Share

Chapter 3

Author: Aaysh
last update Last Updated: 2024-01-10 10:51:47

Keheningan merambat ke seluruh kamar kos Dara, ia belum menghubungi Winda perihal besok ia tidak pergi lagi ke Minimarket tempat biasanya ia bekerja.

Ia pun segera meraih ponsel yang tergeletak asal di tempat tidurnya. Sebuah nama kontak mulai di carinya lalu segera ia menempelkan ponsel ke telinga nya.

Sambungan telfon terhubung. Ia mulai menyapa dan memberitahu sahabatnya itu tentang berhenti nya dia dari pekerjaan dan alasan di baliknya.

"Mulai besok aku nggak masuk lagi, Aku mau jaga Nadira." Ungkap Dara.

"Serius Dar.... , Kamu udah kasih tau Reno nggak?" Tanya Winda setelah mendengar rencana dari sahabatnya ini.

Dara sebenarnya sudah memberitahu Reno perihal hal ini, tapi pacarnya itu justru tidak menyetujuinya dan menolak keinginannya, tanpa ia jelaskan apa alasan dia melarang dirinya untuk menjaga Nadira. Dan sekarang ia tetap melakukannya, yang pastinya jika ia menghubungi pria itu sekarang ia pasti akan marah besar.

"Aku sudah beritahu, tapi dia tidak setuju. Aku nggak tau alasan dia ngelarang aku. Aku sangat ingin merawat Nadira. Kasihan dia kehilangan Ibu saat lahir. Apalagi ini adalah bentuk abdi Aku kepada kakakku selama ini. Aku belum melakukan apa apa untuknya. Jadi aku nggak bisa tidak melakukannya. Aku punya banyak alasan untuk ini. Karena itu aku mohon sama kamu, jangan beritahu Reno bahwa mulai besok akan berada di rumah kak Mira."

"Tapi.... Reno cepat atau lambat Reno pasti akan tahu." Ujar Winda khawatir.

"Untuk itu, biar jadi urusan aku nanti. Aku benar benar nggak bisa mengikuti permintaan dia. Ku harap kamu juga mengerti dengan maksudku." Mohon Dara agar Winda mengerti dan membantunya.

"Aku paham padamu Dara. Aku paham sekali."

Sebagai sahabat yang paling tau situasi Dara, Winda tentu saja paham dengan maksud sahabatnya itu. Jika Dara sudah membulatkan tekad begini ia juga tidak hak untuk melarang, ia hanya bisa memberi tahu sebab akibat yang mungkin akan di hadapi Dara ke depannya. Yang pasti ia hanya bisa mendukung Dara setiap saat.

"Baiklah aku akan menutup mulut. Jika Reno bertanya padaku, Aku bisa mengatakan kamu sedang mengunjungi kampung halamanmu atau apa pun itu. ." Tambah Winda lagi.

"Makasih ya sahabatku sayang."

"Sudah. Aku sibuk. Selamat malam." Winda mengakhiri obrolan.

"Baiklah." Ketika sambungan telepon terputus, Dara meletakan ponsel nya begitu saja.

Setelah selesai berbicara dengan Winda, ia membaringkan tubuhnya. Pikiran tentang reaksi Reno terbayang di kepalanya. Siap atau tidak, ia akan menemukan murka dari pria yang telah menjadi kekasihnya itu.

***

Cahaya matahari mulai terlihat, perlahan menunjukan kehangatan sinarnya pada siapapun dan apapun yang di kenainya. Dara bangun dari tidurnya, seraya menguap ia merenggangkan otot ototnya. Hari bertemu Nadira telah tiba. Dara segera bangkit dari kasur kecilnya dan mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandinya.

Usai bersiap siap, sebelum berangkat Dara menghangatkan motor matic nya lebih dulu. Di saat itu tiba tiba ponselnya berbunyi, Dara segera membuka tas dan mengambil ponselnya. Alangkah terkejutnya melihat nama yang tertera di layar ponselnya itu. Panggilan dari Reno.

Dara tidak berniat mengangkat panggilan telfon Reno. Karena jika kekasihnya tahu sekarang, ia pasti tidak akan bertemu Nadira sekarang. Dara kemudian memasukan ponselnya kembali setelah panggilan Reno berhenti. Ia segera menyalakan motor dan pergi dari kosannya.

