Home / CEO / Idola Ranjang / Bab 8 - Maxime D'Orion

Share

Bab 8 - Maxime D'Orion

Author: Riski Hakiki
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aku Max!”

Hanya nama singkat itu yang pria itu katakan. Dia kira Shaylenna peramal yang akan tau kepanjangannya. Shaylenna yang kelewatan polos, malah terbengong dengan mulut yang sedikit menganga, membuat pria itu tersenyum tipis melihat kebodohan wanita yang menjadi jalang di klub yang di datanginya tadi malam. 

"Jangan menatapku begitu. Mau tidak keluar dari kamar membosankan ini?” tanya Max sambil menggulung lengan kemejanya yang sebenarnya sudah kusut. Rasa khawatir, membuatnya sampai lupa untuk menyuruh bawahannya membelikan pakaian ganti. 

Shaylenna hanya mengangguk, mengiyakan ajakan pria asing itu. 

Max mengambil kursi roda kemudian  membantu Shaylenna duduk di kursi roda itu. Setelahnya, dia mendorong kursi roda itu keluar dari ruang rawat inap Shaylenna. 

Sepanjang melewati koridor, tentu saja keberadaan Max menarik perhatian beberapa pasang mata yang kebetulan berpapasan. 

 Tiga orang perawat yang kebetulan akan ke kamar Shaylenna sambil membawa makanan, terpaksa memutar arah begitu mendengar perintah,

"Ikuti aku!” 

Tentu saja, suara Max yang datar dan dingin membuat para perawat itu mengangguk patuh. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di taman bunga mawar samping rumah sakit, yang kebetulan masih agak sepi. 

"Mana makanannya?” kata Max dan perawat itu kembali menghela nafasnya kasar sebelum memberikan nampan makanan yang dia bawa. Bagaimana seorang pria bisa sedingin dan sedatar itu? Pikirnya.

Shaylenna juga tak kalah terkejutnya, pria itu cepat sekali mengubah tatapan, mimik wajah, bahkan intonasi nada bicaranya. Heran? Seperti jelmaan manusia jadi-jadian saja. Batinnya. 

Max duduk bersila di hadapan Shaylenna, membuat Shaylenna refleks menggerakkan kursi rodanya ke belakang. Tapi, Max dengan cepat menahannya. 

"Apa yang ingin kau lakukan huh?!” tanya Max sambil menatapnya tajam. 

"Enggh ... Tuan duduk di bawah, saya duduk di atas. Itu tidak sopan,” kata Shaylenna sambil menunduk takut, dan Max tau jika nada bicaranya tadi yang membuat Shaylenna kembali ketakutan berada di dekatnya. 

"Please Shaylenna ... diamlah. Aku tidak masalah. Sekarang makan!”  Shaylenna hanya mengangguk. Lalu saat dia hendak mengambil nampan makanan yang berada di meja kayu sampingnya. 

"Siapa yang menyuruhmu makan sendiri?”

“Eh?” kembali Shaylenna dibuat bingung. Tadi, disuruh makan, sekarang dia bilang siapa yang suruh! Apa sih maunya pria ini?  Lirihnya dalam hati. 

Lalu, tiba-tiba saja, sendok dengan bubur hangat itu, sudah berada di depan bibirnya. Dan Shaylenna masih menatap bingung.

"Buka mulutmu. Kau makan, tapi aku yang akan menyuapimu.” 

Shaylenna mengerjapkan bola matanya dengan raut wajah bingung, tapi dia juga bersedia membuka mulut untuk menerima suapan itu. Dia tidak mau, pria bernama Max itu, kembali menunjukkan taringnya lagi. 

 Acara sarapan pagi Shaylenna selesai. Max tetap duduk bersila di depannya dan menatapnya dalam diam. Shaylenna yang menjadi pusat perhatian Max, menunduk kikuk. Dia juga merasa risih jika di perhatikan seperti itu. Apalagi dengan penampilannya yang acak-acakan seperti ini. 

“Aku, Maxime D’orion. Sekali lagi ,maafkan aku,” lirihan itu, membuat Shaylenna membuka mulutnya tak percaya. Pria menakutkan itu minta maaf untuk yang ke dua kalinya. Pria yang tadi malam, begitu brutal menyiksanya sampai pingsan. 

Shaylenna belum menjawab, dia masih mencerna setiap kata yang keluar dari bibir tipis di depannya.  

"Hey, Shaylenna. Kau tidak apa-apa?” Max mengguncangkan tubuh Shaylenna,  karna Shaylenna hanya diam dan menarik nafasnya tersengal. 

"Enggh, ya, Tuan. Aku baik-baik saja ...,” jawabnya sambil mengusap wajahnya yang pasti sudah memerah.

"Lalu,  apa kau mau memaafkan ku?” tanya Max,  sambil menatap wajah yang sudah merona di depannya. Berharap wanita itu mau memaafkan kebrutalan nya. 

