Share

Identitas Tersembunyi: Rahasia Kekayaan Tanpa Batas
Identitas Tersembunyi: Rahasia Kekayaan Tanpa Batas
Penulis: Yully Kawasa

1. Pengkhianatan

"Bukankah itu Nadia?!"

Ridel mematung, kekasih yang sudah dua tahun bersamanya tengah bersama laki-laki lain!

Parahnya, ia melihat mereka tengah berada di butik gaun pengantin yang mewah!

"Mau apa mereka di sana?!"

Hari ini, Ridel berniat untuk melamar Nadia. Baginya, dua tahun cukup untuk mengenal Nadia dan sekarang dia yakin ingin menikahinya.

Namun sayang, kini ia melihat pacarnya itu sedang bersama pria lain yang berpakaian mewah!

"Heh gembel! Mau apa kamu masuk ke toko ini!"

Dua orang petugas keamanan menghadang Ridel yang merangsek masuk untuk bertemu dengan Nadia.

"Pak, biarkan aku masuk! Aku ingin bertemu dengan pacarku!"

Mata salah satu petugas keamanan itu mendelik. "Pacar katamu?! Mana mungkin pacar seorang gembel sepertimu bisa masuk ke toko mewah ini!"

Lalu, dengan gerakan kasar, petugas keamanan itu mendorong Ridel hingga terjatuh. Cincin yang Ridel beli sebagai kejutan pun jatuh dan membuat tempatnya yang terbuat dari kayu terbelah menjadi dua.

"Brengsek! Kau telah membuat hadiah ini rusak!"

Ridel tak terima, ia pun langsung mendorong petugas keamanan itu. Namun, tenaganya tak cukup kuat dan tubuh Ridel kembali terhempas.

"Ridel! Apa yang kau lakukan di sini?!"

Tiba-tiba, suara yang begitu familiar terdengar di telinga Ridel.

"Nadia! Aku baru ingin masuk menemuimu, namun petugas kemananan ini menghalangiku!"

Ridel buru-buru berdiri dan langsung mengambil kotak kayu yang terbelah itu.

"Ini, Nadia. Aku membawakanmu cincin yang dua tahun lalu kamu inginkan. Aku sudah menabung untuk membeli cincin ini!"

Petugas keamanan itu melihat Nadia seraya menyipit, "Nona Nadia, lelaki ini pacarmu? Bukankah kau tadi datang bersama tuan besar Fernando?"

Wajah Nadia seketika memerah. Ia menatap Ridel dengan jijik lalu menghempaskan uluran kotak kayu dari tangan Ridel.

"Nadia..."

"Dasar tidak tahu malu! Kita sudah bukan lagi pasangan! Mana mungkin aku mau serius dengan office boy sepertimu?!"

Dada Ridel seketika mencelos. Jadi, selama ini Nadia tak pernah serius padanya?

"Nad... Aku bisa bekerja lebih giat untuk menabung. Aku akan menikahimu..."

Nadia meludah ke arah Ridel seraya menunjuk wajahnya.

"Menikah katamu! Cih! Aku tidak sudi menggadaikan masa depanku pada orang miskin sepertimu!"

Mendengar itu, Ridel hanya bisa mengepalkan tangan. Giginya bergemeletuk mendengar hinaan yang begitu menyakitkan harga dirinya.

Baru saja Ridel hendak berbicara, tiba-tiba seorang pria gempal nan pendek muncul dari belakang Nadia seraya memegang pinggul perempuan itu dengan mesra.

"Sayangku, siapa sampah menjijikan ini? Jangan bilang itu mantanmu?"

Pria itu memeluk Nadia dan menatapnya dengan tatapan penuh nafsu.

"I-iya! Tapi tenang saja, aku tak pernah serius dengan pria miskin ini!" ucap Nadia sambil membalas pelukan pria itu.

Ridel mematung. Hatinya tak lagi bisa mencerap kejadian yang ada di depan matanya ini.

"Nad... kenapa?"

Nadia lalu menginjak kotak kayu beserta cincin yang ada di dalamnya.

"Masih tanya? Dasar laki-laki bodoh!"

Lalu, pria mesum mencium leher Nadia seraya memeluknya lebih erat.

"Malam ini kita jadi kan menginap di apartemenku? Aku sudah tidak sabar..."

"Tentu saja Fernando, malam ini milik kita," ucap Nadia seraya menatap sinis Ridel.

Tiba-tiba kepalan di tangan Ridel melemas. Sebersit senyum muncul di bibirnya.

"Sampah memang cocok berpasangan dengan sampah!"

Mendengar itu, Fernando naik pitam. Pria boncel itu langsung meraih kerah Ridel.

"Sampah katamu?! Lalu kamu apa? Dasar pria miskin brengsek! Seharusnya kau tahu tempatmu berada!"

Sebuah pukulan meluncur ke arah sisi kanan Ridel.

Bugh!

"Br-bajingan! Sakit..."

Tangan Fernando ditangkap oleh Ridel dan meremasnya, membuat pria bermuka jelek itu meringis kesakitan!

"Ridel! Lepaskan tanganmu!" Nadia membentak Ridel yang masih menatap Fernando tak peduli.

"Kau tahu, kau bisa ambil perempuan itu. Sayang, seleramu hanya mereka yang bekas pakai!"

Mendengar itu, wajah Nadia memerah.

Plak!

"Dasar bajingan! Jangan dengar pria sampah ini, Fernando. Pria ini hanya membual!"

Bersamaan dengan itu, tangan Ridel melepas genggamannya dan Fernando langsung melompat ke belakang Nadia sambil gemetar.

"Heh Anjing! Akan kubalas perbuatanmu ini! Aku, tuan muda Fernando, keluarga terkaya di kota Y, akan membuatmu sengsara sampai mati dan kau akan memohon hidup kepadaku seperti anjing!" Nafas Fernando tak teratur berbarengan dengan bentakannya.

"Dasar sampah! Jika dibandingkan dengan dirimu, Fenandoku yang manis seribu kali lebih hebat dari dirimu yang hanya pria miskin tak berguna!" tambah Nadia dengan kesal.

Ridel tak bereaksi. Baginya, pemandangan di depannya ini adalah keaslian dari sifat pacarnya yang selama ini ia cintai.

Pria itu kini sadar. Semua orang sama saja; yang kaya akan selalu menindas yang miskin. Tak akan ada ujungnya.

Petugas keamanan yang sedari tadi terbengong langsung membekuk Ridel setelah mendapatkan perintah dari Fernando. Namun, Ridel tak bergerak sedikitpun.

Lalu, Nadia dan Fernando pergi sambil menatapnya jijik dan kemudian menghilang dari hadapannya.

Petugas keamanan itupun langsung menggiring Ridel ke kantor polisi untuk dilaporkan karena telah menggangu ketertiban umum.

"Sudah aku bilang! Gembel sepertimu tidak boleh ada di sini! Tempatmu hanya di Tempat pembuangan sam..."

Namun, belum selesai salah satu petugas keamanan itu berbicara, tiba-tiba...

"Lepaskan tangan kotormu dari tuan muda kami!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status