Dara menekan tombol bel rumah Ardi, dan tidak lama suami kakaknya itu muncul di sana dengan Nadira yang berada di gendongannya dan penampilan Ardi yang err... Membuat Dara langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Maaf. Sebelum kamu tiba saya baru saja akan memakai pakaian, tapi tiba tiba Nadira menangis tidak berhenti sampai kamu datang."

Melihat hal ini justru keinginan Dara untuk menjaga Nadira semakin kuat lagi. Tentang Reno yang tidak setuju, ia tidak peduli.

Dara memfokuskan arah matanya ke Nadira tidak ingin melihat suami almarhumah kakaknya itu dengan celana pendek jauh diatas lutut dan kemeja baju putih yang belum ter kancing. Walaupun Ardi sudah memakai kaos singlet tetap saja Dara bisa melihat bentuk otot dada yang dimiliki Ardi.

Segera Dara mengambil Nadira yang masih menangis dari gendongan Ardi dan mengayunkan badan pelan.

Ardi memperhatikan tindakan Dara yang bahkan menjatuhkan tas nya tidak sadar karena melihat Nadira terus menangis.

"Kak Ardi udah kasih susu, mungkin lapar."

"Sudah. Sebelum tidur. tidak lama setelah itu bangun lagi sambil menangis. Saya bahkan mandi nya cepat dan sudah buru buru berpakaian." Jawab Ardi dengan cemas di wajahnya.

Sementara Nadira terus menangis. Dara membawanya ke dalam dan duduk di sofa. Ia terus mengayun ayunkan gendongannya lalu menggosok gosok lembut punggung Nadira. Di dalam aksinya itu di sertai nyanyian yang dulu Ibunya nyanyikan juga untuk Dirinya dan Mira.

Perlahan tangis Nadira mereda, membuat Ardi langsung lega melihatnya. Bayi mungil itu sekarang mulai diam dan membuka matanya. Dara yang bingung karena Nadira berhenti menangis saat ia menyanyikan lagu lama Ibunya, ia menoleh kepada Ardi. Tapi sepertinya pria itu tidak peduli dengan kebingungannya, selain keberhentian tangis anaknya itu.

Kini kemeja Ardi sudah di kancing semua dan juga sudah sarungan saja. Tidak lupa ditangannya juga sudah ada botol dot yang sudah terisi susu. Entah kapan Ardi melakukannya. Sepertinya kakak Iparnya ini sudah pandai bergerak dalam sekejap mata.

Namun menyadari, serba keburu buruan Ardi pagi ini, Dira langsung merasa bersalah. Seharusnya ia datang lebih pagi lagi, atau bahkan sebelum mentari belum menampakan cahayanya di bumi.

"Maaf ya kak. Gara gara aku terlambat." Ucap Dara tulus.

"Nggak apa apa. Saya juga yang salah, nggak kasih tau sepagi apa yang dimaksud."

"Kak Ardi silahkan berangkat. Matahari udah mau tinggi loh. Udah terlambat." Perintah Dara pada Ardi yang masih berdiri di sana.

"Iya."

Ardi mengangguk ragu. Matanya masih terpaku pada anaknya. Rasanya ia tidak mampu meninggalkan Nadira di rumah. Apalagi anaknya itu selalu menangis. Mungkin karena kepergian ibunya. Hal itu membuat Ardi agak ragu sekarang. Padahal ia baik baik saja sebelumnya.

Dara menyadari ketakutan dan ke khawatiran Ardi. Ia kemudian menatap wajah Nadira yang sedang bermain dengan dunianya itu.

"Nggak apa apa kak. Nadira aman sama aku. Kalau ada apa apa aku langsung hubungi kak Ardi." Ucap Ratih menenangkan, ingin menghilangkan rasa khawatir pria yang kini berstatus duda satu anak itu.

"Baiklah. Saya siap siap dulu. Kamu jangan sungkan. Anggap saja seperti sedang di rumah sendiri." Mendengar ucapan Dara ada sedikit ketenangan yang menghinggapi hati Ardi. Ia memang sudah memilih Dara untuk menjaga Nadira karena ia percaya padanya.

"Iya kak." Jawab Dara sopan.

