Share

Bagian 36

Author: Miny Yoo
last update Last Updated: 2023-05-11 11:00:34
"Pak, bentar lagi teman-teman kos bakalan berdatangan. Saya gimana?" tanya Eva meletakkan ponselnya di samping. Sebelumnya, dia membaca pesan-pesan di grup teman kosnya. Di grup ramai membicarakan akan segera balik ke kos, karena jadwal kuliah sebentar lagi dimulai.

Seharusnya, Eva membicarakan ini jauh-jauh hari sebelum teman-teman sesama penghuni kos kembali dari kampung halaman masing-masing. Tetapi, malam ini, dia baru bisa duduk berdua dengan pria yang sedang berkutat dengan laptopnya. Entah dia sedang sibuk apa, Eva tidak peduli. Toh, itu bukan urusannya. Meskipun Eva tampak diabaikan, Eva akan mencoba menarik perhatian pria itu.

"Pak, denger saya nggak sih?" tegur Eva yang merasa Rafa belum juga meresponnya.

Pria yang sedang fokus di laptopnya mengalihkan pandangannya ke Eva. Gadis itu sedang memperhatikannya sambil memeluk lutut di tengah-tengah sofa panjang.

"Kenapa?" tanya Rafa menyingkirkan laptopnya. Dia memfokuskan dirinya mendengarkan ucapan lawan bicaranya.

Eva menarik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 37

    "Nggak usah sok jijik deh, Pak. Itu anak Pak Rafa sendiri, ngapain pake palingkan wajah segala. Cepetan bersihin." Eva mengomel sambil berkacak pinggang. Dia menatap jengah bapak kosnya yang mempersulit dirinya membersihkan pup Arumi."Tenang dulu dong Eva. Saya susah napas ini. Perasaan dia cuma minum sufor, kok bau banget sih pup-nya." Rafa menahan napas sambil membersihkan kotoran yang menempel di pantat Arumi. "Ya elah, Pak. Pup Arumi nggak sebau itu. Pemikiran Pak Rafa aja tuh yang memengaruhi indera penciuman Pak Rafa, makanya terima aroma busuk. Nggak usah lebay. Pup pak Rafa lebih bau pasti."Rafa mengehentikan pergerakan tangannya lalu menoleh pada Eva. "Kenapa malah bandingin sama pup saya?""Lagian, sama anak sendiri kok jijik. Saya yang bukan siapa-siapa Arumi, biasa aja tuh kalau gantiin popoknya." Eva mendengus dan beralih mengaduk susu formula Arumi. "Kamu ibunya Arumi," celetuk Rafa.Dengan gerakan kilat Eva menoleh. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar ucapan R

    Last Updated : 2023-05-11
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 38

    "Pak, saya pulang sekarang ya." Eva buru-buru mengambil jaket dari dalam lemari untuk menutupi piyama tidurnya. Dia harus segera kembali ke kamar kos."Nggak bermalam di sini? Besok aja kamu kembali ke kamar kos kamu." Rafa yang sedang menyandarkan tubuhnya di bingkai pintu mengusulkan.Eva menggeleng, menyambar ponsel dan membuka room chat dengan Ega. "Nih, Pak Rafa liat. Ega mau ke kamar saya."Rafa manggut-manggut dan bertanya, "Mau saya temenin?" "Nggak usah, Pak," tolak Eva yang langsung meraih tangan Rafa dan menempelkan di pipinya. "Saya pergi, Pak. Kalau Arumi bangun dan nangis, Pak Rafa coba tenangin dulu. Kalau nggak bisa, Pak Rafa baru hubungi saya. Bye." Eva sudah melewati Rafa yang mematung di tempatnya. Pria itu menatap tangannya yang digunakan Eva menyelami dirinya. Tangan yang menyentuh pipi halus Eva meninggalkan sengatan aneh yang menghambat kinerja otak Rafa. "Apa yang dilakukan gadis itu barusan?" tanya Rafa pada dirinya sendiri."Pak Rafa, kunci pintunya!" Eva b

