Share

Chapter 10

Penulis: Aaysh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-21 14:38:10

Tanpa mempedulikan rasa penasaran alasan mengapa Dara bisa sampai di rumah sakit dan kaki pincang nya. Ardi segera berdiri membantu membawa Dara untuk duduk.

"Untung ada Ibu disini. Saya harus menyampaikan ini kepada Bapak Ibu berdua, agar mengetahui tindakan apa yang harus Bapak Ibu lakukan untuk si bayi." Ujar Dokter.

"Ketika tangisan bayi berlangsung lama dan berlebihan, terdapat fakta bahwa tubuh dan otak mereka dibanjiri oleh hormon stres adrenalin dan kortisol yang tentu hal itu dapat merusak otak bayi."

"Sebaiknya bapak memang banyak belajar untuk memahami perasaan anak bapak dan menggunakan insting serta lakukan apa yang menjadi ke inginkan nya."

"Dan menangis itu adalah cara bayi berkomunikasi untuk mengutarakan keinginan mereka. Alasannya bermacam-macam mulai dari bayi merasa lapar, badannya ada yang sakit atau karena faktor kesepian dan kerinduan." Penjelasan Dokter tertangkap baik oleh indra pendengar Ardi.

"Dan setelah di periksa saya tidak menemukan bahwa bayi bapak badannya sakit atau lapar. Itu kemungkinannya karena rindu atau menunggu kehadiran seseorang." Ardi perlahan mencerna satu per satu kalimat yang di lontarkan dokter wanita di hadapannya.

Dara melirik reaksi Ardi setelah Dokter menjelaskan dengan sedikit kesalahpahaman nya. Tapi pria itu bersikap biasa saja dan hanya fokus mendengarkan penyampaian dokter.

"Terima kasih Dok, kalau begitu kami pergi dulu." Ardi keluar dari posisinya dan mendekat pada sisi kanan Dara untuk membantunya berdiri.

"Aku bisa sendiri kak." tolak Dara berusaha untuk bisa melangkahkan kakinya. Sedangkan Arya menurut saja karena ia harus membawa Nadira ke dalam gendongannya.

Pintu ruangan Dokter di tutup, Ardi memperhatikan jalan Dara yang terpincang pincang. Ia yakin sebab dari cedera kaki Dara pasti karena dirinya, saat dia hari yang lalu membiarkan Dara pulang sendiri dengan kondisi yang lemah dan bingung.

"Maafkan saya." Ucap Ardi tiba tiba.

Dara mengangkat wajahnya memfokuskan matanya kepada Nadira, tidak ingin melihat Ardi, "Kak Ardi nggak ngelakuin hal yang salah."

Melihat sorot mata Dara yang jatuh pada Nadira, Ardi bisa melihat kerinduan dan kecemasan yang di rasakan Dara pada anaknya.

"Kembalilah ke rumah saya dengan Nadira. Kamu bisa merawatnya kembali?" Lontar Ardi kemudian, membuat Dara langsung mengalihkan pandangannya dari Nadira.

"Maaf kak. Sebaiknya kakak segera menemukan babysitter lain untuk Nadira. Ibu Kak Ardi benar, tidak seharusnya saya di rumah itu. Dan lihat kaki saya sakit bahkan sudah cedera." Tolak Dara sambil memperlihatkan kruk nya.

"Saya mohon, demi Nadira. Dia sangat butuh kamu dan saya tidak akan mencari babysitter lain untuk Nadira. Saya hanya butuh bantuan kamu. Dan tentang kaki kamu saya tahu cedera nya terjadi karena saya untuk itu biarkan saya bertanggung jawab akan hal itu juga." Ardi dengan nada suara lembut nya membujuk Dara. Dia sudah memutuskan, ia tidak punya pilihan sekarang selain menikahi Dara untuk Nadira. Ia tidak bisa membiarkan bayi kecil nya itu terus menderita.

Dara diam, ia tidak sanggup. Apa yang harus di lakukannya. Melihat kejadian yang menimpa bayi mungil kecil itu hari ini membuatnya

Kebingungan.