Related chapters

  • Iparku Suamiku   Chapter 4

    Sebelum membalikan badan, Arya mencium Nadira lebih dulu, membuat Dara yang sedang mengendong Nadira merasakan sensasi yang berbeda. Ia buru buru menepis pikiran anehnya itu sebelum menguasai seluruh otaknya.Ardi menghilang dari jangkauan pandangan Dara, ia sendiri kini kembali memerhatikan Nadira yang sudah tertidur. Dengan gerakan pelan dan hati hati Dara berdiri dari duduknya dan kemudian perlahan melangkahkan kaki ke kamar Nadira.Di samping tempat tidur bayi, sudah ada ranjang sedang dan sofa yang memang sudah disiapkan untuk menjaga Nadira di sana. Dara mendaratkan diri di sofa itu lalu menyandarkan punggung kebelakang dengan masih ada Nadira dalam pangkuannya. Ia benar benar betah dengan kehadiran Nadira diantara pelukan tangannya.Tidak berselang lama, di dalam rumah yang senyap itu Dara dapat mendengar suara deruman mobil Ardi perlahan redup menghilang dari jangkauan telinganya. Kini sekarang tinggal dirinya dan Nadira yang berada dalam rumah. Saat Nadira tidur di tempat ti

    Last Updated : 2024-01-10
  • Iparku Suamiku   Chapter 5

    Setelah selesai dengan ritual malamnya, Dara siap siap untuk tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah setelah hal hal yang di lalui nya hari ini, terlebih lelah pikirannya setelah bertemu Reno sore ini. Akan tetapi saat Dara akan menutup mata nya, tiba tiba ponselnya berdering. Ia pun mengambilnya dan melihat nama yang tertera dalam ponsel itu.Ada sekilas pertanyaan yang muncul di benak Dara saat mengetahui orang menghubunginya. Namun tanpa berpikir lama ia segera mengangkat panggilan dari kakak iparnya itu. "Maaf Dara. Saya mengganggumu malam malam begini. Nadira menangis sejak tadi, aku tidak bisa menenangkannya." Ardi langsung bicara ketika sambungan telfon terhubung, membuat Dara mengerti alasan pria itu menghubunginya. Dara dapat mendengar getaran dari pemilik suara itu, hatinya pasti cemas dan bingung ketika ia tidak bisa menenangkan Nadira. Suara tangis Nadira terdengar pun juga jelas di telinga Dara. Apa ia harus kesana malam ini sekarang. "Saya mohon, saya juga t

    Last Updated : 2024-01-10
  • Iparku Suamiku   Chapter 6

    Dara kembali ke kosannya sore ini. Ia membaringkan diri mengistirahatkan badannya sebentar lalu mengeluarkan ponsel dari tasnya yang tergeletak di sampingnya.Dara membaca pesan dari Reno yang masuk sejak ia berada di rumah Ardi. Pesan dengan isi, Reno memintanya untuk bertemu malam ini. Dara memang harus bertemu Reno, ia harus menyelesaikan ketegangan yang terjadi di antara mereka.Setelah selesai menutup pintu, dengan cepat Dara menaiki dan memutar kunci motornya melaju meninggalkan kosannya. Setelah sampai ke tempat yang sudah di tentukan Reno untuk bertemu, tiba tiba Dara mendapat panggilan dari Ardi. Lagi. Ardi tidak bisa menghentikan tangis Nadira.Tanpa kata kata lagi, Dara langsung memutar motornya. Ia tidak sanggup membiarkan Nadira terus menangis. Ia harus segera berada di sana, mendekap sang bayi mungil itu.Dara langsung berlari ke dalam rumah, lalu meraih Nadira dari Ardi. Dengan wajah panik Dara menghentikan tangis Nadira.Nanap. Ardi menatap aneh. Ada apa sebenarnya. Men

    Last Updated : 2024-01-12
  • Iparku Suamiku   Chapter 7

    Seperti biasa malam itu, Ardi mendirikan tenda di luar dan Dara di dalam rumah bersama Nadira. Namun kali ini Dara tidak bisa tidur rasa lapar melanda nya sejak tadi. Ia menunggu beberapa saat, memastikan Ardi dan Nadira sudah terlelap.Dengan langkah mengendap endap, Dara melangkahkan kakinya ke dapur. Karena aksinya diam diam ia tidak menyalakan lampu dan memilih mengunakan cahaya ponselnya. Kemudian Dara mulai mengeledah, mencari sesuatu yang bisa di makan.Ardi terbangun, ia merasakan haus dan bahkan lupa membawa air minum ke dalam tenda. Ia kemudian keluar dan masuk ke dalam rumah langsung menuju ke arah dapur. Alangkah kagetnya Ardi, menemukan dan menyaksikan seseorang dalam gelap sedang mengacak acak mencari sesuatu di lemari penyimpanan atas. Ia kemudian mengatur posisi waspada, bersiap menangkap orang yang dianggapnya pencuri itu.Karena ukuran sasaran yang lebih kecil darinya, Ardi dengan cepat mendekap dan menahan tangan orang itu dari belakang. Ia lalu menjatuhkan ke bawa

