Share

Impossible Love
Impossible Love
Penulis: Shimuramari

Khairana

Penulis: Shimuramari
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-18 08:04:30

Kringgg... Kringgg...

Suara jam alarm berbunyi tepat di pukul 5:30 pagi waktunya bagi Khairana Mustika Putri untuk bangun.

"Non? Sudah pagi non sarapan sudah siap" ucap Ira pembantu rumah tangga dirumah Khairana yang sering dipanggil Rara itu.

"Iya bi Rara bangun, otw kebawah"

"Baik non"

Rara kemudian bersiap mandi dan mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah menengah atas, Yap Rara adalah siswi SMA disekolah yang lumayan terkenal dan mahal di kotanya.

Banyak sekali yang masuk ke sekolah itu dengan cara 'menyogok' para guru agar anak-anak mereka bisa belajar disana tapi Rara masuk dengan hasil otaknya sendiri.

Setelah selesai Rara segera turun dan menghampiri meja makan serta memakan sarapan yang dibuatkan bi Ira.

"Masakan bi Ira selalu enak Rara suka"

"Ah non bisa aja hehe"

"Rara mau belajar masak sama bibi boleh kan?"

"Boleh banget non, emang non Rara pernah masak apa aja sebelumnya?"

"Cuma masak mie instan aja sih tapi Rara juga bisa bikin omelet telur pepes tahu sama sayur kangkung"

"Wahh bagus tuh non"

"Rara sering masak sendiri sambil nunggu pembantu baru dateng dan akhirnya bi Ira dateng jadi Rara pengen belajar banyak sama bi ira"

"Iya non bibi pasti ajarin kok"

"Asik! Makasih ya bi"

"Sama-sama non, udah selesaikan makannya nanti terlambat loh"

"Oh iya" balas Rara sambil segera makan sarapannya dengan cepat.

Sebenarnya Rara dan keluarganya sering berganti-ganti pembantu dirumah mereka, pembantu rumah tangga mereka yang sebelum-sebelumnya selalu minta memundurkan diri karna beralasan takut dengan Rara.

Ya takut dengan Rara yang sering sekali berbicara sendiri dan bermain sendiri tanpa ada seseorang bersamanya, tapi Rara selalu bilang kalau dia sedang bermain dengan teman sebayanya dan membuat para pembantu dirumah itu berhamburan keluar karna takut.

Bi Ira adalah satu-satunya pembantu rumah tangga yang bertahan lama dengan Rara, dari Rara sekolah dasar sampai saat ini.

Rara berangkat ke sekolah diantar oleh supir pribadi yang direkrut papanya, sesampainya disekolah terlihat banyak sekali siswa-siswi yang berlalu lalang di gerbang sekolah.

"Makasih ya pak Iwan udah anterin Rara"

"Sama-sama non"

"Rara berangkat dulu"

"Hati-hati non belajar yang rajin"

"Siap pak"

Pak Iwan juga salah-satu pegawai yang bertahan lama dengan Rara, sedari kecil Rara lebih sering diurus oleh para pegawai yang ada dirumahnya.

Papa dan mamanya selalu saja bekerja dan pulang larut malam saat Rara sedang tidur dan kembali berangkat pagi harinya kadang tidak pulang kerumah jadi Rara terbiasa hidup dengan orang lain bukan dengan orang tuanya sendiri.

Mungkin itu juga penyebab Rara memiliki kelebihan bisa melihat apa yang tidak bisa orang lain lihat, tapi Rara sering sekali menyangkal fakta itu.

"Khairana!!!"

Terdengar suara seorang gadis dari arah jauh memanggil nama Rara.

"Riani? Gak usah teriak-teriak begitu dong Rara gak tuli tau"

"Hehe maaf, oh iya pr kemarin sudah selesai?"

"Sudah kok, kenapa? Mau lihat lagi?"

