Beranda / Pendekar / Iblis Suci Pemilik Pedang Surga / Pertarungan Balas Dendam

Share

Pertarungan Balas Dendam

Penulis: Nooraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-29 12:06:24

Tiba-tiba terdengar suara seruling di tengah pertempuran antara para pendekar Shengren dengan para prajurit Diyu. Lou Yin mengedarkan pandangannya untuk mencari dari mana sumber suara yang menginterupsi pertempuran itu berasal. Lalu, didapatilah seseorang dengan pakaian serba hitam dan topeng hitamnya tengah duduk di salah satu atap bangunan sembari meniup seruling.

“Hey, kau pengecut, turunlah!” teriak Lou Yin.

Bai Jia yang mendengar teriakan tersebut lantas menghentikan permainan serulingnya. “Kau bicara padaku?” balas Bai Jia dengan suara yang mampu didengar oleh Lou Yin.

“Siapa kau beraninya mengganggu di sini?” teriak Lou Yin lagi.

“Mengganggu?”—Bai Jia berdiri—“siapa? ... aku?”—menunjuk dirinya sendiri. Bai Jia pun tertawa. “Seorang pengganggu memang tidak pernah sadar bahwa dirinya mengganggu,” sindirnya.

“Banyak omong! cepat turun jika memang nyalimu besar! agar cepat kau ku habisi.”

Salah satu sudut bibir Bai Jia terangkat. “Mari kita lihat siapa yang menghabisi siapa!”

Bai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Kebohongan

    ~Sehari sebelum pertarungan Bai Jia dengan Lou Yin~Begitu menginjakkan kaki di Shengren, Bai Jia menggunakan kesempatan itu untuk mengunjungi bekas perguruan Lotus Putih. Hatinya bak teriris ketika melihat yang tersisa dari bangunan perguruannya hanyalah pondasinya saja.Berada di sana membuat Bai Jia kembali mengingat kehidupan masa lalunya. Meskipun sebagian besar hidupnya selalu dirundung, akan tetapi tidak sedikit pula kenangan manis tercipta di tempat itu. Kenangan terlama Bai Jia yang bisa dia ingat adalah bermain bersama dengan Tao Jin di halaman Lotus Putih. Senyum kakek gurunya itu masih bisa Bai Jia ingat dengan jelas. Tangan Bai Jia mengepal dengan sendirinya. “Lihatlah bagaimana aku akan membalas orang-orang Diyu itu, Kakek!”~Setelah kekacauan di Shengren mereda siang tadi, kini situasi di penginapan para pendekar yang ada di dalam istana terlihat cukup sepi. Para pendekar saat ini tengah beristirahat untuk memulihkan tenaga.Sementara itu, Bai Jia yang masih belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Rahasia Para Jenderal

    ~Sembilan belas tahun lalu~Kerajaan Diyu berada dalam keadaan suka cita karena kelahiran putra dari raja mereka yang kelak akan menjadi pewaris tahta Diyu. Namun, kebahagiaan itu rupanya tidak dirasa oleh salah satu anggota kerajaan.Hou Cun, adik dari sang raja saat ini justru duduk termenung di ruangannya memikirkan pemberontakan. Sembari memainkan dua batu kerikil di tangannya, dia memikirkan cara untuk bisa menyingkirkan keluarga kecil kakaknya, Lei Cun.Nafsu Hou Cun untuk memiliki tahta raja Diyu muncul sejak dirinya masih remaja. Pemikirannya yang berseberangan dengan sang kakak dan para raja sebelumnya membuatnya semakin ingin merebut tahta dan membuat Diyu menjadi negeri yang ia inginkan.Hou Cun ingin mengulang kembali masa kejayaan Diyu di bawah kepemimpinannya. Namun, untuk mencapai itu dia harus menyingkirkan batu sandungan terbesarnya, yakni sang kakak yang menjadi raja Diyu saat ini dan sang putra mahkota yang baru saja lahir.“Pangeran, sudah waktunya menyapa raja dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Kembali ke Barat