    Last Updated : 2024-01-16
  • Iparku Suamiku   Chapter 8

    Dara kembali ke dalam kamar dan mengambil ponselnya. Dan kunci motornya ada di lantai atas, bagaimana ia melewati mereka dalam situasi seperti ini. Dara memberanikan langkah kakinya, ia lebih baik pulang sekarang, dia tidak mungkin mengatakan kepada Ibu Fani bahwa ia masih ingin tetap berada di rumah ini. Ia tidak punya hak untuk hal itu, dirinya bukanlah apa apa selain menyandang gelar bibi dari anak Ardi."Kak Ardi. Tante."Mendengar suara Dara, Ardi spontan menoleh ke arah suara. Ia bisa melihat raut pucat lesu gadis itu, sepertinya sakit perutnya belum hilang. Tapi ada yang membuat Ardi lebih gelisah, Dara pasti mendengar pembicaraannya dengan ibunya. Ia takut, Dara mungkin akan sedih dan berpikiran tidak bertemu Nadira lagi. Dara mendekati keduanya dengan langkah tertatih Ratih, ia kemudian melirik Ardi yang menatap dengan raut wajah khawatir."Aku nggak apa apa kak." Ucap Ratih bohong, tidak ingin pria itu merasa cemas padanya."Aku akan pulang." Ucap Dara menambahkan. Ardi m

    Last Updated : 2024-01-17
  • Iparku Suamiku   Chapter 9

    "Kok gitu? Bukannya kamu yang ingin terus kesana. Lalu bagaimana dengan keponakan kamu?"Dara diam, titik pandangnya jatuh ke bawah. Bingung akan berkata apa. Di samping ia harus menjauh dari Ardi dan Nadira, di sisi lain ia merasa sulit meninggalkan bayi itu. Ia merasa tidak terima dengan situasi ini. Bagaimana keadaan Nadira nanti jika tanpa dirinya. Apakah ia akan tahan merindukan bayi yang sudah sangat di sayangnya itu.Namun terlepas dari hal itu, Dara harus menentukan arah keputusannya. Mau tidak mau, dia harus meninggalkan mereka. Meninggalkan Nadira."Kamu nggak apa apa?" Mendapati Dara hanya diam atas pertanyaan yang sudah ia lontarkan, ada resah di hati Winda memikirkan Dara yang mungkin sedang dilanda masalah.Dara tersadar dari lamunannya. Ia lalu mengangkat wajahnya melihat Winda yang terus menyorotkan pandangan kepadanya. "Kalau kamu nggak mau cerita nggak apa apa."Sambil mengusap rambutnya ke belakang, Dara menghela napas berat dan mengalihkan pandangannya keluar jende

    Last Updated : 2024-01-18
  • Iparku Suamiku   Chapter 10

    Tanpa mempedulikan rasa penasaran alasan mengapa Dara bisa sampai di rumah sakit dan kaki pincang nya. Ardi segera berdiri membantu membawa Dara untuk duduk."Untung ada Ibu disini. Saya harus menyampaikan ini kepada Bapak Ibu berdua, agar mengetahui tindakan apa yang harus Bapak Ibu lakukan untuk si bayi." Ujar Dokter. "Ketika tangisan bayi berlangsung lama dan berlebihan, terdapat fakta bahwa tubuh dan otak mereka dibanjiri oleh hormon stres adrenalin dan kortisol yang tentu hal itu dapat merusak otak bayi.""Sebaiknya bapak memang banyak belajar untuk memahami perasaan anak bapak dan menggunakan insting serta lakukan apa yang menjadi ke inginkan nya.""Dan menangis itu adalah cara bayi berkomunikasi untuk mengutarakan keinginan mereka. Alasannya bermacam-macam mulai dari bayi merasa lapar, badannya ada yang sakit atau karena faktor kesepian dan kerinduan." Penjelasan Dokter tertangkap baik oleh indra pendengar Ardi."Dan setelah di periksa saya tidak menemukan bahwa bayi bapak bada

