Share

Bab 16

Penulis: Megumi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Akibat pujian Bayu, pasangan itu jadi terlibat aksi saling tatap, tetapi hanya sebentar saja.

Keduanya tersadar dari lamunan pada detik yang hampir bersamaan.

Raina mendekatkan lagi hidungnya pada bunga untuk menghirup aromanya.

Sementara Bayu tiba-tiba mengulurkan tangan mendekati bunga tersebut, dan hendak memetiknya.

“Eh, kamu mau apa?” henti Raina.

“Mau petik. Kamu suka kan? Kita petik beberapa untuk dibawa pulang.”

“Emang boleh? Nanti kamu dimarahi pemiliknya loh.”

Bayu tersenyum, dan menyahut, “Tidak akan ada yang marah, ‘kan nggak ada yang lihat.”

Namun Raina tetap khawatir, “Tapi—”

“Nggak akan kenapa-kenapa, percaya sama aku. Buktinya kita bahkan bisa masuk ke sini dengan aman, kan?”

Benar juga ya.

Raina seakan baru tersadar akan hal itu.

Bayu mengatakan taman itu tidak dibuka untuk umum, tetapi mereka bisa memasukinya dengan bebas. Kok bisa?

Tetapi Raina juga tak terpikirkan untuk bertanya lebih banyak.

Bahkan fokusnya segera beralih pada tangan Bayu yang sedang memetik bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 17

    Bayu datang bersama Dom.Seketika itu juga baik Raina maupun Pak Budi menoleh ke arah mereka.“Ka-kalian kok bisa di sini?” sebut Raina mendapat kejutan.Sementara Bayu dan Dom melangkah perlahan mendekati titik kumpul.Pak Budi menyunggingkan senyuman sinis, “Wow! Pria yang berbeda lagi,” gumamnya.“Kukira kau perempuan baik-baik, Bu Raina, tapi ternyata—semurahan ini!” hinanya.“Jaga mulutmu, Pak Budi!” berang Raina.Pria itu terbahak kencang. Kemudian beralih pada Bayu, dan Dom yang baru tiba di titik kumpul, menghasut mereka, “Hei, Bung! Kalian hanya dimanfaatkan olehnya, dasar goblok!”“Apa maksudmu, Bangsat!”Bug!Dom naik pitam, tidak terima majikannya dihina, sontak mendaratkan bogem ke wajah pak Budi.Raina terkejut melihatnya, Dom yang kemayu bisa melakukan hal demikian.“Sial! Kau kira masih bisa mengalahkanku setelah kejadian waktu itu…?”Pak Budi membicarakan kejadian waktu itu, hanya Raina yang memahaminya. Namun Bayu juga tak menanyakan apapun.Kemudian Pak Budi tampa

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 18

    Namun Pak Budi pun belum langsung percaya dengan apa yang dikatakan anak buah Bayu.“Halah! Kalian pasti membual!” tuduhnya kemudian. “Benar ‘kan, kalian membual?” sinis pria itu.Anak buah Bayu hendak menanggapi Pak Budi, tetapi dicegah pria bertuksido di sampingnya.Pria yang penampilannya paling berwibawa di antara yang lainnya tersebut mengambil alih meladeni Pak Budi, “Membual bagaimana? Sebentar, apa Anda yang bernama Pak Budi? Kalau betul, saya punya hadiah untuk Anda.”Usai berkata, pria tersebut belum langsung melanjutkan pembicaraan dengan Pak Budi, terlebih dulu menghampiri Bayu.Menyapa, serta memberi hormat kepada Bayu, “Selamat siang, Tuan Edgardo! Mohon maaf untuk ketidaknyamanan ini!” ucapnya sembari membungkukkan badan.“Anda ini—” Dom meneliti.“Oh, maaf lupa perkenalkan diri. Saya Samsul, kepala dinas pusat.”“Oh.” Dom lekas menyalaminya mewakili Bayu. “Terima kasih, Pak Samsul sudah menyempatkan waktu hadir langsung.”Tidak hanya Pak Budi yang tercengang di kejauha

