Madam Alice membawa Shaylenna ke sebuah ruangan mewah yang menyerupai sebuah aula. Di ruangan itu, sudah ada beberapa wanita dengan pakaian minim dan make up tebal, duduk berjejer rapi dengan anggun sambil menyilangkan kaki. Mereka menampilkan pose terendah, untuk memikat para kaum lelaki.
"Sayang, kau harus duduk di sebelahku dulu,” kata madam Alice sambil menunjukkan kursi di sebelahnya dan Shaylenna hanya mengangguk kemudian mengikuti perintahnya. Ruangan itu, tertata rapi dengan deretan kursi berjejer di samping kanan, dan sofa mewah berjejer di samping kirinya. Di samping kanan, sudah ditempati oleh para wanita se Profesi dengannya, dan di samping kiri, adalah singgasana para pelanggan yang dijuluki sebagai raja. Pepatah mengatakan, pembeli adalah raja. Dan aturan itu, tentu sangat berlaku disini. Karena tugas para wanita yang sudah terbeli, harus patuh dan memuaskan keinginan mereka. Madam Alice duduk di sebuah meja yang terletak di tengah-tengah ruangan. Tempatnya agak tinggi, sehingga mirip seperti tempat duduk seorang hakim, di meja pengadilan. Madam Alice berdehem untuk meredakan riuh dari obrolan para wanita di sana. Dan seketika, para wanita itu diam, dan menatap ke arah nya. "Oke, semua. Malam ini, ada anggota baru. Jadi seperti biasa, Aku akan kembali membacakan aturan dan syarat di klub ini.” Madam Alice membuka obrolan lalu memandang Shaylenna sejenak. "Kenalkan, dia Shaylenna! “ Shaylenna yang merasa terpanggil, bangkit dari duduknya dan sedikit menyunggingkan senyuman kikuk pada audiens di depanya. Setelahnya, dia pun kembali duduk di tempatnya. "Wow! dia sangat cantik, Madam!” celetuk salah seorang dari mereka. "Pelanggan kita, pasti akan kabur padanya.”"Ishh! Itu tidak mungkin! Aku lebih sexi darinya!“"Ya! Lebih cantik dan menarik aku, daripada dia!”"Kelihatannya, dia masih muda ... “"Sudahlah, stempel kita sama. Sama-sama jalang!“"Hahaha...” Berbagai komentar saling bersahutan. dan Shaylenna hanya diam. Lagi pula yang dikatakan mereka semua benar adanya. Dia jalang dan selamanya stempel itu akan selalu tersemat padanya. Sedang Madam Alice hanya memijit kepalanya ringan saat ruangan itu kembali riuh, seperti semula. "Diam! “ Madam Alice kehilangan kesabarannya. Dia berteriak sedikit keras dan hal itu membuat Shaylenna takjub. Wanita yang sangat lembut saat bersamanya, ternyata memiliki sosok keras dan tegas dalam dirinya. "Tolong diam sebentar! Madam hanya ingin memberi tau pada Shaylenna soal aturan di klub ini, oke dear?” Suara madam Alice kembali melembut, dan para wanita di sana pun mengangguk setuju. Madam Alice, mengambil selembar kertas dan mulai membacakan syarat dan aturan untuk para wanita di klub itu. “1. Tidak menolak siapa pun pelanggan yang akan memakainya. 2. Hanya akan ber One Night di kamar yang sudah tersedia di klub. 3. Uang yang diberikan pelanggan sudah sepenuhnya milik tuan. Karna sebelumnya para wanita sudah dibeli dan mendapatkan uang dari tuan. 4. Para wanita hanya bisa keluar dari klub sesuai keputusan tuan. 5. Jika melanggar salah satu dari aturan itu, maka akan dikenakan sanksi berat. “Tertanda tuan Alex!” Madam Alice selesai membacakan aturan itu, lalu menatap Shaylenna sejenak, “kau mengerti Shaylenna? “"Aku mengerti!” jawab Shaylenna dengan sedikit senyuman binal yang sebenarnya dipaksakan. Dia memancing sosok Shaylenna untuk menampakkan dirinya. Tak lama kemudian, terdengar riuh dari luar dan pintu aula itu terbuka. Bermacam sosok pria dengan jas mahal dan berpenampilan billionaire, memasuki ruangan. Mereka menduduki tempat yang sudah tersedia di sana, kemudian menyesap minuman yang juga sudah tersedia anggun di atas meja. Para wanita di sana pun, semakin bersikap binal dan menggoda. Shaylenna melihat beberapa dari wanita itu mengedipkan matanya, sampai-sampai