    Last Updated : 2023-05-13
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 39

    "Ngapain ikut masuk di kamar aku?" tanya Eva merasa aneh dengan Rida yang menerobos masuk ke dalam kamarnya."Aku numpang tidur di sini ya. Kamar aku belum dibersihkan, masih ada debu. Aku capek banget kalau harus bersih-bersih dulu. Boleh ya?" Rida mengedip-kedipkan matanya sambil menggoyangkan tangan Eva.Eva hanya bisa menghela napas dan mengangguk. Rida mengepalkan tangan dan mengatakan yes. Dia langsung menghempaskan tubuhnya di kasur empuk Eva."Geseran dikit, aku juga mau tidur." Eva mendorong tubuh Rida hingga mengguling mendekati tembok. Dia berbaring telentang dengan sebelah tangannya sebagai bantalan."Eva, nggak rindu rumah?" celetuk Rida yang memaksa Eva membuka mata yang sempat terpejam.Eva menatap lurus ke langit kamarnya yang disinari lampu tidur. Jika ditanya seperti itu, Eva merasakan perih di matanya. Rindu? Tentu saja dia merindukan rumah. Tetapi, suasana rumah sewaktu kecil yang dia rindukan bukan saat dewasa. Semakin dewasa, Eva merasakan banyak tuntutan yang har

    Last Updated : 2023-05-13
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 40

    "Evaaaaa!!!" jerit Rida berlari masuk ke kamar Eva. Wajah gadis itu tampak ceria sampai-sampai bertepuk tangan dengan heboh.Eva yang baru keluar dari kamar mandi—masih dibungkus bathrobe dan handuk yang melilit di kepala—menatap heran pada temannya itu."Ada apa sih? Heboh bener. Kesambet apaan pagi-pagi gini? Masuk kamar aku sambil lari-larian. Nggak ucap salam juga. Main nyelonong aja. Mana sambil tepuk tangan, kayak bocah tau nggak." Eva mengomel panjang. Rida cengengesan, "Maaf-maaf, Eva." "Keluar lagi, terus masuk dengan sopan," kata Eva mengusir. Dia mendorong Rida keluar lalu menutup pintu. "Ribetnya punya teman kek Eva." Rida memutar bola matanya sebelum mengetuk pintu kamar kos Eva. "Eva, buka dong. Aku mau masuk!" Eva membuka pintu kamarnya dan tersenyum, "Eh, ada Rida. Masuk-masuk, sini." Rida menepuk jidatnya pelan. Heran dengan tingkah Eva yang dianggapnya aneh. Dia masuk dan langsung duduk di kasur Eva, namun lagi-lagi Eva menegurnya. "Aduh, Rida. Bukan aku larang

    Last Updated : 2023-05-13
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 41

    "Ah, kalian sudah datang? masuk-masuk," sapa Rafa sembari tersenyum dan membuka jalan untuk dua gadis penyewa kosnya. "Iya, Pak. Makasih ya udah undang kami berdua sarapan bersama. Tadi, niatnya mau cari makan di luar, ya 'kan Eva? Tapi, rezeki datang dari Pak Rafa. Jadi kami nggak harus keluar lagi." Rida dengan centil membalas.Di sampingnya, ada Eva yang mendengus pelan. 'Ngapain sih basa-basi gitu? Padahal kesenangan dia tuh!' cibir Eva dalam hati. Perasaannya menjadi dongkol akibat tingkah Rida yang terang-terangan ingin mendekati Rafa. Sebelum datang ke rumah utama, gadis dari Malang itu mendandani dirinya terlebih dahulu. Demi apa? Demi menggoda Rafa. Sangat menyebalkan dan pemberani. Rida tidak tahu saja status Eva bagi Rafa.Rafa menanggapi ucapan Rida dengan tersenyum. Lirikan matanya mengarah pada Eva yang memasang wajah tertekuk. "Makanannya ada di dapur. Eva bantu saya ambil ya, tolong," pinta Rafa. "Biar saya aja, Pak." Rida menawarkan diri."Kamu

