Flower terbangun karna sinar matahari pagi yang mulai menyengat kulitnya. Dia menguap dan meregangkan ototnya perlahan. Tertidur telungkup di pemakaman, bukan hal yang mudah. Tubuhnya sakit dan pegal dimana-mana.
Flower, menatap dalam nisan di depannya. Air matanya kembali jatuh. Di usapnya pelan nisan bertuliskan nama ayahnya itu. “Maaf aku harus pergi, Ayah. Aku yakin, saat ini sedang menjadi buronan Alex! Suatu hari nanti, aku akan mengunjungi Ayah lagi. Aku janji,” ucapnya pelan dengan air mata tak terbendung. Dia pun pergi dari tempat itu dengan menahan rasa sesak yang mendera. Flower menghentikan taxi dan menunjukkan sebuah alamat pada sopir itu. Dia tidak berniat untuk kembali ke rumah lamanya. Di sana ada Jane. Jane pasti akan kembali menyerahkannya pada Alex. Flower akan ke toko pakaian kecil, untuk membeli baju. Karna bajunya saat ini, sudah sangat kotor dan tak layak pakai. Setelahnya, dia akan mencari kontrakan kecil yang terasing. Tinggal di sana sampai dia menemukan pekerjaan dan bisa mengumpulkan uang untuk pergi dari kota itu. Tak lama kemudian, Flower turun dari taxi dan masuk ke toko pakaian itu. Dia memilih 3 buah kemeja pria longgar, jeans, dan sebuah topi. Bagaimanapun, saat ini dia harus menyamar sebaik mungkin agar tak mudah ditemukan. Flower yakin, Alex tak akan melepaskannya begitu saja. Sifat licik dan angkuhnya, tidak akan membuat dia lepas begitu saja. Alex akan tetap menjadikannya jalang si gudang uang. Setelah mengganti bajunya, Flower keluar dari toko itu dan mencari sebuah kafe. Dia merasa sangat lapar. Hari sudah siang dan dia belum memakan apa pun sejak tadi malam. Beruntung dia membawa beberapa lembar uang milik Madam Alice. Sehingga saat ini, dirinya tidak begitu mengalami kesulitan. Flower memesan makanannya dan memakannya terburu. Berada di tempat ramai seperti ini tidak baik untuknya. CCTV ada dimana-mana, dan yang paling dia khawatirkan, jika orang-orang Alex sudah berada di sekelilingnya untuk mencarinya. Setelah selesai dengan makanannya, Flower segera keluar dari kafe itu. Tapi baru beberapa langkah dia berpijak, seseorang sudah menariknya kuat dan memojokkannya ke tembok. "Siapa kau?” tanya Flower takut. Takut jika orang yang sedang memegangnya adalah orang suruhan Alex yang berhasil menemukannya. Jika iya, maka hancur sudah semua rencananya. "Ssttss ... Anna. Ini aku, Axel!” kata pria yang membekapnya itu. Flower menatap tak percaya, pria itu adalah pria yang pernah menjadi pelanggannya dimalam pertama dia menjadi jalang. Pria tampan yang memperlakukannya dengan baik. "Tuan Axel, kau kah yang ...” Flower tak bisa melanjutkan kata-katanya karna dia melihat banyak bodyguard sedang turun dari mobil hitam tak jauh dari tempatnya berada. Flower segera bersembunyi di balik tubuh Axel, membuat Axel mengernyit bingung. “Hey! Ada apa Anna? Kenapa kau sembunyi?” tanyanya. Flower meremas kemeja yang membungkus dada bidang Axel hingga kusut. Ketakutan menyelimutinya. “Tuan, tolong sembunyikan aku. Setelah ini, aku akan menceritakan semuanya. Aku mohon, Tuan. Sembunyikan aku! “Axel mengangguk. Dia juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Setaunya, Shaylenna Pelacur nomor satu di klub sehingga pelacur yang berada di pelukannya itu dilarang keluar dari klub. “Okay, sekarang ikut aku!“ Axel sengaja melepas jasnya, dan menutupkannya pada kepala Flower lalu memeluk nya erat sampai memasuki mobilnya. Setelahnya, mereka pun pergi dari sana. Flower mengusap wajahnya yang penuh keringat lalu menengok ke arah Axel. ”Terima kasih banyak, Tuan. Aku tidak tau apa jadinya aku, jika tidak ada kau tadi,” kata Flower sambil tersenyum tipis tapi manis di mata Axel. "Ada apa sebenarnya Anna?” tanya Axel tidak sabar. Dia sangat penasaran kenapa idola ranjang itu memakai pakaian seperti pria dan minta disembunyikan? Lalu, bodyguard tadi apa hubungannya? Axel masih menunggu jawaban Anna yang terdiam sambil menatap lurus jalanan di depannya. Terlihat jelas olehnya, wanita itu, sedang mengatur pernafasannya yang memburu. "Aku kabur dari klub, Tuan. Dan saat ini, Alex sedang mencariku. Aku akan mencari kontrakan