"Rara tuh ya peka banget deh"

"Udah kebaca sama Rara huh"

"Hehe jadi boleh dong ya? Janji deh ini yang terakhir kali aku nyontek"

"Iya boleh kok"

"Rara ter the best pokoknya makasih ya"

Sebenarnya siswa-siswi disekolah itu sudah tau kalau Rara memiliki kebiasaan sering berbicara sendiri, mereka menganggap Rara gila dan tak jarang juga Rara dibully disekolahnya walau Rara termasuk siswi yang pintar.

Dan seperti biasa Rara menyangkal hal yang orang-orang katakan tentang nya dia menganggap kalau dia tak sedang berhalusinasi dan dia merasa benar-benar sedang berbicara dengan lawan bicaranya.

Tapi berbeda dengan Riani, dia sering menemani Rara kemana pun dia pergi dan berpikir mungkin Rara agak sedikit berbeda dengannya atau pun dengan orang lain.

"Kenapa lagi kak? Rara gak mau bolos sekolah coba sekali kali kakak dateng kerumah Rara nanti pasti Rara bantuin kok"

"Hm? Ngobrol sama dia lagi ya?"

Seperti biasa setiap masuk sekolah Rara pasti mengobrol dengan seseorang yang tidak terlihat oleh orang-orang disekitarnya.

Karna Riani sudah terbiasa dengan kebiasaan Rara jadi dia hanya akan bertanya 'ngobrol sama dia lagi?' seakan Rianti melihat apa yang Rara lihat.

"Iya nih kak Aldo ganggu Rara mulu padahal bisa kan dateng kerumah Rara kalau minta bantuan Rara jangan ngajak bolos"

"Mungkin dia gak bisa pergi gitu aja Ra, coba aja dulu ikutin apa mau dia tuh aku temenin kok"

"Iihh udah deh kak mending kakak pergi ke kelas kakak dulu nanti kita omongin lagi aja" ketus Rara dengan nada agak kesal membuat siswa-siswi dilorong menatapnya.

"Eh dia ngehalu lagi tuh wah makin parah aja deh sekarang"

"Iya tuh udah gak waras tingkat kehaluannya"

"Dia lebih cocok ke psikiater dari pada disini iya gak?"

Begitulah yang mereka bicarakan soal Khairana disekolah, omongan seperti itu sudah menjadi sarapan kedua Rara sehari-hari.

"Ra jangan sampai kamu ngamuk gitu disini"

"Rara gak ngamuk cuma kesel aja sama kak Aldo nih bawel banget"

"Iya-iya tapi.. semua orang ngomongin kamu lagi tuh"

"Yang harusnya disalahin kan kak Aldo bukan Rara"

Tiba-tiba saat masuk kelas mereka ada salah-satu teman sekelas Rara dan Riani menghadang mereka berdua.

"Heh Khairana, siapa sih kak Aldo yang lo bicarain itu? Penasaran gue"

"Kak Aldo? Dia ada di... Eh? Kok ilang? Tadi masih jalan kok sama Rara"

"Mana mana? Kelas mana dia? Gak ngehalu lagi kan?"

"Mungkin saking gak betahnya ngejomblo dia jadi ngehalu parah" sahut salah satu teman Mutia orang yang menghadang jalan Rara dan Riani.

"Ups jangan ngomong gitu nanti dia sakit hati dan ngadu ke kak Aldo yang dia sebut-sebut itu" semua orang dikelas tertawa keras begitu juga Mutia.

Riani. yang naik darah mendengar penghinaan Mutia terhadap sahabatnya mencoba untuk menghajarnya tapi ditahan oleh tangan Rara yang menggeleng kearah Rianti.

"Udah biarin aja kalau mereka lihat kak Aldo mungkin bakal percaya"

"Tapi ra!?"

"Udahlah yang punya kelainan mental mending ke psikiater aja gak usah sekolah lebih enak ngehalu disana dari pada disini malah kena bully iya gak guys" sontak perkataan Mutia kembali membuat seisi ruangan menggelegar karna suara tawaan mereka.

