Apa-apaan dia ini? Kenapa tanganku mesti harus digandeng segala sih sama dia? Ingin sekali rasanya kutepis tangan Xeon. Sebab ini seperti mencari kesempatan dalam kesempitan. Akan tetapi, akal sehatku menyuruh untuk selalu berpikiran yang positif saja. Karena dia masih dalam kondisi sedang demam. Jadi anggap saja bahwa Xeon itu ta
Istri Bayaran Sang Opa MenawanBab 1 : Malam Pertama"Mau tidur di atas atau di bawah?""Hah, apa, Kek? Aku masih ting-ting loh, Kek, dijamin masih ting-ting, sama sekali belum berpengalaman. Please, jangan unboxing aku sekarang, nunggu udah lulus kuliah dan dapat gelar sarjana saja!" Aku menyimpuhkan kedua tangan di depan wajah dengan mata merem melek, biar doi prihatin.Pria tua itu melotot dan mendaratkan jitakan di dahiku.Aduh, kok dijitak?! KDRT nih kakek-kakek. Aku meringis sambil memegangi dahi yang sebenarnya tak sakit benaran, tapi tetap harus berpura-pura sakit biar terkesan drasmatis."Siapa juga yang mau unboxing kamu, gak minat saya sama bocah bau ingus kayak kamu! Sana tidur di bawah saja, saya tidur di kasur!" Dia melempar bantal dan selimut ke wajahku lalu menguasai ranjang pengantin dengan taburan kelopak mawar itu. Yeah, ciri khas ranjang pengantin kayak di tv.Aku melongo sambil mengusap hidung, perasaan lagi gak flu deh, masa iya ada ingus? Dahi ini berkerut menat
Istri Bayaran Sang Opa MenawanBab 2 : Hinaan[Lowongan kerja jadi istri kakek usia 60 tahun.Dicari : Calon istri (usia 19 tahun - 25 tahun).Kriteria : wanita tulen (dibuktikan dengan KTP dan surat keterangan dari lurah setempat).Gaji : 5 juta - 10 juta / bulanAda bonus tambahan jika rajin.Ttd. Opa Jhon.]Bagaikan sedang di padang pasir yang gersang, aku seperti menemukan mata air untuk dahaga ini. Status akun fb dengan nama "Opa Jhon" benar-benar membuat mataku berbinar dan segera mengklik profil Si Aki-aki yang lagi nyari istri ini. Usianya udah 60an, otomatis sebentar lagi Si Doi bakalan koit dan aku akan mewarisi hartanya, seperti di film-film yang kutonton saat numpang wifi tetangga.Yes, inilah namanya rezeki dan harus diperjuangkan. Semangat, Loly, pepet ampe dapat nih kakek tua! Aku tersenyum simpul dengan bayangan akan menjadi ratu dalam sekejab.Dilihat dari syaratnya, gak muluk-muluk amat, cuma Surat Keterangan Lurah ama KTP aja. Itu sih gampang, apalagi gak ada kriter
Istri Bayaran Sang Opa MenawanPart 3 : Shopping"Kamu mau pesan apa, Istriku?" Opa Jhon sengaja menyaringkan suaranya saat pelayan restoran sudah bersiap mencatat pesanan kami.Otomatis, Si Pelayan restoran yang wajahnya mirip Ayu Ting-ting--penyanyi dangdut idolaku langsung mesem-mesem dan menatap aneh kepadaku.Ya elah, Si Kakek Tua ini, nggak perlu diproklamasikan gitu kali status pernikahan kami, bilang aja aku cucunya 'kan gak ribet. Ini sih alamat bakalan jadi artis dadakan dan benar saja, mata pelanggan lainnya tertuju kepada mejaku dan Opa Jhon."Hemm ... aku pesan soto aja deh," jawabku dengan grogi sebab kini sudah menjadi sorot perhatian. Yeah, biasalah, pastinya aku akan dighibahin cabe-cabean. Serah deh ah, aku harus tetap cool, cool dan cool."Maaf, Mbak, di sini tidak ada jual soto," jawab Si Pelayan sambil menahan senyum."Oohh ... gak ada, ya." Aku menggaruk kepala, yang sepertinya kutu-kutu di kepalaku ini mulai berdemo sebab tadi keracunan dengan shampo mahal Si Op