    Last Updated : 2023-05-14
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 42

    "Nggak, nggak ada, kok." Eva mengibaskan tangan kirinya di depan wajah. Dia mengirim tatapan tajam agar Rafa segera menyingkirkan tangan dari punggungnya. Pria itu hanya membalas dengan tersenyum.'Dia kenapa sih? Aneh banget, pake senyum-senyum lagi.' Eva membatin dengan tatapan heran pada bapak kosnya.Rida hanya ber-oh pelan sebagai tanggapan lalu melanjutkan makannya. "Ngomong-ngomong, kalian kapan masuk kuliah?" tanya Rafa mengusir jeda yang membuat suasana sempat hening."Lusa udah mulai masuk, Pak." Rida menjawab cepat. Sepertinya dia takut sekali didahului oleh Eva. Padahal gadis itu masih setia diam dengan pikiran dan bubur di mangkuknya."Udah semester berapa?" tanya Rafa kemudian memasukkan suapan terakhir ke mulutnya. "Semester angker, Pak." Eva menyambar dengan ekspresi frustasi membuat Rida mengangguk setuju. "Maksud kalian angker itu apa?" tanya Rafa tidak mengerti. Semasa kuliah, dia menikmati semua semester dan tidak ada satupun yang dirasanya menakutkan."Semester

    Last Updated : 2023-05-14
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 43

    "Wah, makan besar sih aku hari ini. Enak banget kalau anak-anak habis mudik." Eva memasang wajah semringah sambil memeluk banyak oleh-oleh dari teman-teman kosnya.Sehari sebelum masuk kuliah, penyewa kos berbondong-bondong kembali ke kos. Dan Eva sebagai satu-satunya penyewa yang setia tinggal di sana mendapat berkah yang melimpah. Kamar Eva sampai diketuk berkali-kali untuk diberi oleh-oleh. Saat sedang asik memakan keripik pisang, terdengar ketukan dari luar. Mengira itu oleh-oleh berikutnya, Eva antusias melompat berdiri. "Asik, cemilan berikutnya, selamat datang di kamar Eva," seru Eva melangkah dengan girang.Begitu pintu terbuka, tubuhnya langsung menegang. Di depan pintunya, ada Rafa yang berdiri dengan Arumi di gendongannya. Dengan cepat, dia menarik bapak kosnya masuk dan menutup pintu. "Pak Rafa ngapain ke kamar saya?" tanya Eva masih menyisakan kepanikan.Dengan raut polos, Rafa menjawab, "Saya mau titip Arumi. Kamu ditelpon beberapa kali nggak pernah di jawab. Hape kamu

    Last Updated : 2023-05-14
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 44

    "Ini nggak seperti yang kamu pikirkan," ucap Eva cepat. Dia meneliti raut wajah gadis di depannya.Gadis itu berdeham untuk mengembalikan wajah datarnya. Dia mengangkat kantong plastik bertuliskan merek dagang. "Buat kamu. Dari mama aku." "Ma-makasih, Puja," ucap Eva terbata-bata sambil meraih kantong plastik. Gadis bernama puja itu mengangguk. Dia diam di tempatnya, sekali lagi melirik bapak kos yang mematung di belakang Eva.Eva mengikuti arah pandang Puja dan langsung melambaikan tangan. "Kamu jangan mikir aneh-aneh ya tentang aku sama Pak Rafa. Dia cuma datang buat titip anaknya. Nggak lebih." "Memangnya aku mikir apa?" tanya Puja masih dengan wajah datarnya. Bukan hal aneh, Puja memang dikenal manusia tanpa ekspresi di kalangan penyewa kos di sini. Eva mengenalnya sewaktu membantu mama Puja menemukan kamar Puja yang ternyata ada di bawah kamar Eva. Eva menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Puja sangat pandai membuat suasana menjadi mencekam dengan memainkan kalimat yang kelua

