Share

Bab 4

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 12:38:21

"Tadi sudah aku jelaskan secara rinci. Bagaimana merawat bayi dengan benar."

"Oh iya, aku lupa ... bayi Tuan David habis mengalami dehidrasi, jadi kamu harus menyusuinya sesering mungkin!"

Dilara lantas mengangguk saat mendengar penjelasan dari dokter anak mengenai cara merawat bayi dengan baik.

Lebih dari satu jam, ia menerima pelatihan dan penjelasan dari mereka yang berada di ruangan bersamanya.

Meski demikian, Dilara takut kalau sampai dirinya itu melakukan kesalahan karena ia harus menyusui dan merawat seorang bayi yang notabene bukan anak kandungannya.

Bahkan, semua itu hanyalah sebuah pekerjaan….

"Saya mengerti! Saya akan melakukannya dengan sangat baik!" ujar Dilara pada akhirnya, sembari menyembunyikan wajah yang masih babak belur dan bengkak.

Ada rasa malu dengan penampilannya ini.

Namun, dia harus tetap tegar demi keberlangsungan hidupnya dan balas budi pada sang ayah.

Satu hal lagi … demi mencari tahu kebenaran perihal anak kandungnya.

Entah mengapa, Dilara merasa ada yang ganjal dengan pemandangan yang ia lihat beberapa waktu lalu.

Jika dia bekerja dengan baik, mungkin Tuan David yang tampaknya memiliki power ini, mau membantunya?

"Baik, kalau begitu. Kami semua permisi dulu!" ujar dokter anak itu untuk berpamitan, lalu diikuti oleh beberapa perawat.

Mereka meninggalkan Dilara sendirian dengan bayi di dalam kamar.

Ajaibnya, bayi itu seolah terbangun dari tidurnya.

Refleks Dilara pun menggendong dan memangku bayi itu lalu menyusuinya.

Seperti yang ia lakukan satu jam lalu sebelum mendapatkan ilmu dan penjelasan dari para tenaga medis.

Dengan cepat, bayi itu meminum asi miliknya dengan sangat rakus.

“Lucunya,” lirih Dilara tanpa sadar melihat bayi itu.

Hanya saja, tak lama Dilara pun meneteskan air mata–teringat dengan bayi yang ia kandung dan juga lahirkan….

Ceklek!

Pintu ruangan tiba-tiba dibuka oleh David dari arah luar.

Pria itu tampak terkejut.

Hanya saja melihat Dilara yang hanyut tidak menyadari kehadirannya–membuat David mencoba menenangkan diri.

Tanpa sadar, David memperhatikan bagaimana wanita itu fokus pada anaknya.

"Bayi pintar, menyusunya yang banyak biar cepat besar," ujar Dilara dengan suara lembut dan tulus sembari mengelus dahi bayi David.

Bahkan, naluri keibuannya mendadak muncul, hingga Dilara hendak mencium dahi bayi yang ada di pangkuannya.

Namun, tiba-tiba suara baritone David menghentikan aksi Dilara, "Stop! Jangan sembarangan cium bayiku! Tugasmu hanya merawat dan memberikan dia asi.”

Deg!

“Tuan David?” Dilara terkesiap saat menyadari keberadaan sang majikan. Bahkan, ia buru-buru memperbaiki pakaiannya dan meletakkan bayi itu ke dalam box bayi.

"Ba–baik, saya akan melakukannya dengan sangat baik!" ujarnya menundukkan wajah–menahan malu.

"Bayaranmu 20 juta per bulan dan sudah aku kirimkan ke rekening ayahmu. Nantinya, akan ada bonus jika kau merawat anakku dengan baik. Tapi ... Jika kau sampai membuat anakku sakit, aku jamin pasti akan memberikan hukuman padamu!” tegas David membuat Dilara meremang.

"Sekali lagi, mohon maafkan perlakuan saya yang lancang," ujar Dilara, lagi.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, David pun pergi meninggalkan Dilara yang masih membungkukkan badan.