terpencil untuk persembunyianku sementara waktu.” Flower menatap keluar jendela mobil sambil meremas tangannya. Flower merasa takut. Dia tau, pria yang di lawannya sekarang bukan pria sembarangan. "Apa!? Bagaimana bisa kau kabur Anna? Ku kira, menjadi bagian dari sana adalah pilihanmu!” Axel tak menyangka wanita itu akan senekat ini. Dia tau betul, bagaimana tabiat Alex si pemilik klub tenar itu. "Tidak ada wanita yang mau menjadi jalang, Tuan. Sekarang, aku mohon bantu aku untuk mencari kontrakan atau tempat yang bisa di sewa untuk sementara,” pinta Flower menatap memohon pada pria di sampingnya. "Bagaimana jika kau tinggal di rumahku saja? Kau akan aman bersamaku! “ Axel mencoba menawari nya, siapa tau wanita itu mau. Dia sangat prihatin, dengan kehidupan wanita itu. Saat ini, dia menjadi buronan Alex yang kejam. "Aku tidak mau merepotkanmu, Tuan. Lebih baik aku mengontrak saja,” jawabnya menolak dengan halus, walaupun dia sangat butuh tempat tinggal yang aman dan tersembunyi. "Ayolah Anna. Jika kau mau, aku akan sangat senang. Aku jamin, aku bisa melindungimu. Tempat di luar sana, tidak aman untukmu,” kata Axel sambil mengemudikan mobilnya ke arah jalan menuju rumahnya, dia akan memaksa wanita itu sampai mau tinggal dengannya. "Emm ... bagaimana jika kau memberikan aku pekerjaan untuk jadi pembantumu, Tuan? Maka aku mau menerima penawaranmu. Sungguh, aku tidak ingin merepotkan siapa pun dalam masalahku ini.” Flower mencoba bernegosiasi. Dia tidak mau merepotkan. "Anna kau gila! Pembantuku sudah banyak. kau hanya perlu tinggal dan betah di rumahku, itu saja, Anna!” kata Axel terkejut dengan permintaan wanita itu.Ada apa dengan wanita ini? Kenapa berbeda dengan wanita yang aku kenal selama ini? Bukannya menerima dengan senang hati saat disuruh tinggal, malah meminta untuk jadi pembantu. Aneh. Lirih Apel dalam hati. “Sebaiknya aku cari kontrakan saja ....”Axel memukul setirnya pelan. Tak menyangka wanita itu akan keras kepala. Tapi, dia tak bisa menolak. Wanita itu tetap pada keputusannya. "Baiklah, Anna. Tak ku sangka, kau keras kepala juga,“ sindir Axel menyerah. Baru kali ini, seorang wanita berani menentangnya. Flower pun tersenyum lembut. “Terima kasih, Tuan. Aku senang jika tak merepotkanmu.” Se iring berakhirnya percakapan mereka, mobil Axel pun berhenti di sebuah rumah yang besar dan indah. Flower turun dari mobil dan menatap takjub bangunan di depannya. Dia mulai melangkah pelan, mengikuti Axel dari belakang. “Ternyata, Tuan sangat kaya.”Celotehan Flower di belakangnya, membuat Axel sedikit terbahak. Ada-ada saja, kepolosan wanita yang liar di ranjang itu. “Aku memang kaya, Anna. Kau saja, yang tidak tau.”Flower mengikuti Axel memasuki rumah besar itu. Banyak pelayan, juga bodyguard yang memberikan salah hormat. "Anna, kau harus betah disini! Itu kamarmu dan kali ini kau harus menurut padaku.” Axel menunjuk kamar di dekat tangga. "Terima kasih, Tuan. Emm ... Tapi apa tidak berlebihan? Aku tinggal di kamar para pelayan saja sudah sangat cukup.” Flower merasa tidak enak, diberi kamar semewah itu. Sedangkan, dirinya hanya menumpang. Mendengar penolakan Flower, Axel berbalik arah sambil menatap Flower tajam dan menggelengkan kepalanya kuat. Pertanda, tidak setuju. "Baik, Tuan Axel ... aku menyerah.” Axel meninggalkan Flower, dan Flower pun masuk ke kamar itu. Kamar yang luas, mewah juga dilengkapi perabotan serba mewah. Dia pun menjatuhkan tubuhnya ke ranjang besar dan empuk itu. Lega. Akhirnya, dia bisa bernapas normal. Sekarang, dia punya tempat tinggal sekaligus tempat sembunyi yang aman dari jangkauan Alex si berengsek. Flower menatap langit-langit kamar. Senyuman tersungging di bibir tipisnya. Di tengah begitu banyaknya masalah yang menimpanya, ternyata masih banyak orang yang peduli dan baik padanya. "Mommy, aku merindukanmu. Dan kau Maxi, kuharap kau tidak akan pernah tau kepergianku. Maafkan aku. Aku baik- baik saja, kini hidupku baik dan aman. Aku mencintai kalian berdua. “Flower pun terlelap. Hari ini begitu berat dan sangat melelahkan untuknya. Semoga saja, hari-hari berikutnya, akan selalu baik-baik saja, harapnya.Klub ...
