Share

Pemanasan

Author: Nooraya
last update Last Updated: 2024-06-06 14:41:39

Setibanya di Istana Diyu, Bai Jia segera dibawa dan dikurung di penjara bawah tanah. Sementara itu, Dou Yin menghadap Hou Cun dengan membawa pedang milik Bai Jia.

Dou Yin menyerahkan pedang itu kepada Hou Cun. “Jadi, ini pedang yang mampu melenyapkan para keturunan iblis?” tanya Hou Cun.

“Benar, Raja,” jawab Dou Yin.

Hou Cun lantas menarik sedikit pedang itu dari wadahnya. Pedang tersebut memancarkan cahaya yang cukup menyilaukan dibarengi dengan energi aneh yang mampu membuat Hou Cun cemas.

Ccepa-cepat Hou Cun memasukkan pedang itu kembali ke wadahnya. Setelah melihat dan merasakan sendiri, kini dia yakin bahwa pedang yang saat ini ditangannya adalah benar Pedang Surga.

“Kurang ajar!” umpat Hou Cun lirih, “jadi, pemuda itu seorang kesatria suci? ... di mana pemuda pemilik pedang ini sekarang?” tanyanya kemudian pada Dou Yin.

“Dia berada di penjara bawah tanah, Raja.”

Hou Cun bangkit dari singgasananya. Dia hendak menemui si pemuda yang dimaksud.

Di sisi lain, setelah dimasukkan ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Ancaman

    “Ku-rang a-jar!”—Hou Cun mengepalkan tangannya sangat erat—“siapa kau sebenarnya?”“Apa jenderalmu itu tidak menyampaikan pesanku padamu? apa dia tidak menyebut nama orang yang telah membunuhnya?” tanya Bai Jia dengan masih bersikap tengil.“Maksudmu, kau ini Xing Gui Tian?”—mimik wajah serius Hou Cun seketika berubah mencemooh sambil tertawa terbahak—“hah, bodoh! Gui Tian sudah ada di neraka bersama ibunya.”“Tidak kusangka, ternyata raja Diyu saat ini begitu bodoh!”—Bai Jia balik mencemooh.“Berengsek! beraninya kau mencelaku seperti itu!”“Kenapa tidak? jika kenyataannya saja memang seperti itu.”“Sebaiknya kau tutup mulutmu itu! atau, aku sendiri yang akan memaksamu menutup mulut.”Hou Cun mengambil langkah lebih dulu untuk menyerang. Kali ini sudah tidak ada lagi senjata di tangan mereka. Bai Jia dan Hou Cun, mereka bertarung dengan tangan kosong. “Ha!”“Hiya!”HUP! SR

    Last Updated : 2024-06-07
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Pertarungan Kedua

    Hou Cun mengamuk dan hampir menghancurkan seisi ruangannya. Dia kesal setelah terpaksa harus mengalah dari Bai Jia.“Ha ...!”PYAR!Tidak ada yang berani menenangkan. Di dalam kondisi seperti ini orang yang berusaha meredam amarah sang raja bisa-bisa justru jadi target amukan.“Jadi, dia sungguh anak Lei Cun?”—tangan Hou Cun mengepal erat—“mustahil sekali! jika memang benar, lantas bagaimana bisa dia memiliki Pedang Surga? ... sungguh tidak bisa dibiarkan.”Hou Cun mencoba meredam amarah dan mulai memikirkan cara untuk mengatasi Bai Jia. Dia tidak bisa membiarkan pemuda itu mengancam posisinya. Bai Jia, dia harus lenyap. Namun, sebelum itu Hou Cun harus lebih dulu mendapatkan kitab iblis yang dimiliki Bai Jia.Demi mencapai hal tersebut, malam ini Hou Cun menggunakan waktu meditasinya di paviliun Yin untuk menenangkan diri dan menyusun rencana. Seperti yang dikatakan beberapa prajurit sebelumny

    Last Updated : 2024-06-08
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Pertemuan Empat Orang

    Setelah menerima pesan dari Bai Jia, Min Cun pun kembali ke ibu kota. Dia bersama dengan Wei Qi menuju istana untuk menemui kaisar. Salah seorang murid di Pagoda Sembilan Naga mengabarkan hal itu pada Yuan Zi. “Kakak, Guru mengirim pesan dan memintamu pergi ke istana.”Yuan Zi menerima surat yang diberikan oleh adik seperguruannya itu lalu membacanya. Pesan lain yang tertera di sana ialah bahwa dia akan tahu semuanya setelah berada di istana.Usai membacanya, Yuan Zi tahu bahwa pasti ada hal penting yang tengah terjadi. Dia kemudian menitipkan pagoda kepada saudaranya yang lain dan bergegas menuju Istana Wuxia.Selama ini, meskipun dia selalu membantu dan menjadi tangan kanan sang guru, Yuan Zi tidak pernah sedikit pun diberi tahu tentang rahasia dan rencana yang sedang dilakukan gurunya. Namun, meskipun begitu Yuan Zi tahu satu hal yang pasti, bahwa sang guru sedang melakukan hal besar dan hal besar itu berhubungan dengan Bai Jia.