Ceklek!

Setelah mendengar suara pintu itu ditutup, Dilara baru mendongakkan wajahnya.

Sakit hati.

Itulah yang dia rasakan.

Tapi, Dilara berusaha menguatkan dirinya. “Setidaknya, tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara."

Jangan sampai, dirinya stress dan membuat produksi asinya terganggu….

Ini adalah satu-satunya cara untuk dia bertahan dan juga mencari tahu kebenaran akan anaknya.

***

"Kakek, Ara ingin baju disney itu! Tapi harganya sangat mahal..."

Dilara kembali merasa sesak.

Mimpi ini lagi.

Ada seorang gadis kecil yang bernama Ara yang  berada di pusat pembelanjaan yang terlihat besar dan juga mewah.

Lalu, ada seorang Kakek yang akan tertawa meresponsnya. "Sayang, jangan pernah memikirkan harga. Kamu adalah cucu Kakek satu-satunya yang mewarisi seluruh harta kekayaan Kakek. Bahkan mall besar ini adalah milikmu. Semua yang kamu minta, pasti akan kamu dapatkan!" 

Gadis kecil yang bernama Ara terlihat merespon ucapan kakeknya dengan senyuman bahagia, lalu ia berlari ke arah toko baju disney itu untuk mencoba beberapa gaun.

Lalu pria tua itu nampak tersenyum melihat cucunya yang terlihat bahagia.

Hanya saja, itu tak berlangsung lama.

Seorang pria kekar berpakaian tuksedo hitam tampak terburu-buru. "Maaf, Tuan Ditya, ada telepon dari kantor polisi. Mereka mengatakan mobil yang ditumpangi anak dan menantu Anda masuk ke dalam jurang aliran sungai X." 

Kakek Ditya terkejut--tak mampu mempercayai apa yang baru saja didengarnya. "Kita harus segera ke TKP. Pasti ini ulah keluarga Moyes," ujarnya pada sang pengawal--berusaha mengendalikan perasaan sedih, geram, dan marah yang kini berkecamuk dalam dirinya.

"Sayang, kita pilih bajunya besok saja ya," kata Ditya dengan lembut pada cucunya yang sedang asyik memilih baju di bagian Disney anak-anak. Ia menghampiri Ara, cucu tunggalnya, berusaha menyembunyikan perasaan sedih dan khawatir agar tidak membuat gadis kecil itu merasa cemas.

"Kakek, aku sudah punya pilihan! Aku ingin baju warna kuning Cinderella itu!" kata Ara sembari menunjuk ke arah sebuah baju.

Ditya menatap cucunya dengan perasaan sayang, berjanji dalam hati untuk melindungi Ara dari semua ancaman dan bahaya yang mungkin mengintai keluarganya. Meski perasaan cemas dan marah masih menghantui, Ditya bersumpah akan menyelesaikan masalah ini secepatnya.

“Okey, kita ambil yang ini. Habis ini, kamu ikut Kakek untuk menemui kedua orang tuamu,” ujar Ditya dengan senyum pahit.

"Kakek, bukanya Daddy dan Mommy baru berangkat pagi ini ke luar negeri? Kok mau ketemu lagi? Soalnya tadi pagi Daddy bilang sama Ara, kalau dia akan pulang lama sekali dari luar negeri," sahut Ara polos.

"Itu...."

Bab terkait

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 5

    Byur! Mimpi itu menghilang. Dilara dipaksa bangun karena tubuhnya diguyur dengan seember air! "Bangun! Kenapa kau tidur begitu pulas? Bayi Tuan David sudah menangis kencang sejak tadi, kau harus segera menyusuinya!" Seorang Suster yang membawa ember di tangannya nampak menatap Dilara dengan tatapan tajam. Suster yang lain juga terlihat menggendong bayi David yang masih menangis kencang. Dilara hanya diam--tidak menanggapi ucapan Suster itu. Ia masih merasa bingung, ingatannya masih tertuju pada mimpinya itu. Apa hubungan dirinya dengan Ara? Apakah ini ingatannya waktu kecil atau hanya bunga tidur semata?Ceklek!Tak berselang lama, pintu terbuka dari arah luar, menampakkan sosok David yang memasuki kamar dengan wajah merah padam. "Lepas semua baju yang menempel padanya, biarkan dia polos tanpa sehelai benang. Anakku sudah sangat kehausan jika harus menunggu dia mengganti bajunya yang basah dulu!" perintah David dengan suara baritone yang tak terbantahkan. Dilara mengigit