Khairana menunduk mencoba untuk tidak menjatuhkan air bening dari matanya namun terlambat sudah cairan bening itu berhasil lolos begitu saja tanpa perlawanan.

Riani yang menyadari hal itu membawa Rara keluar dari kelas dan mengajaknya untuk mencuci wajahnya.

"Ra gak usah dipikirin ya omongan si Mutia, biar aku yang balas nanti"

"Gak apa-apa kok Riri, mungkin Rara emang aneh dari dulu gak heran dirumah sering berganti-ganti pembantu"

"Hah? Memangnya dulu pembantu rumah tanggamu kenapa?"

"Kata mama mereka takut sama Rara yang sering berbicara sendiri dirumah, padahal Rara beneran sedang main dengan teman Rara saat itu namanya Julian dia anak lelaki turunan barat sering sekali main dengan Rara tapi sejak dia mendengar obrolanku dengan mama dia tak pernah kembali lagi"

"Hmm... Ra, kamu sadar gak sih?"

"Sadar apa?"

"Sadar gak kalau kamu itu punya sesuatu yang gak kita miliki?"

"Apa?"

"Ra, jujur ya aku juga gak lihat orang yang kamu sebut kak Aldo itu jangankan melihat mendengar suaranya aja enggak"

"Hah? Tapi Riri suka tanya kan kalau aku ngobrol sama dia?"

"Iya itu aku tanya cuma agar aku emang bener-bener ngeliat apa yang kamu lihat tapi sebenarnya enggak Ra, tapi aku maklumi karna mungkin kau memiliki apa yang tidak kami miliki Ra"

"Memiliki apa yang tidak orang lain miliki?"

"Iya, matamu Ra"

"Mataku?"

"Kau punya indra ke-enam, yang artinya kau bisa melihat juga berkomunikasi dengan makhluk gaib"

"Gak! Riri salah! Jelas-jelas kak Aldo itu nyata! Dia tinggi pakai seragam yang sama seperti kita juga tampan ya walau agak pucat sedikit tapi dia tampan!"

"Sampai kapan kamu bakal menyangkal fakta ini Ra?! Kalau kamu gak percaya coba tanyakan ini pada kak Aldo mu itu mungkin ada sebabnya dia mendekatimu terus"

Khairana terdiam dan berpikir untuk membuktikan apakah perkataan Riani itu benar atau tidak.

To be continue...

Bab terkait

  • Impossible Love   Aldo Prayoga Dinata

    Khairana berjalan menuju perpustakaan sendirian, dia berniat untuk menyendiri sementara waktu dan meminta Riani untuk membuatkan izin palsu ke guru."Masa sih yang dibilang Riri itu beneran? Tapi kenapa? Sejak kapan Rara punya kemampuan ini? Apa benar kak Aldo itu sebenarnya tak nyata?"Begitu banyak pertanyaan didalam kepala Khairana termasuk menanyakan apakah Aldo benar-benar nyata atau tidak.Saat tengah melamun Khairana memutuskan untuk membaca beberapa buku untuk menenangkan pikirannya sejenak."Dorr!!""Hah!? Kak Aldo!!?""Haha kaget ya, kesian""Ish apaan sih ah ganggu Rara mulu kak Aldo ini""Hehe"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Impossible Love   Sang Penyumbang Dana

