Share

Bab ISTIMEWA. A2

"Kamu lagi hamil muda, kita di sini saja dulu," ucap Fariz.

"Mmm,"

"Nggak usah sedih, kita pasti pulang, kok. Tapi nanti ya, kasihan kamu sama CIMES."

"Hehe, iya-iya. Kerjaan Capa terbengkalai lama, kasihan Arju," ucap Salma.

"Tidak masalah, lebih kasihan lagi kalau kamu sama Cimes kecapekan. Arju juga juga sudah banyak yang bantu." Fariz kembali melajukan mobil menuju ke hotel.

Perjalanan berangkat dan pulang yang sungguh berbeda. Meskipun rasa mual dan sebagainya masih Salma rasakan, tapi kabar dari dokter itu serasa memusnahkan semua rasa sakit. Sangat bersyukur, berangkat masih dengan kepanikan, sekarang pulang dengan ketenangan, kebahagiaan.

"Udah berkurang belum mualnya, pusingnya?" tanya Fariz.

"Alhamdulillah, udah kok. Udah ketutup sama Cimes," jawab Salma.

"Mmm, Singapura. Ternyata, kita diizinkan muncul Cimes di sini," ucap Fariz.

"Di mana saja, hadirnya dia tetap istimewa," ucap Salma.

Salma itu meskipun sedang mual dan pusing, dia tidak bisa menjadi pendiam. Dia b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status