"Ya, Tuan. Tentu saja. Aku bisa merasakan kesedihanmu dan kekecewaan yang begitu besar dari tatapan matamu tadi malam, sehingga membuat mata dan hatimu buta sampai-sampai tidak menyadari jika aku bukan wanita itu, Ups!“ 

Shaylenna menutup mulutnya yang keceplosan. Dia yang ceroboh, malah tidak bisa mengontrol mulutnya di saat seperti ini. 

"Maaf, Tuan,” Shaylenna menunduk dan menyatukan kedua tangannya di depan Max. Dia terdiam beberapa saat menunggu jawaban dari pria dingin di depannya. 

"Pfftt, hahaha ... ” Max tertawa lebar,  sambil terlentang di hamparan rumput .

"Wait!  Lihat Pria dingin itu bisa tertawa lebar seperti itu!”  kata seorang perawat yang menjadi korban kedinginan sifat max. Mereka kebetulan lewat  dan tak sengaja melihat hal yang mereka pikir akan mustahil di sana

"Ya. Kukira ... dia cuma bisa memasang wajah menakutkannya itu,” jawab perawat satunya. 

"Ternyata, wanita itu yang membuatnya bisa tertawa lebar seperti itu. Pasangan yang serasi,  pria dingin dengan wanita lembut,” balas perawat yang pertama bicara tadi. 

Bukan hanya perawat itu yang shock melihat Max tertawa lebar seperti itu,  Shaylenna yang berada di dekatnya pun tak kalah kagetnya. 

Dia menyangka, jika pria bernama Max itu, akan kembali marah dan berkata dengan nada sinis dan dinginnya. Tapi, anehnya pria itu malah tertawa lepas dan terlentang di rumput seperti anak kecil. 

Setelah Max lama terdiam dari tawanya, Shaylenna mencoba menunduk untuk melihat apa yang terjadi, sehingga Max tiba-tiba diam. Tapi, naas.  Kursi rodanya terdorong ke depan karena dia mencondongkan tubuhnya terlalu rendah, dan ... 

 Brugh!  Shaylenna jatuh di atas tubuh Max,  dan Max refleks memeluknya. 

Deg, deg, deg. 

 Entah kenapa jantung Shaylenna berdetak hebat. Posisi tubuhnya terlalu intim. Bukannya dia tidak pernah merasakan pelukan pria, bahkan hal paling intim sekalipun menjadi rutinitas sehari-harinya. Tapi dekat dengan Max seperti ini, membuatnya seperti bukan lagi sosok Shaylenna, melainkan Flower yang kikuk saat dekat dengan pria. 

Shaylenna mencoba bangkit. Tangannya yang masih terpasang jarum infus, membuatnya sedikit kesusahan. 

"Kau punya riwayat penyakit jantung rupanya ...,” ucap Max setelah membantu Shaylenna bangkit dari atas tubuhnya, dan duduk merumput—berhadapan dengannya. 

"Jangan meledekku!”  sungut Shaylenna kemudian  menatap langit biru di atasnya, “tidak lucu.” Lanjutnya. 

Max menoleh sejenak ke wajah cantik itu. Ada sesuatu dalam diri perempuan wanita itu, yang membuatnya merasa hidup kembali. "Kau harus berteman denganku!” Perkataannya tentu saja, membuat mata Shaylenna membola. 

“Eh?!”

“Kenapa? Kau tidak mau berteman dengan pria yang hampir membunuhmu?”

Shaylenna menggeleng kuat. Dia tidak setuju dengan asumsi Max tadi. “Bukan seperti itu, Tuan,” tukasnya, “aku masih ingat, perbedaan status di antara kita,” jelasnya. Sungguh, dia hanya ingin meratapi nasibnya sendirian, dan tidak mau melibatkan seorang pun di dalamnya. 

“Pertemanan tidak memandang status Shaylenna!” balas Max sedikit mengeram kesal. “Katakan, kau mau berteman denganku. Karena jika tidak? Maka aku akan—“

“Baiklah, Tuan,” potong Shaylenna cepat, sebelum terjadi sesuatu yang buruk lagi menimpanya yang disebabkan pria aneh itu, “kita berteman sekarang.” Lanjutnya, dan tentu saja membuat sudut bibir teman barunya itu melengkung membentuk sebuah senyuman.

"Tapi, panggilan tuan itu bukan untuk teman, Shaylenna. Namaku, Maxime. Panggil aku, Max atau terserah kau ingin memanggilku apa? Asal jangan aneh-aneh.”  Perkataan Max kali ini, membuat Shaylenna tertawa tipis. 

“Baik, Maxi. Aku panggil Maxi saja, agar kesannya sedikit manis,” balas Shaylenna, “oiya, Rose Flower. Panggil aku Flower.” Lanjutnya membuat sebelah alis Max menukik—bingung. 

Kesunyian di antara mereka, membuat Shaylenna bersuara lagi. "Aku tau kau bingung, Maxi. Aku akan memberitahumu karena kau temanku. Jangan panggil aku Shaylenna, karena Shaylenna itu, adalah  nama jalangku,” kata Shaylenna sambil menunduk dan tersenyum masam. 

