Home / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 65. Sebuah Ciuman dan Penawaran

Share

Bab 65. Sebuah Ciuman dan Penawaran

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-01-12 09:22:15

Kepala Aleena terasa kosong saat mendengar permintaan Asher.

Laki-laki ini, meminta Aleena menciumnya!?

Aleena menggigit bibir bawahnya ragu-ragu, gadis itu bahkan tidak tahu bagaimana caranya berciuman. Karena selama ini, Asher lah yang selalu menciumnya lebih dulu.

Asher menaikkan salah satu alisnya melihat ekspresi Aleena yang gugup.

"Kenapa? Kau tidak mau?" tanyanya. "Ya sudah, kau tidak usah pergi ke manapun—"

"Tuan Asher …." Aleena menahan laki-laki yang hendak beranjak menjauhinya.

Asher tertunduk menatap jemari lentik Aleena yang kini mencengkeram kemeja putihnya. Hal itu membuatnya tersenyum. Ia kembali menoleh pada Aleena tanpa mengatakan apapun.

Wajah Aleena merona dan malu-malu ia mengangguk. "Sa-saya akan melakukannya," ucapnya lirih.

Asher bersorak di dalam hati, tapi ekspresinya tidak menunjukkan apapun. Ia kembali mendekati Aleena dan berdiri di hadapannya menunggu.

Gadis itu tetap diam dan melipat bibirnya menunjukkan ekspresi bingung. Hingga tiba-tiba Aleena b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 66. Tak Membiarkannya Pergi Seorang Diri

    Keesokan paginya, Aleena sudah bersiap untuk pergi. Gadis itu membawa sebuah tas berukuran sedikit lebih besar dari yang biasa ia pakai untuk membawa beberapa pakaiannya. Aleena melangkah keluar dari dalam paviliun ditemani Bibi Julien. "Hati-hati, Nona ... jangan melupakan jam makan dan Nona tidak boleh begadang," ujar wanita itu dengan tatapan penuh perhatian. Aleena tersenyum manis, perhatian Bibi Julien seperti perhatian seorang ibu yang selama ini ia rindukan. "Iya, Bi, jangan khawatir," jawab Aleena mengangguk. "Kalau begitu, aku berangkat dulu, Bi," pamitnya. "Iya, Nona." Aleena menuruni anak tangga teras paviliun. Gadis itu tampak bersemangat meskipun udara pagi ini terasa cukup dingin. Dengan langkahnya yang ringan, gadis itu menggosok kedua telapak tangannya.Tanpa sengaja, Aleena menoleh ke arah kediaman utama. Di sana ia melihat Asher dan Marsha keluar dari dalam rumah bersama-sama. "Mereka," ucap Aleena lirih tanpa sadar. Aleena meremas rok panjang yang ia pakai

    Last Updated : 2025-01-12
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 67. Bolehkah Perasaan ini Berharap Lebih?

    Aleena telah sampai di halte yang berada di dekat gedung sekolah. Di sana, ada Samuel dan juga Madam Calister. Wanita berkulit gelap berambut ikal itu tersenyum manis pada Aleena dan melambaikan tangannya dengan wajah ceria. "Selamat pagi," sapa Aleena pada mereka. "Pagi juga, Ms. Aleena," balas Madam Calister. "Kau tampak cantik sekali pagi ini," ujarnya. Aleena tersenyum dan tersipu. "Terima kasih, Madam." Di belakang Madam Calister, ada Samuel dan seorang laki-laki yang tampak sedang berbincang. Aleena memperhatikan mereka berdua dengan pandangan bertanya-tanya. "Madam, kenapa ada Samuel juga?" tanya Aleena. "Oh, ya ... Mr. Samuel akan ikut dengan kita untuk rapat kali ini," jawabnya. "Oh iya, Ms. Aleena, kalau kita ke Harberg menggunakan kereta, kita tidak bisa berhenti untuk membeli perlengkapan bila ada yang diperlukan. Maka dari itu aku mengajak suamiku. Nanti Ms. Aleena bisa satu mobil dengan Mr. Samuel, bagaimana?" Alena hanya mengangguk patuh. "Iya, Madam. Tidak masa