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 6

    Cahaya pagi yang hangat mulai menyelinap melalui celah-celah jendela. Perlahan, Dilara membuka matanya, berusaha bangun walaupun rasa kantuk masih menyelimuti kesadarannya. Cepat-cepat, dia duduk dan mengambil bayi mungil didalam kotak bayi lalu memeluknya erat. "Untung kamu belum nangis, Sayang," ucap Dilara lembut, sambil membuka kancing bajunya untuk menyusuinya. Ya, Dilara teringat dengan bisikan para pelayan di rumah ini, jika melakukan kesalahan. Tuan David tidak segan menghukum dan memasukkan ke dalam kandang singa. Sungguh Dilara masih ingin hidup dan membuktikan, kalau putri kandungnya masih hidup. Ceklek! Suara pintu terbuka, David pun masuk bersama beberapa suster yang mengikutinya dari belakang. "Setelah ini, aku akan mengecek dan menimbang berat badan anakku. Awas, kalau sampai berat badan bayi ku turun gara-gara semalam kau tidur nyenyak!" Dalam hati, Dilara bergidik ngeri mendengar ancaman David. Dia menyesali kejadian semalam yang membuatnya takut berh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 7

    Dilara di hias sangat cantik, dan para perias profesional itu benar benar melakukan tugas mereka dengan sangat baik. Sekarang wajah Dilara begitu mirip dengan wanita yang dipanggil Keira, bahkan lebih cantik Dilara dibandingkan dengan Keira, jika keduanya sama sama dirias. Tiba tiba terdengar suara bayi David yang menangis kencang, membuat Dilara yang sekarang ini sudah mengenakan gaun ketat sontak berdiri. Karena Dilara memang tidak terbiasa mengenakan pakaian ketat, hal itu hampir saja membuat tubuhnya itu terjatuh. "Kenapa kau tidak hati hati? Kau hampir saja jatuh!" Untung saja saat keseimbangan Dilara buruk, ada David yang berdiri di samping Dilara untuk menopang tubuhnya. Jadi wajah Dilara yang sudah terlihat sangat cantik, tidak mencium lantai. "Ma - maaf Tuan, saya hanya panik saat mendengar bayi Anda menangis. Saya ingin segera menyusuinya," sahut Dilara dengan wajah terbata. Dia berusaha menjauhkan tubuhnya dari cengkraman David. Namun, sadar David seperti seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 8

    "Dilara ingat pesan ku tadi, kau harus berpura pura menjadi istriku." Ucapan David sontak membuat Dilara menoleh ke arah sumber suara. Bahkan jantungnya tiba tiba berdebar kencang, saat David menggenggam tangannya tiba-tiba. Ia merasa tangannya seperti terdengar aliran listrik. "Sekarang ini kita harus bersikap mesra layaknya sepasang suami istri." David mulai menarik pergelangan tangan Dilara untuk berjalan bersama. Dilara hanya bisa menjawab dengan anggukan, lidahnya kelu. "Jangan sampai melakukan kesalahan! Aku akan memberikan bonus banyak padamu," bisik David pada Dilara saat mereka sudah memasuki area tasyakuran. Pipi Dilara memerah, karena interaksinya sekarang ini dengan David. Sekarang ini baik Dilara maupun David sedang berada di balik tirai yang ada di balik panggung. "Tuan, bolehkah saya meminta bonus yang lain?" celetuk Dilara sembari menarik tangannya kembali, saat tangan David ingin menarik tangannya untuk keluar dari balik tirai. Ekspresi wajah Davi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 9