Max yang melihat kesedihan itu, memegang dagu Shaylenna dan membawanya menghadapnya. 

 "Hey, Rose. Jangan pernah sebut dirimu jalang di hadapanku. Aku benci itu. Kau temanku, dan aku akan menghukummu jika kau masih mengatakan hal itu di depanku!” kata Max membuat Shaylenna tersenyum. Ternyata sosok dingin itu,  bisa berubah lembut dan baik. Sehingga, membuat bulir air mata jatuh begitu saja di sudut matanya. 

"Hey, kenapa menangis Rose? Apa kau terpaksa berteman dengan pria angkuh sepertiku?” tanya Max dan Shaylenna menggeleng sambil tersenyum tipis. Panggilan Rose untuknya terasa istimewa. 

"Bukan seperti itu, Maxi. Aku merasa bahagia. Terima kasih, kau orang ketiga yang peduli padaku di dunia ini,” kata Shaylenna dan Max tersenyum, memperlihatkan sedikit lesung pipi miliknya. 

"Maafkan aku untuk kejadian semalam, Rose. Aku hampir membunuhmu,” ucap Max penuh penyesalan sambil menatap langit biru cerah di atasnya. 

"Ya ... aku memaafkanmu. Aku tau, tadi malam itu bukan dirimu. Dia adalah sosok kekecewaanmu atas pengkhianatan seseorang benar ‘kan?” tebak Rose dan  Max mengangguk membenarkan. 

"Sebagai temanmu, aku hanya ingin bilang Maxi. Kau harus tau alasan wanitamu itu melakukan pengkhianatan itu. Semua wanita, tidak mau berakhir menjadi seorang jalang. Jika boleh memilih,  lebih baik aku mati dari pada harus setiap jam tubuhku di jamah oleh bermacam-macam pria,” kata Shaylenna, membuat Max kembali menoleh menatapnya. 

"Ceritakan hidupmu, Rose,”  sergah Max membuat Shaylenna menoleh dan tersenyum lembut padanya. 

"Kau pun juga harus menceritakan kisah hidupmu. Aku hanya ingin tau, kenapa kau frustasi seperti semalam ...,” balas Shaylenna dan Maxime  mengangguk setuju. 

Shaylenna menghembuskan nafasnya pelan. Max adalah orang kedua yang akan tau seluk beluk kehidupannya. 

“Aku Rose Flower. Aku masih punya seorang ayah yang saat ini sedang sakit-sakitan untuk kutanggung pengobatannya. Aku melakukan pekerjaan hina ini, untuk membuat ayahku tetap hidup. Aku menukar diriku dengan sejumlah uang pada tuan pemilik klub, untuk melunasi biaya operasi juga hutang pada rumah sakit. Ternyata, pemilik klub itu,  memintaku untuk menjadi seorang  idola ranjang  dan aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolaknya,” kata Shaylenna, membuat Max menatapnya terkejut dan iba. 

"Jangan menatapmu begitu. Jangan sekalipun mengasihaniku, Maxi. Aku wanita kuat, aku tidak mau kau rendahkan dengan tatapan itu,” imbuhnya sambil menutup pandangan Max dengan telapak tangannya .

"Apa aku boleh membantumu? Aku yang akan melunasi semua hutangmu, dan membiayai pengobatan ayahmu sampai sembuh.”  Max menggenggam erat tangan Shaylenna yang tadi menutup matanya, lalu membawanya ke depan dadanya. 

"Tidak Maxi! Aku tidak akan merepotkan teman  yang belum 1 hari menjadi temanku.  Aku masih bisa mengatasi semua masalah ini. Aku tidak mau berhutang, apalagi itu untuk ayahku. Saat semua hutangku sudah lunas,  aku akan pergi dari tempat itu. Dan mungkin saat itulah, aku akan membutuhkan bantuanmu.”

" Aku tidak akan miskin hanya karna membantu mu, Shaylenna. Apa kau meragukanku?”  Sifat sombong dan angkuhnya kembali muncul,  membuat Shaylenna  terkekeh pelan. 

"Ya ampun, Mr Orion. Bukan itu maksudku. Aku tau kau sangat kaya. Tapi, pertemanan ini terjalin bukan karna uang. Tapi, karna menaruh kepercayaan satu sama lain, rasa nyaman, dan saling menjaga. Jika kau memberiku uang, kau sama saja membeliku, seperti para pria itu ....”

Kedua manusia itu, larut dalam pandangan matanya yang sama-sama terkunci.  Bibir mereka sama-sama menyunggingkan sebuah senyuman,  mereka tak menyangka jika pertemuan yang menyakitkan akan berakhir manis seperti ini. Dan Max, dia benar-benar beruntung, menemukan Shaylenna di antara kehidupannya yang sangat pelik. 

