Pagi itu, Alex bangun dari tidur nyenyak nya. Alex bangkit lalu menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang setelah meregangkan otot-otot nya. Sosok dingin dan arogan yang selalu memegang kendali dalam urusan ranjang harus takluk dan menjadi budak, dalam permainan si pelacur baru bernama Shaylenna. Alex tidak memungkiri itu. karena sungguh, kecantikan wajah dan kemolekan tubuhnya Shaylenna, akan membuat siapa pun benar-benar takluk dan tersihir oleh pesonanya.
Ceklek!Pintu kamar mandi terbuka. Dan sosok wanita cantik yang tadi malam dia gagahi itu, keluar dari sana hanya menggunakan handuk pendek dengan rambut basah tergerai. Wanita dengan identitas baru bernama Shaylenna itu tersenyum tipis, sambil melangkah sensual."Selamat pagi, Tuan. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” ucapnya sambil mengibas-ngibaskan rambut panjangnya. Shaylenna mendekati Alex yang sedang duduk diranjang. Alex dibuat bungkam melihat perubahan gadis itu. Gadis pemalu dan lugu itu, kini sudah 100% terlihat seperti ... wanita penggoda. Ya. memang itulah gelar yang akan disandang Shaylenna mulai sekarang."Morning to, Flower!” jawabnya dingin sambil memijat ringan tengkuknya."Sst, ingat-ingatlah Tuan. Flower sudah mati. Yang berdiri di hadapanmu sekarang, adalah wanita bernama Shaylenna. Bukankah kau sendiri yang memberiku nama Shaylenna?” koreksi Shaylenna sambil mendekatkan wajahnya dekat dengan Alex. Shaylenna mengecup pipi Alex lembut dan bertempo lama. Gadis yang sudah sepenuhnya mengubah dirinya itu, menjadi sosok Shaylenna si calon idola ranjang yang benar-benar bertingkah seperti penggoda ulung."Oh ya! Aku lupa. Kau Shaylenna.” Shaylenna tersenyum tipis. Dia berhasil menggoda pria yang dinginnya keterlaluan itu. “Tuan, di mana kamarku? Dan aku tidak memiliki baju 1 helai pun disini,” katanya sambil menatap Alex yang masih terduduk malas diranjang."Semuanya sudah ku atur. Asistenku, Madam Alice akan datang sebentar lagi,” jawab Alex, lalu bangkit dan menghampiri Shaylenna yang refleks mundur sehingga kakinya terbentur meja di belakangnya. Alex pun tak bisa menyembunyikan senyum tipisnya. "Shaylenna kau bilang? Kenapa malu dan takut begitu?” kata Alex sambil menarik pinggang Shaylenna ... merapat pada tubuhnya."Aku hanya belum terbiasa,” jawab Shaylenna sedikit kikuk, membuang jauh sifat gugupnya. Senjata makan tuan. Niat hati ingin menggoda Alex, malah dia yang dibuat kikuk oleh makhluk yang tercipta sempurna itu. Alex mengamati wajah merona gadis di depanya. Bibirnya menjadi titik fokusnya. Bibir yang kecil dan lebih tebal di bagian bawah dengan warna merah alami yang menggoda. Alex tak tahan untuk tak mengecupnya walaupun sekilas, tapi Shaylenna malah membalasnya lebih. "Bagaimana Tuan? Morning Kiss ku tadi sudah membuatmu yakin jika aku Shaylenna Hm?” tanyanya sensual sambil mengecupi rahang Alex dan mengusapi perut six pack yang telanjang itu dengan berani."Ya, kau Shaylenna. Sekarang minggir. Aku mau mandi.” Sialan kau Flower. Aku tidak pernah menginginkan wanita mana pun lebih dulu kecuali itu dirimu. Kesal Alex membatin.Setelah Alex pergi, entah kenapa bayang-bayang sang Ayah yang terbaring mengenaskan di rumah sakit, membuat sosok Flower tiba-tiba muncul dan membuat bulir air matanya jatuh begitu saja. Flower duduk bersandar di tepi ranjang sambil memeluk lututnya dan menangis terisak. Ayah ... kau harus sembuh. Aku melakukan semua ini untukmu. Aku tidak peduli dengan hidupku dan masa depanku. Aku hanya ingin bisa