    Belum sampai Arman bisa mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan yang baru saja keluar dari bibir istrinya, tiba-tiba Yasinta sudah nerocos dan melanjutkan ucapannya. "Jangan bilang Mas Arman itu tertarik dengan istri mafia kejam itu! Bisa bisa nyawa Mas itu melayang, dan Anggita nantinya bisa tidak memiliki ayah." "Astaga Yasinta! Kenapa kamu menuduhku seperti itu? Hanya karena aku memandang istri dari Tuan David beberapa detik saja. Tolong jaga ucapanmu itu!" Arman langsung memalingkan pandangannya kearah lain. Bagaimana pun tuduhan yang baru saja diucapakan oleh istrinya itu tidak masuk akal. Dan pada hakekatnya, pria juga tidak suka dituduh tanpa alasan yang jelas. Bahkan Arman merasa jika perilaku Yasinta akhir -akhir ini sangat berubah setelah keduanya memiliki bayi. Sifat Yasinta yang dulunya penurut, baik dan juga kalem sekarang seakan akan berubah menjadi seratus delapan puluh derajat, sungguh semua sifat -sifat baik yang dimiliki oleh istri yang baru di nika

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 10

    Terus apa yang kau mau?" tanya Etnan tanpa berbasa basi. "Haha, kukira kau itu akan merebut hape yang ada di tanganku ini, lalu kau akan menghapus paksa file yang ada didalam video ini!" Laras berbicara dengan nada sarkas dan juga memperlihatkan senyum yang penuh kemenangan. "Sudahlah Laras, tidak usah bertele -tele. Aku itu tahu, orang licik seperti mu tidak mungkin tidak mengcopy salinannya sebelum menunjukkan padaku. Bahkan aku tahu, bahwa menghilangnya Nyonya Keira juga pasti ada hubungannya denganmu!" Etnan membalas ucapan Laras juga tak kalah sarkas. "Haha, tuduhan mu tidak akan pernah bisa menggertakku. Karena kau tak punya bukti apa -apa. Aku ingin kau itu membantuku, untuk membuatku bisa mendapatkan Tuan David. Bahkan membuat Tuan David tidak punya pilihan lain selain menikahiku!" Laras nampak memberikan penawaran. Etnan tiba tiba memijit pelipisnya, ntah kenapa ia merasa tidak yakin akan bisa membantu Laras. Laras yang melihat ekspresi Etnan nampak ragu, lalu men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 11

    "Dilara .... Kapankah kau menyadari? Jika aku sudah mencintaimu sejak 8 tahun yang lalu," gumam Etnan dalam hatinya. Namun, akhirnya ia memilih untuk fokus pada pekerjaannya untuk memantau jalannya acara yang dibuat oleh Tuannya. Sementara itu, ditempat lain. Dilara nampak menghentikan langkah kakinya. Kala Tuannya malah membawanya ke sebuah ruangan dengan pintu yang terlihat sangat mewah. Walau pun, sudah lebih dari dua minggu bekerja dimansion. Namun, baru kali ini ia melihat ada ruangan yang memiliki pintu besar dan berornamen emas, bahkan sepertinya pintu itu dilengkapi dengan beberapa fitur keamanan yang canggih. Dilara nampak memperhatikan seksama, jari jemari milik David yang terlihat lihai dan juga cekatan kala memencet beberapa tombol yang terpasang di bagian handle pintu. Tak berselang lama pintu itu pun terbuka. Dari kejauhan, Dilara melihat sebuah ranjang besar nan mewah. Jadi ia bisa menduga, jika ruangan yang sedari tadi ingin dibuka oleh David adalah sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 12