    Last Updated : 2023-05-15

Latest chapter

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 126

    Rafa memasuki rumah dengan tergesa-gesa. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan hanya menemukan Bu Siti dan Arumi yang bermain di ruang tengah. "Pak Ra—" Kalimat Bu Siti menggantung begitu saja karena Rafa segera berlalu menuju ruangan lain seperti mencari sesuatu.Setelah memasuki tiap kamar dalam rumah, Rafa memasuki area dapur lalu berjalan ke halaman belakang. Nihil.Tidak ada jejak Eva di rumah ini. Rafa mendekati Bu Siti. Tatapannya tampak tidak fokus. Bahkan keberadaan Arumi di sana, seperti buram di mata Rafa."Eva nggak balik ke rumah, Bu?" tanya Rafa.Bu Siti mengernyit heran. "Bukannya Neng Eva ke rumah sakit ya. Tadi dia bilang mau jengukin Pak Ardi. Memangnya Pak Rafa nggak ketemu? Atau Pak Rafa bukan di rumah sakit tapi di kantor ya, makanya nggak ketemu?" "Saya di rumah sakit tadi, Bu. Cuma Eva ... pergi." Rafa bingung menjelaskan situasi saat ini. Rafa hanya mendengar kabar bahwa Eva marah. Penjelasan lebih lanjut terkait kron

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 125

    "Bu Siti, Arumi rewel nggak seharian ini?"'Tadi sempat rewel nyariin Neng Eva sama Pak Rafa. Tapi sekarang udah aman, Neng. Bibi masih bisa tangani. Sekarang, adek lagi seru-serunya main. Tuh, Neng.'Senyuman Eva merekah ketika layar ponsel menampilkan Arumi yang sedang berusaha memasang donat susunnya. Eva selalu merasa bangga tiap kali melihat tumbuh kembang Arumi. Mungkin itulah yang dirasakan oleh semua ibu di dunia ini. Sekecil apapun pencapaian si anak, tentu terasa hebat di mata seorang ibu.'Mau bicara, Neng?' tanya Bu Siti ketika melihat Eva hanya diam memandangi Arumi.Eva menggeleng dan berkata, "Nggak usah, Bu. Nanti dia nangis kalau liat aku tapi nggak gendong."Bu Siti terkekeh mendengar keluhan Eva. Kebebasan Eva terenggut ketika keberadaannya tertangkap oleh Arumi. Bayi itu sangat manja kepada Eva. Bahkan, Eva harus melarikan diri secara diam-diam jika ingin ke kampus. "Bu, nanti aku agak telat ya pulangnya. Nggak apa-apa 'kan?" Eva merasa t

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 124

    "Kami baik-baik aja kok, Pa." Eva melirik layar ponselnya yang menampilkan wajah Bagas. Panggilan telepon itu sudah berlangsung beberapa menit lalu dan Bagas bisa menangkap raut masygul di wajah putrinya. Akan tetapi, jawaban Eva yang berulang menekankan bahwa dia baik-baik saja membuat Bagas mengangguk. "Rafa belum pulang kerja?" tanya Bagas. "Bukan belum pulang, memang dia nggak mau pulang." Eva menjawab dengan jengkel. Mendengar nama Rafa disebut papanya kian membangkitkan kekesalan Eva pada suaminya. "Kalian bertengkar?" Itu bukan suara Bagas, melainkan suara mama Eva. Layar ponsel Eva kini dipenuhi oleh wajah mamanya. Desahan Eva lolos begitu saja. Dia menutup laptopnya yang sempat menganggur karena panggilan video dari orangtuanya. Seharusnya Eva melakukan itu sejak tadi. Toh, tugasnya tidak kunjung selesai sebab pikirannya tidak bisa fokus. Eva menyambar ponsel dan merebahkan tub