"Sekarang, giliranmu Maxi ...,” ucap Shaylenna membuka percakapan di antara mereka lagi. 

"Aku memiliki seorang kekasih. Namanya, Katherine.  Aku sangat mencintainya dan kami sudah menjalani hubungan setelah begitu banyak kejadian yang terjadi sebelumnya. Sampai akhirnya, 

***

  Maxime yang baru datang dari luar negeri setelah menyelesaikan proyek besarnya, melangkah terburu-buru memasuki gedung apartemen miliknya yang dia hadiahkan kepada kekasihnya dan sudah berjanji untuk menyambut kedatangannya di sana. 

"Klik!”

"Kathe, Aku da—“  Suara Max menggantung di udara. Kata-katanya tadi terbawa hembusan angin. Di ranjang itu, kekasihnya sedang bercinta dengan pria lain. 

Wajah sumringah itu, berubah menjadi datar dan menakutkan. Max mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rahangnya mengeras. Manik mata abu kehijauan itu, mulai menggelap karna amarah. 

"Dasar jalang!” Sinisnya. 

Max melangkah keluar meninggalkan apartemen itu dalam keadaan marah besar. Max tidak melakukan apa pun, bukan karena dia tidak bisa. Hanya saja, dia terlanjur benci. Dia tidak sudi melihat tingkah wanita menjijikkan yang mulai sejak itu, akan dia lupakan sebagai seseorang yang pernah berarti dalam hidupnya. 

***

"Aku benci pengkhianatan. Melihat wanita jalang itu menghianatiku seperti itu, tentu saja  membuatku marah. Aku memutuskan untuk pergi dari London, dan mendatangi klub itu untuk melampiaskan semua kekesalanku dengan  banyak minum hingga aku mabuk.  Aku membeli seorang wanita untuk membalas perbuatannya itu. Tapi,  bayangan Kathe bercinta selalu berputar di otakku, hingga tadi malam aku tidak sadar siapa wanita yang aku siksa itu, karna dalam bayanganku kau adalah Kathe. Aku tidak sadar, sampai kepalaku mulai pening dan di situ aku tau. Jika kau bukan Katherine yang mengkhianatiku.” Max menunduk penuh penyesalan.

 Shaylenna memeluk erat tubuh teman barunya itu. Dia tau, bagaimana takutnya, teman barunya itu. 

"Maxi, maafkan aku.  Aku tidak bermaksud membuatmu mengingat kejadian menyakitkan itu. Sekarang kita sudah berteman, jika kau punya masalah, datanglah padaku. Aku tidak mau billionaire tampan ini, melampiaskan pada minuman berpenyakit itu. Aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu oke?”  kata Shaylenna  sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu. 

Cup! “Terima kasih untuk semuanya,” balas Max setelah mengecup lembut kening Shaylenna. 

  Madam Alice yang  melihat kebersamaan mereka dari tadi,  menatap tak percaya. Tuan muda,  yang terkenal angkuh dan dingin itu,  bisa bersikap lembut dan manis juga, dan itu pada Shaylenna. Dia pun melangkah mendekat menghampiri mereka. 

"Sayang .... “ 

Panggilan madam Alice, membuat dua manusia yang masih berpelukan itu melepaskan pelukannya. 

"Momy, l Miss You ...” Shaylenna bangkit,  dan Madam Alice segera memeluknya. 

"Bagaimana, keadaanmu sayang? “ tanya Madam Alice sambil menatap lekat wajah wanita yang sangat di sayanginya itu. 

"Aku baik, Mom. Aku punya dokter terbaik di sini. Oiya, kenalkan Dia Maxi!” kata Shaylenna,  dan Madam Alice mengangguk kilas dan tersenyum pada Max. 

"Sayang, kata Dokter. Hari ini kita bisa pulang. Sekarang kita ganti pakaianmu.”

Mereka pun kembali ke ruangan Shaylenna di rawat. Shaylenna menjalani pemeriksaan akhir dan benar, dia bisa pulang hari ini. 

"Madam, aku harap kau bisa bekerja sama denganku. Apa pun yang terjadi pada Rose, kau harus memberitahuku!” kata Max dingin dan sinis.

"Baik, Tuan.” 

Madam Alice tersenyum. Dia yakin,  pria dingin itu akan melindungi putri kecilnya. Dan untuk saat ini, madam Alice mensyukuri pertemuan menyakitkan Shaylenna tadi malam. Walaupun awalnya Shaylenna harus mendapatkan sakit. Tapi kini semuanya berakhir manis. Shaylenna mendapatkan seorang pelindung, yang kuat dan berkuasa seperti pria di sampingnya. 

"MAXIME D'ORION" 

Ya,  meskipun Shaylenna tidak tau,  siapa sebenarnya sosok pria yang menjadi teman barunya itu. 

