Share

12. Selangkah didepan

“Hapus video itu sekarang juga, Brengsek!” teriak Arzenio murka. Dia bahkan lupa sedang berada di dalam ruang perawatan Fania.

“Maafkan aku, Kek. Aku hanya tidak ingin salah mengambil Keputusan. Lagipula aku bukannya tidak mau menandatangani berkas itu selamanya. Aku hanya butuh waktu untuk mempertimbangkannya, Kek. Itu saja. Aku harap kakek bisa memahaminya,” jelas Ridel tetap sabar. Dia tahu bagi Fania, kakeknya sangat berarti.

“Jangan pernah bermimpi menjadi menantu keluarga Mauren yang sesungguhnya, Ridel! Orang miskin sepertimu, sama sekali tak pantas untuk menjadi pendamping putriku. Bagi kami, kau tak lebih dari sampah jalanan. Sampah yang kapan saja bisa kami buang, jika sudah tidak diperlukan lagi!” cetus Vicenzo emosi.

“Apa kau sengaja memperlambat proses kesembuhan kakakku? Apa kau mau menjadi benalu bagi kehidupan kakak? Lebih baik buang mimpimu itu! Setelah kakak sembuh, kau harus kembali ke tempat asalmu,” ujar Nadia sepedas cabe.

Ridel diam membisu, dia membiark
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status