"Aku sudah bilang, saya nggak apa apa kak. Saya bisa pulang dengan teman saya." Dara tetap kekeuh menolak untuk ikut.

"Tolong dengarkan dulu. Biarkan saya bicara dengan mu. kita harus menemukan jalan keluar dari masalah ini. Saya tau kamu juga sangat menyayangi Nadira. Untuk itu saya mohon, harus kamu yang rawat Nadira." Mendengar ucapan Ardi, lagi lagi Dara membelenggu.

"Maksud Kak Ardi?" Dara mengernyitkan kening. Satu pertanyaan besar terlintas di kepalanya. Apakah Kak Ardi malah mengikuti perkataan Ibu nya untuk menikahinya.

"Biarkan saya menikah denganmu." Ungkap Ardi. Dara langsung membeku. Seperti dugaannya.

Meskipun Dara memang sangat menyayangi Nadira, akan tetapi bukan berati Dara harus menikah dengan kakak iparnya. Dia tidak setuju jika harus menggantikan posisi Mira. Bagaimana bisa ia setega itu pada mendiang kakaknya. Seolah olah ia memanfaatkan kesempatan ini untuk merebut posisi kakaknya di keluarga kecil nya.

"Maaf kak. Saya tidak bisa. Jangan menyusahkan diri kakak. Temukan saja babysitter untuk menjaga Nadira segera. Dia pasti akan tenang seperti aku menjaganya." Usul Dara.

"Saya mohon, demi Nadira. Saya tidak bisa menemukan babysitter dan saya yakin Mira pasti sudah menitipkan Nadira padamu." Ungkap Ardi jujur, namun keyakinan tanpa bukti nyata mungkin akan sulit di percayai.

"Tidak kak. Saya tetap nggak bisa. Kak Ardi menyerah saja. Saya minta maaf telah datang dan membuat Kak Ardi telah berharap pada saya." Dara berusaha melangkah kaki setelah menunggu nunggu Winda yang tidak muncul muncul sejak ia dan Ardi keluar dari ruangan Dokter.

"Dara saya mohon." Pinta Ardi lagi. Namun Dara sudah memilih untuk pergi daripada mendengar nya lagi setelah ia menyempatkan memperhatikan Nadira yang masih tidur di gendongan Ardi.

Winda yang sejak awal bersembunyi sengaja membiarkan Dara dan Ardi bicara keluar dari tempat nya. Dengan langkah kaki sedikit berlari ia mencapai Dara dan membawanya pergi dari jangkauan Ardi.

Ardi hanya menatap kepergian dan penolakan Dara. Netra mata nya jatuh kepada Nadira yang masih tidur. Solusi yang bisa ia ambil sekarang, Terpaksa ia harus mencari seseorang untuk menjaga Nadira. Setidaknya untuk membuktikan siapa yang di ingin bayi nya ini kepada Ibu nya dan Dara. Ia harus benar benar membujuk adik dari mendiang istrinya itu untuk Nadira.

Segera Ardi melangkahkan kaki keluar dari rumah sakit dan meraih ponsel nya ketika ia masuk ke dalam mobilnya. Sambil melirik bayi nya yang sudah berada di keranjang bayi di sampingnya, Ardi menempelkan ponsel ke telinganya.

"Mama, bisa mencarikan aku Babysitter. Aku akan menunggu di rumah." Ujar Ardi lalu mematikan ponsel saat Ibu Fani menyetujuinya.

Seorang babysitter dengan kisaran umur lima puluh tahun ke atas telah bekerja sore itu, cukup telaten dan cukup baik. Entah apakah Ardi salah sangka dengan orang di luaran sana. Namun tidak ada salah nya untuk hati hati. Ardi beranjak dari tempatnya setelah mengamati Nadira berasa di dekapan orang lain.

Nama wanita tua itu adalah Ibu Tia. Dia adalah salah satu kenalan Ibu Fina di kampung halamannya. Ibu Fina sendiri memilih secara khusus Ibu Tia karena Ardi yang merasa tidak bisa mempercayai orang orang di luar sana.

