"Gelangnya bagus, tapi apa benar ini bisa membuatku berbicara dengan makhluk halus ya" ucap Riani sambil memperhatikan terus gelang miliknya.
"Kan ada gue disini lo bisa ngobrol sama gue sekarang tanpa perantara tubuh Khairana lagi"
"Hah!? Gue bisa denger suara lo anjir!! Jadi ini suara asli lo ya kamvret!!"
"Anjir dia malah kesel denger suara gue"
"Haha Riri ada ada aja"
Setelah mendapat gelang ajaib dari cenayang Iriana, mereka bergegas untuk pulang.
Saat ditengah perjalanan mereka sempat membicarakan kembaran Aldo didalam mobil, tiba-tiba saja Aldo berteriak membuat Riani juga Khairana terkejut dan memberhentikan mobilnya mendadak.
"K-kak Aldo!? Kakak kenapa?!"
"Dia kenapa Ra kok teriak teriak gitu"
"Gak tau nih Riri, kak Aldo megang kepalanya sendiri, aduh kak kenapa sih"
"Huwaarrrggghhh!!!!" Aldo berteriak sembari memegang kepalanya seperti sedang menahan rasa sakit.
Riani menutup kedua telinganya karena dia tak bisa melihat keadaan Aldo jadi dia tak bisa berbuat banyak, sedangkan Khairana mencoba untuk menenangkan Aldo dengan kata-kata.
Beberapa menit kemudian Aldo berhenti berteriak dan pingsan didalam mobil, Khairana memutuskan untuk membawanya kembali kerumahnya sampai dia bisa sadar.
****
"Ughh..."
"Kak Aldo?! Kakak udah sadar!?"
"Ugh... Dimana aku?"
"Ini dikamar Rara, Riani juga masih ada disini"
"Kepalaku... Pusing"
"Kakak kenapa sih? Tadi dimobil kakak berteriak kencang sekali"
"G-gue... Gue liat kilasan balik"
"Kilasan balik?"
"Iya, gue koma! Gue koma dirumah sakit dan sampai sekarang masih belum bisa bangun karena jiwa gue ada disini!" Tukas Aldo membuat Khairana serta Riani kaget mendengar penjelasan darinya.
"Terus lo inget dimana rumah sakit yang nampung raga lo?" Tanya Riani.
"Nggak... Gue gak inget"
"Gimana caranya kita bisa nyari rumah sakitnya kalau kak Aldo gak inget" Ketiganya berpikir keras bagaimana caranya mereka bisa mencari rumah sakit yang menampung raga Aldo.
Untuk beberapa menit mereka terdiam tanpa mengeluarkan suara mereka masing-masing, sampai akhirnya Khairana memecahkan kesunyian diantara mereka.
"Kita harus cari kembaran kak Aldo!"
"Apa?"
"Iya kita harus cari tau kembaran kak Aldo, siapa tau dia tau lokasi rumah sakit yang merawat kak Aldo"
"Emang gampang? Kemarin aja kita nyari perusahaan mereka gak nemu Ra"
"Iya Rara tau tapi apa salahnya kita berusaha kan! Rara akan cari di sosial media dan bertanya pada papa"
"Gak akan menimbulkan kecurigaan tuh kalau tanya ke papamu?"
"Rara akan berusaha menyembunyikannya kok, kak Aldo ikut kan?"
"Tentu"
"Baiklah, percuma aku berdebat denganmu Ra"
"Hehehe"
Setelah memutuskan untuk mencari kembaran Aldo nanti Khairana tentunya akan mengabari papanya terlebih dahulu sebelum pergi kesana.
Riani akan menemaninya kesana hanya untuk berjaga-jaga kalau Khairana kesulitan berbicara dengan papanya Riani lah yang akan membantunya menjelaskan semuanya.
Aldo terdiam, dan kembali merenung memikirkan kejadian yang baru saja ia alami saat pingsan tadi dia melihat sebuah lorong rumah sakit yang sepi sekali tak ada orang ataupun staf rumah sakit yang berkeliaran, hanya ada dirinya di sana.
Dia berjalan mengikuti cahaya yang mengarahkannya untuk pergi ke suatu ruangan, dan sampailah dia diruangan yang bernama ruang delima.