ada juga yang semakin meninggikan silangan kakinya hingga setengah pahanya terpampang mulus tak bersekat. "C'mon Madam. Cepat buka acara pelelangan ini!” kata seorang pria yang sedang menyesap vodkanya sambil mengelus rahangnya--menatap liar pada wanita-wanita sexi di depannya. Madam Alice hanya tersenyum tipis. Sudah setiap hari dia mendengar kata-kata itu. “Baiklah Tuan-tuan. Khusus malam ini, ada wanita baru yang akan menemani malam Anda di ranjang tentunya. Tapi, khusus untuknya. Tuan memberikan beberapa syarat dan perjanjian yang harus di patuhi juga harus ditanda tangani!” Kata madam Alice dan Shaylenna tau, jika tuan yang menyentuhnya pertama kali itu pasti yang membuat peraturan itu untuk para pembelinya. "Ayolah Madam, syarat apa lagi itu? Secantik apa sih wanita jalang baru itu?” Kembali Shaylenna menelan salivanya yang terasa pahit di lidahnya. Stempel jalang yang disandangnya kembali diperjelas. Apa statusnya dalam masyarakat? Sampah! Dirinya hanya sampah dalam masyarakat. "Tidak sulit Tuan. Hanya ada beberapa dan syarat ini mutlak dari Tuan sendiri. Jika pelanggan tak sanggup memenuhinya, silakan pilih wanita lain saja,” ucapan madam Alice, semakin membuat pria-pria itu penasaran dengan sosok wanita yang sedikit di istimewakan itu. "Oke Shaylenna Sayang, majulah ke depan. “ Shaylenna kikuk. Situasi ini secara langsung mengantarkannya ke kandang para singa. Dia adalah mangsa, dan sebentar lagi, dirinya akan menjadi kudapan malam. "Jangan takut Sayang. Tunjukkan dirimu. Ingat siapa yang jadi penyemangatmu!” lanjut Madam Alice sedikit berbisik. Shaylenna mengangguk. Dia harus berani. Dirinya bukan lagi Flower si wanita yang menjunjung tinggi harga diri dan bermartabat. Dia Shaylenna, dan statusnya adalah wanita jalang. Jalang sebaiknya bertingkah sebagai mana mestinya. Jalang tetaplah jalang. Tidak peduli bagaimana asal usulnya. Kemudian dengan langkah nya yang sedikit gugup, Shaylenna perlahan maju ke depan dan berdiri kaku di sana. Glek! Semua pria itu menelan ludahnya kasar. Bagaimana tidak? Sosok Shaylenna itu sangat cantik dan menggoda. Perubahan yang dilakukan madam Alice, Membuat Flower yang sederhana dengan kaos kebesarannya terlihat sangat sexi, dan menggoda layaknya seorang jalang. Rambutnya yang dulu hitam, lurus dan panjang. Sedikit di potong dan di buat bergelombang indah dengan cat warna coklat kepirangan. Warna nakal itu, Pasti akan membuat para pria billionaire itu berimajinasi liar membayangkan rambut indah itu berantakan di bawahnya. Mata yang coklat kehitaman, sudah menjadi manik mata yang sedikit hijau ke abuan. Alis yang tersusun rapi, dan bibir tipis sexi yang biasanya pucat itu, sudah berpoles lipstik bernuansa peach kemerahan. Hidung mancung, dengan wajah sedikit tirus ber make up natural benar-benar perpaduan yang sempurna. Bahkan kesan usia 19 tahun terlihat tidak ada padanya. Jangan lupakan gaun merah yang melekat erat di tubuhnya, menunjukkan jika tubuh itu sangatlah menggoda untuk ukurannya.Madam Alice tertawa pelan, melihat situasi memanas yang diciptakan Shaylenna hanya karna kemunculannya. “Bagaimana? Sangat cantik, bukan? Wow, wow, wow. Sepertinya kalian akan memperebutkan nya,” ucapnya melirik kilas Shaylenna di depannya, “bisa kembali pada saya sebentar? Saya akan membacakan syarat dan perjanjian, untuk Anda yang akan memilikinya malam ini,” lanjut madam Alice dan pria di sana hanya mengangguk gusar tanpa mengalihkan tatapannya. Sedang para wanita itu, tentu saja menatap jengah dan sinis pada Shaylenna. Mereka tidak menyangka pengaruh seorang Shaylenna begitu memukaunya. Shaylenna akan menjadi saingan terberat mereka. Pasti beberapa hari ini, para pria billionaire akan mengantre untuk mendapatkannya. Madam Alice kembali mengambil sebuah kertas dan membacakannya. “Syarat dan perjanjian untuk pelanggan Shaylenna.