Home / Rumah Tangga / Istri Bayangan Tuan Arogan / Bab 36 Kembali Ke Kantor

Share

Bab 36 Kembali Ke Kantor

Author: Miss han
last update Last Updated: 2025-04-28 22:00:57

Hampir dua Minggu Rania berada di rumah, ia kini ingin kembali bekerja. Rania mematut diri di depan cermin dengan blazer pastel membalut tubuhnya yang mulai terasa sedikit longgar. Sakit yang lumayan lama ini cukup berefek pada berat badannya. Terlebih ditambah teror-teror aneh yang beberapa hari lalu terjadi menjadi daftar panjang masalah yang ia pikirkan. Walaupun begitu, keinginannya untuk kembali bekerja begitu besar. Ia rela berdebat cukup panjang dengan Aidan agar pria itu mengizinkannya.

Sebenarnya dia pesimis Aidan akan mengizinkan kembali bekerja, tetapi sore kemarin pria itu tiba-tiba pulang dari kantor dan mengizinkan begitu saja. Rania tidak tahu apa yang sedang direncanakan Aidan.

Saat menuruni anak tangga, Siska sudah menunggu sambil membawa tas kerja Rania.

"Semangat, Bu! Hati-hati, ya."

Rania tersenyum tipis. "Makasih, Sis. Titip rumah, ya."

Siska mengangguk penuh semangat, pekerjaan kini cukup berkurang. Ia ya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 37 Salah

    “Apa sih, Tia, kamu ngagetin aja,” protes Rania melihat Tia yang cengengesan sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen.“Lagian tawaran apa?” Tia menarik kursi milik pegawai lain yang kosong karena pemiliknya sedang kerja lapangan.“Bukan apa-apa, Ti.”“Eh, btw gimana caranya biar bisa nikah sama konglomerat? Suaminya kelihatan banget cintanya ya, sama kamu. Perhatian Ran. Masih ada enggak spek kayak Aidan?” tanya Tia menggebu-gebu. “Ti … please deh!” Rania memutar matanya tanda tidak nyaman.“Eh, Ran …” Tia tiba-tiba menggeser kursi dan duduk lebih mendekat padanya. “Apa?” Rania mengerutkan dahinya.“Tadi aku dengar eh, enggak sengaja nguping. Katanya kecelakaan mu itu dibikin orang?” tanya Tia pelan.“Apa, Ti?” Mata Rania membelo mendengar ucapan Tia. “Kata siapa?”“ Aku denger tadi Pak Reza tadi ngobrol sama HRD yang nolongin kamu. Aku enggak tahu itu benar apa gak Ran.Tapi kalau ada yang sampai seperti itu jahat. Kamu harus hati-hati, Ran.”Rania mengangguk pelan. Ia tidak habi

    Last Updated : 2025-04-28
  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 38 Perhatian

    “Ini, Bos,” sapa dua pria kekar itu lagi, satu di antaranya membuka laptop di atas meja dan menunjukkan sebuah rekaman dari CCTV jalanan tempat kecelakaan Rania terjadi.“Ini hasil rekaman dari CCTV jalanan, Bos. Mobil yang menabrak Ibu Rania bukan mobil milik Larissa, dan pengemudinya juga bukan salah satu orang suruhan dia,” jelas pria itu sambil memutar rekaman pelan-pelan.Aidan menyipitkan mata, fokus melihat wajah si pengemudi yang terlihat samar tetapi cukup jelas untuk dikenali oleh sistem pengenal wajah yang timnya miliki.“Siapa dia?” tanya Aidan dingin.“Kami sudah cocokkan dengan database internal. Namanya Arman. Mantan sopir pribadi Kalina.”Aidan terdiam beberapa detik. Pikirannya menerawang dengan wajah tegang.“Kalina?” tanyanya memastikan, meski hatinya sudah merasa yakin. Nama itu terasa seperti garam yang ditabur di atas luka terbuka.“Iya, Bos. Kami masih telusuri apakah Kalina menyuruh langsung atau tidak. Tapi ada transfer dana ke rekening Arman seminggu sebelum