Aldo masuk kedalam sana dan menemukan dirinya sedang terbaring lemah, selang-selang terpasang di tubuhnya begitu juga infus yang terpasang dikanan dan kiri tangannya.
Terkejut melihat dirinya yang masih hidup namun mengalami koma itu Aldo dengan rasa penasarannya dia mendekati tubuhnya tapi seketika cahaya putih bersinar terang membuatnya tak bisa melihat sekitar dan akhirnya terbangun, cukup aneh untuk seorang makhluk halus Aldo bisa pingsan tapi ternyata Aldo adalah jiwa yang terlepas dari raganya.
"Kak Aldo?"
"Hah? Iya kenapa?"
"Kakak mau nginep disini?"
"Hmm.... Sepertinya tidak, gue pergi aja ke sekolah untuk menenangkan pikiran"
"Yasudah deh, Riani? Mau nginep dirumah Rara?"
"Pengennya sih gitu, tapi aku belum izin ke orang tua Ra"
"Kalau gitu minta izin dulu, Rara kesepian nih"
"Oke deh, boleh minjam mobilmu kan? Aku beres-beres bajuku dulu nanti balik kesini"
"Oke!"
Riani memutuskan untuk menginap dirumah Khairana dan dia pulang sebentar untuk mengambil baju tidurnya.
Begitu juga Aldo yang mulai berpamitan pada Khairana untuk pergi ke sekolah sementara waktu.
Skip time>>
"Malam ini kita mau ngapain ya Ra"
"Ntahlah, Rara gak pernah ngajak orang nginep disini dan Riri adalah orang pertama yang menemani Rara dirumah" ucap Khairana sembari tersenyum lebar.
"Benarkah? Wahh aku tersanjung hehe"
Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba Bi ira berteriak pada Khairana kalau mamanya pulang dari luar negri.
"Non Rara!!! Nyonya sudah pulang!"
"Hah!? Mama!?"
"Mama mu baru pulang ya? Beliau kerja dimana?"
"Mama kerja diluar negri dan akan pulang setiap 3 bulan sekali, ayo turun kuperkenalkan mama pada Riri!" Tukas Khairana seraya menarik lengan Riani untuk turun kebawah.
Sesampainya dibawah terlihat seorang wanita separuh baya yang terlihat awet muda tidak seperti wanita paruh baya umunya.
Wanita yang tinggi semampai dengan rambut sebahu yang sangat hitam legam juga pakaian kerja yang anggun semakin membuat wanita itu cantik, Rianti tak menyangka kalau mamanya Khairana akan secantik ini wajar saja kalau Khairana juga cantik.
"Mama!"
"Ah anakku Khairana, kemari sayang mama kangen banget sama Rara!" Ucap Yunita mama Khairana.
"Rara juga kangen mama!" Mereka berpelukan sejenak dan Khairana memperkenalkan Riani kepada mamanya.
"Ma kenalkan ini Riani sahabat Rara"
"Salam kenal Tante" ucap Riani sopan sembari membungkukkan badannya.
"Wahh sopan sekali, salam kenal saya Yunita, Yunita adinda kusuma panggil aja Tante Nita ya"
"Iya Tante Nita"
"Riani ini menginap disini ya?" Tanya Yunita.
"Iya ma Riri nemenin Rara malam ini"
"Begitu ya, bagus deh kita makan diluar yuk"
"Tapi apa mama gak cape? Baru pulang tapi langsung jalan keluar lagi"
"Nggak kok sayang, kan kita ada tamu jadi kita makan diluar aja yuk bi ira jaga rumah ya kalau mau makan seperti biasa aja masak apa yang ada di kulkas, bahan makanan masih penuh? Nanti biar saya yang belanja sama anak-anak"
"Tinggal dikit sih nyonya, tadinya besok saya akan belanja"
"Yasudah biar saya aja yang belanja bibi abisin aja sisa bahan yang tersisa sekalian makan malam ya"
"Baik nyonya"
"Nah girl siap-siap sana mama juga mau ganti baju dulu"
"Iya ma, ayo Riri!"
Khairana dan Riani kembali kekamar dan mengganti pakaian mereka menjadi outfit untuk jalan-jalan.
Tapi karna diluar sangat dingin berhubung sudah malam juga mereka memutuskan untuk mengenakan jaket keluar, saat sudah selesai berganti pakaian mereka pun keluar dan menunggu Yunita selesai mengganti pakaiannya.