Sudah 1 minggu sejak kepergian Flower. Tapi, anak buah Alex tak kunjung menemukannya. Alex semakin brutal dan kejam setiap harinya, jika tak mendapatkan hasil dari pencarian hari itu alias gagal. Alex akan kembali memukuli para bodyguard nya hingga babak belur, dan wanita pilihannya di klub akan menjadi pelampiasan kemarahannya.
Madam Alice tentu saja bingung. Bagaimana seorang Alexander bisa se frustasi itu, hanya karna kehilangan seorang jalangnya? Bahkan, kehilangan satu jalang bernama Shaylenna, tidak akan membuat klubnya sepi dari pelanggan. Madam Alice juga bersyukur. Tempat persembunyian yang di tempati Flower sangat aman, hingga tak bisa ditemukan oleh Alex dan para anak buahnya. Madam Alice yakin, putrinya itu dalam keadaan baik-baik saja, bahkan mungkin dalam perlindungan pria yang juga memiliki kuasa. Takdir, siapa yang bisa mengira? *Alexander POVAku menyandarkan tubuhku yang lelah pada ranjang sambil meremas rambutku keras setelah gagal menemukan Shaylenna untuk ke sekian kalinya. Tanganku sesekali mengusap wajahku kasar. Kehilangan Shaylenna, entah mengapa membuatku sangat marah dan sangat frustasi.
"Arghhh! Di mana sebenarnya kau Shaylenna? Kenapa sangat sulit menemukanmu wanita sial!” Aku tak mengerti, kenapa kehilangan Shaylenna, membuatku seperti orang gila? Dia hanya seorang jalang. Derajatnya, sama seperti jalang-jalangku yang lain. Tapi entah kenapa, Aku benci semuanya, saat tau dia pergi. Shaylenna hanya seorang jalang! Sekali lagi aku menekankan statusnya. Tapi, tetap saja, hatiku ber ambisi untuk menemukannya. Selama ini, aku tak pernah memainkan hati. Tapi wanita itu membuatku ...?Rasanya aku ingin menghentikan pencarian ini. Tapi pikiran dan hatiku terus-menerus memaksaku untuk menemukan jalang pembangkang itu. Aku bangkit lagi dari pembaringan. Ingin rasanya, aku menghancurkan sesuatu sekarang, terlebih lagi wanita itu. Aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku benci jika hal yang sudah ada di genggamanku terlepas dan hilang begitu saja. Aku pastikan, aku akan menemukan dan menjerat wanita itu kembali dalam duniaku. Kali ini, jika aku menemukannya, aku akan membuatnya menyesal pernah lari dan bersembunyi dariku. Dia belum tau, siapa aku sebenarnya. Dan pada saatnya nanti, aku akan membuatnya menyadari, jika aku bukanlah Alex yang lembut saat pertama kali menyentuhnya, tapi aku adalah Alex si iblis yang akan menyakitinya dengan kejam. Flower, tunggu saja kehancuranmu. Kau berani menentang dan bermain-main denganku. Aku akan membuatmu bertekuk lutut dan menangis di bawah kakiku.Ceklek!
Dua orang wanita masuk, dan berdiri sensual di depan Alex. Alex menatap ke dua wanita itu bergantian dengan Seringaian terbit di wajah tampan dan dinginnya itu.