“1.Shaylenna hanya bisa di gunakan 2 jam oleh pemakainya. Dan jika ingin memakainya semalam penuh, maka tarifnya akan berlipat ganda. 2. Shaylenna hanya untuk pelanggan di bawah usia 40 tahun. 3. Tidak boleh, membawa Shaylenna keluar dari klub. 4. Tidak di ijin kan mencium atau bercumbu dengan bibirnya. 5.Shaylenna hanya akan melayani 3 pria dalam semalam, dan itu berarti waktunya hanya 6 jam. Kecuali untuk 1 pria yang membelinya semalam penuh. “ Jika tidak bisa memenuhi persyaratan di atas, maka silakan gunakan wanita selain Shaylenna. Tertanda tuan!” Madam Alice melipat kertas yang dibacanya tadi. Sejenak melirik Shaylenna yang masih berdiri dengan kakunya. Ya ampun ... lugunya gadis itu. Syarat itu, sontak membuat para pria, menatap tidak suka, apalagi yang sudah setengah baya. "Madam bagaimana bisa? Aku ingin sekali melumat bibir sexi nya itu!” ungkapan seorang pria tampan yang mengutarakan komentarnya secara vulgar, membuat para wanita semakin menatap tidak suka. Sedang madam Alice hanya sedikit menyunggingkan senyumnya. Benar perkiraannya, jika sosok Shaylenna akan di gilai oleh para pria petualang ranjang itu. "Itu adalah syaratnya Tuan. Dan itu di luar kendali saya. Anda bisa tanyakan pada tuan apa alasannya!” kata madam Alice, dan pria itu hanya menatapnya jengkel. "Baiklah. Untuk malam ini, pemiliknya akan di lelang sesuai harga penawaran tertinggi,” kata madam Alice lagi membuka acara lelang, membuat para pria itu mengangguk antusias menatap Shaylenna di depan sana. Sedang Shaylenna, dia bisa apa, selain tertawa miris. Menertawakan hidup nya yang sudah benar-benar hancur dan tak ada harganya lagi. satu persatu, pria-pria itu menunjukkan harga untuk membelinya. Menunjukkan padanya, jika dirinya seorang jalang yang tidak ada gunanya. Pemilik harga diri yang pantas dibeli dengan uang. Bahkan para pengemis di luar sana, masih lebih bermartabat darinya. Mereka hanya minta belas kasihan dan orang-orang langsung memberikan nya tanpa imbalan. Sedangkan dia, jangankan belas kasihan, status sosial saja, orang-orang menganggapnya sampah. Kenapa hidupku harus berakhir menyedihkan seperti ini? Lelang untuk mendapatkan Shaylenna terus berlangsung lama. Para pria itu tidak ada yang mau mengalah. Mereka sama-sama mengajukan penawaran tertinggi dan akhirnya, tawaran terakhir tertinggi dimenangkan oleh seorang pria muda yang sialnya juga berpengaruh di sana. "Baiklah Tuan. Selama 2 jam ini, Shaylenna menjadi milikmu, dan kau harus ingat syarat & perjanjian itu,” kata madam Alice, pada pria yang berhasil memenangkan lelang Shaylenna malam ini. "Cepatlah gunakan waktumu brotha. Setelah ini banyak yang menunggu giliran setelahnya!” Celetuk seorang billionaire yang kalah dalam lelang itu. "Maaf saja. Malam ini, Shaylenna hanya milikku sepenuhnya!” jawab pria itu dengan sombongnya. "Sialan! “ Madam Alice, hanya tertawa mendengar cekcok kecil itu. Siapa yang tidak akan memperebutkan Shaylenna. Dia juga menyandang gelar seorang remaja belia yang menggoda. "Madam, aku pakai Shaylenna semalam penuh, dan berikan kamar terbaik untukku.“"Baik Tuan. Sekarang, Anda bisa membawanya ...,“ kata madam Alice sambil menggenggam tangan dingin Shaylenna sejenak, memberikan semangat pada wanita itu, untuk mengikhlaskan takdir hidupnya. Pria itu menghampiri Shaylenna lalu memeluk pinggangnya erat merapat pada tubuhnya. Pria itu, menghirup dalam-dalam aroma mawar pada tubuh Shaylenna yang menawan bak bunga baru mekar. Shaylenna hanya diam dan mengikuti langkah pria yang akan menikmati tubuhnya itu. Shaylenna, bersyukurlah. Tuan Alex, membuatkan syarat untukmu yang akan membuat pekerjaanmu menjadi lebih ringan. Bukan hanya tidak mengizinkan orang menciummu di bibir, tapi usia para pria yang akan menggunakanmu