kembali melihat senyum ayah yang membuatku tegar dalam menghadapi semua cobaan ini. ayah, untukku. kumohon berjuanglah untuk sembuh , Aku sangat menyayangimu. Alex yang sudah keluar dari kamar mandi, hanya bisa tertegun melihat wanita yang akan menjadi gudang uangnya itu kembali terlihat rapuh dan lemah seperti semalam. "Kau masih mengakui jika dirimu Shaylenna?” kata Alex sambil bersedekap dada. Menatap Shaylenna sambil tersenyum miring, mengejek."Biarkan aku menangisi Flower untuk yang terakhir kalinya,” ucapnya penuh keyakinan. Mengingat Flower yang terkubur di dalam dirinya, menambah luka tersendiri untuknya. Jika saja, Flower lebih berani dan tidak mudah mempercayai kakaknya Jane. Mungkin hidupnya tak akan berakhir malang seperti ini."Terserah padamu! Yang terpenting buatku, lakukan tugasmu dengan baik. Jadilah IDOLA RANJANG di klub ku. Kini kau gudang uangku, untuk melunasi semua hutang-hutangmu itu!” tegas Alex kembali ke sifat iblisnya. Dingin dan sinis. Alex pun pergi, meninggalkan Flower sendiri dengan kerapuhannya. Nasib gadis malang itu benar-benar menyedihkan. Di usianya yang masih muda, dia harus terlilit hutang yang sangat banyak. Dan sekarang, dia harus menjadi seorang jalang untuk melunasi hutangnya pada pria yang sudah membelinya, dan tidak ada seorang pun akan ada yang menolongnya.Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Seorang wanita setengah baya sekitar 40 tahun dengan tampilan elegan dan glamor menghampiri Shaylenna. “Kau Shaylenna?” tanya wanita itu. "Ya madam,” jawab Flower sambil menyeka air matanya."Madam Alice. Panggil aku Madam Alice Sayang,” ucapnya mengoreksi sambil mendekat dan mengelus rambut Flower lembut. Flower hanya diam dengan sisa tangisnya yang tergugu.Muda, cantik dan anggun. Aku yakin keinginan Tuan akan tercapai."Madam, boleh aku memelukmu? Aku sangat rindu ibuku.” madam Alice tertegun. Tak terasa matanya berkaca-kaca oleh permintaan sederhana itu. "Tentu, Sayang! Kau boleh memelukku kapan pun kau mau.”Akhirnya, madam Alice menarik Flower ke dalam pelukannya. “Siapa kau sebenarnya, Sayang?” tanya madam Alice sambil mengusap lembut punggungnya."Aku Flower. Tapi keadaan memaksaku menjadi Shaylenna,” tuturnya jujur. Flower merasa, madam Alice orang yang tepat untuk mengetahui rahasianya. Dia yakin, madam Alice tidak akan membocorkan identitasnya pada siapa pun. Pelukannya juga, membuatnya merasa seperti memiliki ibu—lagi. "Apa maksudmu Sayang, aku tidak mengerti?” "Hidupku sudah berubah. Aku bukan lagi gadis bernama Flower yang bisa menikmati kehidupannya walaupun sulit. Kini, aku wanita bernama Shaylenna. Hidupku, duniaku akan berakhir disini, dalam kubangan dunia hitam ini.” "Tenanglah Sayang. Aku akan selalu ada untukmu. Kau harus kuat, takdir tidak sedang berpihak pada kita. Kita adalah orang-orang terpilih yang menjalani semua ini karna keterpaksaan. Hidup yang kita jalani sangatlah keras. Yakinlah, semuanya akan indah pada waktunya, ya?”Flower hanya mengangguk. Kembali gerak matanya menatap madam Alice. “Bolehkah aku memanggilmu, Mommy?” tanya Flower, “ dan tidur sekamar dengan mu?” lanjutnya."Tentu sayang. Kau boleh memanggilku sesukamu, dan jangan lupa. Aku yang bertanggung jawab atasmu. Tuan juga sudah memberiku syarat-syarat khusus untukmu!” kata madam Alice."Terima kasih, Mom. Aku bahagia. Rasanya aku memiliki seorang ibu lagi,” Flower tersenyum lebar. Tapi mengingat perkataan Madam Alice tadi, alisnya sedikit menukik, “Maksud perkataan Mommy tadi apa? Syarat