    "Tuan, sepertinya saya bisa membuka baju saya sendiri!" ujar Dilara dengan nada suara takut. Dilara menyadari bahwa kini dirinya hanya berdua dengan David di sebuah kamar. Pikiran tentang hal buruk yang mungkin terjadi membuat jantungnya berdebar kencang. Memang gaun ketat yang kini menempel di tubuhnya, ia dibantu oleh beberapa orang untuk memakainya termasuk tadi David yang melihatnya. Namun saat itu ada banyak orang di sekitarnya, situasinya sangat berbeda dengan sekarang. Seiring waktu berjalan, kecemasan yang menggelayuti pikiran Dilara semakin menjadi-jadi. Dia tentu saja tahu bahwa David adalah pria normal yang bisa saja merasa terangsang. "Apakah aku seharusnya benar-benar mengandalkan diriku sendiri saat ini? Haruskah aku melawan rasa takutku dan mencoba mempertahankan harga diriku?" batin Dilara dalam hati. "Sudah aku katakan padamu! Aku sama sekali tidak menyukai adanya penolakan. Apakah hukuman yang aku berikan saat aku menjebloskanmu masuk ke kandang singa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 82

    Sebelum Arman dan juga ibunya Agnes itu datang ke ruangan milik Ibnu, Dilara merasa seperti bertemu dengan sosok ayah yang sudah sangat lama sekali dia rindukan. Ibnu terlihat hangat bahkan mau menerima kebaikannya. Namun, kebahagiaan yang di rasakan Dilara tiba tiba harus menghilang dalam sekejab, setelah kedatangan mantan suami dan juga mantan ibu mertuanya. Di tambah lagi, ternyata ayahnya yang ia kira berubah menjadi baik karena penyakitnya. Ternyata malah kembali menjual dirinya. "Ayah ... Apakah yang di katakan mereka itu benar?" tanya Dilara dengan tatapan nanar saat tatapannya itu menjurus ke arah ke dua bola mata Ibnu. Ibnu sendiri memasang ekpresi wajah yang sulit untuk di deskripsikan. Namun, kesedihan dan juga penyesalan terlihat dari ke dua bola matanya. "Kenapa Ayah begitu tega, melakukan hal ini berkali kali ke pada ku? Apa kesalahan ku? Kenapa tega menjual ku? Aku itu manusia bukan sebuah barang yang pantas untuk Ayah jual maupun sewakan berkali kali." Be

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 81

    "Ara cucu ku, akhirnya kita akan di pertemukan kembali. Dari awal Kakek yakin. Kalau kamu masih hidup sayang, walaupun para polisi dan agen yakin kamu tidak selamat, karena arus sungai saat itu pasti mengalir ke arah pedalaman dan melewati tebing yang curam," gumam Ditya dengan air mata yang terus menetes dan juga mengalir melewati ke dua pipi keriputnya. Tangan nya nampak menggenggam bingkai foto yang berisi gambar gadis kecil yang cantik. Selama beberapa tahun, Ditya berusaha untuk mencari keberadaan cucunya. Ia sudah membayar banyak agen, bahkan tak ayal dirinya juga menyewa para ninja. Untuk menelusuri arus sungai. Berharap jika cucunya terdampar di sekitaran sungai di mana cucunya itu terjatuh dan di pertemukan dalam keadaan hidup hidup. Namun, selepas cucunya jatuh ke sungai, Ditya tidak pernah melewatkan satu detik pun untuk tidak mencari keberadaan cucunya, dan hal itu berlangsung selama beberapa hari dirinya ikut mencari. Ditya melirik ke arah kertas yang berisi hasil tes