    Last Updated : 2025-04-29
  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 39 Aidan OH Aidan

    Pagi itu, Rania terbangun dengan tubuh yang terasa lebih segar, entah karena tidurnya yang cukup atau karena kue cokelat semalam yang begitu membuat hatinya bahagia. Saat ia turun ke dapur, aroma kopi sudah menyambutnya.Ia mengernyit. Seingatnya, Aidan jarang sekali membuat kopi pagi-pagi. Bahkan, pria itu hampir jarang sarapan di rumah. Matanya mengerjap beberapa kali saat mendapati dua cangkir kopi di atas meja. Satu cangkir berwarna hitam polos dan yang satunya penuh latte Dangan taburan kayu manis di atasnya.Rania mendekat. Senyumnya mengembang karena bukan hanya ada kopi, tetapi juga sepiring roti panggang dan potongan buah di sampingnya.“Ini dia yang bikin?” gumam Rania setengah tak percaya.Baru saja ia hendak duduk, terdengar suara langkah kaki mendekat. Aidan muncul dari arah tangga, kemeja putihnya belum dikancingkan sepenuhnya dengan rambut masih sedikit acak-acakan. Tatapannya seperti biasa, tenang dan datar.Ia menatap Rania sekilas lalu duduk dan menyeruput kopinya. T

    Last Updated : 2025-04-29
  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 1 Pernikahan Hitam

    Bibir Rania terasa kering. Tangannya menggenggam erat kain gaun putih yang menjuntai di pangkuannya. Di ruangan itu, suara lantang penghulu menggema, diikuti dengan desiran pelan dari para tamu yang menahan napas.Di sampingnya, Aidan duduk tegak, mengenakan jas hitam dengan wajah tanpa ekspresi."Ijab qabul akan segera dilaksanakan," kata penghulu.Rania menunduk. Ini benar-benar terjadi.Ia mengeraskan hatinya. Tidak boleh ada keraguan. Tidak boleh ada penyesalan."Aidan Ramadhani bin Fadhlurrahman," suara penghulu terdengar lagi, mantap dan jelas. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Rania Amara binti Firdaus dengan mahar seperangkat alat salat dan emas 500 gram, dibayar tunai."Hening sejenak.Lalu, suara berat itu terdengar."Saya terima nikahnya Rania Amara binti Firdaus dengan mahar tersebut, tunai."Gema sah dari para saksi menggetarkan ruangan. Rania mengangkat wajah, mencoba menangkap perubahan sekecil apa pun di raut wajah Aidan. Namun, pria itu tetap dingin, seolah ap

    Last Updated : 2025-03-07
  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 2 Rumah Tanpa Kehangatan

    Pagi menjelang dengan cahaya matahari yang malu-malu menyusup melalui celah tirai di kamar mereka. Rania terbangun meski semalam tidurnya hanya sebatas memejamkan mata, tidak benar-benar bisa tidur. Bayang-bayang pernikahan yang tanpa cinta masih bergelayut di benaknya. Malam pertama yang seharusnya menjadi awal baru bagi pasangan suami istri, justru diisi dengan kehampaan. Aidan pergi begitu saja, meninggalkannya sendirian dalam kamar yang terasa lebih dingin.Dengan langkah malas, Rania melangkah ke dapur. Kebiasaannya selama ini di rumah bibinya adalah menyiapkan sarapan, dan ia tetap melakukan meski tak yakin apakah Aidan akan menyentuh masakannya. Ia menata meja makan dengan rapi, menyajikan nasi goreng sederhana, telur dadar yang matang sempurna, serta dua cangkir kopi. Setidaknya, jika Aidan pulang, ada sesuatu yang bisa ia santap.Saat ia sibuk menata piring, suara pintu utama yang terbuka membuatnya menoleh. Aidan muncul di ambang pintu dengan wajah lesu. Rambutnya berantakan