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 68. Menjagamu dari Jauh

    Keesokan harinya, acara pertemuan penting perwakilan beberapa guru dari beberapa sekolah, digelar di sebuah rumah makan mewah di kota Harberg. Aleena dan Samuel datang menjadi rekan sekaligus asisten untuk Madam Calister dalam rapat yang digelar sejak tiga jam yang lalu. Sepanjang rapat dimulai hingga kini sudah berakhir, Aleena tampak pucat dan lemas. 'Apa yang terjadi dengan tubuhku?' batinnya sembari memeluk beberapa berkas dan menuruni tangga menuju lantai satu. Aleena tertunduk memegangi keningnya dan sesekali menarik napas panjang-panjang. Tubuhnya terasa lemas dan kedua matanya mengantuk berat, kepalanya juga pening dan membuatnya ingin memejamkan mata. "Al, kau baik-baik saja?" tanya Samuel, laki-laki itu menatapnya lekat. Aleena mengangguk. "Aku tidak apa-apa," jawabnya. Samuel meraih berkas di tangannya Aleena dan meletakkan satu telapak tangannya di pucuk kepala Aleena, menatapnya dari jarak sangat dekat. "Wajahmu sangat pucat, apa kau tidak cukup tidur semalam, hm

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 69. Kehangatan Hatiku Karenamu

    Hari sudah malam di kota Harberg. Malam musim dingin pertama, Aleena memutuskan untuk pergi jalan-jalan untuk menikmati pemandangan kota yang sangat indah. Gadis itu berjalan sendirian memakai balutan baju hangat dan memakai kembali syal dan sarung tangan milik Asher. "Aku harus memberikan oleh-oleh untuk Papa. Sepulang dari sini, aku akan bercerita pada Papa tentang keindahan kota ini," gumam Aleena tersenyum penuh antusias. Usai membeli sebuah makanan, gadis itu berjalan masuk ke dalam toko-toko yang berada di tepian jalan. Aleena pun kini tengah memilih-milih sweater rajut dari kain wol yang tampak sangat bagus-bagus di toko tersebut. Gadis itu tersenyum sembari mengambil sebuah sweater berwarna abu-abu. "Aku akan membelikan ini untuk Papa," gumamnya. "Papa pasti senang." Saat Aleena hendak pergi, gadis itu melihat sweater pria yang sama dengan warna navy yang terpajang di manekin. Aleena membayangkan seseorang yang tengah memakai sweater itu. "Kalau aku membelikannya, apak

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 70. Pelukan yang Hangat

    Keesokan paginya, mual yang dialami oleh Aleena semakin parah. Gadis itu bahkan tidak bisa makan sedikitpun, hingga tubuhnya lemas dan wajahnya lebih pucat dari kemarin. Madam Calister yang kini menghampiri Aleena di kamar hotelnya setelah Aleena menghubunginya beberapa menit yang lalu. "Ya ampun, Ms. Aleena, kau sangat pucat seperti ini. Tubuhmu juga panas." Madam Calister menyentuh pipi Aleena dengan telapak tangannya. "Sepertinya kau demam karena cuaca di sini sangat dingin." Gadis itu mengangguk, sebelum ia mendongak menatap Madam Calister. "Maafkan saya, Madam. Sepertinya saya tidak bisa menemani Madam hari ini," ujar Aleena memegang tangan wanita itu. "Tidak apa-apa. Masih ada Mr. Samuel yang nanti bisa menjadi asistenku di rapat hari ini," ujar Madam Calister menatap khawatir. "Ms. Aleena lebih baik pulang kembali ke Murniche dan beristirahat." Aleena menganggukkan kepalanya, gadis itu bahkan masih lemas setelah mual-mual beberapa menit yang lalu. Di sana juga ada Samuel