apa?” lanjutnya tak mengerti."Nanti Mommy jelaskan dikamar. Sekarang kita ke kamar. Kau harus memakai baju agar tidak masuk angin,” kata madam Alice.Cup! “ Aku sayang padamu Mom. Selama ini, hanya kau satu-satunya orang yang peduli padaku,” kata Flower setelah mengecup pipi wanita setengah baya itu, dan wanita itu hanya membalasnya dengan tersenyum.Apakah punya seorang putri akan sebahagia ini? Lirih madam Alice dalam hati sambil memandangi lekat-lekat wajah Flower yang cantik. Mereka pun keluar dan menuju kamar madam Alice yang akan menjadi kamar sekaligus tempat tinggal Flower mulai saat ini. Begitu Flower sampai, pandangannya menjelajahi kamar yang agak besar dengan 1 ranjang Queen size nya dan meja rias yang penuh dengan peralatan make up. Ada lemari pakaian berukuran besar dengan 2 pintu yang berdiri kokoh di dekat meja rias. “Ini pakaian untukmu Flow,” ucap Madam Alice sambil memberikan gaun berwarna merah menyala dan berukuran minim."Mom, panggil aku Shaylenna! Flower tidak mungkin memakainya!” kata gadis yang sudah menjadi sosok Shaylenna seutuhnya itu sambil terkekeh dan mengambil baju itu dari tangan madam Alice."Kau sangat menakjubkan sayang. Aku mengerti, dan aku salut padamu! “ Madam Alice, adalah wanita yang memiliki kuasa atas para wanita yang dijual di klub itu. Tentunya setelah mendapat kepercayaan penuh dari tuannya, Alex. Dia sudah bekerja di sana selama 20 tahun, sejak usianya masih 20 tahun. Dan sayangnya, nasibnya juga sama seperti Shaylenna, dijual oleh orang terdekatnya. Peraturan di klub itu sangat ketat. Para pelanggan tak bisa seenaknya mengajak para jalang di sana untuk One Night Stand di luar. Sudah ada kamar khusus yang tersedia, dan itu pun beragam fasilitasnya, sesuai dengan tarif pembayaran tentunya. Tak sembarang orang bisa memakai jasa para wanita pelacur di sana, jika tidak ber uang atau hanya kalangan bawah saja. Bisa dikatakan hanya kalangan billionaire saja yang akan mampu membeli jalang-jalang di sana. Klub itu memasang tarif yang mahal, tapi meskipun begitu, klub itu tetap menjadi nomor 1 dan terkenal di kota itu.Madam Alice tertegun melihat penampilan Shaylenna yang boleh di bilang nakal dan menggoda itu. Gaun yang diberikannya, melekat erat di tubuhnya yang tidak terlalu berisi. Pas pada porsinya tersendiri. Shaylenna melangkah pelan menghampiri Madam Alice yang terdiam melihatnya. "Bagaimana, Mom?” tanya Shaylenna sambil bersedekap dada."Kau terlihat sangat nakal, sexi dan menggoda Sayang!” jawab madam Alice, membuat ke 2 perempuan itu, tertawa."Mom, sekarang kau harus merubah ku secara total! “ ucap Shaylenna sambil duduk di meja rias. "Baiklah. Apa yang kau mau, Shaylenna ku yang nakal?”"Ubah aku sepenuhnya. Buang cerminan Flower dalam diriku sampai-sampai orang tidak akan mengenaliku lagi. Buat penampilanku menjadi Shaylenna yang akan menjerat semua pria karena tak tahan dengan pesona kebinalannya. Karena mulai sekarang, hanya Shaylenna yang akan hidup dan Flower sudah mati! “ ucapnya sambil memandang dirinya di cermin.Madam Alice, hanya mengangguk dan menepuk pundaknya pelan. "Baik Shaylenna. Kita lihat. Perubahan macam apa yang bisa aku perbuat untuk mu yang baru ini, sayang ....”Madam Alice mulai melakukan tugasnya. Dia melakukan perubahan untuk semuanya. Semua orang pasti takjub melihatnya dan akan bertanya, siapa sosok yang menggoda itu? "Sayang, aku pastikan kau akan benar-benar menjadi IDOLA di klub ini!” kata madam Alice sambil memberikan polesan - polesan lembut dikulit wajah