Related chapters

  • Idola Ranjang    Bab 9 - Membela

    Sudah 15 hari Shaylenna pulang dari rumah sakit. Dia sudah sembuh dan kembali menjalani profesinya. Dan terhitung sudah 20 hari Shaylenna menjalani kehidupan malamnya, bukti perjuangan seorang anak untuk ayahnya.Tak jarang, dia mendapatkan tatapan sinis dan iri dari wanita di klub itu, karna posisi Shaylenna tak terganti. Dia masihlah menempati posisinya sebagai idola ranjangMalam itu, Shaylenna kembali memasuki aula, di mana para pria akan membeli dan menggunakannya. Lalu, entah sengaja atau tidak, Shaylenna melihat kakaknya Jane, berada dalam barisan wanita seperti dirinya."Apa yang dia lakukan disini?” lirih Shaylenna. Dia menatap cemas dan takut. Bagaimana jika Jane menghampirinya? Jane akan tau siapa dirinya, dan seperti biasa Jane akan mengolok-olok statusnya sekarang.Shaylenna bersyukur, begitu madam Alice memanggilnya. Seorang pelanggan sudah menunggunya disalah satu kamar, dan hal itu membuat Shay

  • Idola Ranjang    Bab 10 - Kenyataan Menyakitkan

    Shaylenna mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia masih belum percaya, jika kakaknya, Jane benar-benar berdiri di depannya. Dia tidak sedang bermimpi. Bagaimana Jane bisa menemukannya alias mengetahui identitasnya?"Ohhh, jadi ini Idola ranjang itu? Dasar munafik! Wanita licik!” umpat Jane sambil menarik rambut Shaylenna kuat sehingga membuat Shaylenna meringis kesakitan."Argh ... lep--pas kak. Sa—kit!”Shaylenna mengambil tangan Jane, dan melepaskannya dari rambutnya. Meskipun kondisinya masih sangat lemah, dia harus bangkit untuk melawan kakaknya itu. Karena dia Shaylenna, bukan lagi Flower yang lemah."Saat ku jual kesini, kau menangis meraung-raung. Sekarang, Setelah kau melihat uang dan merasakan bagaimana kepuasan bermain dengan pria, kau menjual tubuhmu. Dasar munafik! antas saja semua wanita disini membencimu! Kelicikan mu dengan tampang polosmu itu berhasil menjera

  • Idola Ranjang    Bab 11 - Sembunyi

    Flower terbangun karna sinar matahari pagi yang mulai menyengat kulitnya. Dia menguap dan meregangkan ototnya perlahan. Tertidur telungkup di pemakaman, bukan hal yang mudah. Tubuhnya sakit dan pegal dimana-mana.Flower, menatap dalam nisan di depannya. Air matanya kembali jatuh. Di usapnya pelan nisan bertuliskan nama ayahnya itu. “Maaf aku harus pergi, Ayah. Aku yakin, saat ini sedang menjadi buronan Alex! Suatu hari nanti, aku akan mengunjungi Ayah lagi. Aku janji,” ucapnya pelan dengan air mata tak terbendung. Dia pun pergi dari tempat itu dengan menahan rasa sesak yang mendera.Flower menghentikan taxi dan menunjukkan sebuah alamat pada sopir itu. Dia tidak berniat untuk kembali ke rumah lamanya. Di sana ada Jane. Jane pasti akan kembali menyerahkannya pada Alex.Flower akan ke toko pakaian kecil, untuk membeli baju. Karna bajunya saat ini, sudah sangat kotor dan tak layak pakai. Setelahnya, dia akan mencari kontrakan kecil yan

  • Idola Ranjang    Bab 12 - Terikat Bersamaku Selamanya

    1 bulan berlalu ... Flower hidup bahagia. Selama 1 bulan terakhir, Axel memperlakukannya dengan sangat baik. Para pelayan di rumah itu juga sangat baik padanya. Sejauh ini, keadaannya sangat aman dan dia tak perlu takut dan khawatir.Axel sering menceritakan kehidupannya kepada Flower, begitu pun sebaliknya. Mereka saling terbuka satu sama lain. Kini, mereka berteman sangat dekat, bahkan Axel sudah menganggap Flower adiknya. Itulah sebabnya Axel sangat menjaga keamanan Flower. Dia tidak mau, jika Flower harus kembali ke dunia hitam itu. Axel sangat tersentuh, saat Flower menceritakan kisah hidupnya. Flower sangat ingin jauh dari dunia jalang itu dan dia akan membantunya. Letak rumah Axel yang sedikit tersembunyi dari keramaian, membuat Alex sulit untuk menemukannya dan mereka bersyukur untuk itu. Bukannya Axel tidak tau, jika Alex sudah menyebar anak buahnya ke seluruh penjuru kota untuk menemukan wanita yang saat ini bersembuny