“Puaskan aku jalang!” Nada memerintah khasnya yang dingin itu terdengar tajam. Dua wanita itu tersenyum binal menggoda. Alex kembali menggunakan mereka lagi setelah Shaylenna pergi. Mereka, Merry dan Jane. Tentu saja sangat bahagia mendapat kehormatan untuk memuaskan tuannya itu. Akhirnya wanita yang dibenci dan menjadi saingan mereka di klub, sudah pergi dan sekarang mereka bisa merasakan sentuhan seorang Alexander lagi. Mereka naik keranjang dan melakukan tugasnya masing-masing. Alex hanya diam. Dia suka di puaskan dan tak repot-repot, membuat lawan naiknya puas. Saat Jane, akan mencium bibir tipis merah dan bergelombang itu, Alex menutup bibirnya dan menatapnya tajam."Jangan pernah menyentuh dan menodai bibirku dengan bibirmu jalang!” Alex mengatakan hal yang tentu saja membuat Jane dan Merry tersentak kaget. Kenapa tuannya itu berubah? Alex memang kasar. Tapi, untuk pemanasan itu, Alex tak segan membalas. Alex mengerang di beri kepuasan oleh dua wanita sekaligus. Dengan kekuasaannya, dia bisa membuat semua wanita bertekuk lutut, dan menuruti semua perintahnya. Dan itu, menjadi kesenangan tersendiri untuknya.Alex tetap diam. Dia membiarkan Jane menguasai permainan. Respons tubuhnya biasa saja. Entah kenapa? Dalam satu bulan terakhir. Tepatnya, setelah menyentuh Shaylenna. Dia sama sekali tak tertarik dengan pesona wanita lain. Alex mengambil alih dengan kasar sambil memejamkan matanya, mencoba menikmati permainannya itu. "Sweety,” Alex menggeram.Jane yang mendengar kata itu tersenyum. Dia menyukai Alex yang sedikit kasar, apalagi di bumbui kata-kata manis yang membuatnya serasa melayang, terpesona. Plak! “Dasar jalang! Pergi dari sini!” Usir Alex sinis setelah menampar pipi Jane. Jane melongo. Tadi Alex memanggilnya Sweety dan sekarang memanggilnya jalang kemudian menyuruhnya pergi. "Kau tuli huh!? Ku bilang pergi jalang!” tegasnya, lalu menarik tubuh Merry dan kembali melesakkan miliknya Jane keluar dari kamar itu setelah memakai pakaiannya. Dia benci saat melihat Alex menyentuh wanita lain selain dirinya. “Kapan, kau hanya akan menyentuhku, Alex?”"Sweety ...”Erangan itu, kembali terdengar hingga membuat Merry penasaran. Siapa sebenarnya wanita dengan panggilan spesial itu. Kenapa Alex selalu membayangkannya?Ya, Merry juga sama. Dia tergila-gila pada tuannya yang dingin dan angkuh itu. Sehingga dia melakukan segala cara untuk bisa mewujudkan mimpinya. Dia juga ingin, Alex hanya menyentuhnya. Tapi, itu semua mungkin hanya akan jadi mimpinya saja, mengingat Alex sangat berkuasa dan bisa mendapatkan apa pun yang di inginkannya. Tak lama, Alex mendapatkannya, dan mengeluarkannya di luar. Dia tidak mau, kelak anaknya lahir dari seorang jalang. Anaknya harus lahir dari wanita baik, lemah lembut dengan status wanita terhormat. "Merry kau bisa pergi. Aku akan memanggilmu, jika membutuhkanmu lagi!” katanya dengan nada sinisnya. Merry mengangguk kemudian segera keluar dari kamar itu. Dia tidak mau mendapat bentakan lebih seperti Jane tadi. Bayangan Shaylenna kembali melintas dan pikirannya kembali kacau sampai-sampai membuat kepalanya pening."Arghhh ... jalang sialan! Aku akan segera menemukanmu!” teriaknya lalu, meminum obat tidur yang dikonsumsinya selama 1 minggu terakhir.1 bulan berlalu ... Flower hidup bahagia. Selama 1 bulan terakhir, Axel memperlakukannya dengan sangat baik. Para pelayan di rumah itu juga sangat baik padanya. Sejauh ini, keadaannya sangat aman dan dia tak perlu takut dan khawatir.Axel sering menceritakan kehidupannya kepada Flower, begitu pun sebaliknya. Mereka saling terbuka satu sama lain. Kini, mereka berteman sangat dekat, bahkan Axel sudah menganggap Flower adiknya. Itulah sebabnya Axel sangat menjaga keamanan Flower. Dia tidak mau, jika Flower harus kembali ke dunia hitam itu. Axel sangat tersentuh, saat Flower menceritakan kisah hidupnya. Flower sangat ingin jauh dari dunia jalang itu dan dia akan membantunya. Letak rumah Axel yang sedikit tersembunyi dari keramaian, membuat Alex sulit untuk menemukannya dan mereka bersyukur untuk itu. Bukannya Axel tidak tau, jika Alex sudah menyebar anak buahnya ke seluruh penjuru kota untuk menemukan wanita yang saat ini bersembuny