    Last Updated : 2024-01-21
  • Iparku Suamiku   Chapter 11

    Esoknya saat jam istirahat kerja, Ardi datang ke kosan Dara. Mendiang istrinya pernah mengatakan tempat dimana Dara ngekos tapi ia sendiri tidak tau ada dimana tepat nya kosan Dara.Ardi pun mulai bertanya kepada penghuni penghuni area yang ngekos dekat kampus itu dan berhasil mendapatkan kosan Dara setelah mendapat petunjuk salah satu mahasiswa di sana."Terima kasih." Ucap Ardi lalu mengikuti arahan yang di maksud mahasiswa tadi. Ardi mendekati salah satu kosan di sana yang ia yakini adalah tempat Dara karena motor matic yang terparkir di depannya. Namun sepertinya Dara sedang tidak sendiri. Dari pintu yang terbuka itu ia bisa melihat ada seseorang laki laki di sana. Ia mendekat dan samar samar ia bisa mendengar apa yang di bicarakan dua orang dalam kosan itu."Apa aku bilang, gini kan jadinya? Mulai sekarang kamu nggak boleh lagi kesana. Aku nggak suka. Kamu tau aku melarang mu bukan karena menemui keponakan mu." Ujar Reno setelah melihat kondisi Dara."Aku akan pergi. Aku akan ber

    Last Updated : 2024-01-23

Latest chapter

  • Iparku Suamiku   Chapter 29

    Dara membeku di tempat, mata nya melebar menatap meja. ia bahkan tidak mampu menjawab Reno atau sekedar mengangguk saja.Gadis itu tercekat. Dari ujung mata nya, Dara bisa tahu bahwa Ardi saat ini sedang menatap pada nya. Reaksi apa yang harus ia lakukan sekarang.Dengan susah payah, Dara menelan ludah. Sebenarnya, ia harus nya senang dengan hal ini. Dengan begitu, ia tidak perlu repot repot meyakinkan Ardi bahwa ke depannya di antara mereka tidak akan ada yang terjadi. Namun perasaan nya malah terasa ganjil.Dara asumsikan lagi bahwa ini karena dia adalah seorang istri dari Ardi. Rasa bersalah untuk status mereka saat ini, dan juga karena Ardi yang berinisiatif untuk memperbaiki pernikahan ini. Mungkin karena itu. "Aku akan ke kamar." ujar Ardi.Akhir nya Ardi bersuara dan beranjak dari duduk nya. Di saat itulah baru Dara berani bergerak dan menoleh kepada Ardi yang sudah pergi meninggalkannya di ruang tamu."Iya kak." sahut Dara lirih, namun tidak di dengar oleh Ardi karena pria it

  • Iparku Suamiku   Chapter 28

    "Tanganku lemah" Ardi bersuara dan melanjutkan lagi menutup mata nya.Tubuh Ardi saat ini memang begitu panas, rasanya ia malas untuk bangkit dari posisi tidurannya.Karena masih ada Nadira dalam dekapannya, Dara kemudian menarik kursi dengan tangan lainnya lalu meletakan mangkuk bubur di sana.Dara duduk di tepi ranjang dan mulai mengambil bubur sesendok lalu mendinginkan nya. "Kak Ardi." panggil Dara lagi, Ardi pun kembali membuka mata nya.Selesai menyuapi Ardi dan memberi obat kepada nya, Dara tetap berada di dalam kamar untuk menjaga pria yang sedang sakit itu sampai dirinya oun jatuh tertidur. Hingga ia tidak sadar jam sudah mulai menunjukan jam sebelas lewat. Pantas saja perut nya mulai bergemuruh.Dara bangkit dari duduk nya, sejak tadi ia bahkan tidak memindahkan Nadira dari pangkuan nya ke ranjang kecilnya. Hingga ia rasakan lengan nya menjadi begitu kaki dan kaki yang keram.Mata Dara tidak sengaja menangkap Ardi di tempat tidur yang sedang menatap nya."Aku sudah memesan