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 19

    “Seret dia ke penjara!” titah Bayu setelah beberapa detik bergeming.Betapa terkesiap Raina mendengar kalimat tersebut. Bayu bukan hanya tak mengindahkan permintaannya, tetapi justru menambah hukuman terhadap Pak Budi.Ia hendak protes, tetapi Bayu segera berlalu begitu saja menghiraukannya.Di sisi lain, perhatiannya terbagi kepada Pak Budi.“Bu Raina, tolong saya! Saya tidak mau masuk penjara! Tidak mau!” panik pria itu.Pak Budi tampak memberontak ketika anak buah Bayu akan menggiring dia.Tenaganya tentu kalah dengan 2 orang bertubuh besar yang mengunci dirinya.Mereka menyeret pria itu secara paksa.“Saya tidak mau masuk penjara! Saya tidak mau masuk penjara!” teriak Pak Budi histeris.Tidak ada yang memedulikan teriakan itu, mereka terus menyeretnya pergi. Bahkan ketika dia terus memberontak, anak buah Bayu tak segan-segan menyakitinya hingga ia tak berdaya.Menyaksikan pemandangan tersebut, Raina sangat mengasihani pria itu.Namun tak tahu harus bagaimana menolongnya.“Pak Sa

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 20

    Bayu tiba di rumah, Raina lekas menyambutnya ketika mendengar ketukan pintu.Jegrek!“Sudah pulang, kebetulan aku baru saja selesai masak.”“Oh iya? Kamu masak makanan enak apa untukku?”Tanpa menunggu jawaban Raina, Bayu buru-buru menuju ke arah meja makan.Faktanya, ia sangat mendapat kejutan. Ia menatap bengong makanan di hadapannya begitu ia menyingkap tudung saji.“Kenapa hanya dilihat, duduk, dan makanlah,” titah Raina memasang wajah tanpa dosa.Pria itu beralih menatapnya penuh arti, “Apa maksudmu, kamu bilang mau masak makanan enak untukku, tapi—”“Loh, ini kan makanan paling enak sedunia!” tegas Raina.“Yang benar saja!”Sementara Raina tampak menyantap bagiannya dengan lahap.Mendapatkan Bayu tak menyentuh miliknya sama sekali, sejenak kemudian ia pun kembali bersuara—“Kamu nggak mau nih? Iya sudah, biar aku yang makan.”Saat Raina akan menggeser porsi Bayu ke arahnya, pria itu pun menahan gerakan Raina.“Kamu sudah masak untukku, mana boleh diambil kembali!” seru Bayu.Ke

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 21

    Suasana cerah pagi ini seakan menggambarkan keceriaan Raina.Senyumnya terus mengembang, napas lega terhembus.Semua karena kabar dari Samsul.Pria itu menelepon Raina barusan, memberitahukan bahwa guru-guru terbaik setiap mata pelajaran telah dikirimkan ke SD Lentera.Betapa bahagianya dia, yang gegas menuju sekolah lebih awal agar dapat menyambut guru baru yang dimaksud.Di jalan, Raina tanpa sengaja bertemu muka dengan kedua teman sejawatnya yang dahulu sama-sama mengajar di SD Lentera.“Bu Raina,” panggil Tuti.“Eh, Bu Tuti, Bu Dela,” sapa Raina balik. Tuti dan Dela tampak menatap Raina dengan ekspresi tak suka. Sedari dahulu mereka memang sudah sering memandang rendah Raina.Sementara Raina tetap berusaha ramah. “Kalian apa kabar? Mengajar di mana sekarang?” tanyanya kalem.“Oh, kami sekarang ngajar di sekolah yang bergengsi dong!” sombong Dela. “SD TALENTA!” ejanya lantang.Tuti mengiyakan dengan manggut-manggut. Bibir keduanya terus dimiringkan, mengekspresikan penghinaan terh

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 22

    Sepulang dari mengajar, Raina pun berkeliling dari satu toko sepatu ke toko sepatu lainnya untuk membeli boots, cukup sulit ia menemukannya.Hingga toko kesepuluh yang dimasukinya, dia baru mendapatkan sepatu tersebut.Pantas saja Bayu memintanya membeli sendiri, pikir Raina.Hari pun mulai gelap ketika dia keluar dari toko terakhir yang dikunjunginya, betapa syok perempuan itu.“Astaga! Jam berapa sekarang?” paniknya melirik jam tangan.Raina bertambah panik saat mendapatkan ternyata waktu hampir menunjukkan pukul 6 sore.Tidak ada waktu untuk panik berlama-lama juga, dia bergegas mencari angkutan untuk pulang ke rumah. Bayu berkata akan menjemputnya jam 7 malam, artinya menyisakan 60 menit lagi.Sementara bahkan dia membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit untuk tiba di rumah dari tempatnya berada saat ini.Dengan terpaksa Raina harus menghentikan sebuah taksi, karena hanya kendaraan tersebut yang ditemukannya cukup cepat. Mengesampingkan urusan ongkos yang harus berlipat-lipat ganda