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 80

    Di jalanan kumuh yang ada di pinggiran kota, seorang pria terlihat meringkuk sembari menatap ke arah langit yang mendung. "Tuhan, aku mohon bantu aku melewati semua cobaan yang berat ini dengan lancar. Semoga beberapa tahun lagi, syaraf syaraf di tubuh ku itu bisa kembali normal. Walau pun itu mustahil, semoga saja bisa. Karena aku ingin bisa menebus kesalahan ku pada seseorang," ujar pria itu dalam hatinya. Banyak sekali syaraf di tubuh pria itu yang lumpuh atau pun mati. Namun, ia mengharap kan mukjizat dari Tuhan. Berharap sebuah keajaiban. Karena setelah beberapa hari merenung, ia baru menyadari. Jika dirinya begitu dalam menyakiti seseorang, dan sangat berharap bisa menembus kesalahan itu. Tiba tiba ada seorang perempuan kecil yang menghampiri dirinya. "Tuan ... Ada seseorang yang memberikan makanan ini untuk mu." Gadis kecil itu nampak menyerahkan sebuah tas yang berisi makanan. Pria itu hanya bisa menjawab ucapan gadis kecil itu dengan anggukan kepala, tanpa bisa menjawa

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 79

    "Kenapa anda terus berpikir buruk tentang saya Tuan? Bahkan sebelumnya anda juga terlalu percaya pada fitnah fitnah keji yang di tunjukkan pada saya," teriak Dilara sembari terus terisak. Bahkan ia menjeda ucapannya untuk mengambil nafas dalam dalam terlebih dahulu. Akhirnya beberapa hal yang sebelum nya hanya bisa Dilara pendam, sekarang ini seperti sebuah bom waktu yang akhirnya meledak juga. Dilara sendiri juga sebenarnya bingung, keberanian nya itu sebenarnya datang dari mana. Dia hanya orang kecil dan tidak mempunyai koneksi, sebenarnya mana berani melawan David yang mempunyai banyak bawahan dan juga bodyguard. "Sebelumnya Tuan juga sangat tega dengan mempercayai beberapa tuduhan keji yang di berikan kepada ku. Bahkan Tuan juga memberikan hukuman yang sangat kejam pada ku!" Dilara terus mengeluarkan unek unek yang selama ini ia pendam dan juga begitu menyesakkan di dadanya. David merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Ia tidak marah, justru menatap istrinya, Dilara, dengan

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 78

    "Dilara ... Apakah ada yang sakit? Kenapa kamu itu malah diam mematung seperti ini?" Pertanyaan dari David sukses membuat lamunan Dilara pun buyar. Selama seberapa hari ini, jika bertemu dengan David. Ntah kenapa bayang bayang memalukan saat berada di dalam rumah sakit terus terlintas di dalam otak dan juga pikirannya. Dengan wajah polosnya, Dilara reflek melihat ke arah wajah David dengan bola mata hitam legam dan juga besar itu. Namun, setelah dirinya tersadar. Dilara buru buru memalingkan pandangan nya lagi ke arah lain. David sungguh di buat gemas, dengan tingkah istrinya saat ini. Lantas ia pun berjalan cepat ke arah Dilara. Tanpa banyak bicara langsung menggendong tubuh istrinya itu ala bridal style. "Tu - tuan kenapa anda sekarang ini menggendong saya?" tanya Dilara polos. "Kenapa harus berbicara dengan nada formal?" Bukanya menjawab pertanyaan istrinya, David malah balik mengajukan pertanyaan. "Maaf," sahut Dilara. "Aku akan merebahkan tubuh mu di atas kasur,"

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 77

    David nampak membaca hasil tes milik Keira istrinya. "Ternyata ginjal milik Keira itu dua, dan ginjal milik Dilara sendiri juga sama sama dua. Jika memang Dilara terbukti sebagai Ara, wanita kecil yang aku cari. Hukuman apa yang pantas untuk aku berikan pada wanita pembohong itu," gumam David dalam hatinya, ia masih mengingat , jika Keira adalah mantan istri dan juga ibu dari darah dagingnya. Mengingat Tes DNA itu belum keluar perihal Devandra. David berjalan ke arah kaca, dimana istri yang selama ini dia cintai dan perlakukan seperti putri raja nampak mengamuk dan juga berteriak kesetanan dengan tatapan kosong. Dengan tangan yang hanya di balut oleh perban. Keira terus saja mengamuk. "Tuan David, apakah ada tindakan yang perlu kami lakukan untuk Nyonya Keira? Seperti operasi, karena saya taku. Jika di biarkan lukanya akan mengalami infeksi," kata salah seorang bawhannya dengan pakaian medis. "Biarkan dia seperti ini dulu! Ini adalah hukuman yang pantas untuk nya, karena