    Last Updated : 2025-01-14
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 71. Meminta Sesuatu Padamu

    Aleena masih membeku saat Asher memeluknya, namun rasa terenyuh memenuhi dada Aleena hingga gadis itu mengangkat tangannya membalas pelukan Asher. "Apa yang terjadi denganmu?" tanya Asher menundukkan kepalanya. Entah kenapa lidah Aleena terasa kelu, hingga ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan perlahan melepaskan pelukannya pada Asher. Aleena bingung kenapa laki-laki ini bisa ada di sini, begitu datang langsung memeluknya dengan wajah khawatir seperti ini. "Tuan kenapa di sini?" tanya Aleena mendongak menatapnya. "Urusan pekerjaan," ujar Asher berkilah. Aleena pun tertunduk dan meremas bagian belakang mantel yang Asher pakai saat kepalanya terasa pening. "Ayo, pulang bersamaku," ajak Asher merangkulnya. "Tuan, saya bisa pulang sendiri—""Jangan menolakku, Aleena!" tegas Asher dengan nada menekan. Mau tidak mau, Aleena pun patuh. Asher meraih tas yang Aleena bawa dan merangkul gadis itu mengajaknya masuk ke dalam mobil. Selama beberapa menit mereka hening. Aleena duduk se

    Last Updated : 2025-01-14
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 72. Marsha, Aku Sudah Jengah Denganmu!

    Setelah menemani sebentar Aleena di paviliun, Asher pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Laki-laki itu berjalan diikuti Jordan di belakangnya. Asher membuka pintu, tapi langkahnya langsung terhenti di tempat. "Apa-apaan ini?" ucapnya dengan nada menggeram. Asher dan Jordan tampak terkejut melihat isi rumah yang berantakan. Di ruang tamu tampak beberapa botol minuman dan juga piring-piring bekas makanan yang kini masih dirapikan oleh para pelayan. "Tu-Tuan …." Para pelayan itu terlihat kaget dengan kedatangannya. "Kenapa rumah bisa kacau seperti ini?" tanya Asher menatap tajam dua wanita itu. "I-itu, Tuan. Tadi Nyonya mengajak semua teman-temannya party di sini. Ka-kami akan segera membersihkannya—""Tidak perlu!" seru Asher menyela. "Tuan ...." Jordan menatap Asher dengan tatapan tak percaya. Para pelayan pun tidak ada yang berkutik. Dengan rahang mengeras, ia menoleh dan menatap dua pelayan itu. "Biarkan semua botol-botol itu di sana, sampai Nyonya kalian kembali!" tekan

    Last Updated : 2025-01-14
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 73. Tuan, Turuti Keinginan Saya!

    Beberapa hari kemudian, Aleena kembali mengajar anak-anak di sekolah. Namun, sama seperti hari-hari kemarin, pagi ini Aleena sudah keempat kalinya mondar-mandir ke kamar kecil. Gadis itu terus merasa mual, perutnya seperti diaduk-aduk saat ia menghirup aroma sesuatu yang membuat perutnya terasa bergejolak. "Ya Tuhan, ini sudah keempat kalinya aku ke kamar kecil," ucap Aleena menyeka bibirnya pelan. Kedua kakinya terasa lemas hingga Aleena terduduk di atas lantai. Ia menatap sayu tangannya yang gemetar memegangi gagang pintu. Aleena menyandarkan kepalanya dan memejamkan kedua matanya pelan. "Kepalaku juga pusing," rintih Aleena. Rasanya ia ingin menangis, tapi Aleena berusaha menahan diri. Ia tidak akan bisa mengajar dengan baik apabila terus seperti ini. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. "Aleena, kau di dalam?" Suara wanita itu membuat Aleena tersentak pelan. "I-iya! Sebentar," jawabnya. Perlahan-lahan ia berusaha bangkit berdiri. Aleena menatap pantulan di