    Last Updated : 2025-03-08
  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 3 Tamu Tak Diundang

    Suara langkah Aidan terdengar beradu dengan lantai. Pintu kamar itu masih tertutup, tiba-tiba menyusup perasaan aneh ke dalam dirinya. Bukan kepedulian, bukan juga rasa khawatir, tetapi lebih kepada dorongan tak terjelaskan yang membuatnya ingin tahu apa yang terjadi dengan gadis yang kemarin ia nikahi.Saat tangannya menyentuh kenop pintu, Aidan sempat ragu. Namun, hanya sepersekian detik, ia pun mendorong pintu perlahan.Cahaya kamar temaram. Rania duduk di lantai, di dekat meja rias. Di sekelilingnya, beberapa benda berserakan. Aidan memperhatikan wajahnya yang pucat, matanya menatap lurus ke satu benda yang ada di tangannya. “Kamu kenapa?” tanya Aidan yang penasaran dengan apa yang Rania lakukan.Gadis itu buru-buru menyembunyikan benda yang tadi dipegangnya, dan berdiri. Saat ia berdiri terdengar suara rintihan yang keluar dari mulut Rania. Ia memijat kakinya perlahan. “Ada apa?” tanya Aidan sekali lagi.“Ah, tidak apa-apa tadi aku mau menyimpan pakaianku di dalam lemari, tapi

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 4 Seseorang Dari Masa Lalu

    Bab 4 Seseorang Dari Masa LaluSetelah insiden pagi itu, Rania baru keluar kamar menjelang sore. Itu pun terpaksa karena perutnya sudah berbunyi sejak tadi. Rumah itu terasa sepi, tidak ada tanda-tanda keberadaan Aidan, apalagi Larissa. Ia tidak tahu apa yang terjadi antara keduanya setelah ia berlari ke kamar karena mendengar ucapan Larissa yang sangat klise dan berhasil membuatnya cekikikan di kamar.Rania menuju dapur dan mulai menyiapkan makan malam. Ia berencana akan membuat steak ayam crispy kesukaannya. Makanan mudah dan simpel yang sering ia buat saat di rumah bibi. Saat membuka kulkas, ia mendesah kecewa. Tidak banyak bahan tersisa di kulkas itu. Hanya ada beberapa telur, seikat sayuran, dan kornet. Mau tak mau ia pun akhirnya memutuskan membuat nasi goreng lagi. “Besok harus belanja, biar aku ga mati kelaparan di rumah ini,” gumamnya dengan nada kesal.Saat hidangan sudah siap, terdengar suara mobil yang masuk ke halaman rumah. Rania sudah bisa menebak, itu pasti Aidan.“Oh

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 5 : Debaran Aneh

    Rania tersentak ketika merasakan sesuatu menimpanya. Belum sempat memahami situasi, ia mendapati dirinya terbaring di lantai dapur, dengan tubuh Aidan menindihnya. Dunia seperti melambat sejenak. Aroma khas parfum Woody oud yang digunakan Aidan tercium memenuhi indera penciumannya, napasnya masih sedikit terengah akibat jatuh mendadak. Wajah mereka begitu dekat hingga Rania bisa melihat dengan jelas bulu mata Aidan yang tebal, tatapan matanya yang membulat karena keterkejutan, serta garis rahangnya yang menegang. Lalu, ia mulai merasakan kehangatan di bibirnya.Rania membeku. Napasnya tertahan. Begitu juga Aidan. Detik itu juga, kesadaran menghantam mereka berdua. Mereka tidak sengaja berciuman.“Kalian?” teriak seseorang. “Oh my God! Aidaaaa!” Suara nyaring itu memecah keheningan. Kali ini baik Aidan maupun Rania bisa menebak siapa yang datang dan mengejutkan mereka.Rania dan Aidan spontan menoleh ke arah pintu dapur. Larissa berdiri di sana, matanya membelalak, ekspresinya campuran