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 123

    "Emangnya Pak Rafa nggak ada niatan balik dulu ke rumah? Kok tiap hari nyuruh orang mulu buat ambilin baju gantinya." Pandangan Eva tidak lepas dari asisten Rafa yang lagi-lagi datang hanya untuk meminta pakaian ganti untuk Rafa. Selama empat hari berturut-turut, asisten itu rutin mengunjungi rumah dengan tujuan yang sama. "Eh, si Eneng!" seru Bu Siti kaget saat tersadar dengan kemunculan Eva di belakangnya. Dia mengelus dada lalu menutup pintu. "Maaf ya, Bu," ucap Eva menunjukkan cengiran. Cukup merasa bersalah telah mengejutkan Bu Siti. Dia melangkah lebih dulu."Pak Rafa bukannya nggak mau balik. Kan Neng Eva udah dikabarin juga sama Pak Rafa. Mertua Neng Eva masih perlu dirawat, jadi Pak Rafa nggak tega ninggalin." Bu Siti menjawab sambil menyusul Eva menuju dapur."Tapi kan, masa iya nggak ada kesempatan pulang sebentar. Emang dia nggak rindu Arumi?" Eva meraih gelas dan melangkah ke depan lemari es."Kalau itu, saya nggak tau juga Neng. Tanya Pak Rafa langsung aja." Bu Siti t

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 122

    "Wiiihhh ada ibu kos main ke sini," sambut Ajeng melihat kedatangan Eva bersama Arumi dalam gendongannya."Liat Eva gendong anak. Berasa liat ibu-ibu beneran," timpal Rida bercanda."Bangke kalian berdua. Gue masih muda ya. Paling muda di antara kalian. Mana ada muka ibu-ibu?" Eva melepas sendalnya dan bergabung duduk lesehan sambil mengomel. Bibirnya sudah maju beberap senti akibat disebut mirip ibu-ibu. Ajeng dan Rida cekikikan menanggapi Eva. "Iya-iya si paling muda." Rida tidak tega melihat bibir manyun Eva.Ajeng menyodorkan sepiring rujak mangga ke hadapan Eva. "Nih makan, gue udah potongin. Anak Lo kesiniin. Mumpung bapaknya nggak ada, gue mau unyel-unyel."Eva memeluk Arumi. "Jangan dong! Bapaknya marah ntar kalau anaknya diapa-apain.""Makanya Lo diam. Jangan laporin ke bapak kos." Ajeng menyelipkan tangannya di bawah ketiak Arumi, bersiap menariknya."Mending nggak usah. Lecet dikit, bapaknya bisa ngamuk." "Ya elah, mau dipangku doang, Va. Nggak gue banting." "Gue nggak y

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 121

    "Makasih udah anterin," ucap Eva sekenanya lalu melepas seat belt. Dia masih kesal dengan pria disampingnya. Sampai saat ini, dia masih penasaran pada percakapan antara Bu Siti dan Rafa.Kalimat 'Nanti saya sediakan. Pak Rafa pasti suka' terus terbayang-bayang di kepalanya. Sejujurnya, dia takut kalau-kalau Rafa meminta seorang perempuan untuk melampiaskan hasratnya. Bu Siti pernah memperingati Eva tentang kebutuhan seorang laki-laki pada perempuan, tapi Eva sungguh belum siap melayani suaminya. Jangankan melayani, Eva saja masih meragukan perasaannya pada Rafa. Satu hal yang pasti, Eva tidak ingin Rafa melakukan hal itu dengan perempuan lain. Entah mengapa, hatinya tidak rela."Tunggu," ucap Rafa mencegah Eva yang hendak keluar dari mobil. Eva menutup pintu mobil. Dia menunggu Rafa berbicara lagi. "Sepertinya malam ini saya akan nggak bakal pulang ke rumah. Arumi bisa saya titip di kamu?" Eva menoleh dengan cepat. Jantungnya berdegup kencang. Perasaan khawatir dan takut menyelinap