juga sangat membantu. Bayangkan saja jika kau mendapat pelanggan tua dengan perut buncit? Ish, Membayangkannya saja, sudah membuatku ingin muntah. Tapi aku juga heran, apa yang membuat tuan Alex tak mengizinkan seorang pun mencium bibirku? Shaylenna berputar dalam lamunan dan obrolan dengan dirinya sendiri. Dia tidak menyadari jika pria yang membawanya itu terus menatapnya tanpa berkedip. Dan senyuman miring di bibirnya, tidak pernah putus dari tadi. Pria itu pun membawa Shaylenna masuk ke sebuah kamar, dan melepaskan pelukannya. Setelahnya, pria itu melepas jas nya dan duduk di sofa yang mengarah langsung pada pemandangan indah kota paris di depan sana. "Shaylenna!” panggilnya membuat Shaylenna terperangah dan segera balik menatap pria yang duduk membelakanginya itu."Ya Tuan,” jawabnya sambil melangkah mendekat dengan kepala tetap tertunduk. "Kemarilah. Duduk denganku. Kau tidak lupa bukan, jika tugasmu malam ini adalah melayaniku?“ kata pria itu sambil menepuk pahanya, isyarat jika Shaylenna harus duduk di pangkuannya. Shaylenna menurut bagai kerbau dicucuh hidungnya. Tidak ada penolakan sedikit pun. Dia menurut dan duduk di pangkuan pria itu. Pria itu menatap lekat wajah Shaylenna. Sedikit seringaian muncul di wajahnya."Kenapa kau menunduk terus? Kau itu sangat cantik, Anna. Apa kau mengira wajahku sangat jelek, hingga kau tak mau menatapku?” tanyanya dengan suara lembut, membuat Shaylenna sedikit bisa bernafas tenang mendapatkan pelanggan lembut sepertinya. Shaylenna mendongak, matanya mengerjap pelan. Pria itu, sangat tampan dengan alis tebal, hidung mancung, bibir tipis bergelombang, juga rahangnya yang kokoh. Manik matanya yang kehijauan, membuat Shaylenna tertegun melihatnya.. "Nah, sekarang lihat. Kau malah terpesona padaku ...,” kata pria itu sambil, menyusuri lembut wajah Shaylenna dengan jari telunjuknya. Wajah Shaylenna memerah. Berdekatan dengan seorang pria masih hal tabu untuknya.“Ya. Anda memang tampan.” Pria itu tersenyum lembut mendengar suara lembut, wanita cantik yang di pangkuannya. "Anna, bolehkah aku bertanya sesuatu?” kata pria itu, membuat Shaylenna menatapnya bingung. Pria itu menyadarinya. Dia mengecup puncak hidung mancung Shaylenna hingga Shaylenna sedikit terperanjat. “Boleh kan, jika aku memanggilmu Anna? Shaylenna terlalu panjang untuk ku sebut.” Sambungnya dan Shaylenna hanya mengangguk setuju. "Tuan, ingin bertanya apa?”"Kenapa kau ada di tempat ini? Kau masih 19 tahun. Seharusnya Gadis seusiamu masih belajar,” kata pria itu, membuat Shaylenna mendongak tak percaya, pria itu bertanya tentang asal muasal dirinya menjadi jalang. Shaylenna kira, mereka akan langsung bermain di ranjang. "Maaf Tuan. Aku tidak bisa menjawabnya. Aku tidak bisa menceritakan kisah hidupku. Tapi, aku akan jadi pendengar yang baik untuk orang lain. Tugasku hanya melayanimu saja ...,” jawabnya sambil memberanikan tangannya, mengusap wajah tampan itu. Pria itu, memejamkan matanya. Menikmati tangan lembut yang mengusap wajahnya walaupun ada sedikit getaran di sana. Hanya sebuah sentuhan biasa, tapi mampu membuat gairah pria itu menggila seperti terpancing oleh kail tanpa umpan. "Shaylenna, bisa lakukan tugasmu sekarang?” kata pria itu, membuat Shaylenna mengangguk pelan Baiklah Shaylenna, ini malammu sebagai Idola ranjang.Shaylenna sudah membuang jauh, sosok Flower dalam dirinya. Sepenuhnya dia akan menjadi sosok Shaylenna yang akan memuaskan lawan mainnya diranjang. Ini malamnya, dan lebih cepat melakukannya, maka bebannya akan sedikit berkurang. Malam ini, dia hanya akan melayani 1 pria saja, dan pria yang membelinya, memiliki sifat lembut seperti tuannya. Shaylenna masih tetap mengusap lembut wajah pria tampan di depannya. Tak bisa dia pungkiri, ketampanan wajah pria itu, memang membuatnya terpesona."Tuan, bolehkah aku memulainya?” tanya Shaylenna, sambil terus mengusap wajah pria yang sedang memejamkan matanya itu."Ya Anna. Puaskan aku! Akhir-akhir ini, aku sangat frustasi oleh pekerjaan. Buat aku lupa akan segalanya ...,” jawab pria itu sambil terus memejamkan mata. Shaylenna sedikit tersenyum. Pria itu tipe pria lembut. Pria tidak memaksanya, tapi memintanya untuk memuaskannya. Dan dia, akan be