Istri Bayaran Sang Opa MenawanBab 4 : Jual MahalMobil kembali dilajukan oleh supir Opa Jhon. Sepanjang perjalanan kami tidak ada bicara apa pun. Sibuk dengan pemikiran masing-masing saja. Opa Jhon orangnya memang jutek, jadi tidak asyik jika diajak bicara dan bercanda. Mataku terus melihat keluar dari jendela samping kiriku. Menikmati pemandangan di samping kiri lebih mengenakkan mata dibandingkan dengan pemandangan samping kananku. Berselang setengah jam lebih, tibalah kami di area parkir mall yang dituju. Setelah memarkirkan mobil, kami turun bersama-sama. Lebih tepatnya Opa Jhon berjalan lebih cepat dariku. Aku kesusahan mengimbangi langkahnya yang lebar. Sesampainya di dalam mall, Opa Jhon langsung menuju sebuah toko pakaian yang menjual khusus untuk wanita. Dia masuk ke dalam toko yang bermerek. Aku mengekor saja dari belakang. “Selamat datang Tuan dan Nona, selamat berbelanja. Ada yang bisa kami bantu?” sapa seorang wanita cantik yang menjaga toko ini. “Saya mau belikan b
Istri Bayaran Sang Opa MenawanBab 5 : Xeon VS LolySetelah mengelilingi mall sampai berjam-jam dan membeli barang-barang keperluanku, Opa Jhon mengajak pulang. Baguslah, kakiku juga sudah pegal rasanya. Si kakek tua ini enak, kerjanya hanya duduk manis saja menungguku belanja ini dan itu. Aku meletakkan semua paper bag ke kursi belakang. Lalu aku duduk di kursi sampingnya, masih seperti posisi tadi saat pergi. Mobil Opa Jhon yang dikemudikan oleh supirnya pun meluncur keluar dari area mall dan membelah jalanan. Aku menyandarkan punggung di kursi dan menghela napas dengan kasar. Meski pun belanja di mall dengan sepuasnya, tapi tetap saja ini melelahkan. Aku bahkan hampir kehabisan energi. Huh. Aku mencoba untuk memejamkan mata dan tertidur sampai ke rumah nanti. “Loly! Bangun! Apa kamu mau tidur di sini sampai nanti malam?” Terdengar suara tegas seorang lelaki. Aku membuka mata dan Opa Jhon telah melebarkan matanya. Ah, rasanya baru sebentar aku terlelap, mengapa sudah sampai r
Istri Bayaran Sang Opa MenawanBab 6 : Daftar Ulang"Hey, bangun, katanya hari ini mau daftar ulang?!"Aku masih berada di alam mimpi saat terdengar samar-samar suara Opa Jhon disertai timpukan sesuatu di wajahku.Kukucek mata sebelum membukanya secara perlahan, di atas ranjang terlihat pria tua itu sedang menatap jengkel ke arahku lalu fokus kembali kepada benda pipih di tangannya."Apaan sih, Opa, gak bisa apa kalo bangunin aku gak usah pakai nimpuk-nimpuk gini?" Aku segera bangun, berkata agak ngegas sebab rasanya kesal saja melihat tingkah juteknya kepadaku.Hmm ... di malam kedua pernikahan kami, aku masih aja disuruh tidur di lantai. Suami gak ada akhlak emang dia. Tapi ... rela sih aku, dari pada diobok-obok ama dia, aku belum siap. Aku menelan ludah."Memangnya kamu mau dibangunkan dengan cara seperti apa?" Dia melepaskan tablet di tangannya lalu bergeser pinggir ranjang, tatapannya terlihat aneh.Aku meringis risih dan memundurkan tubuh ke belakang, sedikit gelagapan soalnya
Istri Bayaran Sang Opa MenawanBab 7 : Bertemu Teman SMAKutatap mobil Si Opa jutek yang telah sah menjadi suamiku itu, mobil hitam itu kian menjauh pergi. Sedikit ngeri dengan ancamannya tadi, dasar aki-aki bau tanah. Amit-amit, jangan dulu deh. Dengan langkah anggun layaknya seorang gadis yang kaya raya, aku melangkah memasuki pintu gerbang Universitas Harapan Nusantara--salah satu Universitas terbaik di kotaku. Berjalan menyusuri koridor kampus dan melewati beberapa mahasiswa dan mahasiswi. Hari ini aku akan mendaftar ulang karena aku sudah resmi diterima di Fakultas Ilmu manajemen dengan jurusan Management Bisnis. Aku ingin sekali bisa bekerja di kantoran. Karena itu adalah impianku sejak lama. Rasanya bekerja di sebuah kantor adalah sebuah pencapaian dan pekerjaan yang luar bisa. Bergengsi dan juga terlihat sangat keren. Pergi bekerja memakai jas, berdandan rapi dan duduk di kursi yang empuk. Aku benar-benar ingin mengubah hidupku secara total. Itulah sebabnya aku mengambil