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 39 Aidan OH Aidan

    Pagi itu, Rania terbangun dengan tubuh yang terasa lebih segar, entah karena tidurnya yang cukup atau karena kue cokelat semalam yang begitu membuat hatinya bahagia. Saat ia turun ke dapur, aroma kopi sudah menyambutnya.Ia mengernyit. Seingatnya, Aidan jarang sekali membuat kopi pagi-pagi. Bahkan, pria itu hampir jarang sarapan di rumah. Matanya mengerjap beberapa kali saat mendapati dua cangkir kopi di atas meja. Satu cangkir berwarna hitam polos dan yang satunya penuh latte Dangan taburan kayu manis di atasnya.Rania mendekat. Senyumnya mengembang karena bukan hanya ada kopi, tetapi juga sepiring roti panggang dan potongan buah di sampingnya.“Ini dia yang bikin?” gumam Rania setengah tak percaya.Baru saja ia hendak duduk, terdengar suara langkah kaki mendekat. Aidan muncul dari arah tangga, kemeja putihnya belum dikancingkan sepenuhnya dengan rambut masih sedikit acak-acakan. Tatapannya seperti biasa, tenang dan datar.Ia menatap Rania sekilas lalu duduk dan menyeruput kopinya. T

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 38 Perhatian

    “Ini, Bos,” sapa dua pria kekar itu lagi, satu di antaranya membuka laptop di atas meja dan menunjukkan sebuah rekaman dari CCTV jalanan tempat kecelakaan Rania terjadi.“Ini hasil rekaman dari CCTV jalanan, Bos. Mobil yang menabrak Ibu Rania bukan mobil milik Larissa, dan pengemudinya juga bukan salah satu orang suruhan dia,” jelas pria itu sambil memutar rekaman pelan-pelan.Aidan menyipitkan mata, fokus melihat wajah si pengemudi yang terlihat samar tetapi cukup jelas untuk dikenali oleh sistem pengenal wajah yang timnya miliki.“Siapa dia?” tanya Aidan dingin.“Kami sudah cocokkan dengan database internal. Namanya Arman. Mantan sopir pribadi Kalina.”Aidan terdiam beberapa detik. Pikirannya menerawang dengan wajah tegang.“Kalina?” tanyanya memastikan, meski hatinya sudah merasa yakin. Nama itu terasa seperti garam yang ditabur di atas luka terbuka.“Iya, Bos. Kami masih telusuri apakah Kalina menyuruh langsung atau tidak. Tapi ada transfer dana ke rekening Arman seminggu sebelum

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 37 Salah

    “Apa sih, Tia, kamu ngagetin aja,” protes Rania melihat Tia yang cengengesan sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen.“Lagian tawaran apa?” Tia menarik kursi milik pegawai lain yang kosong karena pemiliknya sedang kerja lapangan.“Bukan apa-apa, Ti.”“Eh, btw gimana caranya biar bisa nikah sama konglomerat? Suaminya kelihatan banget cintanya ya, sama kamu. Perhatian Ran. Masih ada enggak spek kayak Aidan?” tanya Tia menggebu-gebu. “Ti … please deh!” Rania memutar matanya tanda tidak nyaman.“Eh, Ran …” Tia tiba-tiba menggeser kursi dan duduk lebih mendekat padanya. “Apa?” Rania mengerutkan dahinya.“Tadi aku dengar eh, enggak sengaja nguping. Katanya kecelakaan mu itu dibikin orang?” tanya Tia pelan.“Apa, Ti?” Mata Rania membelo mendengar ucapan Tia. “Kata siapa?”“ Aku denger tadi Pak Reza tadi ngobrol sama HRD yang nolongin kamu. Aku enggak tahu itu benar apa gak Ran.Tapi kalau ada yang sampai seperti itu jahat. Kamu harus hati-hati, Ran.”Rania mengangguk pelan. Ia tidak habi