Alex membawa Flower jauh dari kota dan keramaian. Dia membawa Flower ke mansion nya yang berada di tempat terpencil. Mansion itu, berada di kaki gunung COL DE I'LSERAN yang saat ini tertutupi salju. Alex yakin. Di tempat itu Flower tak akan bisa lari lagi darinya. Dia akan mengurung wanita itu selamanya. Di musim dingin seperti ini, salju turun dengan derasnya dan menutupi daerah itu. Tapi, karna kekuasaannya, Alex berhasil sampai di mansion nya dengan bantuan beberapa alat berat yang membersihkan salju agar tak menghalangi laju mobilnya. Meskipun mansion itu sangat jarangAlex kunjungi, Alex masih memperkerjakan seorang wanita paruh baya yang selalu merawat dan menjaga kebersihan Mansion itu.Alex membawa tubuh Flower yang masih tak sadarkan diri ke sebuah kamar miliknya dan membaringkannya di sana. Alex mengikat kedua tangan Flower ke ranjang, takut jika wanita itu bangun dan nekat pergi lagi darinya."Kenapa k
Alex duduk di depan perapian. Dia merasa sangat marah karna Flower tetap dengan sikap keras kepalanya. Alex sangat benci dengan sikap Flower yang sama sekali tak takut padanya. Seolah-olah bagi Flower, dia tidak berpengaruh sedikit pun, sedangkan orang lain saja akan memilih menghindar saat namanya disebut.Alex memanggil bik Emma, dan tak lama bi Emma datang.“Bi, jaga dia. Aku akan ke kota sebentar ...”Alex menatap wanita itu, sambil memakai mantel tebalnya, dan bik Emma hanya mengangguk patuh, "jangan coba-coba melepaskannya, atau kau akan melihat ku menyiksanya di depanmu,” ancam Alex dan bik Emma kembali mengangguk patuh. Alex tidak pernah main-main dengan ucapannya.Alex pergi dari mansion. Tapi penjagaan di mansion malah di perketat olehnya. Alex tidak mau ambil risiko, karena Flower dan keras kepalanya pasti akan mencoba kabur dari mansion selagi ada kesempatan.Hari sudah malam. Bi Emma mendatangi kamar Flower da
Alex menatap Flower tajam, sedangkan Flower sibuk meringis sambil sesekali memejamkan mata."Mau lihat, bagaimana pria brengsek ini menghukum mu sampai kau akan memohon padaku?” tanya Alex, hingga detik berikutnya ..."Emmph ..." Flower bungkam, sebelum dirinya bisa membalas ancaman Alex tadi. Alex sudah lebih dulu menyatukan bibirnya.Flower terengah, dia mencoba berontak agar Alex melepaskan ciumannya. Rasanya napasnya hanya sampai sebatas dada. Akhirnya, Flower mengambil inisiatif dengan menggigit bibir atas Alex sehingga Alex melepaskan pagutannya.Napas Flower memburu. Dadanya naik turun, pipinya merah, rambutnya yang tak tersisir semakin berantakan. Sedangkan Alex, pandangannya malah semakin menggelap melihat tampilan Flower yang berantakan.Kenapa jalang ini mudah sekali memancing gairahku?Flower mulai mengumpulkan tenaganya. Dia harus melawan, atau malam ini dia akan kembali menjadi korban. Flower menga
Alex masih terdiam sambil mengepalkan tangannya kuat. Dia tau, pukulannya tadi sangat keras, hingga membuat sudut bibir Flower kembali berdarah. Tapi, begitu melihat Flower masih bisa tersenyum dan menatap menantang padanya, membuat amarahnya kembali terpancing."Apa kau benar-benar berhati iblis, sampai-sampai ingin memukul mereka yang tak melakukan kesalahan apa pun, huh!? “Flower berkata dengan lantangnya, sementara bik Emma sudah semakin khawatir melihat darah yang terus mengalir dari sudut bibir Flower. Bisa saja, tuannya akan lepas kendali dan kembali memukul Flower melihat Flower yang keras kepala melawannya.Alex mengeraskan rahangnya, manik matanya menggelap. Flower masih berani melawannya, bahkan terlihat tidak ada rasa takut sedikit pun."Apa kau pikir aku akan takut huh!? Aku tidak akan pernah takut pada pria iblis dan berengsek sepertimu! Jika kau berani menyakiti mereka, akan kubuktikan padamu jika aku bisa mati tanpa