Ibu Tia awalnya menolak tawaran kerja Ibu Fina karena ia sendiri ingin menjaga anak bungsunya yang sedang hamil muda di saat suaminya bekerja di luar daerah. Ia pun menerima tawaran Ibu Fina karena Ibu dari Ardi itu meminta padanya untuk bekerja hanya sebulan saja.

Setelah dua hari bekerja, Ibu Tia yang bekerja menjadi babysitter Nadira itu menghampiri Ardi yang baru pulang dari kantor sore itu.

'"Gini loh Nak, Saya nggak bermaksud menggurui kamu.Tapi alangkah baiknya kamu mempertemukan bayi kamu dengan Ibunya, kasihan dia. Yang punya perasaan itu bukan hanya kita orang dewasa tapi bayi juga. Bayi kamu pasti sedang merindukan Ibu nya. Saya kasihan kalau ada sesuatu hal yang buruk terjadi sama bayi kamu." Saran wanita tua itu.

"Istri saya baru saja meninggal Bu." Kata Ardi

"Oh saya minta maaf. Saya tidak tau." Sahut wanita tua itu merasa bersalah.

"Tidak apa apa bu." Pikiran Ardi melayang pada interaksi Dara dan Nadira sebelumnya.

"Maka kamu pasti akan kesulitan." Wanita tua itu turut prihatin dengan kesulitan Ardi.

"Tapi apakah Ibu bisa membantu saya? Saya harus meyakinkan seseorang." Pinta Ardi meminta bantuan dari wanita tua itu.

"Jadi sebelum Ibu datang menjaga anak saya sudah ada seseorang, adik dari mendiang istri saya merawat Nadira. Dan semuanya berjalan baik, Anak saya tenang saat berada dalam dekapannya." Imbuh Ardi

Bab terkait

  • Iparku Suamiku   Chapter 11

    Esoknya saat jam istirahat kerja, Ardi datang ke kosan Dara. Mendiang istrinya pernah mengatakan tempat dimana Dara ngekos tapi ia sendiri tidak tau ada dimana tepat nya kosan Dara.Ardi pun mulai bertanya kepada penghuni penghuni area yang ngekos dekat kampus itu dan berhasil mendapatkan kosan Dara setelah mendapat petunjuk salah satu mahasiswa di sana."Terima kasih." Ucap Ardi lalu mengikuti arahan yang di maksud mahasiswa tadi. Ardi mendekati salah satu kosan di sana yang ia yakini adalah tempat Dara karena motor matic yang terparkir di depannya. Namun sepertinya Dara sedang tidak sendiri. Dari pintu yang terbuka itu ia bisa melihat ada seseorang laki laki di sana. Ia mendekat dan samar samar ia bisa mendengar apa yang di bicarakan dua orang dalam kosan itu."Apa aku bilang, gini kan jadinya? Mulai sekarang kamu nggak boleh lagi kesana. Aku nggak suka. Kamu tau aku melarang mu bukan karena menemui keponakan mu." Ujar Reno setelah melihat kondisi Dara."Aku akan pergi. Aku akan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Iparku Suamiku   Chapter 12

    Ardi mencari Ibu Tia yang ternyata berasa di dapur sedang memasak. "Bu?" Sapa Ardi"Eh iya." Ibu Tia yang sedang menumis sayur nya mendongak ke belakang. Dilihat nya Ardi sedang menuju ke arah nya. "Hehe ibu lagi masak. Soalnya udah siang. Ibu sudah lapar, pasti kalian juga. Tapi seadanya saja. Bahan bahan di kulkas sudah habis." Kekeuh Ibu Tia ketika Ardi sudah berada di samping. "Saya pesan saja." Ucap Ardi. Ibu Tia kembali melanjutkan mengaduk aduk sayur nya, "Secepat nya kamu harus menikah. Bukan hanya untuk anak kamu tapi kamu juga. Biar ada yang masakin kalau udah pulang kerja. Biar ada yang urus. Kasihan kalau kamu kerepotan sendiri."Iya Bu, terima kasih sarannya. Akhirnya Dara mau menikah dengan saya." Sahut Ardi."Baguslah kalau begitu. Alhamdulillah." Ibu Tia mematikan kompornya ketika di rasa sayur nya telah matang. Lalu ia menoleh kepada Ardi yang menjadi majikannya itu."Tapi Ibu jangan pergi dulu ya." Pinta Ardi memohon. "Loh Kenapa? Kan sudah ada Dara." Ibu Tia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Iparku Suamiku   Chapter 13