Shaylenna menghela nafasnya gusar. Dia menyiapkan dirinya untuk menceritakan tentang sosok Flower dan kehidupannya dulu.“Mom, aku tidak akan banyak cerita tentang Flower dan kehidupannya dulu. Hanya saja, aku ingin Mommy tau, jika aku punya seorang ayah dan seorang saudara tiri perempuan,” ujar Shaylenna memulai kisah hidupnya."Ayahku sakit-sakitan dan dirawat di rumah sakit, sejak 5 tahun lalu. Ayahku menderita penyakit kanker otak stadium akhir. Putrinya, yang dulu bernama Flower adalah gadis tangguh dan pantang menyerah. Untuk membiayai kehidupannya sehari-hari, Flower bekerja sebagai buruh cuci piring, dan tukang sapu di jalanan."Tapi, hari itu ... dokter memberitahu Flower, jika ayahnya harus di operasi dan butuh biaya banyak. Apalagi hutang pada rumah sakit, sudah sangat banyak dan harus segera dilunasi. Flower berusaha meyakinkan dokter untuk melakukan operasi pada ayahnya, dan berjanji akan melunasi semu
Shaylenna sudah membersihkan tubuhnya untuk menghilangkan bekas persetubuhan yang ke dua kalinya tadi. Dia keluar dari kamar mandi, dengan bathrobe nya yang mengundang gairah pria. Dandi ranjang itu, seorang pria duduk dan menatapnya tajam.Shaylenna diam mematung. Tatapan tajamnya mengintimidasi. Shaylenna merasa ada hal aneh dari pria di depannya itu. Entah hanya perasaannya saja atau ...? Tapi aura pria itu, jelas membuatnya takut. Mirip seperti Tuan Alex. Batinnya.Melihat tatapan tajam dan seakan membunuh itu, Shaylenna memberanikan diri melangkah mendekatinya, dan pria itu pun berdiri menyambutnya."Tuan ... “ Shaylenna sedikit gemetar ketakutan. Jangan sampai pria itu melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya. Sudah cukup, hatinya saja yang hancur, dan dia tidak mau, tubuhnya juga tersakiti di sini."Cuihhh! “ Pria itu menoleh dan meludah kasar. Menatapnya jijik, lalu mencengkeram kedua lengannya kasar h
"Aku Max!”Hanya nama singkat itu yang pria itu katakan. Dia kira Shaylenna peramal yang akan tau kepanjangannya. Shaylenna yang kelewatan polos, malah terbengong dengan mulut yang sedikit menganga, membuat pria itu tersenyum tipis melihat kebodohan wanita yang menjadi jalang di klub yang di datanginya tadi malam."Jangan menatapku begitu. Mau tidak keluar dari kamar membosankan ini?” tanya Max sambil menggulung lengan kemejanya yang sebenarnya sudah kusut. Rasa khawatir, membuatnya sampai lupa untuk menyuruh bawahannya membelikan pakaian ganti.Shaylenna hanya mengangguk, mengiyakan ajakan pria asing itu.Max mengambil kursi roda kemudian membantu Shaylenna duduk di kursi roda itu. Setelahnya, dia mendorong kursi roda itu keluar dari ruang rawat inap Shaylenna.Sepanjang melewati koridor, tentu saja keberadaan Max menarik perhatian beberapa pasang mata yang kebetulan berpapasan.Tiga orang per
Sudah 15 hari Shaylenna pulang dari rumah sakit. Dia sudah sembuh dan kembali menjalani profesinya. Dan terhitung sudah 20 hari Shaylenna menjalani kehidupan malamnya, bukti perjuangan seorang anak untuk ayahnya.Tak jarang, dia mendapatkan tatapan sinis dan iri dari wanita di klub itu, karna posisi Shaylenna tak terganti. Dia masihlah menempati posisinya sebagai idola ranjangMalam itu, Shaylenna kembali memasuki aula, di mana para pria akan membeli dan menggunakannya. Lalu, entah sengaja atau tidak, Shaylenna melihat kakaknya Jane, berada dalam barisan wanita seperti dirinya."Apa yang dia lakukan disini?” lirih Shaylenna. Dia menatap cemas dan takut. Bagaimana jika Jane menghampirinya? Jane akan tau siapa dirinya, dan seperti biasa Jane akan mengolok-olok statusnya sekarang.Shaylenna bersyukur, begitu madam Alice memanggilnya. Seorang pelanggan sudah menunggunya disalah satu kamar, dan hal itu membuat Shay