    "Eh ini serius?! Dia dari keluarga Dinata yang itu?!"***"Kak Aldo!! Kak Aldo dimana sih ah pas Rara cari gak nongol""Mungkin dia masih nunggu dikelas yang dia maksud padahal kan kelas itu gak ada""Nah itu dia ... Dari mana aja sih kak Aldo?""Lah dimana dia?""Ini nih marah-marah sendiri dia ngomel-ngomel katanya kenapa gak dateng dulu ke kelas yang dia maksud""Hah dasar demit merepotkan ... Suruh dia masuk ke tubuhmu ra""Apa?" Seketika Rara tertunduk dan dengan cepat perilakunya berubah drastis yang menandakan kalau Aldo sudah masuk begitu saja pada tubuh Khairana."Gue kan udah bilang sama lo temuin gue dulu di kelas yang gue bilang kemarin gimana sih ah""Heh gue sama Rara juga udah cari kelas itu gak ada anjir yaudah kita langsung aja pergi ke kantor nyari, syu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Impossible Love   Rekan Kerja

    "Selamat pagi non""Pagi pak Ridwan, oh ya papa ada?""Ada non diruangannya, mau saya antar?""Gak usah, makasih pak""Iya non"Pagi-pagi sekitar jam 8 pagi Khairana pergi ke kantor papanya untuk menanyakan apa dia pernah berurusan dengan perusahaan Dinata apa tidak.Tak lupa Aldo juga ikut disampingnya sambil melayang-layang diudara, Khairana merasa heran karna sedari malam Aldo tidur dirumahnya dan sekarang Aldo tak bergeming sedikit pun biasanya dia tak henti-hentinya menggangu Khairana.Ting!!...Lift terbuka tepat di ruangan teratas tempat papanya berada, dengan sedikit gugup Khairana masuk kedalam dan memanggil papanya."Papa?""Hm? Tumben kau kesini Khairana anak papa""Yahh Rara kesini cuma ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Impossible Love   Perasaan Apa Ini?

    "Kita sudahi aja untuk hari ini ya Ra, nihil kita gak bisa nemu nama perusahaan itu" "Iya deh Rara juga udah cape" "Oke kita pulang" "Kita makan dulu diluar yuk!" "Boleh aja" "Ayo!!" Karna pencarian mereka tak membuahkan hasil jadi mereka memutuskan untuk makan diluar. Riani melajukan mobilnya mencari restoran atau cafe yang disekitar lokasi mereka berada, setelah beberapa menit berputar akhirnya mereka menemukan sebuah cafe yang cukup bagus untuk mereka berehat dan makan siang. "Nah udah nyampe nih, ayo turun!" "Ayo!" Khairana berlari masuk duluan sedangkan Riani mengunci mobilnya dulu lalu menyusul Khairana. "Riri!! Sini duduk disini!!" Khairana berteriak seperti anak kecil membuat pengunjung lain memperhatikan mereka. "Kau ini jang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Impossible Love   Kekuatan?

    "Pagi Ra!!" "Heehh pagi juga Riri" "Gimana? Apa sudah enakan?" "Ntahlah, masih terasa" "Kira-kira kenapa ya?" "Kak Aldo juga bilang kalau auraku kemarin berbeda dari biasanya, panas seperti ada yang mendesak untuk keluar" "Benarkah? Apa jangan-jangan ada hantu yang menempel pada tubuhmu?" "Ntahlah" "Tapi tak mungkin kalau memang hantu sih pasti keluar dengan sendirinya iyakan?" "Iya..." Lirihnya seraya menunduk dan kembali berjalan ke arah kelas mereka. Khairana selalu menjadi pusat perhatian disekolahnya, walau tidak sedang berbicara dengan Aldo tetap saja kelakuannya saat berbicara sendiri seakan membekas di mata juga pikiran orang-orang. "Bosen gue liat dia disini, kapan dia bisa pindah dari sekolah in

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Impossible Love   Konsultasi