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 23

    Padahal sebenarnya, Bayu mengajak Raina menuju salon, untuk memperbaiki penampilannya.Parahnya dia tidak meladeni Raina sama sekali, membiarkan Raina terus mengomelinya sepanjang perjalanan.Setelah tiba di salon, Bayu baru menanggapi salah satu kalimat Raina.“Bukankah kamu yang seharusnya ingin mempermalukanku, pergi dengan penampilan begitu?”Raina menatap Bayu dengan tatapan membunuh.Bayu sukses mengaduk emosinya dengan luar biasa, tentu saja dia teramat geram terhadap pria itu, sampai tak mampu berkata-kata.—Singkat saja, Mbak Lisa selesai menyulap Raina menjadi seorang bidadari.Bayu sampai pangling, matanya tak berkedip melihat penampilan baru Raina yang luar biasa cantik.Raina perlu menyadarkan pria itu dari lamunannya dengan melambai-lambaikan tangan tepat di depan wajahnya.Sementara lamunan Bayu membuyar, bergantian Raina yang memperlihatkan ekspresi tak nyaman.Lantaran Bayu menatapnya dengan intens, membuat Raina kurang percaya diri.“Ada yang aneh sama penampilanku,

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 24

    Suasana terasa semakin mencekam, ketika pria paruh baya yang diperhatikan Bayu menoleh ke arah mereka, serta membalas tatapan Bayu.“Aku kira kamu tidak akan datang.” Dom yang mengucapkan kalimat tersebut.Kelakuan Dom membuat Raina terpelanggat, karena kemunculannya terkesan tiba-tiba.Tetapi yang lainnya tidak terlihat terkejut, hanya Raina seorang. Mungkin karena dia sedang melamun juga, memikirkan siapa pria paruh baya di depan sana, yang hingga detik ini masih berperang tatap dengan Bayu.Raina benar-benar penasaran.“Karena kamu sudah disini, ayo kita menemui big bos,” ajak Dom lebih lanjut.Tetapi mereka semua bahkan belum sempat melangkah, mengindahkan ajakan Dom, pria paruh baya tersebut telah berada di hadapan mereka saat ini.Pria itu yang menghampiri Bayu terlebih dahulu.“Terima kasih, kamu sudah memenuhi undangan papa,” ucapnya sembari menatap datar Bayu.Lagi-lagi Raina seorang yang cukup mendapat kejutan, sangat terkejut mendengar ucapan Tuan Edgardo.Rupanya pria paru

Bab terbaru

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 67

    Bayu tak mendapati dandanan Raina yang mirip badut pancoran seperti yang dikatakannya, tetapi perempuan itu sangat cantik—bikin pangling.Bayu menatap Raina penuh arti, membuat Raina salah tingkah.“Kamu kenapa sih ngeliatin aku begitu, beneran kayak badut pancoran ya?” selidik Raina.Namun pertanyaannya belum sempat dijawab oleh Bayu, Raina sudah kembali bersuara—“Bay, Bay, ada orang di depan,” ucapnya panik. Saking pangling dengan kecantikan Raina, Bayu lupa sedang menyetir, sehingga tak sadar kendaraannya telah keluar jalur, nyaris menabrak pengendara dari arah berlawanan.Bahkan dia tak mendengar suara klakson yang berkumandang nyaring, perlu Raina yang mengingatkannya.Usai diperingatkan Raina, Bayu pun segera menginjak rem yang diiringi teriakan Raina.Raina berteriak panik karena posisi mobil mereka dengan kendaraan roda dua di depan sudah terlalu dekat, tabrakan nyaris tak terhindari.Namun ia tak mendengar suara benturan setelah kendaraan mereka benar-benar berhenti sempurn

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 66

    Raina pun tiba-tiba teringat kejadian kemarin, tentang pertemuannya dengan Bayu di Corporindoo, Bayu berada di ruangan pribadi direktur utama ….Kemudian juga tentang bagaimana para karyawan di sana dalam memperlakukan Bayu, orang-orang itu sangat menghormati Bayu.Raina pun semakin antusias dengan pernyataan Bayu bahwa dirinya merupakan pemilik Corporindoo.“Tapi masa sih, dia CEO Corporindoo?” ragunya. “Kayaknya ga mungkin, keturunan sultan pemilik Corporindoo mau tinggal di rumah gubukku selama ini.”Pada waktu bersamaan dimana Raina kembali dirundung keraguan, Bayu bersuara menyadarkannya dari lamunan.“Ayo turun!” seru pria itu.Raina menyudahi perenungannya, manut pada ajakan Bayu untuk segera turun dari mobil.Sebab dia tak ingin membuang-buang waktu supaya tidak terlambat masuk kantor.Pasangan itu kemudian memasuki mall, langkah mereka langsung tertuju ke sebuah toko kosmetik brand ternama. “Silakan, boleh … mau nyari apa, Mbak?” sambut hangat seorang SPG.Raina tampak kago