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Yunita keluar dengan setelah santai tapi tak meninggalkan kesan anggunnya, Yunita sangat ramah membuat siapapun yang mengenalnya akan nyaman.
Khairana bercerita kalau mamanya saat sedang berhadapan dengan sesama wanita memang ramah sekali lagi saat berhadapan dengan lelaki yang mencoba menggodanya pasti sikapnya akan berubah drastis.
Mereka pun menaiki mobil dan berencana untuk makan malam terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka pergi ke mall untuk belanja bahan makanan disana.
To be continue....
"Huaahhh... Eh.. Riri belum bangun ya" gumam Khairana sembari melihat kearah Riani yang masih terlelap tidur disampingnya dengan gaya yang amburadul. "Riri bangun udah pagi loh ini kamu mau seterusnya nginep disini gak akan pulang?" Khairana terus mengguncang tubuh Riani tapi dia tak juga bangun memang kebo dia ini. "Aduh gimana banguninnya ya, masa Rara harus bawa kentongan buat bangunin Riri sih" Khairana mencari cara agar sahabatnya yang sedang mengkebo ini bangun. Dan dengan keisengan Khairana ia membawa raket nyamuk dan memukul-mukul kan pada pantat Rianti sehingga menimbulkan bunyi pletek pletek pletek! Riani sangat anti dengan yang namanya raket nyamuk karna sebelumnya Riani pernah salah pegang dan tangannya pun terkena sengatan raket listrik itu. Menurut Riani di gigit nyamuk adalah pilihan yang a
"Apa!? Beneran lo ketemu sama ade gue?""Iya kak tapi dia gak ngaku sebagai Aldi melainkan Firman, itu bikin kita bingung mau maksa pun gak enak nanti dikiranya apaan lagi""Ya jelas gak enak lah kalau emang beneran dia bukan Aldi gimana? Kan Lo sendiri yang malu nantinya""Makanya itu, tapi Rara ngerasa kalau dia lagi bohong kak Rara gak akan nyerah gitu aja""Kalau dia emang beneran jujur gimana?""Gak mungkin! Dia benar-benar mirip sama kak Aldo tau! Rara yakin dia kak Aldi liat aja bakal Rara bikin dia ngaku kalau dia itu sebenarnya Aldi!"Aldo terdiam melihat tingkah Khairana yang menurutnya sangat bersikeras untuk membuktikan bahwa yang dia liat kemarin itu adalah adiknya Aldo.Sifat Khairana yang tidak mudah menyerah inilah yang membuat Aldo kembali mendapat semangat untuk tetap hidup, selama ini dia juga diam-diam menyelidiki ruma
"SERIUS?!" "Woy sakit telinga gue! Gue juga gak tau pasti, tapi gue rasa tadi dia bisa liat gue dengan jelas. Dari tatapannya dia kaya yang gak suka sama gue" jelas Aldo seraya mengelus-ngelus dagunya sendiri. "Mungkin sebelum kakak koma, kakak ada masalah sama kak Aldi" sahut Khairana yang tak kalah bingung dengan situasi saat ini. "Atau... Dia lah penyebab lo koma selama ini" "Hah?!" Khairana dan Aldo saling menatap mendengar perkataan Rianti. Masuk akal memang jika sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja, kenapa Aldi sangat tidak suka saat melihat Aldo berada di ruang kepsek tadi. Teka-teki ini masih belum bisa mereka selesaikan, hanya ada satu cara untuk mengetahuinya yaitu... Bertanya langsung pada Aldi. &nbs
"Kak Aldo?!" "JANGAN SENTUH MILIKKU!" "Wah wah lihat siapa yang datang, arwah tidak seharusnya berkeliaran di dunia ini bukan begitu?" Aldi tersenyum smirk pada Aldo. "Kak Aldo kenapa bisa disini?!" Tanya Khairana yang masih kaget dengan kedatangan Aldo. "Tetap dibelakang ku, jangan bergerak" bisik Aldo yang hanya dibalas anggukan oleh Khairana. "Bagaimana rasanya menjadi arwah yang tidak punya tujuan? Sebenarnya aku kagum bisa melihatmu bertahan sampai sejauh ini" ucap Aldi seraya menyimpan kedua lengannya di pinggang. Aldo mengerutkan dahinya dan mengepalkan tangannya melihat Aldi yang bersikap sombong seperti itu.