Alex benar membawa Flower ke mansion nya beserta dokter dan beberapa perawat menyertainya. Alex hanya tidak mau, jalang yang sudah terikat padanya itu mati, karna ulah tangannya sendiri. Flower harus mati di tangannya tanpa bantuan orang lain.Kini, mansion itu sedikit ramai karna kehadiran dokter dan beberapa perawat yang selalu stand bye untuk merawat Flower yang belum sadarkan diri.Saat itu, Alex menghampiri Flower yang masih belum juga sadar. Setiap malam, Alex akan menghampiri Flower di kamarnya, dan ini sudah satu minggu berlalu. Tapi, Flower masih betah dalam tidur lelapnya."Kenapa kau sangat betah dalam tidurmu? Bangunlah ...”Hanya kata itu yang Alex ucapkan selama satu minggu terakhir. Alex menatap wajah yang sangat damai dalam tidurnya itu. Berbeda sekali, dengan wajah penuh amarah dan kebencian yang dia lihat terakhir kali. Alex mengusap wajah Flower pelan dengan ibu jarinya kemudian keluar dari kamar itu.
Alex menggeram marah. Hanya melihat penampilan Flower yang biasa saja seperti tadi, sudah akan membuat gairah meledakkan dirinya. Akhir-akhir ini, Alex sangat sulit mengontrol diri, hanya karena pengaruh Flower. Seakan ada magnet khusus yang menariknya kuat.Siang tadi, entah keajaiban apa yang membuatnya menemani wanita itu bermain salju. Tawa Flower yang sudah beberapa bulan tak muncul dari bibirnya, hari ini lepas begitu saja. Flower mengganti sifat kejam dan dinginnya itu dengan tawa dan kebahagiaan. Entah kenapa, hatinya menghangat saat melihat senyuman Flower, dan Alex menjadi kecanduan olehnya.Alex lupa akan semuanya. Hanya Flower, dan senyumannya yang terus berputar di dunianya. Lalu, mobil yang ditugaskannya datang. Dan akal sehatnya pun kembali merenggut dirinya. Alex meninggalkan Flower begitu saja dan menghampiri wanita jalang yang di pesannya, lalu mengajaknya ke dalam. Alex tau, jika Flower kaget melihat kebersamaannya dengan wanita jalang
Flower menatap pemandangan salju dari jendela besar di depannya. Salju masih turun dengan derasnya. Cuaca di luar sana, pasti sangat dingin seperti hari-harinya yang tetap saja dingin, sepi dan hampa. Dia masih terkurung dalam mansion Alex, dan entah kapan dia bisa bebas.Sudah 10 hari dia sadar dari komanya, dan selama itu juga dia merasa lega. Alex tak pernah lagi menyentuhnya. Alex memilih menyentuh jalang-jalangnya di klub. Pria itu benar-benar menghindar darinya, menepati janji yang dibuatnya.Kondisi tubuh Flower sudah sangat sehat, bekas luka di lehernya pun sudah hilang, dan dia sudah kembali beraktivitas seperti semula. Flower sering membantu bik Emma melakukan pekerjaan mansion. Menyapu, memasak bahkan mencuci piring. Dia ingin kembali menikmati kehidupan normalnya seperti dulu. Bukan lagi sebagai tahanan.Hubungan Bik Emma dan Flower semakin dekat, begitu pun para bodyguard Alex. Mereka lah yang selalu menemani kesepiannya. Dan
1. Idola Ranjang (Alex -Flower) > Tersedia versi cetak, GoodNovel dan apk yang lain 2. King Bastard For Beauty Slut (Maxime-Katherine) > Tersedia versi cetak, ebook apk 3. The King Of The World 1 (sekuel idola ranjang. Cerita tentang Peter yang harus terlibat konflik dengan Alex yang merupakan ayah biologisnya sendiri) > Ekslusife di ungu 4. The king of the world 2 (Kisah cinta Peter dan Jasmine, anak Maxime. Menjadi awal mula cerita Jerk Husband.) >Tersedia versi cetak 5. Jerk Husband ( Luke-Anna. Pernikahan balas dendam) > Tersedia versi cetak, ebook, Goodnovel dan apk yg lain. Dan masih banyak series lainnya. Info lebih lengkap, silakan dm aku di i* (riskihakiki29) terima kasih.