    BUGH! ... BUGH!Hou Cun murka, ketiga Jenderalnya yang tersisa kini menjadi sasaran amukannya. Dia marah karena ternyata selama ini para kaki tangannya itu menyembunyikan hal besar darinya.“Ampuni kami, Raja!” “Jika bukan karena aku masih membutuhkan kalian, sudah kupastikan kepala kalian terpisah dari badan!”Dou Yin dan dua jenderal lainnya bersujud di hadapan Hou Cun. “Terima kasih, Raja! terima kasih!”Hou Cun berusaha meredam amarahnya. Kemudian, dia berkata, “Kuberi kalian satu kesempatan untuk menebus kesalahan. Bawa laki-laki yang mengaku sebagai Xing Gui Tian itu ke hadapanku ... hidup atau mati!”“B-baik, baik, Raja!”“Sekarang pergi kalian dari hadapanku!” usir Hou Cun.Selepas kepergian ketiga jenderalnya, Hou Cun mengepalkan kedua tangannya. Meskipun belum pasti apakah Xing Gui Tian yang dimaksud oleh Lou Yin adalah Gui Tian keponakannya, hal itu nyatanya sudah sangat mampu membuat Hou Cun gusar.Dari pernyataan para jenderal kepercayaannya tadi, mereka yakin bahwa suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Bukan Bohong, Hanya Cerdik

    Bai Jia merasakan aura seseorang itu semakin dekat. Benar saja, tidak lama setelah itu terdengar suara daun terinjak yang jaraknya hanya beberapa meter darinya. Bai Jia bangkit sambil memegangi topengnya. Dia berbalik ke arah datangnya orang tersebut yang mana langsung menerima sebuah tinju. Untung saja Bai Jia dengan gesit menghindar, sehingga tinju itupun melesat melewati sisi wajahnya. Pada akhirnya pertarungan tidak terelakkan. Bai Jia dengan satu tangan melawan sosok tersebut, yang tidak lain adalah Rouku.“Apa ini? kenapa Kak Rouku tiba-tiba menyerangku?” batin Bai Jia.Pertarungan itu berlangsung tanpa ada senjata yang ikut bermain. Selama pertarungan Rouku bisa merasakan aliran energi yang begitu kuat di sekitar tubuh lawannya. “Orang yang hebat!” puji Rouku dalam batin. Setelah mencoba melawan pria asing bertopeng itu, kini Rouku mulai ragu dia Bai Jia. Walau hanya dengan satu tangan, tapi orang di hadapannya mampu mengimbangi jurus-jurus Lotus Putih-nya.Rouku kembali be

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Hutan Bambu

    Bai Jia memasuki hutan bambu tidak jauh dari Perguruan Lotus Putih. Dia lantas berhenti tepat di depan batu nisan yang berjajar. “Guru, aku kembali,” ucap Bai Jia setelah membakar dupa dan memberi penghormatan.Di hutan itulah Bai Jia memakamkan Tao Jin dan para guru Lotus Putih. Setelah dulu diusir oleh Yue Er, sebelum menuju Wuxia, Bai Jia sempat kembali ke perguruan Lotus Putih untuk memakamkan jasad Tao Jin dan lainnya.Bai Jia tidak tahu apakah Yue Er sudah tahu tentang makam tersebut atau belum. Semenjak kembali ke wilayah barat dua hari lalu, dia masih belum melihat ada yang ke hutan bambu itu.Kalaupun Yue Er belum tahu, Bai Jia yakin setelah ini cepat atau lambat ia dan saudara yang lain pasti akan menemukannya.“Maafkan aku karena belum bisa membalas perbuatan orang-orang Diyu kepada kalian!” ucap Bai Jia di depan nisan Tao Jin. “Namun, kalian tidak perlu khawatir! kupastikan bahwa tidak lama lagi orang-orang Diyu itu akan mendapat ganjaran atas kejahatan yang mereka lakuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Diyu

    “Suara seruling itu ....”Dou Yin dan pasukannya yang baru akan menuju Shengren kini berhenti di wilayah tak bertuan. Di saat mereka mendengar suara seruling yang sebelumnya pernah mereka dengar. “Hey, bocah tengik, keluar kau!” teriak Dou Yin.Bai Jia yang mendengarnya lantas menghentikan permainan serulingnya. Dia menyeringai dan sesuai permintaan langsung menunjukkan keberadaan dirinya.Bai Jia melompat turun dari cabang pohon yang berada tepat di samping Dou Yin. Suara pakaian Bai Jia yang terhempas angin membuat Dou Yin sadar bahwa Bai Jia ada tepat di atasnya.Dou Yin segera mendongak untuk memastikannya. Benar saja, dia melihat Bai Jia tersenyum padanya. Dou Yin segera bergeser untuk menghindar. “Berengsek!” umpatnya.“Jadi, kau mau membawa pasukanmu pergi ke mana?” tanya Bai Jia begitu menapakkan kakinya di tanah, “oh, jangan katakan kalian mau kembali ke Shengren untuk mencariku!” ucapnya sedikit tengil, “kenapa? apa tebakanku benar? raja kalian menginginkanku?”“Tidak perl