    "Ra, kok bisa sih tiba-tiba kamu jadi gitu?" "Ntahlah... Rara sendiri gak tau kenapa Rara bisa punya kekuatan aneh ini" "Apa ini ada hubungannya sama Aldo ya?" "Gak mungkin, kak Aldo cuma makhluk astral biasa yang penasaran cara mati dia seperti apa" "Terus dari mana dong? Aku kaget pas tau kamu bisa dorong Mutia tanpa nyentuh dia sedikit pun" "Rara sendiri kaget waktu sadar" "Coba lakuin sekali lagi, itu ada batu kecil disitu coba angkat beberapa batu kecil itu" Riani menyuruh Khairana untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pada Mutia dikelas. Khairana terdiam dan melihat kearah bebatuan kecil itu sembari celingak-celinguk mengecek apakah ada orang disekitar mereka atau tidak. Dengan fokus Khairana mengarahkan tangannya ke bebatuan itu dan dia mulai menggerakan tangannya dan benar saj

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Impossible Love   Pertemuan

    "Gelangnya bagus, tapi apa benar ini bisa membuatku berbicara dengan makhluk halus ya" ucap Riani sambil memperhatikan terus gelang miliknya. "Kan ada gue disini lo bisa ngobrol sama gue sekarang tanpa perantara tubuh Khairana lagi" "Hah!? Gue bisa denger suara lo anjir!! Jadi ini suara asli lo ya kamvret!!" "Anjir dia malah kesel denger suara gue" "Haha Riri ada ada aja" Setelah mendapat gelang ajaib dari cenayang Iriana, mereka bergegas untuk pulang. Saat ditengah perjalanan mereka sempat membicarakan kembaran Aldo didalam mobil, tiba-tiba saja Aldo berteriak membuat Riani juga Khairana terkejut dan memberhentikan mobilnya mendadak. &

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Impossible Love   Kembaran Aldo?

    "Huaahhh... Eh.. Riri belum bangun ya" gumam Khairana sembari melihat kearah Riani yang masih terlelap tidur disampingnya dengan gaya yang amburadul. "Riri bangun udah pagi loh ini kamu mau seterusnya nginep disini gak akan pulang?" Khairana terus mengguncang tubuh Riani tapi dia tak juga bangun memang kebo dia ini. "Aduh gimana banguninnya ya, masa Rara harus bawa kentongan buat bangunin Riri sih" Khairana mencari cara agar sahabatnya yang sedang mengkebo ini bangun. Dan dengan keisengan Khairana ia membawa raket nyamuk dan memukul-mukul kan pada pantat Rianti sehingga menimbulkan bunyi pletek pletek pletek! Riani sangat anti dengan yang namanya raket nyamuk karna sebelumnya Riani pernah salah pegang dan tangannya pun terkena sengatan raket listrik itu. Menurut Riani di gigit nyamuk adalah pilihan yang a

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06

Bab terbaru

  • Impossible Love   Selamat Tinggal Khairana

    Kejadian yang menguras tenaga dan emosi itu pu berakhir, begitu juga dengan Khairana yang sudah mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkan adik dari orang yang selama ini dia sukai.Rianti dan yang lainnya membawa jasad Khairana pulang kerumah untuk dikebumikan, ibunda Khairana menangis histeris saat melihat anak satu-satunya terbujur kaku. Rianti tidak bisa berkata apa-apa saat itu, ia hanya bisa terdiam sembari menahan rasa ingin menangis saat melihat ibunya Khairana menangis meraung-raung."Ada apa ini Rianti?! mengapa Khairana bisa sampai seperti ini?! apa yag terjadi?!" tanya ibu Khairana seraya menangis sesenggukkan."Maat tante... Riri gak bisa jaga Khairana dengan baik.. saat itu kami sedang berada di cafe dan mobil kami terparkir jauh dari cafe sehingga kami harus menyebrang jalan untuk sampai disana. Tapi saat kami hendak pulang, sebuah mobil melaju dengan sangat kencang dan menabrak Khairana... pelakunya k