"Gimana Ra? Udah selesai?" "Udah nih, banyak banget pembalut di toilet cewek mana belum pada dibersihin lagi jadinya ngundang mbak Kunti buat jilatin itu" jelas Khairana seraya menepuk jidatnya sendiri. "HAH?! YANG BENER AJA!!? CEWE KOK JOROK BANGET!" Rianti tercengang saat mendengar pernyataan Khairana. Seharusnya menjadi seorang perempuan itu harus bersih dan apik bukan? Setidaknya buanglah bekas pembalut dengan benar jangan sembarangan seperti itu, kalau-kalau nanti diikuti oleh makhluk halus akan susah lagi menghilangkannya. "Yaudah, ayo kita pulang aja" ajak Rianti membuat Khairana menatapnya bingung. "Kok pulang? Kita masih ada pembelaja
"Udah siap Ra?""Udah, ayo!"Khairana dan Rianti berangkat menggunakan mobil untuk menemui cenayang Iriana lagi untuk kedua kalinya.Tak lupa juga Aldo ikut bersama mereka, beberapa menit berlalu mereka pun sampai di tempat cenayang Iriana.Tok tok"Mami ana?" Panggil Khairana dan sesaat kemudian jendela kecil di pintu itu pun terbuka memperlihatkan manik wanita paruh baya itu."Oh kalian... Masuk" ucap Iriana seraya membukakan pintu rumahnya."Duduklah, ada apa kalian kemari?" Tanya Iriana seraya menuangkan teh ke gelas untuk disuguhkan pada Khairana dan Rianti."Mami ana, kak Aldo sudah mendapat sedikit ingatannya kemarin. Dia bilang adiknya kak Aldi itu dirasuki oleh arwah jahat yang selama bertahun-tahun ini bersemayam ditubuh kak Aldi" jelas Khairana dibarengi oleh anggukan Rianti dan Aldo.&nb
"Apa yang si brengsek itu rencanakan sebenarnya?!" gumam Rianti yang sangat kesal dengan perkataan Aldi."Aku punya ide Riri, sebelum kita pergi menemui kak Aldi kita harus panggil kak Aldo dulu""Kamu gak berniat untuk membuat mereka baku hantam kan?" tanya Rianti yang hanya dibalas tatapan datar oleh Khairana."Ya enggak lah! pokoknya kita harus panggil dulu sekarang""Yaudah kau yang panggil kan kau doang yang bisa manggil dia" ucap Rianti yang dibalas anggukan oleh Khairana.Khairana menutup matanya dan memanggil nama Aldo dalam hati, sesaat kemudian ia membuka mata Aldo tiba-tiba sudah ada didepannya."Kau memanggilku?" tanya Aldo tepat didepan wajah Khairana membuat sang empunya mer
"Hah? si demit itu nguping ya? gak sopan banget" sahut Rianti seraya melipat kedua tangannya."Hey! kau sudah kubantu seharusnya kau berterima kasih padaku!" balas Aldo yang malah dapat juluran lidah Rianti yang lagi-lagi menatap kearah yang berlawanan dengan Aldo."Aku disamping sahabatmu tau" ucap Aldo sweatdrop."Yaudah Ra, gelangku?" tanya Rianti seraya menjulurkan tangannya pada Khairana."Ini" Khairana memasangkan gelang itu pada tangan Rianti lagi."Idemu untuk menukar kristal milik Rianti itu berhasil, hebat juga" puji Aldo membuat Khairana tersenyum manis.Awalnya Khairana mendapat sebuah firasat tidak enak sesaat setelah Aldi mengatakan akan memberikan dirinya dan juga Rianti pelatihan khusus, dia takut Aldi akan mengincar gelang kristal milik Rianti karna hanya dialah yang tidak dianggap ancaman oleh Aldi dan juga mangsa yang sangat mudah unt