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Pemanasan

    Setibanya di Istana Diyu, Bai Jia segera dibawa dan dikurung di penjara bawah tanah. Sementara itu, Dou Yin menghadap Hou Cun dengan membawa pedang milik Bai Jia.Dou Yin menyerahkan pedang itu kepada Hou Cun. “Jadi, ini pedang yang mampu melenyapkan para keturunan iblis?” tanya Hou Cun.“Benar, Raja,” jawab Dou Yin.Hou Cun lantas menarik sedikit pedang itu dari wadahnya. Pedang tersebut memancarkan cahaya yang cukup menyilaukan dibarengi dengan energi aneh yang mampu membuat Hou Cun cemas.Ccepa-cepat Hou Cun memasukkan pedang itu kembali ke wadahnya. Setelah melihat dan merasakan sendiri, kini dia yakin bahwa pedang yang saat ini ditangannya adalah benar Pedang Surga. “Kurang ajar!” umpat Hou Cun lirih, “jadi, pemuda itu seorang kesatria suci? ... di mana pemuda pemilik pedang ini sekarang?” tanyanya kemudian pada Dou Yin.“Dia berada di penjara bawah tanah, Raja.” Hou Cun bangkit dari singgasananya. Dia hendak menemui si pemuda yang dimaksud.Di sisi lain, setelah dimasukkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Ancaman

    “Ku-rang a-jar!”—Hou Cun mengepalkan tangannya sangat erat—“siapa kau sebenarnya?”“Apa jenderalmu itu tidak menyampaikan pesanku padamu? apa dia tidak menyebut nama orang yang telah membunuhnya?” tanya Bai Jia dengan masih bersikap tengil.“Maksudmu, kau ini Xing Gui Tian?”—mimik wajah serius Hou Cun seketika berubah mencemooh sambil tertawa terbahak—“hah, bodoh! Gui Tian sudah ada di neraka bersama ibunya.”“Tidak kusangka, ternyata raja Diyu saat ini begitu bodoh!”—Bai Jia balik mencemooh.“Berengsek! beraninya kau mencelaku seperti itu!”“Kenapa tidak? jika kenyataannya saja memang seperti itu.”“Sebaiknya kau tutup mulutmu itu! atau, aku sendiri yang akan memaksamu menutup mulut.”Hou Cun mengambil langkah lebih dulu untuk menyerang. Kali ini sudah tidak ada lagi senjata di tangan mereka. Bai Jia dan Hou Cun, mereka bertarung dengan tangan kosong. “Ha!”“Hiya!”HUP! SR

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07

Bab terbaru

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-15 Semoga Hidup Baik

    Begitu masuk ke dalam air, Wen Lai tidak melihat Li Jun bersamanya. Dia tidak menemukan Li Jun ikut masuk ke dalam air.Mengetahui hal itu, Wen Lai pun langsung naik ke permukaan untuk mencarinya. Namun, begitu sampai di permukaan, dia justru terkejut karena yang ada di sekelilingnya kini sudah bukan lagi taman atau bangunan-bangunan di Sungai Jingsan. Sisi kanan dan kiri sungai sekarang ialah hutan-hutan lebat. “Ini ... di mana?”—Wen Lai bingung.“Pangeran!” Panggilan itu mengejutkan Wen Lai hingga membuatnya seketika menoleh ke sumber suara. Ternyata, orang-orang yang memanggilnya tadi adalah orang selatan yang merupakan pengikut keluarganya.“Pangeran! itu pangeran Wen Lai! cepat bantu pangeran naik!”“Aku tidak sedang bermimpi, aku sadar sepenuhnya, aku ... aku ada di Diyu?”Setelah kurang lebih dua minggu berada di dunia lain, pada akhirnya Wen Lai dapat kembali ke Diyu. Dia akhirnya dapat bernapas lega mengetahui ayah, anggota keluarganya, dan para pengikut setia mereka selama

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Kembali dengan Takdir Masing-masing

    Setelah kematian kakeknya, Li Jun beraktivitas sebagaimana biasanya. Pergi bekerja dan sekolah seperti sebelum-sebelumnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Wen Lai. Dia kembali bekerja di kedai nenek An yang baru saja selesai direnovasi. Hanya saja, meskipun demikian Wen Lai tetap dapat melihat kesedihan yang begitu dalam di sorot mata Li Jun. Wen Lai tahu bahwa pemuda itu sebenarnya hanya sedang berusaha tegar di depannya. “Terima kasih untuk hari ini, Wen Lai!” ucap nenek An.“Aku juga berterima kasih, Nenek! ... kalau begitu, aku pulang dulu.”“Iya, hati-hati!”Hari pertama kedai mie nenek An buka, pelanggan sudah langsung banyak yang datang. Sehingga, sebelum matahari terbenam, mie mereka sudah habis dan Wen Lai bisa pulang lebih awal. Wen Lai senang melihat perubahan yang terjadi pada kedai nenek An. Kedai itu kini sudah jauh lebih bagus dan ramai dari pertama kali ia ke sana. Wen Lai bersyukur untuk itu.Karena pulang lebih awal, Wen Lai lantas memutuskan untuk pulang jalan