    Melihat Dara mengangguk Ardi pun mulai mengulurkan tangan dan menyentuh punggung gadis itu. Saat itu juga perasaan Dara campur aduk. Malu, berdebar, dan canggung pun beradu menjadikan dia hanya bisa menutup mata rapat rapat.Ardi mengambil aba aba dan mengangkat Dara lalu cepat menerobos hujan. Di bawah deras nya hujan itu tidak mungkin lah mereka tidak basah. Ardi memasukan Dara ke dalam mobil dengan cepat. Lalu memutari mobil ke pintu sebelah.Ardi segera keluar dari area kosan dan mengendara hati hati di bawah serangan hujan yang tidak kunjung reda. Dara melirik Arya yang sudah basah kuyup akibat bolak balik mengangkat barang dan diri nya.Hingga sampailah Dara dan Ardi di depan rumah. Ardi membukakan pintu mobil untuk Dara tapi tidak berani menyentuh nya lagi."Nanti barang barang mu aku keluarkan selesai gantian. Dan kita harus melihat Nadira dulu.""Iya kak." Jawab Dara.Ardi dan Dara menghampiri Ibu Tia yang sedang mengendong Nadira. Dia pun menoleh ketika melihat mereka. Sedan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Iparku Suamiku   Chapter 14

    Malam itu pasangan suami istri ini tidak banyak berinteraksi. Dara bahkan menjauhkan diri dari Ardi. Rasanya ia belum siap harus berada dalam satu ruang bersama pria itu.Dara membuka pintu kamar bayi pelan, membuat Ibu Tia yang sudah hampir tertidur di sana langsung membuka mata ketika mendengar decitan pintu."Ada apa? Kok Nak Dara kesini?" tanya Ibu Tia heran. Dara melangkah masuk dan duduk di tepi tempat tidur, "Saya tidur di sini ya Bu. Aku jaga Nadira.""Loh. Kamu kan pengantin baru. Masa baru nikah udah pisah ranjang." tanya Ibu Tia lagi sambil menatap Dara. Dara menggigit bibir nya sebelum menyahut ucapan Ibu Tia "Ibu kan tau alasan aku sama kak Ardi nikah." Ibu Tia tidak ingin ikut campur dengan urusan hubungan Ardi dan Dara sekarang, apalagi pernikahan mereka yang tidak di dasari karena ingin memiliki satu sama lain, ia tidak bisa memberi nasehat selain membiarkan mereka menjalani sendiri.Sebelum beranjak Ibu Tia mengusap lengan atas Dara, "Ya sudah, kalau begitu Ibu ke k

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Iparku Suamiku   Chapter 15

    Dara memilih untuk tidak mengangkat telepon dari Reno, ia akan menemui dan menjelaskan secara langsung pada pria itu. Lagi pula sebentar lagi ia akan mulai di sibukkan dengan Yudisium dan Wisuda. Reno dan dirinya tetap masih akan bertemu di kampus.Dara terdiam sebentar, mengingat kenangan kenangan manis dan indah dirinya dengan Reno. Setelah mengabaikan perasaannya sendiri pada Reno kini ia merasa telah menjadi perempuan jahat karena mencampakkan Reno tanpa sepengetahuan nya."Dari siapa?" tanya Ardi menghampiri Dara. "Dari Winda kak. Dia menginfokan aku tentang kampus, takut aku kelupaan katanya. Sebentar lagi kan akan Yudisium. Jadi aku mungkin akan mulai sibuk." Dara menggenggam ponsel nya. Ia takut, tapi ia juga tidak bisa menyimpan masalah ini berlarut larut dari Reno.Ardi menyadari raut wajah Dara yang berbeda. Tanpa Ardi bertanya, ia tahu sekali apa yang sedang di pikirkan Dara saat ini. "Kapan kamu akan ke kampus. Saya akan mengantar mu. Nanti saya minta Ibu Tia untuk masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Iparku Suamiku   Chapter 16

