Beranda / Romansa / Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel / Bab 10 Aku Sudah Bisa Merasakan Makanan

Share

Bab 10 Aku Sudah Bisa Merasakan Makanan

"Nyonya ...."

Setelah berjalan keluar dari kamar di lantai dua, setiap pelayan yang berpapasan dengannya selalu memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Tanpa perlu ditanyakan pun, Meghan tahu siapa yang mengatur hal ini. Namun, tidak mungkin Meghan memarahi para pelayan ini.

Meghan berdiri di dapur sambil membayangkan telur yang berada di penggorengannya itu adalah Danzel.

"Dasar orang gila."

"Kenapa? Kamu kecewa karena aku hanya memelukmu tidur semalam?"

Tiba-tiba, terdengar sebuah suara dari belakangnya, membuat Meghan terkejut dan hampir saja menjatuhkan penggorengan tersebut.

"Hei, jangan tiba-tiba berdiri di belakang orang, dong!" Meghan berbalik menatap Danzel dengan kesal.

Pada awalnya, kedua belah pihak menyetujui perceraian ini. Namun, orang yang memberikan usulan ini malah tiba-tiba tidak mau menandatangani surat perceraian dan bahkan bersikap aneh.

"Kalau begitu, aku mau bertanya pada Nyonya Lewis. Lebih buruk mana, berdiri di belakang orang atau membicarakan keburukan orang lain dari belakang?"

Danzel menilai penampilan wanita yang berdiri di hadapannya ini. Wanita ini sedang mengenakan pakaian rumah yang longgar, dengan rambut yang diikat sembarangan dan wajah polos tanpa riasan. Danzel tidak pernah melihat penampilan Meghan yang seperti ini dan juga belum pernah melihat orang dengan penampilan sebersih ini.

Melihat dagu Meghan yang sedikit terangkat dan ekspresinya yang menantang, suasana hati Danzel malah menjadi sangat senang.

"Kamu sudah mendengarnya tadi, 'kan? Kalau begitu, aku tidak termasuk membicarakan keburukan orang di belakangnya."

Huh, wanita ini memang tidak rasional.

Setelah dipermainkan oleh Danzel, hati Meghan menjadi sangat gelisah. Dia langsung berbalik dan secara refleks memecahkan satu butir telur lagi. Tanpa sengaja, Meghan membuat sarapan untuk porsi dua orang.

Danzel duduk di kursi utama di meja makan. Melihat ekspresi Meghan yang memotong roti lapisnya dengan kesal, Danzel tidak kuasa menahan tawa. Selanjutnya, dia juga mengambil pisau garpunya dan mulai menyantap sarapan.

Setelah beberapa detik kemudian, gerakan Danzel tiba-tiba terhenti.

"Kenapa? Apa kamu baru sadar takut kuracuni setelah memakan sarapan itu? Sepertinya responsmu ini terlalu berlebihan, bukan?"

Entah mengapa, Meghan merasa sangat peduli dengan reaksi Danzel. Sepertinya, ini disebabkan karena dia tidak pernah memasak untuk pria mana pun. Namun, saat ini dia tidak tahu bahwa pria di hadapannya telah mulai berkeringat di telapak tangannya.

Lantaran masih merasa ragu-ragu, Danzel kembali menyodorkan sepotong roti lapis ke mulutnya. Setelah itu, barulah dia meletakkan kembali pisau dan garpunya, lalu tersenyum dengan penuh kejutan.

Beberapa hal memang telah terlalu lama ditunda untuk diceritakan. Pada saat ini, Danzel berkata, "Biar kuberi tahu sebuah rahasia padamu."

Danzel beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekati Meghan dan menyandarkan pinggangnya di meja makan. Setelah itu, dia menilai penampilan wanita di hadapannya dengan saksama.

"Jangan-jangan Tuan Danzel kebal terhadap racun mana pun?" Mendengar ucapannya, Meghan meletakkan pisau dan garpunya. Dia mendongak menatap Danzel tanpa merasa takut sedikit pun.

Danzel hanya menggelengkan kepalanya dan mengetukkan jarinya dengan perlahan di atas meja. Kemudian, dia melanjutkan, "Sebenarnya, selama ini aku tidak bisa merasakan makanan sama sekali. Tidak ada orang luar yang tahu akan hal ini. Tapi, barusan aku sudah bisa merasakan makanan."

Penuturan Danzel ini terkesan sangat santai, tetapi malah membuat Meghan tertegun seketika. Namun, hanya dalam beberapa detik, dia kembali tertawa sinis.

"Tak kusangka Tuan Danzel punya kemampuan seperti itu? Hanya saja, kamu lupa kalau aku tidak seperti gadis di luar sana. Aku ...."

Tadinya Meghan berniat mengatakan bahwa dia paling membenci rayuan gombal seperti ini. Namun, dagunya malah telah dipegang oleh pria itu terlebih dahulu.

Danzel mengelus dagu Meghan dengan lembut, sambil memicingkan matanya. Dia belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Rasa masakan Meghan menjalar dari pangkal lidah hingga ke hatinya.

Ketika baru saja hendak berbicara, Meghan sudah berdiri dan langsung berlari ke ruang tamu. Dia merasa seperti hampir gila!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status