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-13 Melewatkan Kesempatan (Lagi)

    Setelah puas mencoba berbagai macam wahana permainan, akhirnya sebagai penutup liburan mereka, Li Jun membawa Wen Lai ke pantai. “Ini!”—Li Jun memberikan minuman kaleng kepada Wen Lai. Dia kemudian ikut duduk di atas pasir di samping Wen Lai. Mereka menikmati pemandangan matahari terbenam dalam diam.“Terima kasih, Li Jun!” ucap Wen Lai mengusir hening di antara keduanya. “Hem?”“Terima kasih sudah mengajakku berlibur! aku ... untuk sejenak merasa bebanku hilang,” jelas Wen Lai, “dunia tanpa perang dan perebutan tahta ternyata sangat menenangkan dan menyenangkan.”Li Jun tertawa kecil. “Sebenarnya, kesenangan yang baru kau rasakan hari ini hanyalah sebagian kecil dari kehidupan utuh di dunia. Tidak selamanya perang itu berwujud saling serang di medan perang dengan menggunakan pedang. Asal kau tahu, Wen Lai, sebenarnya peperangan di sini jauh lebih kejam dan kotor.”Wen Lai menatap Li Jun bingung. Dia mas

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-12 Mulai Nyaman

    Di sore ketika Li Jun masih mengantar makanan ke tempat pelanggan. Wen Lai tidak sengaja menjatuhkan gelas minuman bekas pelanggan.Hal itu mengejutkan semua orang yang ada di dalam kedai, tidak terkecuali nenek An. Sang nenek yang awalnya sibuk di tempat memasak, karena panik akhirnya menghampiri Wen Lai. “Wen Lai, ada apa? kau baik-baik saja?” tanya nenek An.Wen Lai yang awalnya mematung menatap arah sungai akhirnya memutus pandangannya ketika mengetahui nenek An membantunya membersihkan pecahan kaca gelas. “Nenek, jangan! biar aku saja, jangan sampai tangan nenek terluka!”“Kau baik-baik saja, Wen Lai?” tanya nenek An lagi.“Iya, Nek, aku baik-baik saja, tadi tanganku sedikit licin.”Wen Lai membuat alasan sebisanya. Dia lantas memungut pecahan gelas sambil kembali melihat ke arah sungai.Cahaya itu masih keluar dari dalam sungai. Cahaya yang tadi membuatnya terkejut sampai tidak sengaja me

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-11 Inovasi

    “Jadi, uang yang kau gunakan untuk potong rambut adalah hasil dari kau bekerja di kedai mie?” tanya Li Jun yang kemudian diangguki oleh Wen Lai.“Kenapa?”“Apa?”“Potong rambut. Kenapa?”Pangeran Diyu itu menaikkan kedua bahunya—“Tidak ada alasan khusus, aku hanya ingin melakukannya,” jelasnya, “ternyata, ucapanmu tentang trend rambut pendek lebih bagus dan disukai itu benar, kata bibi di tempat potong rambut, aku semakin tampan dengan rambut pendek,” lanjut Wen Lai dengan senyuman senang penuh percaya diri.“Cih!” cibir Li Jun.Li Jun masih tidak percaya, hari ini Wen Lai cukup mengejutkannya. Di satu sisi dia senang Wen Lai tidak kesulitan berada di dunianya. Namun, di sisi lain, entah kenapa dia justru merasa khawatir.“Hah! kenapa aku jadi merasa menyesal sudah mengajarinya?” ucap Li Jun dalam hati.Li Jun mencoba abai pada perasaannya. Dia memakan mie yang dibawa oleh Wen Lai dari kedai Nenek An.Mata Li Jun melotot saat bumbu mie itu pertama kali menyapa lidahnya. “Woah!” seruny