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 65

    Masalahnya Anna bahkan telah melihat sosok Bayu— dia mengintip ke arah mobil Bayu setelah klakson kencang yang dibunyikan Bayu.“Itu siapa, Rain? Pacar kamu ya?” goda perempuan itu seketika.“Apaan, bukanlah!” lurus Raina segera.“Ah, masa? Pacar kamu kali? Ngaku aja!” cecar Anna tak percaya.Perempuan itu bahkan menggoda Raina lebih lagi—“Oh, aku tau, jadi kamu sibuk karena mau kencan sama pacar kamu, kan? Cie, Raina!”“Ish, apaan sih … udah dibilangin dia bukan pacarku! Mana ada kencan-kencan.”“Terus siapa dong?”“Bukan siapa-siapa! Iya udah ya, aku balik dulu, bye!” pamit Raina buru-buru, tepatnya menghindari Anna.Dia bahkan menghindari Bayu, supaya Anna tidak semakin salah paham.Raina melewati mobil Bayu begitu saja, seakan mereka tak saling mengenal.“Hei, apa maksudmu?” pekik Bayu yang sudah pasti mendapat kejutan atas sikapnya.Raina mengabaikan panggilan Bayu, terus melangkah dengan cepat.Tak peduli bagaimana ia harus menghadapi Bayu nantinya, yang terpenting Anna tidak m

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 64

    Selain dengkuran yang berhenti, Bayu juga tampak mengubah posisi. Dari terlentang menjadi menyamping— menghadap ke arah pintu pula.Namun matanya tetap terpejam rapat.Bayu pun tidak bersuara, tidak menegur Raina yang mencoba melarikan diri.Raina menyimpulkan Bayu masih terjaga, ia menghela napas lega.Kemudian segera melanjutkan niatnya, membuka lebar pintu secara perlahan, dan keluar secepat mungkin dari kamar tersebut sebelum Bayu benar-benar memergokinya.Dia berhasil melarikan diri dari Bayu.Namun Raina baru benar-benar merasa tenang setelah cukup lama Bayu tak menyusulnya di kamar sebelah.“Kayaknya dia memang ga tau aku keluar, dia benar-benar manusia yang unik,” cengir Raina.Antara lega tapi juga keheranan. Merasa lucu sekaligus kagum, bisa-bisanya Bayu begitu mudah terlelap.Sangat berbeda jauh dengannya yang membutuhkan waktu cukup lama untuk tertidur,— terlalu banyak yang terpikirkan.Selang sejenak pikiran Raina pun telah berseliweran, isi otaknya sangat penuh.Dari men

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 63

    Rombongan nenek tak lagi terlihat jejaknya, Raina masih terbengong di tempatnya berdiri sejak awal, dengan wajah yang terasa hangat akibat ucapan Nyonya besar Edgardo yang meminta cucu.Gadis polos itu merasa sangat malu mendengar kalimat yang dirasa tabu baginya.Lagipula balik lagi pada— hubungannya dengan Bayu— hanya sebuah hubungan semu yang memiliki batas waktu, tidak mungkin mencetak cucu untuk keluarga Edgardo.“Kamu ngapain masih di situ!” tegur Bayu tiba-tiba. Pria itu sudah masuk ke dalam rumah sebelumnya, dia keluar lagi saat menyadari Raina masih berada di luar.Raina sontak menoleh ke arah asal suara, dan mendapatkan Bayu sedang berdiri tegak di ambang pintu.Dia keheranan melihat Bayu yang begitu santai.Raina lalu menghampiri Bayu dengan segera, dan menyampaikan rasa penasarannya tentang sikap pria itu.“Kamu masih bisa tenang setelah nenekmu ngomong kayak tadi?” “Emangnya nenek ngomong apa?”Raina menghela tak percaya bahwa Bayu tak mungkin tidak mendengar ucapan nen