Paris, 15 tahun kemudian."Luke, Luke! Di mana kau?" panggil seorang pria ber jas mahal yang sudah lepas dari tubuh atletis nya. Dia Alexander. Pria dingin penguasa kota Paris itu, nyatanya menjadi sosok ayah yang baik untuk kedua anak kembarnya. Alex tak membiarkan anak-anaknya kekurangan kasih sayang. Dia mencukupi semuanya, bahkan menjadi sosok ibu pun dia lakukan agar anak-anaknya setara dengan anak-anak lainnya yang memiliki ibu.Seorang pelayan tergopoh menghampirinya. Terlihat raut wajah khawatir nampak di wajah pelayan itu. “Tuan. Tuan Luke sedang menghukum beberapa bodyguard di kamarnya," ucap pelayan itu sambil menunduk, dan Alex segera melempar jas yang dipegangnya dengan kasar. Sudah sering Alex mendengar Luke yang bertindak semena-mena pada pelayan juga bodyguard nya."Astaga, anak itu ... " lirihnya.Alex melangkah dengan terburu menghampiri kamar Luke yang berada di lantai atas, dan begitu dia membuka pin
**Beberapa bab hanya tersedia versi buku*****Alex menggerakkan kursi rodanya menuju jendela besar tempat favorit Flower melihat pemandangan hutan bersalju yang selalu membuatnya takjub berlebihan. Karena kesalahannya, dia sudah membuat Flower benar-benar menghilang dari dunianya. Setiap detik nya Alex hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kebodohan nya, membuatnya kehilangan wanita yang dia cintai. Merindukan Flower masih terus membayanginya. Sehingga Alex selalu membawa pergi ponselnya yang berisi kenangan wajah cantik Flower nya. Sudah 9 bulan, tapi dia masih yakin. Flower masih hidup untuk kembali dan menjadi miliknya.Usia kehamilan Jane pun sudah menginjak 9 bulan, dan penderitaannya selama ini akan segera berakhir. Memang, selama beberapa bulan terakhir Alex memilih kembali ke mansion nya di Bonneval Surc arch. Efek morning sickness membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Sesuatu yang disebut mengidam dan ditunggu - tunggunya pun tak pernah
Hidup memang tak bisa ditebak. Siapa sangka seorang Alexander akan frustasi hanya karna seorang jalang yang meninggalkannya. Sudah beberapa bulan, tapi harapan Alex untuk bertemu Flower semakin pupus.Alex hanya bisa menunggu dan terus mencari. Tapi semuanya tetap tak ada titik terangnya. Saat ini, Alex sedang berada di salah satu restoran mewah dengan kolega bisnisnya, dengan Theo yang selalu setia mendampinginya. Tiba-tiba seorang wanita datang, dan memegang tangannya."Hey! Apa yang kau lakukan, Jane?!" tanya Alex. Dia masih memanggil Jane dengan namanya. Beruntung, dia sedang berada di depan koleganya. Jika tidak, Alex sudah mengatainya jalang dan melemparkannya keluar restoran."Ikuti aku, Tuan atau yang akan aku katakan akan membuat Anda malu di sini," bisik Jane dan Alex dengan wajah kesal, bangkit dan mengikutinya. Theo yang melihat lirikan mata Alex, mengangguk mengerti. Dia harus mengalihkan kolega bisnis Alex sejenak.Alex mengi
Rose sedang berada di taman samping mansion. Tempat yang dulunya kosong hanya terdapat beberapa pohon itu, kini sudah cantik dan asri dipandang mata. Tanaman bunga mawar yang Rose tanam sudah berbunga dengan warna merah cantik merekah. Membuat siapa pun akan betah berlama-lama di sana.Rose bersenandung ria sambil memetik beberapa tangkai Mawar lalu dia masukkan ke dalam vas. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak tinggal bersama Max selama 1 bulan 1 minggu lamanya. Pelayan yang ikut menemaninya hanya ikut tersenyum. Melihat Nona nya yang dulunya selalu murung itu, kini selalu menampakkan wajah bahagia setiap harinya.Saat pertama Rose datang ke mansion. Para pelayan menatap heran, bagaimana bisa seorang pria penguasa seperti tuannya membawa wanita yang terlihat stres dan hampir gila?Tapi, lambat laun mereka mulai menyadarinya. Ternyata saat itu, wanita itu sedang tertekan sehingga tampak menyedihkan. Wanita pilihan tuannya, nyatanya a