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 361. S2. Arabelle-ku yang Malang

    Malam ini Arabelle belajar di dalam kamarnya. Gadis cantik itu mengerjakan beberapa tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Gadis cantik meraih ponselnya yang tiba-tiba menyala. Arabelle membaca pesan masuk dari Theo yang bertanya apakah Arabelle sibuk atau tidak. Arabelle pun segera membalasnya dan tak berselang lama, Theo langsung menghubunginya. "Halo..." Arabelle tersenyum tipis menjawab panggilan itu. "Halo, sedang apa?" tanya Theo dibalik panggilan itu. "Sedang mencatat latihan soal, Kak. Kak Theo sedang apa?" "Sedang menjaga Lea. Dia baru saja ribut dengan Leo," jawab Theo. Arabelle menoleh saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Tampak sang Ayah masuk ke dalam kamar dan berjalan mendekatinya. Jordan meraih ponsel di tangan Arabelle. "Ehh ... Ayah!" Jordan menatap layar ponsel Arabelle di mana nama Theo terpampang jelas di sana. "Jangan menghubungi Arabelle dulu, atau besok paman adukan kau pada Papamu! Paham, Theo!" seru Jordan.Panggilan itu pun langsung

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 360. S2. Putra Sulungku yang Luar Biasa!

    "Kebiasaan! Sudah berapa kali Ara bilang jangan berantem terus! Lihat kalau sudah seperti ini!" "A-akk ... Aduh! Sakit, Arabelle!" pekik Theo saat Arabelle menekan bola kapas dengan obat gadis itu bawa, pada sudut bibir Theo yang membiru dan lebam. Arabelle memasang wajah sebal dan bibir tipisnya cemberut saat menatap Theo. Beberapa menit yang lalu, saat Ayahnya sudah pulang, Vivian dan Diego memanggil Arabelle yang sedang di perpustakaan. Mereka bilang kalau Theo bertengkar dengan kakak kelas. Arabelle yang panik, dia langsung berlari mencari Theo. Bahkan kini, berada di ruang kesehatan pun Arabelle yang harus memaksa Theo untuk segera mengobati luka laki-laki itu. "Aku tidak mau berteman dengan Kak Theo lagi kalau Kak Theo terus menerus bertengkar seperti ini," omel Arabelle mengambil plaster di dalam kotak obat. "Dia duluan yang meledekku..." "Ya jangan ditanggapi, Kak!" "Tidak bisa! Ucapan mereka tidak enak didengar, ya sudah hantam saja!""Begini...!" "Akhhhh! Sakit, Ar

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 359. S2. Theo sang Pembuat Onar

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah bersama dengan sang Ayah. Saat Jordan ikut keluar dari dalam mobil, semua anak-anak di sana menatapnya dengan tatapan terkejut. Jelas saja, sejak dulu Arabelle sering dipanggil anak pungut, karena saat masih sekolah dasar, Arabelle dengan bangga bercerita kalau dia diangkat anak oleh Ayahnya dari panti asuhan. Tapi ternyata, teman-temannya memandang Arabelle dari sisi yang buruk. "Ayah ... Ayah tidak usah mengantar Ara sampai ke dalam sana," ujar Arabelle menatap sang Ayah yang menjadi bahan tatapan semua temannya. "Kenapa? Malu diantarkan Ayah?" tanya Jordan sambil melepaskan kacamata hitamnya dan merapikan tuxedo hitam yang dia pakai. "Tidak. Arabelle tidak malu, Arabelle justru senang sekali Ayah mengantarkan Arabelle. Tapi..." Gadis itu mengecilkan suaranya dan ia memperhatikan sekitar. Jordan tahu apa yang dikhawatirkan oleh Arabelle. Sejak kecil, Arabelle selalu pergi bersekolah dengan bus sekolah. Lalu saat naik kelas menengah pe