  • Iparku Suamiku   Chapter 27

    "Aku nggak bisa. Aku juga masih cinta sama Reno, dia bahkan rela menunggu aku." urai Dara.Winda diam, kenyataan tentang Reno masih terus mencintai Dara membuat nya bungkam. Ia tidak bisa menyela hal itu. Tapi tetap saja, ia tidak ingin Dara berpisah dengan Ardi. Entah apa yang terjadi, Winda lebih memilih Dara bersama Ardi daripada Reno. Terlebih lagi keduanya sudah menikah."Sudahlah. Jangan di bahas lagi. Kita bahas tentang kamu saja."Sore itu terlewat dengan Dara dan Winda yang terus bercanda, keduanya terus menerus tertawa sampai tidak sadar akan keberadaan Ardi di dalam rumah.Usai mengantar Winda keluar, Dara masuk ke dalam kamar nya dan Ardi. Mata gadis itu tiba tiba melotot saat melihat Ardi yang sedang bertelanjang dada.Aura maskulin Ardi terpancar, rambut hitam basah yang berserakan di dahi begitu menonjol. Pundak yang lebar dan lengan yang berotot terlihat seperti hasil pahatan. Mulut yang sedikit terbuka dan mata sorot mata yang tegas jatuh kepada Dara.Dara yang menyaks

  • Iparku Suamiku   Chapter 26

    Dara melirik keluar jendela, sudah malam hari akan tetapi Ardi belum pulang juga ke rumah. Gadis itu cepat menggeleng dan pergi, ia berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang di lakukan pria itu di luar sana.Baru saja mengayunkan kaki lima langkah, suara mobil Ardi terdengar memasuki halaman rumah. Dara bersikap tidak peduli dan tetap melanjutkan langkah kaki nya ke kamar Nadira.Saat membuka pintu, Dara melihat ponsel nya berdering. Gadis itu segera meraih ponsel nya dan melihat nama Winda tertera di sana.Buru buru Dara mengusap layar ponsel nya ke atas dan menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya. "Halo Win, ada apa?" Sapa Dara begitu sambungan telepon terhubung. "Kamu sibuk nggak besok sore. Aku kangen kamu. Aku datang ke rumah kamu ya. Tadi aku juga udah bilang sama kak Ardi." sahut Winda."Kamu ketemu dia?" tanya Dara saat Winda menyebut nama Ardi. "Iya, tadi sore aku nggak sengaja lihat dia di restoran. Aku kira dia lagi sama kamu." suara Winda terdengar di telepon

  • Iparku Suamiku   Chapter 25

    Tidak ada gunanya berdebat sekarang, apalagi Nadira yang sedang menangis di pangkuan Dara. Ardi mengeluarkan kunci dari saku celana nya dan berjalan menghampiri pintu kamar.Ketika pintu terbuka dengan gerakan cepat Dara langsung keluar dari sana. Ia butuh waktu sendiri dan tidak ingin melihat Ardi dulu.Tangan Ardi terangkat dan spontan memijat pelipis nya yang tidak sakit itu. Ia hanya merasa pusing dengan situasi pernikahannya sekarang.Dara menenangkan Nadira yang masih menangis. Dalam beberapa saat tangis bayi itu berhenti bersamaan dengan Ardi yang juga muncul di sana."Ini. Aku bawa susu Nadira."Ardi meletakan botol susu Nadira yang sudah di buat nya di atas meja dan diam di sana beberapa saat. Dara yang menyadari Ardi belum keluar juga, mengintip dari sudut matanya. Terlihat pria itu bukannya keluar dari kamar dan malah mendekatinya dengan Nadira."Aku ingin mengucapkan selamat tidur pada nya." ujar Ardi sambil mendekatkan tubuh nya untuk mencium dahi Nadira.Melihat tubuh A

  • Iparku Suamiku   Chapter 24

    "Kamu datang." ujar Reno saat melihat Dara sudah berada di hadapannya. Lelaki itu tersenyum puas saat Dara terlihat di sana."Aku nggak bisa lama lama." cicit Dara sambil duduk. "Aku akan memesan." Reno mengedarkan pandangan mencari waitress lalu mengangkat tangannya."Aku sudah makan." sahut Dara jujur. "Kalau gitu, kita jalan. Aku juga belum merasa lapar." Reno berdiri dari duduk nya seraya meraih tangan Dara. "Ayo."Dara mendongak dan mengikut saja. Biarkan saja malam ini ia mengikuti kemauan Reno. Buru buru gadis itu mengeluarkan masker nya dan memakainya. Ia masih teringat dengan perkataan Ardi tentang seseorang yang di kenal nya bisa saja melihat nya dimana saja. Dia ingin menghindari hal itu. Ia tidak mau Ardi tahu bahwa dirinya dan Reno hanya berduaan saja."Kenapa pakai masker?" tanya Reno sambil mengernyit kan kening nya. "Bisa saja udara malam membuat ku flu." ucap Dara bohong. "Sejak kapan?""Jaga jaga saja. Aku tidak mau sakit, apalagi aku harus menjaga seorang bayi.