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 76

    Dengan pipi semerah tomat, Dilara mati matian memalingkan pandangannya ke arah lain. Kala tubuhnya di rebahkan di atas ranjang yang ada di dalam ruangan itu. Karena infus sudah terlepas, tidak ada alasan lain bagi David untuk mengajak istrinya tidur di ranjang yang ada di ruangan itu. Karena memang sebenarnya itu ruang itu, bukan lah ruangan inap. "Kenapa Tuan David terus memandang ku dengan tatapan seperti itu? Kan aku sendiri merasa sangat risih," gumam Dilara dalam hatinya, lantas ia pun menutup matanya, karena tidak kuat dengan tatapan maut yang di berikan oleh David. Pesona yang di layangkan oleh David, benar benar membuat dirinya mabuk kepayang. "Bukankah sedari tadi kamu itu memandang wajah ku, dan memainkan jari jemari mu itu di wajah ku. Kenapa sekarang kamu malah menutup wajah mu sendiri, saat wajah kita berdua sudah sedekat ini?" tanya David heran, ia sebenarnya sudah terbangun dari tadi. Cuman ia memang membiarkan istrinya itu mengungkapkan apa yang ada di dalam hatin

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 75

    "Apa yang terjadi? Apakah kalian berdua saling mengenal?" tanya David, ia bersikap pura pura tidak mengetahui latar belakang istrinya. "Tu - tuan David," beo Dilara. Ucapan yang barusan keluar dari bibir Dilara, sampai di telinga Arman. "Kenapa Dilara memanggil suaminya dengan sebutan Tuan? Ya ... Pasti feeling ku benar, tidak mungkin orang seperti Tuan David mau menikahi seorang wanita seperti Dilara?" gumam Arman dalam hatinya. Memang kenapa dengan wanita seperti Dilara? Seperti nya Arman terlalu menganggap remeh dan juga enteng perihal posisi mantan istrinya itu. "Sa - saya tidak mengenalnya Tuan, tolong bantu saya untuk menyuruhnya segera keluar dari sini," ujar Dilara sembari menatap David dengan tatapan memohon. Semua ucapan yang barusan keluar dari bibir Arman benar benar menyakiti hati Dilara. Iya, Dilara tahu, jika mantan suaminya itu meminta maaf untuk kesalahan tempo lalu. Namun, dengan mencari pembenaran perihal masa lalu yang menyakitkan itu. Mantan suaminya itu

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 74

    "Apa?" tanya David dengan wajah terkejut. Bahkan dia menatap Dilara dengan tatapan lekat, untuk mencari kebohongan didalam sor mata wanita didepannya itu. "Iya, kalau aku bilang. Aku itu Ara teman masa kecil mu yang mendonorkan ginjal nya pada mu, apakah kamu itu akan percaya David?" Dilara malah balik bertanya. Ke dua alis David nampak menyatu, sungguh ucapan yang barusan keluar dari bibir Dilara membuat nya termenung dan berpikir. "Bagaimana Dilara tahu perihal Ara ... Donor ginjal dan juga pangeran capung? Bahkan Keira sendiri tidak pernah membahas perihal pangeran capung," gumam David dalam hatinya, dirinya masih menimang nimang ucapan Dilara. Karena ucapan yang barusan keluar dari bibir manis Dilara, sungguh sangat masuk akal. Dan benar benar membuatnya mengingat perihal bayang bayang masa lalunya. "Dilara? Apakah kamu benar benar yakin dengan apa yang baru saja kamu katakan?" Dengan sedikit ragu, Dilara nampak mengangguk kan kepalanya. "Jujur David, setelah hany

DMCA.com Protection Status