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 358. S2. Kemarahan Seorang Jordan

    Arabelle membuat semua orang panik di rumahnya. Gadis itu pergi bersama Theo tanpa sepengetahuan siapapun. Hingga malam ini Jordan sangat panik setelah ia pulang dan mendapati anaknya tidak ada di rumah. Sejak tadi, Jordan mondar-mandir di teras rumahnya. "Tidak mungkin Arabelle pergi ke mana-mana tanpa berpamitan!" seru Jordan kini berusaha menghubungi ponsel Arabelle. "Tapi Arabelle memang tidak bilang apa-apa pada Mama dan Papa, Jordan. Tadi setelah makan malam Mama memintanya untuk ke kamar," ujar Hani cemas. Jordan diam, tidak biasanya Arabelle seperti ini. Bahkan bila ia pergi, Arabelle pasti akan mengirimkan pesan pada Jordan dan menyertakan alamatnya juga. "Ke mana kau, Nak?" gerutu Jordan. Bagaimana ia tidak panik, kini sudah pukul dua belas malam. "Mungkin anak itu pergi bersenang-senang, Kak. Anakmu itu sudah dikasih hati malah tidak tahu diri!" sahut Janice. "Heem, benar. Masih untung ada yang kasihan padanya. Tapi Arabelle tidak punya terima kasih sama sekali! Mir

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 357. S2. Kehidupan Pahit Arabelle

    Arabelle keluar dari dalam rumah malam ini tanpa ada yang tahu. Arabelle berlari keluar gerbang sembari memeluk jaketnya dan gadis itu menunggu Theo sambil duduk di sebuah tepian trotoar di jalan perumahan. Gadis itu menundukkan kepalanya dan menangis mengingat ucapan Tantenya yang begitu menyakitinya. Arabelle selama ini tidak pernah bercerita pada Ayahnya perkara ini, bahkan Nenek dan Kakeknya juga bungkam pada sang Ayah karena tidak mau keluarga pecah dan terjadi keributan pada anak-anaknya. "Mungkin Tante Kaila benar, aku harus hidup mandiri," gumam Arabelle di sela tangisannya. "Tapi ke mana? Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Ayah yang sayang padaku." Arabelle mengusap air matanya dan ia teringat masa-masa kecilnya di panti asuhan pun juga sangat tidak mudah. Semakin sedih, Arabelle semakin larut kesedihannya. Hingga tak lama kemudian, sebuah motor berhenti di depan Arabelle. Tentu saja, dia adalah Theo. Theo melepaskan helm yang ia pakai dan bergegas turun dari atas

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 356. S2. Seorang Anak Angkat, Bukan Benalu!

    Hari sudah hampir gelap, Theo baru saja sampai di rumahnya. Kepulangannya disambut oleh kedua adiknya yang sedang menunggu di teras depan rumah. "Kak! Kak Theo, kenapa baru pulang? Katanya mau ngajarin Leo main basket!" pekik Leo cemberut. Theo terkekeh menatapnya. "Kakak harus mengantarkan teman Kakak dulu, Leo. Nanti malam saja, oke?" "Kak Arabelle mana?" tanya Lea mendongak menatap sang Kakak sambil memegang sebungkus roti di tangannya. Theo memeluk kedua lututnya di hadapan Lea. Ia tersenyum lembut pada adik kecilnya. "Kakak tidak mengantarkan Kak Arabelle, Cantik..." "Terus, siapa? Kakak tidak berteman lagi sama Kak Arabelle?" tanya Lea terus menerus. Theo menarik napasnya pelan. Ia tahu kalau Lea sangat menyukai Arabelle karena hanya dengan Arabelle bisa diajak bermain ini dan itu. "Jangan khawatir, nanti malam Kakak akan jemput Kak Arabelle." Theo mengelus pucuk kepala Lea. "Janji, Kak?" Anak perempuan itu mengacungkan kelingkingnya. "Janji, Sayang..." Barulah Lea be