    Hari ini Dara sudah siap siap dengan penampilan seperti biasa ia pergi ke kampus. Ia mengambil skripsi yang sudah di rampungnya dan memasukannya ke dalam tas.Setelah pamit pada Ibu Tia dan melihat Nadira, Dara keluar dari rumah. Sedangkan Ardi sudah pergi sejak tadi pagi. Gadis itu pun mengendarai sepeda motornya menuju kampus.Dara mengedarkan pandangan sambil sekali kali menggigit bibir nya. Tangan nya pun di mainkannya dengan gelisah. Sosok Reno yang di carinya pagi ini belum muncul juga.Ia pun mengeluarkan ponsel. Namun lagi lagi ia bingung. Apakah harus menghubungi pria itu atau tidak. Ia pikir dirinya lebih baik datang ke kosan Reno sendiri.Baru saja akan melangkah, Ia bisa melihat Reno dari kejauhan sedang berjalan mengarah kepadanya. Dari raut wajah nya, Dara bisa tahu bahwa Reno sedang menahan amarah."Ak... " ucapan Dara terpotong ketika Reno menarik lengan dan membawa nya menjauh dari keramaian. Reno berhenti menggigit bibir bawahnya. Dari wajahnya pria itu benar benar s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Iparku Suamiku   Chapter 17

    Ancaman Winda berhasil. Dara langsung menjauhkan bantal dari wajahnya dan berhenti menangis."Nah gitu dong. Nih makan." celetuk Winda sambil menyodorkan makanan kepada Dara.Winda kemudian duduk kembali, "Kamu masih mau di sini? Ingat loh, kamu itu sudah punya tanggung jawab.""Windaaaaa!!""Kan kamu yang bilang sendiri, kalau kamu sangat sayang sama Nadira." Winda menatap Dara yang hanya diam. "Untuk hal ini itu tergantung pada pilihan kamu. Apakah kamu ingin masih mempertahankan hubungan kalian dan membuatnya menunggu atau memutuskan hubungan dengannya dan tetap melanjutkan pernikahan kamu hingga nanti." terang Winda lagi. "Aku butuh waktu. Untuk saat ini Nadira tetap prioritas utama aku." lirih Dara sambil menjatuhkan pandangannya. Winda memperhatikan raut wajah Dara, "Aku harap kamu tidak memilih hal yang salah."Dara kemudian mengangkat wajahnya dan menunjukannya nya pada Winda, "Mataku bengkak nggak?"Iya. Banget malah. Mending kamu cuci muka dulu. Nggak enak banget lihatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Iparku Suamiku   Chapter 18

    Sambil mengendong Nadira, Dara mengetuk pintu kamar yang di tempati oleh Ibu Tia. Beberapa kali mengetuk dan memanggil, pintu pun terbuka dan menampilkan wajah baru bangun Ibu Tia di sana. "Dara. Ada apa?" tanya Ibu Tia setelah menemukan Dara di depan pintunya. "Aku tidur sama Ibu ya. Aku takut sendiri." Dara tersentak kaget lagi ketika guntur bergemuruh. "Kamu kan punya suami. Kenapa tidur sama Ibu. Terus Nadira, ayahnya pasti khawatir." tanya Ibu Tia lagi sambil melirik Nadira yang di bawa oleh Dara."Nggak apa apa Bu. Kak Ardi nggak keberatan kok, dan Nadira lebih nyaman sama aku." terang Dara lagi bohong. "Tapi Dara, Ibu jadi nggak enak." Ibu Tia jadi bimbang. Rasanya kehadirannya malah menjadi penghalang antara Dara dan Ardi untuk menjadi dekat. "Malam ini saja Bu. Aku mohon." pinta Dara lagi memohon."Baiklah. Hanya malam ini saja." ucap Ibu Tia mengalah. Selanjutnya tidak ada lagi hal begini terjadi. Ribet juga menghadapi suami istri yang tidak saling mencintai.Dara kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Iparku Suamiku   Chapter 29