Kejadian yang menguras tenaga dan emosi itu pu berakhir, begitu juga dengan Khairana yang sudah mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkan adik dari orang yang selama ini dia sukai.Rianti dan yang lainnya membawa jasad Khairana pulang kerumah untuk dikebumikan, ibunda Khairana menangis histeris saat melihat anak satu-satunya terbujur kaku. Rianti tidak bisa berkata apa-apa saat itu, ia hanya bisa terdiam sembari menahan rasa ingin menangis saat melihat ibunya Khairana menangis meraung-raung."Ada apa ini Rianti?! mengapa Khairana bisa sampai seperti ini?! apa yag terjadi?!" tanya ibu Khairana seraya menangis sesenggukkan."Maat tante... Riri gak bisa jaga Khairana dengan baik.. saat itu kami sedang berada di cafe dan mobil kami terparkir jauh dari cafe sehingga kami harus menyebrang jalan untuk sampai disana. Tapi saat kami hendak pulang, sebuah mobil melaju dengan sangat kencang dan menabrak Khairana... pelakunya k
"Itu dia disana!!" Rianti menunjuk kearah Aldi yang sedang melakukan sebuah ritual.Cahaya yang dihasilkannya sangat terang hingga membuat mata mereka silau, Khairana sekilas dapat melihat bagaimana jiwa Aldi yang asli mencoba untuk melawan arwah jahat itu."Kita harus segera menyelamatkan kak Aldi! Berikan semua kristal kalian padaku, cepat!" Titah Khairana dan mereka semua menurut terkecuali Rianti yang ragu untuk memberikan kristalnya pada Khairana.Seakan tau apa yang dipikirkan oleh Rianti, Khairana mencoba untuk meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja."Tenanglah, semua akan baik-baik saja" bisik Khairana dengan lembut membuat Rianti justru merasa sesak karena mungkin ini adalah yang terakhir kalinya ia mendengar suara lembut Khairana.&n
"Sentuh dia, Rianti!" Teriak Khairana dan Rianti langsung menyentuh lengan Aldi.Seketika itu juga Rianti dibawa ke masa lalu dari ingatan Aldi, terlihat suasana masa itu masih terbilang cukup kuno dan Rianti merasa heran kenapa Aldi bisa hidup lebih dulu dari pada Aldo bahkan pada zaman dimana mereka belum dilahirkan."Apa ini, ingatan arwah jahat itu atau ingatan Aldi? Tidak mungkin jika ini ingatan Aldi, dia saudara kembar Aldo dan mungkin kedua orang tuanya belum menikah" ucap Rianti heran lalu ia melihat seseorang yang mirip sekali dengan Aldi tapi lebih tinggi dan terlihat lebih berwibawa.Pria itu tersenyum ramah pada seorang pedagang tua yang menjual beberapa sayuran, sepertinya ia sedang membeli bahan makanan batin Rianti."Te
"Berapa jam lagi sekolah bubar?" Tanya Sunny yang merasa bosan menunggu di mobil berharap bisa langsung beraksi tanpa harus menunggu sekolah bubar."Sebentar lagi, jam 13:45 bell sekolah akan berbunyi dan seluruh siswa akan dipulangkan. Bersabarlah, Sunny" jawab Aldo yang juga merasa tidak sabar ingin segera masuk dan menyelamatkan Khairana."Waktu cepatlah berlalu, aku mohon. Bertahanlah sebentar lagi, Rianti" batin Ethan yang sudah merasa gelisah.Mereka bertiga sama gelisahnya berharap Khairana dan Rianti baik-baik saja sampai mereka datang menyelamatkan keduanya.Sudah pukul 13:40, hanya tinggal beberapa menit lagi bell pulang akan segera berbunyi."Sedikit lagi" gumam Aldo seraya melirik kearah jam tangan yang selalu ia pakai.Setelah menunggu 5 menit akhirnya bell pulang pun berbunyi, mereka
"Bagaimana keadaan di sekolah? Apa ada sesuatu yang mencurigakan darinya?" Tanya Sunny seraya memegang ponselnya di telinga kanannya."Tidak, sejauh ini masih normal" jawab Rianti yang memakai earphone wireless agar tidak selalu memegang ponsel ke telinganya."Baguslah, jika dia keluar beritahu aku" ucap Sunny seraya menutup telponnya sepihak.Khairana dan Rianti tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa agar Aldi yang sedang mereka mata-matai tidak curiga dengan tingkah laku mereka begitu juga Aldo yang sudah jelas cuek jadi tidak perlu terlalu khawatir soal tingkahnya.Berjam-jam berlalu, hari ini tidak ada mata pelajaran olahraga di kelas Khairana, hal ini menyulitkan mereka untuk mengawasi Aldi karna salah tindakan saja bisa-bisa Aldi akan curiga."Kita harus berpencar, jangan terlihat mencolok" ucap Khairana yang dibalas anggukan oleh Rianti dan Aldo.&