  • Idola Ranjang    Bab 13 - Bonneval Surc Arch

    Alex membawa Flower jauh dari kota dan keramaian. Dia membawa Flower ke mansion nya yang berada di tempat terpencil. Mansion itu, berada di kaki gunung COL DE I'LSERAN yang saat ini tertutupi salju. Alex yakin. Di tempat itu Flower tak akan bisa lari lagi darinya. Dia akan mengurung wanita itu selamanya. Di musim dingin seperti ini, salju turun dengan derasnya dan menutupi daerah itu. Tapi, karna kekuasaannya, Alex berhasil sampai di mansion nya dengan bantuan beberapa alat berat yang membersihkan salju agar tak menghalangi laju mobilnya. Meskipun mansion itu sangat jarangAlex kunjungi, Alex masih memperkerjakan seorang wanita paruh baya yang selalu merawat dan menjaga kebersihan Mansion itu.Alex membawa tubuh Flower yang masih tak sadarkan diri ke sebuah kamar miliknya dan membaringkannya di sana. Alex mengikat kedua tangan Flower ke ranjang, takut jika wanita itu bangun dan nekat pergi lagi darinya."Kenapa k

  • Idola Ranjang    Bab 14 - Suapan Menyebalkan

    Alex duduk di depan perapian. Dia merasa sangat marah karna Flower tetap dengan sikap keras kepalanya. Alex sangat benci dengan sikap Flower yang sama sekali tak takut padanya. Seolah-olah bagi Flower, dia tidak berpengaruh sedikit pun, sedangkan orang lain saja akan memilih menghindar saat namanya disebut.Alex memanggil bik Emma, dan tak lama bi Emma datang.“Bi, jaga dia. Aku akan ke kota sebentar ...”Alex menatap wanita itu, sambil memakai mantel tebalnya, dan bik Emma hanya mengangguk patuh, "jangan coba-coba melepaskannya, atau kau akan melihat ku menyiksanya di depanmu,” ancam Alex dan bik Emma kembali mengangguk patuh. Alex tidak pernah main-main dengan ucapannya.Alex pergi dari mansion. Tapi penjagaan di mansion malah di perketat olehnya. Alex tidak mau ambil risiko, karena Flower dan keras kepalanya pasti akan mencoba kabur dari mansion selagi ada kesempatan.Hari sudah malam. Bi Emma mendatangi kamar Flower da

  • Idola Ranjang    Bab 15 - Pria Iblis

    Alex menatap Flower tajam, sedangkan Flower sibuk meringis sambil sesekali memejamkan mata."Mau lihat, bagaimana pria brengsek ini menghukum mu sampai kau akan memohon padaku?” tanya Alex, hingga detik berikutnya ..."Emmph ..." Flower bungkam, sebelum dirinya bisa membalas ancaman Alex tadi. Alex sudah lebih dulu menyatukan bibirnya.Flower terengah, dia mencoba berontak agar Alex melepaskan ciumannya. Rasanya napasnya hanya sampai sebatas dada. Akhirnya, Flower mengambil inisiatif dengan menggigit bibir atas Alex sehingga Alex melepaskan pagutannya.Napas Flower memburu. Dadanya naik turun, pipinya merah, rambutnya yang tak tersisir semakin berantakan. Sedangkan Alex, pandangannya malah semakin menggelap melihat tampilan Flower yang berantakan.Kenapa jalang ini mudah sekali memancing gairahku?Flower mulai mengumpulkan tenaganya. Dia harus melawan, atau malam ini dia akan kembali menjadi korban. Flower menga

  • Idola Ranjang    Bab 16 - Ketakutan Alex

    Alex masih terdiam sambil mengepalkan tangannya kuat. Dia tau, pukulannya tadi sangat keras, hingga membuat sudut bibir Flower kembali berdarah. Tapi, begitu melihat Flower masih bisa tersenyum dan menatap menantang padanya, membuat amarahnya kembali terpancing."Apa kau benar-benar berhati iblis, sampai-sampai ingin memukul mereka yang tak melakukan kesalahan apa pun, huh!? “Flower berkata dengan lantangnya, sementara bik Emma sudah semakin khawatir melihat darah yang terus mengalir dari sudut bibir Flower. Bisa saja, tuannya akan lepas kendali dan kembali memukul Flower melihat Flower yang keras kepala melawannya.Alex mengeraskan rahangnya, manik matanya menggelap. Flower masih berani melawannya, bahkan terlihat tidak ada rasa takut sedikit pun."Apa kau pikir aku akan takut huh!? Aku tidak akan pernah takut pada pria iblis dan berengsek sepertimu! Jika kau berani menyakiti mereka, akan kubuktikan padamu jika aku bisa mati tanpa

Latest chapter

  • Idola Ranjang    Urutan Series D'Orions

    1. Idola Ranjang (Alex -Flower) > Tersedia versi cetak, GoodNovel dan apk yang lain 2. King Bastard For Beauty Slut (Maxime-Katherine) > Tersedia versi cetak, ebook apk 3. The King Of The World 1 (sekuel idola ranjang. Cerita tentang Peter yang harus terlibat konflik dengan Alex yang merupakan ayah biologisnya sendiri) > Ekslusife di ungu 4. The king of the world 2 (Kisah cinta Peter dan Jasmine, anak Maxime. Menjadi awal mula cerita Jerk Husband.) >Tersedia versi cetak 5. Jerk Husband ( Luke-Anna. Pernikahan balas dendam) > Tersedia versi cetak, ebook, Goodnovel dan apk yg lain. Dan masih banyak series lainnya. Info lebih lengkap, silakan dm aku di i* (riskihakiki29) terima kasih.