Shaylenna mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia masih belum percaya, jika kakaknya, Jane benar-benar berdiri di depannya. Dia tidak sedang bermimpi. Bagaimana Jane bisa menemukannya alias mengetahui identitasnya?"Ohhh, jadi ini Idola ranjang itu? Dasar munafik! Wanita licik!” umpat Jane sambil menarik rambut Shaylenna kuat sehingga membuat Shaylenna meringis kesakitan."Argh ... lep--pas kak. Sa—kit!”Shaylenna mengambil tangan Jane, dan melepaskannya dari rambutnya. Meskipun kondisinya masih sangat lemah, dia harus bangkit untuk melawan kakaknya itu. Karena dia Shaylenna, bukan lagi Flower yang lemah."Saat ku jual kesini, kau menangis meraung-raung. Sekarang, Setelah kau melihat uang dan merasakan bagaimana kepuasan bermain dengan pria, kau menjual tubuhmu. Dasar munafik! antas saja semua wanita disini membencimu! Kelicikan mu dengan tampang polosmu itu berhasil menjera
Flower terbangun karna sinar matahari pagi yang mulai menyengat kulitnya. Dia menguap dan meregangkan ototnya perlahan. Tertidur telungkup di pemakaman, bukan hal yang mudah. Tubuhnya sakit dan pegal dimana-mana.Flower, menatap dalam nisan di depannya. Air matanya kembali jatuh. Di usapnya pelan nisan bertuliskan nama ayahnya itu. “Maaf aku harus pergi, Ayah. Aku yakin, saat ini sedang menjadi buronan Alex! Suatu hari nanti, aku akan mengunjungi Ayah lagi. Aku janji,” ucapnya pelan dengan air mata tak terbendung. Dia pun pergi dari tempat itu dengan menahan rasa sesak yang mendera.Flower menghentikan taxi dan menunjukkan sebuah alamat pada sopir itu. Dia tidak berniat untuk kembali ke rumah lamanya. Di sana ada Jane. Jane pasti akan kembali menyerahkannya pada Alex.Flower akan ke toko pakaian kecil, untuk membeli baju. Karna bajunya saat ini, sudah sangat kotor dan tak layak pakai. Setelahnya, dia akan mencari kontrakan kecil yan
1 bulan berlalu ... Flower hidup bahagia. Selama 1 bulan terakhir, Axel memperlakukannya dengan sangat baik. Para pelayan di rumah itu juga sangat baik padanya. Sejauh ini, keadaannya sangat aman dan dia tak perlu takut dan khawatir.Axel sering menceritakan kehidupannya kepada Flower, begitu pun sebaliknya. Mereka saling terbuka satu sama lain. Kini, mereka berteman sangat dekat, bahkan Axel sudah menganggap Flower adiknya. Itulah sebabnya Axel sangat menjaga keamanan Flower. Dia tidak mau, jika Flower harus kembali ke dunia hitam itu. Axel sangat tersentuh, saat Flower menceritakan kisah hidupnya. Flower sangat ingin jauh dari dunia jalang itu dan dia akan membantunya. Letak rumah Axel yang sedikit tersembunyi dari keramaian, membuat Alex sulit untuk menemukannya dan mereka bersyukur untuk itu. Bukannya Axel tidak tau, jika Alex sudah menyebar anak buahnya ke seluruh penjuru kota untuk menemukan wanita yang saat ini bersembuny
1. Idola Ranjang (Alex -Flower) > Tersedia versi cetak, GoodNovel dan apk yang lain 2. King Bastard For Beauty Slut (Maxime-Katherine) > Tersedia versi cetak, ebook apk 3. The King Of The World 1 (sekuel idola ranjang. Cerita tentang Peter yang harus terlibat konflik dengan Alex yang merupakan ayah biologisnya sendiri) > Ekslusife di ungu 4. The king of the world 2 (Kisah cinta Peter dan Jasmine, anak Maxime. Menjadi awal mula cerita Jerk Husband.) >Tersedia versi cetak 5. Jerk Husband ( Luke-Anna. Pernikahan balas dendam) > Tersedia versi cetak, ebook, Goodnovel dan apk yg lain. Dan masih banyak series lainnya. Info lebih lengkap, silakan dm aku di i* (riskihakiki29) terima kasih.