"Maaf Riri, aku rahasiakan karna tidak ingin kau menangis sebelum aku benar-benar pergi, itu semakin membuatku ragu untuk melakukan semua pengorbanan ini" ucap Khairana seraya tertunduk dan memainkan kuku jarinya."Sudah jelas bukan?! Aku jelas lebih tidak rela lagi jika kau harus diambil oleh arwah jahat itu!" Bentak Rianti dengan suara yang masih sesenggukan karna menangis.Khairana hanya bisa terdiam, jauh didalam hatinya pun ia ragu untuk melakukan semua ini karna jika ia lakukan maka dirinya tidak akan bisa bersama Aldo lagi."Kau sudah menceritakannya ya? Aku mendengar suara Rianti yang berteriak" sahut Iriana seraya berjalan mendekati mereka berdua."Ini gelangmu""Terima kasih mami ana" Khairana senang mendapatkan gelangnya kembali dan dengan segera ia memakainya lagi."Ini me
“Ra! Berhenti! Kendalikan dirimu” Rianti memegang tangan Khairanamembuat sang empu sadar dan menghentikan aksinya pada Aldi seketikaAldi pun terjatuh dan terbatuk-batuk.“Lihat, kristalmu retak Ra. Pasti kristalnya tidak kuat menahan luapankekuatanmu” ucap Rianti seraya mengangkat tangan Khairana agar Khairanabisa melihat dengan jelas.Sontak Khairana terkejut dengan apa yang ia lakukan membuat kristalmiliknya rusak, apa jadinya kalau cenayang Iriana mengetahui kalau kristalKhairana tidak mampu menahan luapan kekuatannya.“Seharusnya kau cepat hubungi kami, punya ponsel kan?” tanya Aldo dengannada agak sedikit menekan karna kesal dengan tindakan Khairana yanggegabah.Aldi dibiarkan begitu saja bahkan oleh Aldo sekalipun, ia sudah bisamenerima kalau yang ada dihadapannya ini adalah arwah j
Sebulan sejak kematian Gerald, kini Khairana mencoba untuk beraktifitas seperti biasa lagi tanpa kehadiran seorang ayah disampingnya."Mama yakin gak mau Rara bantu ngurus perusahaan papa? Mama juga kan harus segera balik ke luar negeri""Kamu fokus aja dulu sama sekolah kamu sayang, jangan pikirkan soal bisnis. Mama masih bisa mengatasinya sendirian, kalau kamu sudah lulus nanti kamu bisa ambil alih perusahaan papamu" jawab beliau seraya mengelus pucuk kepala Khairana.Khairana hanya pasrah dan menghela nafas saat mendengar jawaban dari ibunda tercintanya itu, seraya mengambil tas sekolah dia menyalami mamanya dan berpamitan sebelum pergi ke sekolah."Kalau gitu Rara pergi dulu ya ma, assalamu
“Kau yakin melihat siapa pelaku pembunuhan papaku, Riri?!” tanya Khairana dengan tatapan berharap kalau Rianti bisa memberitahu gambaran tentang orang yang sudah membunuh papanya.Rianti tidak tega melihat tatapan Khairana yang saat ini tengah dilanda sebuah ujian yang benar-benar tidak bisa ia bayangkan sama sekali.“Tenang dulu Ra, aku akan ceritakan semua yang aku lihat. Oke?” ucap Rianti mencoba menenangkan Khairana dan ia pun mencoba untuk tetap terkendali..“Saat aku diberitahu oleh Sunny untuk menggunakan kekuatanku agar masalah ini terpecahkan, aku memegang lengan papamu. Disana aku melihat ia sedang berjalan menuju ruang kantornya setelah sebelumnya kau bilang beliau mampir sebentar untuk memeriksamu kan?” Khairana mengangguk seraya menyusut air matanya yang terus saja menetes tanpa permisi.“Dia melewati setiap lorong perusahaan itu, s