  • Idola Ranjang    Bab 50/65 - Perbedaan besar (End)

    Paris, 15 tahun kemudian."Luke, Luke! Di mana kau?" panggil seorang pria ber jas mahal yang sudah lepas dari tubuh atletis nya. Dia Alexander. Pria dingin penguasa kota Paris itu, nyatanya menjadi sosok ayah yang baik untuk kedua anak kembarnya. Alex tak membiarkan anak-anaknya kekurangan kasih sayang. Dia mencukupi semuanya, bahkan menjadi sosok ibu pun dia lakukan agar anak-anaknya setara dengan anak-anak lainnya yang memiliki ibu.Seorang pelayan tergopoh menghampirinya. Terlihat raut wajah khawatir nampak di wajah pelayan itu. “Tuan. Tuan Luke sedang menghukum beberapa bodyguard di kamarnya," ucap pelayan itu sambil menunduk, dan Alex segera melempar jas yang dipegangnya dengan kasar. Sudah sering Alex mendengar Luke yang bertindak semena-mena pada pelayan juga bodyguard nya."Astaga, anak itu ... " lirihnya.Alex melangkah dengan terburu menghampiri kamar Luke yang berada di lantai atas, dan begitu dia membuka pin

  • Idola Ranjang    Bab 59 /62 - Ayahku Malang

    **Beberapa bab hanya tersedia versi buku*****Alex menggerakkan kursi rodanya menuju jendela besar tempat favorit Flower melihat pemandangan hutan bersalju yang selalu membuatnya takjub berlebihan. Karena kesalahannya, dia sudah membuat Flower benar-benar menghilang dari dunianya. Setiap detik nya Alex hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kebodohan nya, membuatnya kehilangan wanita yang dia cintai. Merindukan Flower masih terus membayanginya. Sehingga Alex selalu membawa pergi ponselnya yang berisi kenangan wajah cantik Flower nya. Sudah 9 bulan, tapi dia masih yakin. Flower masih hidup untuk kembali dan menjadi miliknya.Usia kehamilan Jane pun sudah menginjak 9 bulan, dan penderitaannya selama ini akan segera berakhir. Memang, selama beberapa bulan terakhir Alex memilih kembali ke mansion nya di Bonneval Surc arch. Efek morning sickness membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Sesuatu yang disebut mengidam dan ditunggu - tunggunya pun tak pernah

  • Idola Ranjang    Bab 58 - Putera Si Jalang

    Hidup memang tak bisa ditebak. Siapa sangka seorang Alexander akan frustasi hanya karna seorang jalang yang meninggalkannya. Sudah beberapa bulan, tapi harapan Alex untuk bertemu Flower semakin pupus.Alex hanya bisa menunggu dan terus mencari. Tapi semuanya tetap tak ada titik terangnya. Saat ini, Alex sedang berada di salah satu restoran mewah dengan kolega bisnisnya, dengan Theo yang selalu setia mendampinginya. Tiba-tiba seorang wanita datang, dan memegang tangannya."Hey! Apa yang kau lakukan, Jane?!" tanya Alex. Dia masih memanggil Jane dengan namanya. Beruntung, dia sedang berada di depan koleganya. Jika tidak, Alex sudah mengatainya jalang dan melemparkannya keluar restoran."Ikuti aku, Tuan atau yang akan aku katakan akan membuat Anda malu di sini," bisik Jane dan Alex dengan wajah kesal, bangkit dan mengikutinya. Theo yang melihat lirikan mata Alex, mengangguk mengerti. Dia harus mengalihkan kolega bisnis Alex sejenak.Alex mengi

  • Idola Ranjang    Bab 57 - Positif?

    Rose sedang berada di taman samping mansion. Tempat yang dulunya kosong hanya terdapat beberapa pohon itu, kini sudah cantik dan asri dipandang mata. Tanaman bunga mawar yang Rose tanam sudah berbunga dengan warna merah cantik merekah. Membuat siapa pun akan betah berlama-lama di sana.Rose bersenandung ria sambil memetik beberapa tangkai Mawar lalu dia masukkan ke dalam vas. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak tinggal bersama Max selama 1 bulan 1 minggu lamanya. Pelayan yang ikut menemaninya hanya ikut tersenyum. Melihat Nona nya yang dulunya selalu murung itu, kini selalu menampakkan wajah bahagia setiap harinya.Saat pertama Rose datang ke mansion. Para pelayan menatap heran, bagaimana bisa seorang pria penguasa seperti tuannya membawa wanita yang terlihat stres dan hampir gila?Tapi, lambat laun mereka mulai menyadarinya. Ternyata saat itu, wanita itu sedang tertekan sehingga tampak menyedihkan. Wanita pilihan tuannya, nyatanya a