Paris, 15 tahun kemudian."Luke, Luke! Di mana kau?" panggil seorang pria ber jas mahal yang sudah lepas dari tubuh atletis nya. Dia Alexander. Pria dingin penguasa kota Paris itu, nyatanya menjadi sosok ayah yang baik untuk kedua anak kembarnya. Alex tak membiarkan anak-anaknya kekurangan kasih sayang. Dia mencukupi semuanya, bahkan menjadi sosok ibu pun dia lakukan agar anak-anaknya setara dengan anak-anak lainnya yang memiliki ibu.Seorang pelayan tergopoh menghampirinya. Terlihat raut wajah khawatir nampak di wajah pelayan itu. “Tuan. Tuan Luke sedang menghukum beberapa bodyguard di kamarnya," ucap pelayan itu sambil menunduk, dan Alex segera melempar jas yang dipegangnya dengan kasar. Sudah sering Alex mendengar Luke yang bertindak semena-mena pada pelayan juga bodyguard nya."Astaga, anak itu ... " lirihnya.Alex melangkah dengan terburu menghampiri kamar Luke yang berada di lantai atas, dan begitu dia membuka pin
**Beberapa bab hanya tersedia versi buku*****Alex menggerakkan kursi rodanya menuju jendela besar tempat favorit Flower melihat pemandangan hutan bersalju yang selalu membuatnya takjub berlebihan. Karena kesalahannya, dia sudah membuat Flower benar-benar menghilang dari dunianya. Setiap detik nya Alex hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kebodohan nya, membuatnya kehilangan wanita yang dia cintai. Merindukan Flower masih terus membayanginya. Sehingga Alex selalu membawa pergi ponselnya yang berisi kenangan wajah cantik Flower nya. Sudah 9 bulan, tapi dia masih yakin. Flower masih hidup untuk kembali dan menjadi miliknya.Usia kehamilan Jane pun sudah menginjak 9 bulan, dan penderitaannya selama ini akan segera berakhir. Memang, selama beberapa bulan terakhir Alex memilih kembali ke mansion nya di Bonneval Surc arch. Efek morning sickness membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Sesuatu yang disebut mengidam dan ditunggu - tunggunya pun tak pernah
Hidup memang tak bisa ditebak. Siapa sangka seorang Alexander akan frustasi hanya karna seorang jalang yang meninggalkannya. Sudah beberapa bulan, tapi harapan Alex untuk bertemu Flower semakin pupus.Alex hanya bisa menunggu dan terus mencari. Tapi semuanya tetap tak ada titik terangnya. Saat ini, Alex sedang berada di salah satu restoran mewah dengan kolega bisnisnya, dengan Theo yang selalu setia mendampinginya. Tiba-tiba seorang wanita datang, dan memegang tangannya."Hey! Apa yang kau lakukan, Jane?!" tanya Alex. Dia masih memanggil Jane dengan namanya. Beruntung, dia sedang berada di depan koleganya. Jika tidak, Alex sudah mengatainya jalang dan melemparkannya keluar restoran."Ikuti aku, Tuan atau yang akan aku katakan akan membuat Anda malu di sini," bisik Jane dan Alex dengan wajah kesal, bangkit dan mengikutinya. Theo yang melihat lirikan mata Alex, mengangguk mengerti. Dia harus mengalihkan kolega bisnis Alex sejenak.Alex mengi
Rose sedang berada di taman samping mansion. Tempat yang dulunya kosong hanya terdapat beberapa pohon itu, kini sudah cantik dan asri dipandang mata. Tanaman bunga mawar yang Rose tanam sudah berbunga dengan warna merah cantik merekah. Membuat siapa pun akan betah berlama-lama di sana.Rose bersenandung ria sambil memetik beberapa tangkai Mawar lalu dia masukkan ke dalam vas. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak tinggal bersama Max selama 1 bulan 1 minggu lamanya. Pelayan yang ikut menemaninya hanya ikut tersenyum. Melihat Nona nya yang dulunya selalu murung itu, kini selalu menampakkan wajah bahagia setiap harinya.Saat pertama Rose datang ke mansion. Para pelayan menatap heran, bagaimana bisa seorang pria penguasa seperti tuannya membawa wanita yang terlihat stres dan hampir gila?Tapi, lambat laun mereka mulai menyadarinya. Ternyata saat itu, wanita itu sedang tertekan sehingga tampak menyedihkan. Wanita pilihan tuannya, nyatanya a