Flower yang biasa natural tanpa make up. "Tentu, Mom. Lihat saja, semua pria akan takluk di bawahku,” jawab Shaylenna sambil memainkan anak rambutnya."Wow! Apa malam ini kau sudah siap, Sayang?” madam Alice kembali menguji mental seorang Shaylenna didepanya sembari menyisir rambut Shaylenna yang sudah dia rombak total itu.Shaylenna menatap pantulan dirinya dicermin. Perubahan dirinya terlihat sangat signifikan. Jika Flower adalah seorang gadis polos dengan rambut hitam panjang, wajah tanpa make up dan kemeja kebesarannya, maka lain halnya dengan Shaylenna. Mereka dua sosok yang sangat berbeda. Dari penampilannya saja, sudah terlihat jika Shaylenna adalah jenis wanita penggoda. Shaylenna meremas telapak tangannya yang berkeringat. "Emm ... kalau boleh jujur, sebenarnya aku takut. Selama ini, aku tidak pernah berdekatan dengan pria mana pun, tidak ada yang pernah menyentuhku. Hanya tuan Alex saja dan itu pun hanya tadi malam.”Madam Alice tersenyum renyah, kemudian memeluk erat tubuh Flower dari belakang. “Sayang, seandainya aku mampu dan punya banyak uang. Aku akan melepaskanmu dari sini. Tapi, semua ini berada di luar kuasaku,” ucap madam Alice lembut. Gadis itu membuat sisi keibuan nya terketuk, “ Apa yang membuatmu bisa berakhir ada disini? Aku tau, kau adalah gadis baik-baik.” lanjutnya. "Kau bisa menceritakan semuanya padaku. Kau menganggapku ibu ‘kan? Jadi berikan aku sedikit beban dalam hidupmu yang sangat keras ini, Sayang.” imbuhnya dan Shaylenna mulai terisak.Shaylenna menggeleng pelan. "Aku tidak ingin, orang baik sepertimu mendengar kisah hidupku yang pahit ini,“ ucapnya. "Ceritakan saja sayang, aku akan mendengarkan. Apa pun itu .... “Shaylenna menghela nafasnya kasar. Mata berairnya terpejam beberapa kali sehingga butiran bening itu jatuh tanpa disadarinya. Untuk saat ini, dia belum bisa untuk menceritakan semua beban hidupnya. Hal itu akan lebih memperdalam luka dan sakit hatinya. Dia akan kembali rapuh, dan bagaimana dia akan menjadi Shaylenna jika bayangan akan ayah dan sosok Flower dalam dirinya kembali terbayang dan ingin kembali menguasainya? Tidak! Untuk saat ini. Biarlah hanya dia dan tuhan yang tau."Mom, maafkan aku. Aku belum bisa untuk menceritakan semua itu. Aku butuh waktu. Terus mengingatnya, akan membuatku kembali rapuh,” ujar Shaylenna, sambil memegang tangan hangat yang masih memeluknya itu."Baiklah, Sayang. Kapan pun kau mau bercerita, aku akan selalu ada untukmu. Kau tidak perlu sedih atau takut. Yakinlah, semua yang kau lakukan, akan membawa hidupmu menuju kebahagiaan. Percayalah, Tuhan itu selalu ada untuk orang-orang baik dan lemah seperti kita,” kata madam Alice sambil mengecup puncak kepalanya."Baiklah sayang, sekarang sudah waktunya. Kau siap?” tanya madam Alice dan Shaylenna hanya menunduk tanpa menjawab, "tidak apa, jika malam ini kau belum siap. Kau bisa melakukannya besok,” lanjutnya. "Tidak Mom. Menunda waktu tidak baik untukku. Because My Time Is Money!” jawabnya sambil tersenyum lebar."Baiklah Sayang. Jika kau sudah yakin, mari kita mulai hidup barumu, Shaylenna!” kata Madam Alice, melepaskan pelukannya dan menggenggam erat tangan Shaylenna.***
Hari sudah malam. Madam Alice dan Shaylenna, keluar dari kamar dan menuju ruangan khusus, tempat para pelanggan akan menentukan pilihan wanita yang akan memberinya kepuasan malam itu.
Dan inilah awal hidup Shaylenna. Di mulai dari sebuah klub, dan entah akan berakhir di mana.Takdir yang akan menentukan semua itu untuknya.Tersedia versi cetak juga.