    Dara membeku di tempat, mata nya melebar menatap meja. ia bahkan tidak mampu menjawab Reno atau sekedar mengangguk saja.Gadis itu tercekat. Dari ujung mata nya, Dara bisa tahu bahwa Ardi saat ini sedang menatap pada nya. Reaksi apa yang harus ia lakukan sekarang.Dengan susah payah, Dara menelan ludah. Sebenarnya, ia harus nya senang dengan hal ini. Dengan begitu, ia tidak perlu repot repot meyakinkan Ardi bahwa ke depannya di antara mereka tidak akan ada yang terjadi. Namun perasaan nya malah terasa ganjil.Dara asumsikan lagi bahwa ini karena dia adalah seorang istri dari Ardi. Rasa bersalah untuk status mereka saat ini, dan juga karena Ardi yang berinisiatif untuk memperbaiki pernikahan ini. Mungkin karena itu. "Aku akan ke kamar." ujar Ardi.Akhir nya Ardi bersuara dan beranjak dari duduk nya. Di saat itulah baru Dara berani bergerak dan menoleh kepada Ardi yang sudah pergi meninggalkannya di ruang tamu."Iya kak." sahut Dara lirih, namun tidak di dengar oleh Ardi karena pria it

  • Iparku Suamiku   Chapter 28

    "Tanganku lemah" Ardi bersuara dan melanjutkan lagi menutup mata nya.Tubuh Ardi saat ini memang begitu panas, rasanya ia malas untuk bangkit dari posisi tidurannya.Karena masih ada Nadira dalam dekapannya, Dara kemudian menarik kursi dengan tangan lainnya lalu meletakan mangkuk bubur di sana.Dara duduk di tepi ranjang dan mulai mengambil bubur sesendok lalu mendinginkan nya. "Kak Ardi." panggil Dara lagi, Ardi pun kembali membuka mata nya.Selesai menyuapi Ardi dan memberi obat kepada nya, Dara tetap berada di dalam kamar untuk menjaga pria yang sedang sakit itu sampai dirinya oun jatuh tertidur. Hingga ia tidak sadar jam sudah mulai menunjukan jam sebelas lewat. Pantas saja perut nya mulai bergemuruh.Dara bangkit dari duduk nya, sejak tadi ia bahkan tidak memindahkan Nadira dari pangkuan nya ke ranjang kecilnya. Hingga ia rasakan lengan nya menjadi begitu kaki dan kaki yang keram.Mata Dara tidak sengaja menangkap Ardi di tempat tidur yang sedang menatap nya."Aku sudah memesan

  • Iparku Suamiku   Chapter 27

    "Aku nggak bisa. Aku juga masih cinta sama Reno, dia bahkan rela menunggu aku." urai Dara.Winda diam, kenyataan tentang Reno masih terus mencintai Dara membuat nya bungkam. Ia tidak bisa menyela hal itu. Tapi tetap saja, ia tidak ingin Dara berpisah dengan Ardi. Entah apa yang terjadi, Winda lebih memilih Dara bersama Ardi daripada Reno. Terlebih lagi keduanya sudah menikah."Sudahlah. Jangan di bahas lagi. Kita bahas tentang kamu saja."Sore itu terlewat dengan Dara dan Winda yang terus bercanda, keduanya terus menerus tertawa sampai tidak sadar akan keberadaan Ardi di dalam rumah.Usai mengantar Winda keluar, Dara masuk ke dalam kamar nya dan Ardi. Mata gadis itu tiba tiba melotot saat melihat Ardi yang sedang bertelanjang dada.Aura maskulin Ardi terpancar, rambut hitam basah yang berserakan di dahi begitu menonjol. Pundak yang lebar dan lengan yang berotot terlihat seperti hasil pahatan. Mulut yang sedikit terbuka dan mata sorot mata yang tegas jatuh kepada Dara.Dara yang menyaks