  • Iparku Suamiku   Chapter 23

    Pagi itu setelah berangkat nya Ardi ke kantornya, Reno muncul di depan rumah untuk menemui Dara. "Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Dara setelah membuka pintu tu dan menemukan Reno sudah berada di depan. "Aku ingin dia tahu, bahwa dia salah. Aku yang harus nya berhak atas kamu. Dia yang merusak hubungan kita, Dara." Reno masih teringat dengan kekesalannya kemarin."Ren, kamu jangan kayak gini." tampak raut khawatir di wajah Dara. Ia takut mungkin saja Ardi tiba tiba kembali atau bisa saja orang lain melihat nya sedang bersama orang lain di rumah suami nya sendiri. Ia tidak ingin kedua nya bertemu kembali. "Nggak, Dara. Biarkan aku bertemu dengan mu seperti ini. Aku melakukan hal ini, karna aku ingin juga mengerti dengan keponakan mu." ucap Reno. "Aku tahu, tapi kamu pergi ya." pinta Dara. "Nggak. Kenapa aku harus melakukannya. Biarkan saja dia melihat. Kenapa kamu membuatku merasa bahwa aku harus bersembunyi?""Maksudku bukan itu Reno."Reno tidak mengindahkan perkataan Dara d

  • Iparku Suamiku   Chapter 22

    "Sial." umpat Reno. Dara memperhatikan Reno yang menatap tajam pada Ardi. Tampak juga otot otot rahangnya menegang, "Hei. Apa anda tidak sadar, andalah yang merebut Dara dari saya. Seharusnya anda malu." hardik nya. "Bagaimanapun awalnya, nyatanya dia adalah istri saya. Apakah saya perlu membuat pengumuman di sini." sahut Ardi berusaha santai.Dara menatap wajah Ardi, "Kak."Emosi Reno perlahan memuncak. Ia mengepalkan tangannya dan mengangkat nya. Ia ingin segera memukul wajah Ardi. Melampiaskan kekesalan dan kemarahannya pada pria yang telah merebut wanita nya ini. Sudah lama ia menahan. Rasanya ia ingin menghancurkan nya sekarang."Reno jangan!""Saya sedang mengendong bayi. Disini banyak orang, anda hanya akan mempermalukan diri anda sendiri jika mencoba memukul ku. Jika anda ingin melampiaskan kekesalan anda. Silakan hubungi saya. Saya akan meladeni anda dengan baik." Ardi bersuara lagi.Terlihat Reno memperhatikan sekitar. tampak beberapa orang menyadari situasi mereka. Ia tida

  • Iparku Suamiku   Chapter 21

    Ardi langsung berjalan menuju kamar. Ia meletakan tas kerjanya serta menarik dasi kasar hingga terlepas dari kerah kemeja nya. Entahlah rasanya ia ingin marah menyaksikan istrinya sendiri sedang dikunjungi oleh kekasih nya di rumah nya sendiri dan bahkan di cium. Namun lagi lagi Ardi hanya bisa menahan nya.Setelah selesai membersihkan diri, Ardi ke arah dapur untuk mengambil air minum. Ia menemukan Nadira tertidur di ranjang dorong nya dan Dara sedang memasukan pakaian kotor ke dalam mesin. "Kak..." sapa Dara, namun tidak di gubris oleh Ardi. Pria itu hanya berlalu saja lalu membuka kulkas untuk mengambil air minum. Ardi kemudian meninggalkan dapur begitu saja, sehingga tingkahnya itu memantik tanda tanya di benak Dara.Kak Ardi terus menghindar bahkan tidak menggubris saat ku sapa. Batin Dara.Dara melanjutkan kembali aktifitasnya, walaupun dirinya juga tidak nyaman dengan situasi ini. Ia tidak bisa apa apa. Meskipun sebelumnya memang kaku, entah mengapa sekarang setelah pulang k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status