Madam Alice membawa Shaylenna ke sebuah ruangan mewah yang menyerupai sebuah aula. Di ruangan itu, sudah ada beberapa wanita dengan pakaian minim dan make up tebal, duduk berjejer rapi dengan anggun sambil menyilangkan kaki. Mereka menampilkan pose terendah, untuk memikat para kaum lelaki."Sayang, kau harus duduk di sebelahku dulu,” kata madam Alice sambil menunjukkan kursi di sebelahnya dan Shaylenna hanya mengangguk kemudian mengikuti perintahnya. Ruangan itu, tertata rapi dengan deretan kursi berjejer di samping kanan, dan sofa mewah berjejer di samping kirinya. Di samping kanan, sudah ditempati oleh para wanita se Profesi dengannya, dan di samping kiri, adalah singgasana para pelanggan yang dijuluki sebagai raja.Pepatah mengatakan, pembeli adalah raja. Dan aturan itu, tentu sangat berlaku disini. Karena tugas para wanita yang sudah terbeli, harus patuh dan memuaskan keinginan mereka.M
Shaylenna sudah membuang jauh, sosok Flower dalam dirinya. Sepenuhnya dia akan menjadi sosok Shaylenna yang akan memuaskan lawan mainnya diranjang. Ini malamnya, dan lebih cepat melakukannya, maka bebannya akan sedikit berkurang. Malam ini, dia hanya akan melayani 1 pria saja, dan pria yang membelinya, memiliki sifat lembut seperti tuannya. Shaylenna masih tetap mengusap lembut wajah pria tampan di depannya. Tak bisa dia pungkiri, ketampanan wajah pria itu, memang membuatnya terpesona."Tuan, bolehkah aku memulainya?” tanya Shaylenna, sambil terus mengusap wajah pria yang sedang memejamkan matanya itu."Ya Anna. Puaskan aku! Akhir-akhir ini, aku sangat frustasi oleh pekerjaan. Buat aku lupa akan segalanya ...,” jawab pria itu sambil terus memejamkan mata. Shaylenna sedikit tersenyum. Pria itu tipe pria lembut. Pria tidak memaksanya, tapi memintanya untuk memuaskannya. Dan dia, akan be
Shaylenna menghela nafasnya gusar. Dia menyiapkan dirinya untuk menceritakan tentang sosok Flower dan kehidupannya dulu.“Mom, aku tidak akan banyak cerita tentang Flower dan kehidupannya dulu. Hanya saja, aku ingin Mommy tau, jika aku punya seorang ayah dan seorang saudara tiri perempuan,” ujar Shaylenna memulai kisah hidupnya."Ayahku sakit-sakitan dan dirawat di rumah sakit, sejak 5 tahun lalu. Ayahku menderita penyakit kanker otak stadium akhir. Putrinya, yang dulu bernama Flower adalah gadis tangguh dan pantang menyerah. Untuk membiayai kehidupannya sehari-hari, Flower bekerja sebagai buruh cuci piring, dan tukang sapu di jalanan."Tapi, hari itu ... dokter memberitahu Flower, jika ayahnya harus di operasi dan butuh biaya banyak. Apalagi hutang pada rumah sakit, sudah sangat banyak dan harus segera dilunasi. Flower berusaha meyakinkan dokter untuk melakukan operasi pada ayahnya, dan berjanji akan melunasi semu
Shaylenna sudah membersihkan tubuhnya untuk menghilangkan bekas persetubuhan yang ke dua kalinya tadi. Dia keluar dari kamar mandi, dengan bathrobe nya yang mengundang gairah pria. Dandi ranjang itu, seorang pria duduk dan menatapnya tajam.Shaylenna diam mematung. Tatapan tajamnya mengintimidasi. Shaylenna merasa ada hal aneh dari pria di depannya itu. Entah hanya perasaannya saja atau ...? Tapi aura pria itu, jelas membuatnya takut. Mirip seperti Tuan Alex. Batinnya.Melihat tatapan tajam dan seakan membunuh itu, Shaylenna memberanikan diri melangkah mendekatinya, dan pria itu pun berdiri menyambutnya."Tuan ... “ Shaylenna sedikit gemetar ketakutan. Jangan sampai pria itu melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya. Sudah cukup, hatinya saja yang hancur, dan dia tidak mau, tubuhnya juga tersakiti di sini."Cuihhh! “ Pria itu menoleh dan meludah kasar. Menatapnya jijik, lalu mencengkeram kedua lengannya kasar h