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-10 Penampilan Baru

    Melihat toko penyedia jasa potong rambut, Wen Lai jadi berpikir untuk memotong rambutnya. Namun, setelah mengingat ucapan Li Jun bahwa segala sesuatu di dunia ini membutuhkan uang dan saat ini dia tidak memilikinya, Wen Lai akhirnya tidak jadi masuk ke ‘barber shop’.Tidak apa jadi pusat perhatian banyak orang. Pikirnya, dia juga tidak akan selamanya berada di dunia ini. “Apa yang kalian lakukan? ... tolong!”Teriakan dari seorang perempuan tua menyapa pendengaran Wen Lai. Seorang nenek sedang dirampok di salah satu gang sepi.Wen Lai tentu saja tidak bisa membiarkan hal itu terjadi begitu saja di depan matanya. Merampok perempun tua adalah tindakan seorang pengecut. Jika ada orang yang hanya melihat dan membiarkan itu terjadi, maka dia lebih pengecut dari seorang pengecut. Wen Lai mengambil beberapa kerikil dari tepi jalan lalu melemparnya pada dua penjambret tersebut. Kerikil-kerikil itu mengenai kepala mereka dan membuat me

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-9 Belajar Hal Baru

    Setelah memastikan kakeknya sudah tidur, Li Jun naik ke lantai dua. Dia menghampiri Wen Lai yang saat ini duduk di depan kamar. “Kakek sudah tidur?” tanya Wen Lai saat pemuda itu mendudukkan diri di sampingnya.Li Jun menyahut, “Hem!” Dia kemudian memberi Wen Lai minuman kaleng yang dibelinya saat perjalanan pulang tadi. Mata Wen Lai menatap bingung kaleng tersebut. “Ini hanya sari buah, bukan alkohol.”Apapun itu, Wen Lai tidak paham. Dia hanya menerima dan mengikuti tindakan Li Jun, membuka dan minum sesuatu dari kaleng tersebut.Setelah sesaat merasa takjub dengan rasa minuman kaleng, Wen Lai pun kembali fokus pada Li Jun. Matanya bergerak gelisah—“Maaf!” ucap Wen Lai pada akhirnya.Satu sudut bibir Li Jun terangkat. “Sudahlah, lupakan saja! kau hanya tidak tahu.”“Apa kejadian seperti ini sebelumnya sering terjadi?” tanya Wen Lai setelahnya.“Iya, sangat sering, sebelum pikun ka

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-8 Hilang

    “Dasar anak-anak nakal! kalian tidak takut dapat tuah, ha? sana pergi!” usir penjaga museum istana.Cahaya yang menerangi wajah Li Jun dan Wen Lai beberapa waktu lalu ialah cahaya senter milik dua penjaga yang sedang berpatroli. Para penjaga memergoki mereka saat berada di depan pintu aula utama.“Terima kasih, Pak!” teriak Li Jun dengan tidak tahu diri. “Hah! beruntung kita ketahuan, jadi tidak perlu repot mengendap-endap dan melompat pagar,” terangnya, “sekarang ayo kita pulang, Wen Lai!” “Hem!” sahut Wen Lai seadanya. Dia masih penasaran dengan energi yang ia rasakan tadi. “Apa energi tadi yang disebut sebagai energi kutukan?” tebaknya dalam batin.KRUCUK~“Oho~ apa kau lapar, Pangeran?”—Li Jun merangkul Wen Lai—“tenang saja! setelah ini akan kumasakkan makan malam yang enak dan banyak untukmu, sebagai bentuk terima kasih karena tadi sudah membantuku.”Sejujurnya, Wen Lai malu mengakui dirinya kelaparan. Namun, perutnya sudah

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-7 Museum Istana

    “Wen Lai?” ucap Li Jun dalam hati. Dia terkejut melihat Wen Lai bisa ada di sana. Di saat Wen Lai akan maju menghadapi para berandal yang mengejarnya tadi, Li Jun segera menahan lengan sang pangeran Diyu. Pada awalnya dia ingin menahan Wen Lai agar tidak menghajar mereka. Namun, pada akhirnya .... “Santai saja! mereka hanya anak-anak biasa, jangan gunakan kekuatan iblismu!” Wen Lai memahaminya—“Baiklah!” “Kurang ajar! siapa, kau, brengsek?” “Minggirlah! jangan ikut campur!” “Aku?” sahut Wen Lai, “aku orang yang akan menghajar kalian.” Pernyataan Wen Lai itupun ditertawakan oleh anak-anak berandal. “Jangan bercanda, bocah aneh! yang ada, kau akan babak belur di tangan kami. Maju!” Tujuh orang maju menyerang Wen Lai. Dari posisi dan gerakan mereka, Wen Lai memprediksi siapa di antara mereka yang akan datang lebih cepat untuk mendekatinya.

DMCA.com Protection Status