Sudah 2 minggu Alex berada di mansion Bonneval, mansion tempatnya dan Rose mengukir banyak kenangan. Tangis, sedih, tawa, takut, amarah, cinta semuanya terjadi di mansion itu. Alex sedang memandangi kemejanya yang selalu Flower pakai. Alex tersenyum tipis. Flower sangat menyukai kemeja itu."Kau tau Alex, aroma lembutmu ini, akan membuatku selalu merasa dekat denganmu ..."Ucapan Flower saat itu kembali teringat olehnya. "Apa saat itu, kau sudah merasakan jika kita akan terpisah, Flower?" lirih Alex sambil mengusap kemeja itu, seolah Flower berada didalamnya."Kau membuatku benar-benar gila! Apa kau tau? Aku sangat merindukanmu, kumohon beritahu padaku di mana keberadaanmu, My Flower ..." lanjut Alex ke arah kemeja yang tergeletak di ranjang kosong di sampingnya."Maaf. Tapi aku tidak bisa menghapus semua bayanganmu. Semuanya masih terekam jelas dalam ingatanku. Saat kau memejamkan mata, lalu membuka mata indah mu dan senyuman
Rose membawa Maxi ke kursi di dekat jendela yang mengarah pada pemandangan danau di depan sana. Max hanya mengikutinya lalu duduk melihat pemandangan danau di depannya yang sedang keemasan diterpa sinar matahari siang.Rose memegang bahu Max, mencoba memberikan Max kekuatan untuk mengenang luka lama, "Aku akan mengambilkanmu air.""Tidak perlu. Tetaplah disini, aku tidak membutuhkan air, aku membutuhkanmu," jawab max sambil memegang tangan Rose, dan Rose pun ikut duduk di kursi sebelah max, mengurungkan niatnya untuk pergi.Max menghela nafasnya pelan, lalu mulai menyambung cerita masa lalunya yang kelam.“Saat itu, aku berlari menghampiri ayahku yang sudah tergeletak bersimbah darah, dan ibu ku yang sudah menangis terisak di samping ayah sambil memangku kepalanya. Saat itu aku tidak peduli pada apa pun. Aku hanya sangat shock melihat ayahku sekarat di depan mataku. Dan lebih menyakitkannya lagi, karna Alex lah yang sudah membunuhnya, hing
Alex melangkah tegap, beberapa bodyguard menundukkan kepalanya saat Alex melewati mereka. Alex menuju ke sebuah gudang, tempat mangsanya sedang disiksa. Dan Alex tak sabar ingin melihat bagaimana mengenaskannya keadaan dua wanita jalang yang sudah menghancurkan hidupnya itu.Brak!Alex menendang pintu di depannya, kemudian melangkah perlahan. Dan pemandangan di depannya, membuat Alex tertawa keras. Hingga Merry dan Jane yang sedang memejamkan mata, sontak melihat ke arah Alex yang berdiri di depan pintu bak malaikat pencabut nyawa.Alex puas melihat bagaimana mengenaskannya Merry dan Jane. Keadaan mereka yang sama-sama telanjang terikat mengenaskan. Merry di atas ranjang lapuk itu dihiasi oleh luka lebam, dan bekas perbuatan kotor nan bejat. Mungkin, semalaman para bodyguard nya menggauli dan memukuli tubuh Merry tanpa belas kasihan.Jane malah lebih mengenaskan. Tangan Jane digantung ke sebuah paku ditembok. Bekas tamparan juga membekas d
Jane dan Merry gemetar ketakutan. Hidup mereka sedang berada diujung tanduk. Entah dari mana Alex bisa mengetahui semua rencana busuk mereka untuk menghancurkan Flower."Tuan ... Ma—maaf. Tapi itu semua adalah rencana Merry. Dia iri pada Flower dan mengancamku untuk turut serta menghancurkan Flower. Jika aku tidak mau, dia mengancam akan membunuhku, Tuan,” ucap Jane.Jane rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Merry. Sedangkan Merry menatap tak percaya, kenapa sekarang justru dia yang di kambing hitamkan?"Apa maksudmu, Jane? Jelas-jelas kau yang mengajakku lebih dulu untuk menyingkirkan Flower!" jawab Merry tak terima dengan apa yang dikatakan Jane tadi."Jangan bicara omong kosong, Merry! Bukankah kau yang memberi tahuku jika Shaylenna adalah Flower saudara tiriku. Kau bilang jika kau benci padanya, karna Shaylenna yang menjadi idola di klub ini, dan kau ingin menyingkirkannya dengan ban