"Aku Max!”Hanya nama singkat itu yang pria itu katakan. Dia kira Shaylenna peramal yang akan tau kepanjangannya. Shaylenna yang kelewatan polos, malah terbengong dengan mulut yang sedikit menganga, membuat pria itu tersenyum tipis melihat kebodohan wanita yang menjadi jalang di klub yang di datanginya tadi malam."Jangan menatapku begitu. Mau tidak keluar dari kamar membosankan ini?” tanya Max sambil menggulung lengan kemejanya yang sebenarnya sudah kusut. Rasa khawatir, membuatnya sampai lupa untuk menyuruh bawahannya membelikan pakaian ganti.Shaylenna hanya mengangguk, mengiyakan ajakan pria asing itu.Max mengambil kursi roda kemudian membantu Shaylenna duduk di kursi roda itu. Setelahnya, dia mendorong kursi roda itu keluar dari ruang rawat inap Shaylenna.Sepanjang melewati koridor, tentu saja keberadaan Max menarik perhatian beberapa pasang mata yang kebetulan berpapasan.Tiga orang per
Sudah 15 hari Shaylenna pulang dari rumah sakit. Dia sudah sembuh dan kembali menjalani profesinya. Dan terhitung sudah 20 hari Shaylenna menjalani kehidupan malamnya, bukti perjuangan seorang anak untuk ayahnya.Tak jarang, dia mendapatkan tatapan sinis dan iri dari wanita di klub itu, karna posisi Shaylenna tak terganti. Dia masihlah menempati posisinya sebagai idola ranjangMalam itu, Shaylenna kembali memasuki aula, di mana para pria akan membeli dan menggunakannya. Lalu, entah sengaja atau tidak, Shaylenna melihat kakaknya Jane, berada dalam barisan wanita seperti dirinya."Apa yang dia lakukan disini?” lirih Shaylenna. Dia menatap cemas dan takut. Bagaimana jika Jane menghampirinya? Jane akan tau siapa dirinya, dan seperti biasa Jane akan mengolok-olok statusnya sekarang.Shaylenna bersyukur, begitu madam Alice memanggilnya. Seorang pelanggan sudah menunggunya disalah satu kamar, dan hal itu membuat Shay
Shaylenna mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia masih belum percaya, jika kakaknya, Jane benar-benar berdiri di depannya. Dia tidak sedang bermimpi. Bagaimana Jane bisa menemukannya alias mengetahui identitasnya?"Ohhh, jadi ini Idola ranjang itu? Dasar munafik! Wanita licik!” umpat Jane sambil menarik rambut Shaylenna kuat sehingga membuat Shaylenna meringis kesakitan."Argh ... lep--pas kak. Sa—kit!”Shaylenna mengambil tangan Jane, dan melepaskannya dari rambutnya. Meskipun kondisinya masih sangat lemah, dia harus bangkit untuk melawan kakaknya itu. Karena dia Shaylenna, bukan lagi Flower yang lemah."Saat ku jual kesini, kau menangis meraung-raung. Sekarang, Setelah kau melihat uang dan merasakan bagaimana kepuasan bermain dengan pria, kau menjual tubuhmu. Dasar munafik! antas saja semua wanita disini membencimu! Kelicikan mu dengan tampang polosmu itu berhasil menjera
Flower terbangun karna sinar matahari pagi yang mulai menyengat kulitnya. Dia menguap dan meregangkan ototnya perlahan. Tertidur telungkup di pemakaman, bukan hal yang mudah. Tubuhnya sakit dan pegal dimana-mana.Flower, menatap dalam nisan di depannya. Air matanya kembali jatuh. Di usapnya pelan nisan bertuliskan nama ayahnya itu. “Maaf aku harus pergi, Ayah. Aku yakin, saat ini sedang menjadi buronan Alex! Suatu hari nanti, aku akan mengunjungi Ayah lagi. Aku janji,” ucapnya pelan dengan air mata tak terbendung. Dia pun pergi dari tempat itu dengan menahan rasa sesak yang mendera.Flower menghentikan taxi dan menunjukkan sebuah alamat pada sopir itu. Dia tidak berniat untuk kembali ke rumah lamanya. Di sana ada Jane. Jane pasti akan kembali menyerahkannya pada Alex.Flower akan ke toko pakaian kecil, untuk membeli baju. Karna bajunya saat ini, sudah sangat kotor dan tak layak pakai. Setelahnya, dia akan mencari kontrakan kecil yan
1. Idola Ranjang (Alex -Flower) > Tersedia versi cetak, GoodNovel dan apk yang lain 2. King Bastard For Beauty Slut (Maxime-Katherine) > Tersedia versi cetak, ebook apk 3. The King Of The World 1 (sekuel idola ranjang. Cerita tentang Peter yang harus terlibat konflik dengan Alex yang merupakan ayah biologisnya sendiri) > Ekslusife di ungu 4. The king of the world 2 (Kisah cinta Peter dan Jasmine, anak Maxime. Menjadi awal mula cerita Jerk Husband.) >Tersedia versi cetak 5. Jerk Husband ( Luke-Anna. Pernikahan balas dendam) > Tersedia versi cetak, ebook, Goodnovel dan apk yg lain. Dan masih banyak series lainnya. Info lebih lengkap, silakan dm aku di i* (riskihakiki29) terima kasih.