    Last Updated : 2024-06-09
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Bangsawan Utara Wen

    Seperti yang diminta oleh Dou Yin, saat ini Bai Jia berlari ke arah utara Diyu. Dia mengendap-endap berusaha agar tidak menarik perhatian orang di sana.Pada saat Bai Jia melewati jalan besar kota, dia melihat ada tentara Diyu yang tengah berpatroli. Dia berencana untuk berbalik demi menghindari mereka. Namun, tiba-tiba seseorang menariknya untuk bersembunyi di sela rumah yang ada di sana. Bai Jia terkejut pinggang dan tengkuknya direngkuh oleh seseorang yang menariknya tadi, yang mana ia yakini sebagai seorang perempuan. Tubuh yang tidak lebih tinggi dari Bai Jia tersebut memposisikan Bai Jia untuk memunggungi jalanan dengan dia yang berlindung di balik badan tegap itu.Selama beberapa saat mereka bertahan dalam posisi tersebut. Tidak adanya jarak di antara keduanya membuat Bai Jia merasa sedikit canggung.“Mereka sudah pergi,” ucap perempuan itu kemudian.Mengetahui hal itu, Bai Jia bergegas mundur untuk menjauh. Sekrang pandangannya s

    Last Updated : 2024-06-10
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Pertemuan Tertutup

    Setelah pertemuan dengan keluarga Wen dan mendengar cerita dari mereka tentang kondisi Diyu yang sebenarnya, Bai Jia kini melihat langsung bukti nyatanya. Ternyata, di balik Diyu yang mampu menjajah dan mengobrak-abrik negeri lain, ada rakyatnya yang menanggung kesengsaraan. Rakyat Diyu dipaksa bekerja untuk istana demi menunjang peperangan. Para pemuda dipaksa menjadi tentara perang, para orang tua dipaksa untuk mengurus keperluan perang, sedangkan para wanita muda yang tidak mampu menjadi tentara dijadikan penghibur mereka yang berperang.Di tengah perjalan Bai Jia dan Wen Fei Yi di wilayah timur Diyu, ada satu orang yang dihampiri oleh mereka. Seorang kakek tua dengan tubuh ringkih yang masih berusaha mengangkat beban berat.“Tuan, bagaimana keadaan Anda?” tanya Fei Yi pada pria tua itu.Si kakek langsung menurunkan pikulannya dan memberi hormat pada satu-satunya putri keluarga Wen tersebut. Dia lantas memberi jawaban untuk pertanyaan Fei Yi.“Saya baik, Nona Wen, terima kasih ata

    Last Updated : 2024-06-13
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Aula Kekaisaran Wuxia

    Yue Er saat ini sedang berdiri termenung di depan penginapannya di Wuxia. Pembahasan pada pertemuan siang tadi terus mengganggu pikirannya. “Adik Yue!”Panggilan itu membuat Yue Er sedikit tersentak. “Oh, Kakak Rouku.”“Apa yang membuatmu risau sampai melamun seperti ini?”“Ah, tidak, aku ... aku hanya sedikit terganggu dengan beberapa hal.”“Apa ini mengenai Pendekar Gui Tian?” tebak Rouku, dan diamnya Yue Er sudah cukup sebagai jawabnya. “Kamu pasti kecewa mendengar Pendekar Gui Tian berasal dari Diyu.”“Aku sampai kapan pun tidak akan pernah mengampuni orang-orang Diyu,” ucap Yue Er dengan amarah yang tertahan.“Tapi, Adik Yue, dia pemilik dari Pedang Surga yang ditakdirkan untuk menghancurkan Diyu.”“Apa menurut Kakak, seseorang dari bangsa iblis bisa menjadi penegak kebenaran? pendekar Gui Tian, aku meragukannya, sekalipun dia terlihat seperti orang baik.”Rouku mengangguk-angguk sebagai tanda bahwa ia setuju dengan Yue Er. Dia lantas bertanya kepada adik seperguruan yang juga k

    Last Updated : 2024-06-14
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Atap Paviliun Utara