  • Idola Ranjang    Bab 56 - Pelarian

    Sudah 2 minggu Alex berada di mansion Bonneval, mansion tempatnya dan Rose mengukir banyak kenangan. Tangis, sedih, tawa, takut, amarah, cinta semuanya terjadi di mansion itu. Alex sedang memandangi kemejanya yang selalu Flower pakai. Alex tersenyum tipis. Flower sangat menyukai kemeja itu."Kau tau Alex, aroma lembutmu ini, akan membuatku selalu merasa dekat denganmu ..."Ucapan Flower saat itu kembali teringat olehnya. "Apa saat itu, kau sudah merasakan jika kita akan terpisah, Flower?" lirih Alex sambil mengusap kemeja itu, seolah Flower berada didalamnya."Kau membuatku benar-benar gila! Apa kau tau? Aku sangat merindukanmu, kumohon beritahu padaku di mana keberadaanmu, My Flower ..." lanjut Alex ke arah kemeja yang tergeletak di ranjang kosong di sampingnya."Maaf. Tapi aku tidak bisa menghapus semua bayanganmu. Semuanya masih terekam jelas dalam ingatanku. Saat kau memejamkan mata, lalu membuka mata indah mu dan senyuman

  • Idola Ranjang    Bab 55 - Again?

    Rose membawa Maxi ke kursi di dekat jendela yang mengarah pada pemandangan danau di depan sana. Max hanya mengikutinya lalu duduk melihat pemandangan danau di depannya yang sedang keemasan diterpa sinar matahari siang.Rose memegang bahu Max, mencoba memberikan Max kekuatan untuk mengenang luka lama, "Aku akan mengambilkanmu air.""Tidak perlu. Tetaplah disini, aku tidak membutuhkan air, aku membutuhkanmu," jawab max sambil memegang tangan Rose, dan Rose pun ikut duduk di kursi sebelah max, mengurungkan niatnya untuk pergi.Max menghela nafasnya pelan, lalu mulai menyambung cerita masa lalunya yang kelam.“Saat itu, aku berlari menghampiri ayahku yang sudah tergeletak bersimbah darah, dan ibu ku yang sudah menangis terisak di samping ayah sambil memangku kepalanya. Saat itu aku tidak peduli pada apa pun. Aku hanya sangat shock melihat ayahku sekarat di depan mataku. Dan lebih menyakitkannya lagi, karna Alex lah yang sudah membunuhnya, hing

  • Idola Ranjang    Bab 54 - Rahasia Besar

    Alex melangkah tegap, beberapa bodyguard menundukkan kepalanya saat Alex melewati mereka. Alex menuju ke sebuah gudang, tempat mangsanya sedang disiksa. Dan Alex tak sabar ingin melihat bagaimana mengenaskannya keadaan dua wanita jalang yang sudah menghancurkan hidupnya itu.Brak!Alex menendang pintu di depannya, kemudian melangkah perlahan. Dan pemandangan di depannya, membuat Alex tertawa keras. Hingga Merry dan Jane yang sedang memejamkan mata, sontak melihat ke arah Alex yang berdiri di depan pintu bak malaikat pencabut nyawa.Alex puas melihat bagaimana mengenaskannya Merry dan Jane. Keadaan mereka yang sama-sama telanjang terikat mengenaskan. Merry di atas ranjang lapuk itu dihiasi oleh luka lebam, dan bekas perbuatan kotor nan bejat. Mungkin, semalaman para bodyguard nya menggauli dan memukuli tubuh Merry tanpa belas kasihan.Jane malah lebih mengenaskan. Tangan Jane digantung ke sebuah paku ditembok. Bekas tamparan juga membekas d

  • Idola Ranjang    Bab 53 - Hukuman Untuk Mereka

    Jane dan Merry gemetar ketakutan. Hidup mereka sedang berada diujung tanduk. Entah dari mana Alex bisa mengetahui semua rencana busuk mereka untuk menghancurkan Flower."Tuan ... Ma—maaf. Tapi itu semua adalah rencana Merry. Dia iri pada Flower dan mengancamku untuk turut serta menghancurkan Flower. Jika aku tidak mau, dia mengancam akan membunuhku, Tuan,” ucap Jane.Jane rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Merry. Sedangkan Merry menatap tak percaya, kenapa sekarang justru dia yang di kambing hitamkan?"Apa maksudmu, Jane? Jelas-jelas kau yang mengajakku lebih dulu untuk menyingkirkan Flower!" jawab Merry tak terima dengan apa yang dikatakan Jane tadi."Jangan bicara omong kosong, Merry! Bukankah kau yang memberi tahuku jika Shaylenna adalah Flower saudara tiriku. Kau bilang jika kau benci padanya, karna Shaylenna yang menjadi idola di klub ini, dan kau ingin menyingkirkannya dengan ban

DMCA.com Protection Status