Paris, 15 tahun kemudian."Luke, Luke! Di mana kau?" panggil seorang pria ber jas mahal yang sudah lepas dari tubuh atletis nya. Dia Alexander. Pria dingin penguasa kota Paris itu, nyatanya menjadi sosok ayah yang baik untuk kedua anak kembarnya. Alex tak membiarkan anak-anaknya kekurangan kasih sayang. Dia mencukupi semuanya, bahkan menjadi sosok ibu pun dia lakukan agar anak-anaknya setara dengan anak-anak lainnya yang memiliki ibu.Seorang pelayan tergopoh menghampirinya. Terlihat raut wajah khawatir nampak di wajah pelayan itu. “Tuan. Tuan Luke sedang menghukum beberapa bodyguard di kamarnya," ucap pelayan itu sambil menunduk, dan Alex segera melempar jas yang dipegangnya dengan kasar. Sudah sering Alex mendengar Luke yang bertindak semena-mena pada pelayan juga bodyguard nya."Astaga, anak itu ... " lirihnya.Alex melangkah dengan terburu menghampiri kamar Luke yang berada di lantai atas, dan begitu dia membuka pin
**Beberapa bab hanya tersedia versi buku*****Alex menggerakkan kursi rodanya menuju jendela besar tempat favorit Flower melihat pemandangan hutan bersalju yang selalu membuatnya takjub berlebihan. Karena kesalahannya, dia sudah membuat Flower benar-benar menghilang dari dunianya. Setiap detik nya Alex hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kebodohan nya, membuatnya kehilangan wanita yang dia cintai. Merindukan Flower masih terus membayanginya. Sehingga Alex selalu membawa pergi ponselnya yang berisi kenangan wajah cantik Flower nya. Sudah 9 bulan, tapi dia masih yakin. Flower masih hidup untuk kembali dan menjadi miliknya.Usia kehamilan Jane pun sudah menginjak 9 bulan, dan penderitaannya selama ini akan segera berakhir. Memang, selama beberapa bulan terakhir Alex memilih kembali ke mansion nya di Bonneval Surc arch. Efek morning sickness membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Sesuatu yang disebut mengidam dan ditunggu - tunggunya pun tak pernah
Hidup memang tak bisa ditebak. Siapa sangka seorang Alexander akan frustasi hanya karna seorang jalang yang meninggalkannya. Sudah beberapa bulan, tapi harapan Alex untuk bertemu Flower semakin pupus.Alex hanya bisa menunggu dan terus mencari. Tapi semuanya tetap tak ada titik terangnya. Saat ini, Alex sedang berada di salah satu restoran mewah dengan kolega bisnisnya, dengan Theo yang selalu setia mendampinginya. Tiba-tiba seorang wanita datang, dan memegang tangannya."Hey! Apa yang kau lakukan, Jane?!" tanya Alex. Dia masih memanggil Jane dengan namanya. Beruntung, dia sedang berada di depan koleganya. Jika tidak, Alex sudah mengatainya jalang dan melemparkannya keluar restoran."Ikuti aku, Tuan atau yang akan aku katakan akan membuat Anda malu di sini," bisik Jane dan Alex dengan wajah kesal, bangkit dan mengikutinya. Theo yang melihat lirikan mata Alex, mengangguk mengerti. Dia harus mengalihkan kolega bisnis Alex sejenak.Alex mengi
Rose sedang berada di taman samping mansion. Tempat yang dulunya kosong hanya terdapat beberapa pohon itu, kini sudah cantik dan asri dipandang mata. Tanaman bunga mawar yang Rose tanam sudah berbunga dengan warna merah cantik merekah. Membuat siapa pun akan betah berlama-lama di sana.Rose bersenandung ria sambil memetik beberapa tangkai Mawar lalu dia masukkan ke dalam vas. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak tinggal bersama Max selama 1 bulan 1 minggu lamanya. Pelayan yang ikut menemaninya hanya ikut tersenyum. Melihat Nona nya yang dulunya selalu murung itu, kini selalu menampakkan wajah bahagia setiap harinya.Saat pertama Rose datang ke mansion. Para pelayan menatap heran, bagaimana bisa seorang pria penguasa seperti tuannya membawa wanita yang terlihat stres dan hampir gila?Tapi, lambat laun mereka mulai menyadarinya. Ternyata saat itu, wanita itu sedang tertekan sehingga tampak menyedihkan. Wanita pilihan tuannya, nyatanya a