  • Iparku Suamiku   Chapter 26

    Dara melirik keluar jendela, sudah malam hari akan tetapi Ardi belum pulang juga ke rumah. Gadis itu cepat menggeleng dan pergi, ia berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang di lakukan pria itu di luar sana.Baru saja mengayunkan kaki lima langkah, suara mobil Ardi terdengar memasuki halaman rumah. Dara bersikap tidak peduli dan tetap melanjutkan langkah kaki nya ke kamar Nadira.Saat membuka pintu, Dara melihat ponsel nya berdering. Gadis itu segera meraih ponsel nya dan melihat nama Winda tertera di sana.Buru buru Dara mengusap layar ponsel nya ke atas dan menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya. "Halo Win, ada apa?" Sapa Dara begitu sambungan telepon terhubung. "Kamu sibuk nggak besok sore. Aku kangen kamu. Aku datang ke rumah kamu ya. Tadi aku juga udah bilang sama kak Ardi." sahut Winda."Kamu ketemu dia?" tanya Dara saat Winda menyebut nama Ardi. "Iya, tadi sore aku nggak sengaja lihat dia di restoran. Aku kira dia lagi sama kamu." suara Winda terdengar di telepon

  • Iparku Suamiku   Chapter 25

    Tidak ada gunanya berdebat sekarang, apalagi Nadira yang sedang menangis di pangkuan Dara. Ardi mengeluarkan kunci dari saku celana nya dan berjalan menghampiri pintu kamar.Ketika pintu terbuka dengan gerakan cepat Dara langsung keluar dari sana. Ia butuh waktu sendiri dan tidak ingin melihat Ardi dulu.Tangan Ardi terangkat dan spontan memijat pelipis nya yang tidak sakit itu. Ia hanya merasa pusing dengan situasi pernikahannya sekarang.Dara menenangkan Nadira yang masih menangis. Dalam beberapa saat tangis bayi itu berhenti bersamaan dengan Ardi yang juga muncul di sana."Ini. Aku bawa susu Nadira."Ardi meletakan botol susu Nadira yang sudah di buat nya di atas meja dan diam di sana beberapa saat. Dara yang menyadari Ardi belum keluar juga, mengintip dari sudut matanya. Terlihat pria itu bukannya keluar dari kamar dan malah mendekatinya dengan Nadira."Aku ingin mengucapkan selamat tidur pada nya." ujar Ardi sambil mendekatkan tubuh nya untuk mencium dahi Nadira.Melihat tubuh A

  • Iparku Suamiku   Chapter 24

    "Kamu datang." ujar Reno saat melihat Dara sudah berada di hadapannya. Lelaki itu tersenyum puas saat Dara terlihat di sana."Aku nggak bisa lama lama." cicit Dara sambil duduk. "Aku akan memesan." Reno mengedarkan pandangan mencari waitress lalu mengangkat tangannya."Aku sudah makan." sahut Dara jujur. "Kalau gitu, kita jalan. Aku juga belum merasa lapar." Reno berdiri dari duduk nya seraya meraih tangan Dara. "Ayo."Dara mendongak dan mengikut saja. Biarkan saja malam ini ia mengikuti kemauan Reno. Buru buru gadis itu mengeluarkan masker nya dan memakainya. Ia masih teringat dengan perkataan Ardi tentang seseorang yang di kenal nya bisa saja melihat nya dimana saja. Dia ingin menghindari hal itu. Ia tidak mau Ardi tahu bahwa dirinya dan Reno hanya berduaan saja."Kenapa pakai masker?" tanya Reno sambil mengernyit kan kening nya. "Bisa saja udara malam membuat ku flu." ucap Dara bohong. "Sejak kapan?""Jaga jaga saja. Aku tidak mau sakit, apalagi aku harus menjaga seorang bayi.