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 355. S2. Kau Tidak Sendirian, Arabelle

    Hari pertama masuk sekolah kali ini sangat seru meskipun Arabelle sempat sakit. Bahkan saat Arabelle ditunjuk untuk melakukan tugas ini dan itu, Theo selalu melarang rekan-rekannya. Theo menjaga Hauri dengan baik. Sampai kini pukul tiga sore, sekolah pun sudah bubar, anak-anak diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. "Kau pulang dengan siapa?" tanya Theo berjalan di belakang Arabelle. "Sendiri, Kak. Aku bisa naik bus," jawab gadis itu membalikkan badannya menatap Theo. "Pulang bersamaku saja," ujarnya. Arabelle mengangguk patuh. Mereka berdua berjalan ke arah parkiran depan. Di sana, berdiri seorang gadis cantik yang tampak tersenyum pada Theo. "Jadi pulang denganku, kan?" tanya Velicia—teman sekelas Theo. Theo menoleh pada Arabelle. "Aku harus mengantarkan adikku pulang," ujar Theo. "Dia tidak enak badan." Arabelle mengerjapkan kedua matanya ditatap oleh Velicia. Sebelum gadis itu cemberut kesal padanya. "Padahal kita sudah membuat rencana untuk pulang bersama. Tapi kau

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 354. S2. Jangan Marah Lagi Padaku

    Hari ini menjadi hari pertama Arabelle menginjakkan kakinya di sekolah menengah atas. Sudah satu bulan hubungannya dan Theo kacau. Theo bahkan tidak pernah mengirimkan pesan, mengunjungi, ataupun berbicara dengan Arabelle lagi. Awalnya Arabelle merasa sangat sedih, namun seiring berjalannya waktu, Ayahnya meminta Arabelle untuk fokus pada sekolahnya saja. Seperti pagi ini, Arabelle sudah berada di sekolah barunya bersama dua sahabat setianya. "Akhirnya, kita bisa bersama lagi di sini sekarang!" pekik Vivian memeluk Arabelle dan Diego. "Heem. Meskipun kita tidak satu kelas," sahut Diego. "Yang tidak satu kelas itu hanya kau! Kita berdua mengambil kelas yang sama," sahut Vivian merangkul Arabelle. "Sudah, tidak apa-apa. Yang terpenting sekarang kita masih bersama-sama di satu sekolah," sahut Arabelle. "Iya, betul! Ayo kita sekarang harus mencari kelas baru kita," ujar Vivian menarik lengan Arabelle. Mereka bertiga berpencar, Diego mencari kelasnya di lorong kedua, sedangkan Ar

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 353. S2. Kabar Bahagia dari Arabelle untuk Ayah

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah seperti biasa. Di kelas sembilan sangat heboh pagi ini dengan pengumuman kelulusan. Arabelle bersama dengan Vivian, mereka berdua bergegas menuju ke papan mading yang terpasang di depan. Kedua gadis itu buru-buru melihat pengumuman kelulusan tersebut. "Arabelle ... aku tidak sabar! Aaaa ... kalau aku tidak lulus, bisa-bisa dimarahi habis-habisan aku oleh Daddy!" seru Vivian. "Kau pasti lulus, Vian. Kita kan sudah berjanji untuk melanjutkan si sekolah yang sama," ujar Arabelle pada sahabatnya itu. Vivian mengangguk antusias. "Ya! Ayo, cepat kita lihat!" Di depan papan mading kini dibanjiri anak kelas sembilan dari beberapa kelas. Arabelle dan Vivian kesulitan melihatnya. Namun, Vivian yang tingginya melebihi Arabelle dia bisa melihat ada namanya di sana hingga gadis itu tiba-tiba menjerit kehebohan. "Aaaaa....! Arabelle! Aku lulus, namaku ada di nomor dua belas, nomor sembilan ada Diego, wahh ... Keren!" Ya Tuhan ... aaaa senang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status