Sudah 2 minggu Alex berada di mansion Bonneval, mansion tempatnya dan Rose mengukir banyak kenangan. Tangis, sedih, tawa, takut, amarah, cinta semuanya terjadi di mansion itu. Alex sedang memandangi kemejanya yang selalu Flower pakai. Alex tersenyum tipis. Flower sangat menyukai kemeja itu."Kau tau Alex, aroma lembutmu ini, akan membuatku selalu merasa dekat denganmu ..."Ucapan Flower saat itu kembali teringat olehnya. "Apa saat itu, kau sudah merasakan jika kita akan terpisah, Flower?" lirih Alex sambil mengusap kemeja itu, seolah Flower berada didalamnya."Kau membuatku benar-benar gila! Apa kau tau? Aku sangat merindukanmu, kumohon beritahu padaku di mana keberadaanmu, My Flower ..." lanjut Alex ke arah kemeja yang tergeletak di ranjang kosong di sampingnya."Maaf. Tapi aku tidak bisa menghapus semua bayanganmu. Semuanya masih terekam jelas dalam ingatanku. Saat kau memejamkan mata, lalu membuka mata indah mu dan senyuman
Rose membawa Maxi ke kursi di dekat jendela yang mengarah pada pemandangan danau di depan sana. Max hanya mengikutinya lalu duduk melihat pemandangan danau di depannya yang sedang keemasan diterpa sinar matahari siang.Rose memegang bahu Max, mencoba memberikan Max kekuatan untuk mengenang luka lama, "Aku akan mengambilkanmu air.""Tidak perlu. Tetaplah disini, aku tidak membutuhkan air, aku membutuhkanmu," jawab max sambil memegang tangan Rose, dan Rose pun ikut duduk di kursi sebelah max, mengurungkan niatnya untuk pergi.Max menghela nafasnya pelan, lalu mulai menyambung cerita masa lalunya yang kelam.“Saat itu, aku berlari menghampiri ayahku yang sudah tergeletak bersimbah darah, dan ibu ku yang sudah menangis terisak di samping ayah sambil memangku kepalanya. Saat itu aku tidak peduli pada apa pun. Aku hanya sangat shock melihat ayahku sekarat di depan mataku. Dan lebih menyakitkannya lagi, karna Alex lah yang sudah membunuhnya, hing
Alex melangkah tegap, beberapa bodyguard menundukkan kepalanya saat Alex melewati mereka. Alex menuju ke sebuah gudang, tempat mangsanya sedang disiksa. Dan Alex tak sabar ingin melihat bagaimana mengenaskannya keadaan dua wanita jalang yang sudah menghancurkan hidupnya itu.Brak!Alex menendang pintu di depannya, kemudian melangkah perlahan. Dan pemandangan di depannya, membuat Alex tertawa keras. Hingga Merry dan Jane yang sedang memejamkan mata, sontak melihat ke arah Alex yang berdiri di depan pintu bak malaikat pencabut nyawa.Alex puas melihat bagaimana mengenaskannya Merry dan Jane. Keadaan mereka yang sama-sama telanjang terikat mengenaskan. Merry di atas ranjang lapuk itu dihiasi oleh luka lebam, dan bekas perbuatan kotor nan bejat. Mungkin, semalaman para bodyguard nya menggauli dan memukuli tubuh Merry tanpa belas kasihan.Jane malah lebih mengenaskan. Tangan Jane digantung ke sebuah paku ditembok. Bekas tamparan juga membekas d
Jane dan Merry gemetar ketakutan. Hidup mereka sedang berada diujung tanduk. Entah dari mana Alex bisa mengetahui semua rencana busuk mereka untuk menghancurkan Flower."Tuan ... Ma—maaf. Tapi itu semua adalah rencana Merry. Dia iri pada Flower dan mengancamku untuk turut serta menghancurkan Flower. Jika aku tidak mau, dia mengancam akan membunuhku, Tuan,” ucap Jane.Jane rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Merry. Sedangkan Merry menatap tak percaya, kenapa sekarang justru dia yang di kambing hitamkan?"Apa maksudmu, Jane? Jelas-jelas kau yang mengajakku lebih dulu untuk menyingkirkan Flower!" jawab Merry tak terima dengan apa yang dikatakan Jane tadi."Jangan bicara omong kosong, Merry! Bukankah kau yang memberi tahuku jika Shaylenna adalah Flower saudara tiriku. Kau bilang jika kau benci padanya, karna Shaylenna yang menjadi idola di klub ini, dan kau ingin menyingkirkannya dengan ban