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 36 Kembali Ke Kantor

    Hampir dua Minggu Rania berada di rumah, ia kini ingin kembali bekerja. Rania mematut diri di depan cermin dengan blazer pastel membalut tubuhnya yang mulai terasa sedikit longgar. Sakit yang lumayan lama ini cukup berefek pada berat badannya. Terlebih ditambah teror-teror aneh yang beberapa hari lalu terjadi menjadi daftar panjang masalah yang ia pikirkan. Walaupun begitu, keinginannya untuk kembali bekerja begitu besar. Ia rela berdebat cukup panjang dengan Aidan agar pria itu mengizinkannya. Sebenarnya dia pesimis Aidan akan mengizinkan kembali bekerja, tetapi sore kemarin pria itu tiba-tiba pulang dari kantor dan mengizinkan begitu saja. Rania tidak tahu apa yang sedang direncanakan Aidan. Saat menuruni anak tangga, Siska sudah menunggu sambil membawa tas kerja Rania."Semangat, Bu! Hati-hati, ya."Rania tersenyum tipis. "Makasih, Sis. Titip rumah, ya."Siska mengangguk penuh semangat, pekerjaan kini cukup berkurang. Ia ya

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 35 Teror Lagi

    Aidan memicingkan mata, mencoba mengingat lebih dalam. Postur tubuh itu terlihat sangat familiar, caranya berdiri, dan bahkan sedikit dari gaya berpakaiannya,bsemua terasa sangat pernah dilihatnya. "Beri saya rekaman videonya," perintah Aidan. Adi cepat-cepat memutar rekaman cctv yang didapat. Meski wajahnya tertutup, Aidan merasa yakin siapa wanita itu. "Kalina," gumamnya. Adi mengangkat alis. "Siapa Bos, Bos kenal?" Aidan mengangguk perlahan. "Pantau Kalina Hermawan, tapi jangan sampai dia tahu. Aku mau semua gerak-geriknya diawasi, apalagi kalau dia mendekati istriku." "Baik, Bos." Aidan memejamkan mata sejenak, pikirannya melayang pada Rania. Ada sesuatu yang tidak beres dengan istrinya. Ia harus mencari tahu masa lalu Rania. Selama ini dugaannya hanya sebatas lawan bisnis dan Larissa, tetapi ada satu lagi yang membuatnya tidak habis pikir. Kalina Hermawan orang yang seharusnya menjadi orang terdekat Rania. *** Sementara itu, di perumahan, Rania sedang duduk santai di tam

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 34 Siapa Tersangkanya?

    Sudah tiga hari Aidan bekerja dari rumah. Setiap hari ada saja pegawainya yang datang membawa berkas, laptop meeting, atau bahkan laporan urgent yang butuh tanda tangan langsung Aidan. Ruang tamu berubah fungsi menjadi ruang kerja dadakan, membuat Rania yang seharusnya istirahat malah merasa terganggu.Siang itu, setelah salah satu staf Aidan datang lagi dengan setumpuk dokumen, Rania tak tahan. Ia menunggu sampai staf itu pergi sebelum akhirnya menghela napas berat."Dan … Eh Mas Aidan." Rania memanggil pelan.Aidan yang masih duduk sambil mengetik cepat di laptop hanya mengangkat kepalanya sedikit. "Hm?""Aku ngerasa nggak enak kalau kamu terus kerja di rumah. Kamu mendingan kerja di kantor aja."Aidan menghentikan ketikannya, ia memandang Rania penuh tanya."Kenapa?" tanyanya tenang.“Aku jadi merasa bersalah sama kamu dan pegawai kamu. Mereka repot-repot ke sini cuma untuk tanda tangan kamu. Padahal biasanya itu bisa dilakukan di kantor. Jadi buang-buang waktu enggak, sih?”Aida