  • Impossible Love   Selamatkan Aldi

    "Itu dia disana!!" Rianti menunjuk kearah Aldi yang sedang melakukan sebuah ritual.Cahaya yang dihasilkannya sangat terang hingga membuat mata mereka silau, Khairana sekilas dapat melihat bagaimana jiwa Aldi yang asli mencoba untuk melawan arwah jahat itu."Kita harus segera menyelamatkan kak Aldi! Berikan semua kristal kalian padaku, cepat!" Titah Khairana dan mereka semua menurut terkecuali Rianti yang ragu untuk memberikan kristalnya pada Khairana.Seakan tau apa yang dipikirkan oleh Rianti, Khairana mencoba untuk meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja."Tenanglah, semua akan baik-baik saja" bisik Khairana dengan lembut membuat Rianti justru merasa sesak karena mungkin ini adalah yang terakhir kalinya ia mendengar suara lembut Khairana.&n

  • Impossible Love   Kebenaran

    "Sentuh dia, Rianti!" Teriak Khairana dan Rianti langsung menyentuh lengan Aldi.Seketika itu juga Rianti dibawa ke masa lalu dari ingatan Aldi, terlihat suasana masa itu masih terbilang cukup kuno dan Rianti merasa heran kenapa Aldi bisa hidup lebih dulu dari pada Aldo bahkan pada zaman dimana mereka belum dilahirkan."Apa ini, ingatan arwah jahat itu atau ingatan Aldi? Tidak mungkin jika ini ingatan Aldi, dia saudara kembar Aldo dan mungkin kedua orang tuanya belum menikah" ucap Rianti heran lalu ia melihat seseorang yang mirip sekali dengan Aldi tapi lebih tinggi dan terlihat lebih berwibawa.Pria itu tersenyum ramah pada seorang pedagang tua yang menjual beberapa sayuran, sepertinya ia sedang membeli bahan makanan batin Rianti."Te

  • Impossible Love   Ruang Rahasia

    "Berapa jam lagi sekolah bubar?" Tanya Sunny yang merasa bosan menunggu di mobil berharap bisa langsung beraksi tanpa harus menunggu sekolah bubar."Sebentar lagi, jam 13:45 bell sekolah akan berbunyi dan seluruh siswa akan dipulangkan. Bersabarlah, Sunny" jawab Aldo yang juga merasa tidak sabar ingin segera masuk dan menyelamatkan Khairana."Waktu cepatlah berlalu, aku mohon. Bertahanlah sebentar lagi, Rianti" batin Ethan yang sudah merasa gelisah.Mereka bertiga sama gelisahnya berharap Khairana dan Rianti baik-baik saja sampai mereka datang menyelamatkan keduanya.Sudah pukul 13:40, hanya tinggal beberapa menit lagi bell pulang akan segera berbunyi."Sedikit lagi" gumam Aldo seraya melirik kearah jam tangan yang selalu ia pakai.Setelah menunggu 5 menit akhirnya bell pulang pun berbunyi, mereka

  • Impossible Love   Menghilang

    "Bagaimana keadaan di sekolah? Apa ada sesuatu yang mencurigakan darinya?" Tanya Sunny seraya memegang ponselnya di telinga kanannya."Tidak, sejauh ini masih normal" jawab Rianti yang memakai earphone wireless agar tidak selalu memegang ponsel ke telinganya."Baguslah, jika dia keluar beritahu aku" ucap Sunny seraya menutup telponnya sepihak.Khairana dan Rianti tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa agar Aldi yang sedang mereka mata-matai tidak curiga dengan tingkah laku mereka begitu juga Aldo yang sudah jelas cuek jadi tidak perlu terlalu khawatir soal tingkahnya.Berjam-jam berlalu, hari ini tidak ada mata pelajaran olahraga di kelas Khairana, hal ini menyulitkan mereka untuk mengawasi Aldi karna salah tindakan saja bisa-bisa Aldi akan curiga."Kita harus berpencar, jangan terlihat mencolok" ucap Khairana yang dibalas anggukan oleh Rianti dan Aldo.&

  • Impossible Love   Janji?