  • Iparku Suamiku   Chapter 23

    Pagi itu setelah berangkat nya Ardi ke kantornya, Reno muncul di depan rumah untuk menemui Dara. "Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Dara setelah membuka pintu tu dan menemukan Reno sudah berada di depan. "Aku ingin dia tahu, bahwa dia salah. Aku yang harus nya berhak atas kamu. Dia yang merusak hubungan kita, Dara." Reno masih teringat dengan kekesalannya kemarin."Ren, kamu jangan kayak gini." tampak raut khawatir di wajah Dara. Ia takut mungkin saja Ardi tiba tiba kembali atau bisa saja orang lain melihat nya sedang bersama orang lain di rumah suami nya sendiri. Ia tidak ingin kedua nya bertemu kembali. "Nggak, Dara. Biarkan aku bertemu dengan mu seperti ini. Aku melakukan hal ini, karna aku ingin juga mengerti dengan keponakan mu." ucap Reno. "Aku tahu, tapi kamu pergi ya." pinta Dara. "Nggak. Kenapa aku harus melakukannya. Biarkan saja dia melihat. Kenapa kamu membuatku merasa bahwa aku harus bersembunyi?""Maksudku bukan itu Reno."Reno tidak mengindahkan perkataan Dara d

  • Iparku Suamiku   Chapter 22

    "Sial." umpat Reno. Dara memperhatikan Reno yang menatap tajam pada Ardi. Tampak juga otot otot rahangnya menegang, "Hei. Apa anda tidak sadar, andalah yang merebut Dara dari saya. Seharusnya anda malu." hardik nya. "Bagaimanapun awalnya, nyatanya dia adalah istri saya. Apakah saya perlu membuat pengumuman di sini." sahut Ardi berusaha santai.Dara menatap wajah Ardi, "Kak."Emosi Reno perlahan memuncak. Ia mengepalkan tangannya dan mengangkat nya. Ia ingin segera memukul wajah Ardi. Melampiaskan kekesalan dan kemarahannya pada pria yang telah merebut wanita nya ini. Sudah lama ia menahan. Rasanya ia ingin menghancurkan nya sekarang."Reno jangan!""Saya sedang mengendong bayi. Disini banyak orang, anda hanya akan mempermalukan diri anda sendiri jika mencoba memukul ku. Jika anda ingin melampiaskan kekesalan anda. Silakan hubungi saya. Saya akan meladeni anda dengan baik." Ardi bersuara lagi.Terlihat Reno memperhatikan sekitar. tampak beberapa orang menyadari situasi mereka. Ia tida

  • Iparku Suamiku   Chapter 21

    Ardi langsung berjalan menuju kamar. Ia meletakan tas kerjanya serta menarik dasi kasar hingga terlepas dari kerah kemeja nya. Entahlah rasanya ia ingin marah menyaksikan istrinya sendiri sedang dikunjungi oleh kekasih nya di rumah nya sendiri dan bahkan di cium. Namun lagi lagi Ardi hanya bisa menahan nya.Setelah selesai membersihkan diri, Ardi ke arah dapur untuk mengambil air minum. Ia menemukan Nadira tertidur di ranjang dorong nya dan Dara sedang memasukan pakaian kotor ke dalam mesin. "Kak..." sapa Dara, namun tidak di gubris oleh Ardi. Pria itu hanya berlalu saja lalu membuka kulkas untuk mengambil air minum. Ardi kemudian meninggalkan dapur begitu saja, sehingga tingkahnya itu memantik tanda tanya di benak Dara.Kak Ardi terus menghindar bahkan tidak menggubris saat ku sapa. Batin Dara.Dara melanjutkan kembali aktifitasnya, walaupun dirinya juga tidak nyaman dengan situasi ini. Ia tidak bisa apa apa. Meskipun sebelumnya memang kaku, entah mengapa sekarang setelah pulang k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status