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 33 Sepupu

    Rania melirik sekilas. “Ini … kamu yang nyiapin?”Aidan berjalan ke arah dapur tanpa menoleh. “Nggak mungkin kucing, kan.”Tidak ada nada hangat, tetapi Rania kini tahu mungkin itu cara Aidan menunjukkan perhatiannya. Tidak lama kemudian, Aidan kembali membawa semangkuk bubur dan secangkir teh. Ia meletakkannya di atas meja depan Rania.“Makan dulu. Dokter bilang kamu belum boleh makan yang aneh-aneh.”Rania menatap bubur itu dengan dahi berkerut lalu bergantian menatap Aidan yang duduk di seberang sambil membuka laptopnya. “Kamu masak?”Aidan mengangkat bahu. “Daripada kamu pesan makanan aneh terus, mending aku yang masak.”Nada suaranya tetap tenang, dingin, dan tidak ada basa-basi. Setelah makan, Aidan berdiri dan mengambil bantal kecil dari sofa.“Tidur di kamar. Nggak usah banyak gerak. Aku pindahin kerjaan ke rumah sementara, biar kamu nggak repot ngapa-ngapain.”“Tumben perhatian,” ucap Rania setenga

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 32 Perhatian

    Setelah pintu apartemennya tertutup rapat dan langkah Aidan terdengar menghilang di lorong, Larissa terduduk di sofa. Jantungnya berdegup kencang dengan tangan gemetar menahan napas yang tak beraturan.“Bodoh … aku bodoh banget …” desisnya sambil menepuk dahinya sendiri.Ia menggenggam foto Rania dengan tangan berkeringat, lalu bergantian menatap tulisan ancaman itu lagi. Tulisan yang bahkan ia tahu siapa penulisnya. Tidak semua orang bisa mengenalinya, tetapi ia kenal sangat baik. Tulisan tangan itu penuh tekanan, miring ke kiri, dan selalu sedikit berantakan.Larissa bangkit, ia melangkah ke kamar, dan tergesa mengganti. Disambarnya kunci mobil pemberian Aidan, ia harus menemui seseorang.Hampir menjelang pagi ketika Larissa menghentikan mobilnya di depan sebuah kafe kecil yang sudah tutup. Namun, lampu di lantai dua masih menyala. Ia mengetuk pintu belakang dengan ritme ketukan yang ia dan orang tersebut yang tahu. Tidak lama pintu pun terbuka

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 31 Curiga

    “Maaf, harusnya aku enggak biarin dia di sini,” gumam Rania.Aidan hanya menggeleng. “Bukan salah kamu! Dia aja yang kegatelan!”Ponsel Aidan tiba-tiba bergetar. Ia mengangkatnya dan menjauh sebentar. Tidak lama setelah menerima panggilan itua, ia kembali dengan tegang.“Aku baru dapet kabar dari orangku,” ucapnya sambil menatap Rania.Rania menatapnya bingung. “Kabar apa?”“Orang yang ngikutin kita malam itu, ternyata orang itu juga yang nabrak kamu.”Rania membelalak. “Serius?”Aidan mengangguk pelan. “Aku udah minta orangku urus semuanya. Kita akan tahu siapa yang nyuruh dia.”Rania menggenggam selimut erat. Ketakutan mulai mengalir ke dalam dirinya, hidupnya yang dulu aman-aman saja meski penuh derita, berubah dalam sekejap setelah menikah. Aidan menghampiri Rania dan mengecup keningnya.“Semua akan membaik,” ucapnya pelan.****Mobil hitam itu melaju cepat di lorong sempit pinggiran kota, melewati gang-gang kecil sebelum akhirnya berhenti di sebuah rumah tua yang tampak kosong. N

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status