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 62

    Deg!Mata Raina perlahan melebar sempurna, wajah pun menjadi pucat, merasakan hangatnya sentuhan sang nenek seakan membakar menembus kulit tangannya yang dingin menusuk tulang.Sementara dia belum menyerah, berusaha menarik tangannya untuk membatalkan pemberian hadiah pada sang nenek.Hanya saja usahanya tak membuahkan hasil, sebab juga tidak berani terlalu bertenaga, takut menyinggung perasaan Nyonya besar Edgardo.Gagal dengan usahanya, Raina melirik Bayu—mencari bantuan.Namun Bayu pun tak terlihat ingin membantunya kali ini. Pria di hadapannya itu hanya membalas menatapnya dengan tatapan penuh arti dalam geming.Atau mungkin Bayu juga tidak dapat berbuat banyak karena kesalahan yang dia lakukan terlalu besar?Entahlah, Raina mulai gelisah, dan ketakutan. Semakin yakin dirinya sedang dalam masalah besar!Terutama sang nenek tiba-tiba merebut gantungan kunci dari tangannya.“Tamatlah riwayatku!” batin Raina memalingkan wajah.Dia tak memiliki keberanian untuk beradu tatap dengan Ny

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 61

    Jangankan Raina, Bayu pun terlonjak kaget mendengar pekik nenek yang kencang itu.Sebab keberadaan nenek benar-benar tak diketahui oleh mereka.Raina merasakan jantungnya berdebar-debar, ternyata apa yang dikatakan Bayu benar, sang nenek sangat galak.Wajah wanita usia lanjut yang masih sangat energik itu begitu garang, menatapnya dengan tatapan mengerikan.Membuat Raina seketika menundukkan kepala.Beruntung Bayu cukup pengertian, pria itu memberinya ketenangan yang berarti.Bayu masih mendekapnya hingga detik ini, bahkan lebih erat lagi, seperti mengetahui dirinya sedang ketakutan menghadapi sang nenek.Sejenak Bayu juga membantunya melewati saat-saat menegangkan tersebut, dengan mengalihkan perhatian sang nenek.“Nenek kok tidak bilang-bilang mau kemari? Kalau begini ‘kan kami jadi tidak ada persiapan apa-apa buat menyambut Nenek.”Sambil berkata, Bayu berjalan menghampiri Nyonya Edgardo.Sungkem pada sang nenek, menciumi kening, pipi kanan dan pipi kiri sesepuh tersebut. Menggamba

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 60

    Bayu mengerutkan kening, menatap serius objek di depan sana— wajahnya itu terlihat tegang.Hal ini menarik perhatian Raina yang kebetulan meliriknya.Namun ia tidak langsung menanyakan apa yang terjadi terhadap Bayu, melainkan ikut menoleh ke arah yang ditatap Bayu.Raina pun menemukan keberadaan mobil-mobil mewah itu, terparkir di sepanjang jalanan.“Ada acara apa nih, tumben banyak mobil di daerah sini,” ujar Raina.Dia malah tidak berburuk sangka seperti Bayu yang langsung menebak mobil-mobil tersebut sebenarnya berada di rumah mereka.Sebab hanya Bayu yang mengenali kendaraan-kendaraan itu.Bayu tak menanggapi ucapan Raina, terus memasang wajah serius, Raina justru mengira Bayu merasa terganggu dengan keberadaan mobil-mobil itu.“Atau parkir di dekat sini aja, kita jalan kaki ke rumah,” anjur Raina lebih lanjut. Masih menambahkan saran lain, “Nanti setelah mobil-mobil itu pergi baru majuin mobilmu.”Sementara Bayu tak terlihat mengindahkan ucapan Raina, ia melewati tempat parkir y

  • Istri 365 Hari sang Pewaris   Bab 59

    Bukan hanya membelikan makanan untuk pria paruh baya tersebut, Bayu juga menawarkan diri mengantarnya pulang.Rumah pak kumis ternyata cukup prihatin— anak dan ayah itu hanya tinggal di rumah kardus.Tak tanggung-tanggung, Bayu bahkan membeli satu unit rumah untuk mereka.Masih memberikan bantuan lainnya, seperti kebutuhan sehari-hari (sembako), dan terakhir mewujudkan impian pak kumis yang ingin membuka usaha jual siomay demi keberlangsungan hidup.Raina bertambah mengagumi Bayu atas sikap baiknya itu.“Terima kasih ya, kamu udah mau nolongin bapak itu,” ucap Raina ketika mereka dalam perjalanan pulang.Bayu tergelak kecil.“Kenapa kamu harus berterima kasih?”“Aku benar-benar terharu. Kamu bahkan rela menghabiskan tabungan untuk membelikan mereka rumah. Kamu pasti menghabiskan seluruh tabunganmu selama ini, kan?” tebak Raina tanpa mengharapkan jawaban.Bayu mengeluarkan banyak uang untuk membeli rumah, menurut Raina pria itu pasti menghabiskan seluruh tabungan, atau setidaknya lebih

DMCA.com Protection Status