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 120

    Ucapan Rafa cukup sukses membuat Eva tergemap. Gadis itu tercenung untuk beberapa saat. Dia memikirkan kebenaran ucapan Rafa. Mungkin saja Rafa dalam keadaan tidak sadar saat mengatakannya. Namun, Eva juga mengkhawatirkan kalau Rafa sebenarnya sudah menciumnya tapi berdalih hendak mencuri ciuman Eva. Eva berdeham untuk mengurai rasa gugupnya. "Ngaco banget pagi-pagi," komentar Eva sambil mendorong bahu Rafa agar menjauh. Dia bangun lalu merapikan rambutnya dan menjepit dengan jedai.Rafa terkekeh pelan sebelum berkata, "Saya serius loh, tapi gagal soalnya kamu keburu bangun. Bukankah menyenangkan, kalau pagi-pagi kita membuat menciptakan suasana romantis? Suami istri suka gitu."Mata Eva melotot mendengar itu. Tidak ingin menanggapi Rafa lebih lanjut, Eva mencoba menghindar. "Gimana kondisi Papa Ardi?" tanya Eva bangkit dari kasur.Terdengar helaan napas dari Rafa. Cukup kecewa karena Eva kembali mengalihkan pembicaraan. Padahal Rafa ingin membicarakan hubungan mereka dari hati ke ha

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 119

    "Rabu depan Sofyan bakalan main. Apa gue harus ke sana?" gumam Eva sendiri sambil tengkurap di kasur, memperhatikan jadwal Indonesia Masters. Beberapa saat, dia kembali memikirkan percakapan dengan Kausar tadi siang di kantin. "Apa bener kata Kausar? Perasaan gue udah berpaling ke Rafa? Masa sih?"Permasalahannya yang dihadapinya sekarang menjadikan Eva sebagai sosok yang egois dan kurang ajar. Tepatnya, dia bersikap seperti perempuan yang berselingkuh dan mainin perasaan laki-laki. Dia memiliki Rafa sebagai suaminya dan Sofyan sebagai pacarnya. Dulu, Eva ingin melepaskan Rafa ketika Arumi cukup besar atau memiliki seseorang yang bisa menjaganya. Namun, seiring berjalannya waktu, kebersamaan mereka justru membuat Eva terikat. Eva sulit beranjak dari kehidupannya saat ini. Arumi membuat hari-hari Eva lebih menyenangkan dan menantang. Dan Rafa dengan segala kebaikan dan ketulusannya membuat Eva perlahan membuka cela di hati untuk dimasuki oleh Rafa. 'Lalu bagaimana dengan Sofyan?'Sua

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 118

    "Va, hubungan lo sama Sofyan nggak baik-baik aja 'kan?" celetuk Kausar mengalihkan pandangan dari layar hp ke Eva.Gadis itu tidak menjawab. Kausar yakin Eva mendengarnya. Terlihat jelas gerakan Eva yang hendak mengambil saus sambal seketika terhenti."Eva, woy!" Eva menyambar botol saus dengan cepat. "Sok tau!"Kausar berdecak lalu memperlihatkan room chat antara dirinya dengan Sofyan kepada Eva. "Udah semingguan lebih, dia terus nanyain lu ke gue.""Kangen sama o kali, tapi nggak ada topik makanya nanyain gue," kilah Eva. Bakso di mangkuknya tidak menarik lagi. Kini pikirannya kembali tertuju pada Sofyan. Sejak tahu perkara kecelakaan yang dialami abangnya, Eva memutuskan untuk menjaga jarak dari Sofyan. Bukan karena membenci laki-laki itu, tapi Eva mencoba menemukan jawaban dari keinginannya saat ini. Sekaligus memperjelas perasaan cintanya tertuju pada siapa. Eva berpikir mencoba melepas pikiran dari Sofyan mungkin membuatnya bisa menentukan pilihannya dengan tepat. Sebab, sela

DMCA.com Protection Status