    "Maaf Riri, aku rahasiakan karna tidak ingin kau menangis sebelum aku benar-benar pergi, itu semakin membuatku ragu untuk melakukan semua pengorbanan ini" ucap Khairana seraya tertunduk dan memainkan kuku jarinya."Sudah jelas bukan?! Aku jelas lebih tidak rela lagi jika kau harus diambil oleh arwah jahat itu!" Bentak Rianti dengan suara yang masih sesenggukan karna menangis.Khairana hanya bisa terdiam, jauh didalam hatinya pun ia ragu untuk melakukan semua ini karna jika ia lakukan maka dirinya tidak akan bisa bersama Aldo lagi."Kau sudah menceritakannya ya? Aku mendengar suara Rianti yang berteriak" sahut Iriana seraya berjalan mendekati mereka berdua."Ini gelangmu""Terima kasih mami ana" Khairana senang mendapatkan gelangnya kembali dan dengan segera ia memakainya lagi."Ini me

  • Impossible Love   Lepas Kendali

    “Ra! Berhenti! Kendalikan dirimu” Rianti memegang tangan Khairanamembuat sang empu sadar dan menghentikan aksinya pada Aldi seketikaAldi pun terjatuh dan terbatuk-batuk.“Lihat, kristalmu retak Ra. Pasti kristalnya tidak kuat menahan luapankekuatanmu” ucap Rianti seraya mengangkat tangan Khairana agar Khairanabisa melihat dengan jelas.Sontak Khairana terkejut dengan apa yang ia lakukan membuat kristalmiliknya rusak, apa jadinya kalau cenayang Iriana mengetahui kalau kristalKhairana tidak mampu menahan luapan kekuatannya.“Seharusnya kau cepat hubungi kami, punya ponsel kan?” tanya Aldo dengannada agak sedikit menekan karna kesal dengan tindakan Khairana yanggegabah.Aldi dibiarkan begitu saja bahkan oleh Aldo sekalipun, ia sudah bisamenerima kalau yang ada dihadapannya ini adalah arwah j

  • Impossible Love   Pengakuan

    Sebulan sejak kematian Gerald, kini Khairana mencoba untuk beraktifitas seperti biasa lagi tanpa kehadiran seorang ayah disampingnya."Mama yakin gak mau Rara bantu ngurus perusahaan papa? Mama juga kan harus segera balik ke luar negeri""Kamu fokus aja dulu sama sekolah kamu sayang, jangan pikirkan soal bisnis. Mama masih bisa mengatasinya sendirian, kalau kamu sudah lulus nanti kamu bisa ambil alih perusahaan papamu" jawab beliau seraya mengelus pucuk kepala Khairana.Khairana hanya pasrah dan menghela nafas saat mendengar jawaban dari ibunda tercintanya itu, seraya mengambil tas sekolah dia menyalami mamanya dan berpamitan sebelum pergi ke sekolah."Kalau gitu Rara pergi dulu ya ma, assalamu

  • Impossible Love   Kenapa?

    “Kau yakin melihat siapa pelaku pembunuhan papaku, Riri?!” tanya Khairana dengan tatapan berharap kalau Rianti bisa memberitahu gambaran tentang orang yang sudah membunuh papanya.Rianti tidak tega melihat tatapan Khairana yang saat ini tengah dilanda sebuah ujian yang benar-benar tidak bisa ia bayangkan sama sekali.“Tenang dulu Ra, aku akan ceritakan semua yang aku lihat. Oke?” ucap Rianti mencoba menenangkan Khairana dan ia pun mencoba untuk tetap terkendali..“Saat aku diberitahu oleh Sunny untuk menggunakan kekuatanku agar masalah ini terpecahkan, aku memegang lengan papamu. Disana aku melihat ia sedang berjalan menuju ruang kantornya setelah sebelumnya kau bilang beliau mampir sebentar untuk memeriksamu kan?” Khairana mengangguk seraya menyusut air matanya yang terus saja menetes tanpa permisi.“Dia melewati setiap lorong perusahaan itu, s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status