Sudah 2 minggu Alex berada di mansion Bonneval, mansion tempatnya dan Rose mengukir banyak kenangan. Tangis, sedih, tawa, takut, amarah, cinta semuanya terjadi di mansion itu. Alex sedang memandangi kemejanya yang selalu Flower pakai. Alex tersenyum tipis. Flower sangat menyukai kemeja itu."Kau tau Alex, aroma lembutmu ini, akan membuatku selalu merasa dekat denganmu ..."Ucapan Flower saat itu kembali teringat olehnya. "Apa saat itu, kau sudah merasakan jika kita akan terpisah, Flower?" lirih Alex sambil mengusap kemeja itu, seolah Flower berada didalamnya."Kau membuatku benar-benar gila! Apa kau tau? Aku sangat merindukanmu, kumohon beritahu padaku di mana keberadaanmu, My Flower ..." lanjut Alex ke arah kemeja yang tergeletak di ranjang kosong di sampingnya."Maaf. Tapi aku tidak bisa menghapus semua bayanganmu. Semuanya masih terekam jelas dalam ingatanku. Saat kau memejamkan mata, lalu membuka mata indah mu dan senyuman
Rose membawa Maxi ke kursi di dekat jendela yang mengarah pada pemandangan danau di depan sana. Max hanya mengikutinya lalu duduk melihat pemandangan danau di depannya yang sedang keemasan diterpa sinar matahari siang.Rose memegang bahu Max, mencoba memberikan Max kekuatan untuk mengenang luka lama, "Aku akan mengambilkanmu air.""Tidak perlu. Tetaplah disini, aku tidak membutuhkan air, aku membutuhkanmu," jawab max sambil memegang tangan Rose, dan Rose pun ikut duduk di kursi sebelah max, mengurungkan niatnya untuk pergi.Max menghela nafasnya pelan, lalu mulai menyambung cerita masa lalunya yang kelam.“Saat itu, aku berlari menghampiri ayahku yang sudah tergeletak bersimbah darah, dan ibu ku yang sudah menangis terisak di samping ayah sambil memangku kepalanya. Saat itu aku tidak peduli pada apa pun. Aku hanya sangat shock melihat ayahku sekarat di depan mataku. Dan lebih menyakitkannya lagi, karna Alex lah yang sudah membunuhnya, hing
Alex melangkah tegap, beberapa bodyguard menundukkan kepalanya saat Alex melewati mereka. Alex menuju ke sebuah gudang, tempat mangsanya sedang disiksa. Dan Alex tak sabar ingin melihat bagaimana mengenaskannya keadaan dua wanita jalang yang sudah menghancurkan hidupnya itu.Brak!Alex menendang pintu di depannya, kemudian melangkah perlahan. Dan pemandangan di depannya, membuat Alex tertawa keras. Hingga Merry dan Jane yang sedang memejamkan mata, sontak melihat ke arah Alex yang berdiri di depan pintu bak malaikat pencabut nyawa.Alex puas melihat bagaimana mengenaskannya Merry dan Jane. Keadaan mereka yang sama-sama telanjang terikat mengenaskan. Merry di atas ranjang lapuk itu dihiasi oleh luka lebam, dan bekas perbuatan kotor nan bejat. Mungkin, semalaman para bodyguard nya menggauli dan memukuli tubuh Merry tanpa belas kasihan.Jane malah lebih mengenaskan. Tangan Jane digantung ke sebuah paku ditembok. Bekas tamparan juga membekas d
Jane dan Merry gemetar ketakutan. Hidup mereka sedang berada diujung tanduk. Entah dari mana Alex bisa mengetahui semua rencana busuk mereka untuk menghancurkan Flower."Tuan ... Ma—maaf. Tapi itu semua adalah rencana Merry. Dia iri pada Flower dan mengancamku untuk turut serta menghancurkan Flower. Jika aku tidak mau, dia mengancam akan membunuhku, Tuan,” ucap Jane.Jane rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Merry. Sedangkan Merry menatap tak percaya, kenapa sekarang justru dia yang di kambing hitamkan?"Apa maksudmu, Jane? Jelas-jelas kau yang mengajakku lebih dulu untuk menyingkirkan Flower!" jawab Merry tak terima dengan apa yang dikatakan Jane tadi."Jangan bicara omong kosong, Merry! Bukankah kau yang memberi tahuku jika Shaylenna adalah Flower saudara tiriku. Kau bilang jika kau benci padanya, karna Shaylenna yang menjadi idola di klub ini, dan kau ingin menyingkirkannya dengan ban