    Sebelum Bai Jia pergi ke Diyu beberapa waktu lalu, Min Cun sempat bercerita tentang keempat orang yang diserahi kitab iblis oleh Lei Cun. Namun, tidak ada satu pun dari keempat orang tersebut yang saling mengenal. Lei Cun sungguh berusaha agar keempat kitab iblis tidak bisa disatukan, sampai identitas pembawanya pun dirahasiakan. Hal itu bukanlah tanpa dasar, kitab yang berisi tentang strategi perang, ilmu abadi, jurus penguasaan gudang senjata neraka, serta ilmu penguasaan langit dan neraka, keempatnya tidak boleh disimpan di satu tempat. Jika sampai keempat kitab ditemukan dan jatuh ke tangan orang yang salah, maka akan sangat membahayakan. Sementara itu, beberapa waktu lalu saat di kediaman bangsawan Wen, Bai Jia mendapati sebuah fakta baru mengenai orang yang membawa kitab iblis, yakni fakta mengenai alasan Hou Cun yang menyerang Lotus Putih. Ternyata, alasannya tidak lain adalah karena adanya kitab iblis di sana. Bai Jia tentu saja terkejut saat mendengar penjelasan Wen Xiu Ji

    Last Updated : 2024-06-15
  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Gunung Yin dan Yang

    Bai Jia dengan bermodalkan petunjuk yang sangat sedikit pada akhirnya mulai bergerak mencari kitab iblis. Pengembaraannya kali ini tidak dia lakukan sendiri, melainkan ditemani oleh Yuan Zi. “Apa benar ini tempatnya?” tanya Bai Jia.Yuan Zi menjawab, “Dari ciri-cirinya, sepertinya iya.”Saat ini keduanya tengah berada di sebuah kaki gunung berapi dengan puncak yang diselimuti oleh es. Gunung itu oleh orang-orang disebut sebagai Gunung Yin dan Yang karena perpaduan lava panas dan es-nya yang sangat dingin.Bai Jia dan Yuan Zi mendaki gunung tersebut. Melewati hutan dengan vegetasi lebat, kawasan berbatu tanpa tumbuhan, sampai akhirnya mereka menjumpai zona es pertama.“Kita sudah sampai di wilayah es,” ucap Yuan Zi.“Kira-kira, di mana letak pemukiman hantu itu?”—Bai Jia penasaran“Entahlah, tidak pernah ada yang bisa membuktikan kebenaran mengenai perkampungan hantu tersebut.”WUSH!Tiba-tiba datang badai besar dan terdengar suara gemuruh yang sangat keras. Ada longsoran es yang meng

    Last Updated : 2024-06-18

Latest chapter

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-15 Semoga Hidup Baik

    Begitu masuk ke dalam air, Wen Lai tidak melihat Li Jun bersamanya. Dia tidak menemukan Li Jun ikut masuk ke dalam air.Mengetahui hal itu, Wen Lai pun langsung naik ke permukaan untuk mencarinya. Namun, begitu sampai di permukaan, dia justru terkejut karena yang ada di sekelilingnya kini sudah bukan lagi taman atau bangunan-bangunan di Sungai Jingsan. Sisi kanan dan kiri sungai sekarang ialah hutan-hutan lebat. “Ini ... di mana?”—Wen Lai bingung.“Pangeran!” Panggilan itu mengejutkan Wen Lai hingga membuatnya seketika menoleh ke sumber suara. Ternyata, orang-orang yang memanggilnya tadi adalah orang selatan yang merupakan pengikut keluarganya.“Pangeran! itu pangeran Wen Lai! cepat bantu pangeran naik!”“Aku tidak sedang bermimpi, aku sadar sepenuhnya, aku ... aku ada di Diyu?”Setelah kurang lebih dua minggu berada di dunia lain, pada akhirnya Wen Lai dapat kembali ke Diyu. Dia akhirnya dapat bernapas lega mengetahui ayah, anggota keluarganya, dan para pengikut setia mereka selama

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Kembali dengan Takdir Masing-masing

    Setelah kematian kakeknya, Li Jun beraktivitas sebagaimana biasanya. Pergi bekerja dan sekolah seperti sebelum-sebelumnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Wen Lai. Dia kembali bekerja di kedai nenek An yang baru saja selesai direnovasi. Hanya saja, meskipun demikian Wen Lai tetap dapat melihat kesedihan yang begitu dalam di sorot mata Li Jun. Wen Lai tahu bahwa pemuda itu sebenarnya hanya sedang berusaha tegar di depannya. “Terima kasih untuk hari ini, Wen Lai!” ucap nenek An.“Aku juga berterima kasih, Nenek! ... kalau begitu, aku pulang dulu.”“Iya, hati-hati!”Hari pertama kedai mie nenek An buka, pelanggan sudah langsung banyak yang datang. Sehingga, sebelum matahari terbenam, mie mereka sudah habis dan Wen Lai bisa pulang lebih awal. Wen Lai senang melihat perubahan yang terjadi pada kedai nenek An. Kedai itu kini sudah jauh lebih bagus dan ramai dari pertama kali ia ke sana. Wen Lai bersyukur untuk itu.Karena pulang lebih awal, Wen Lai lantas memutuskan untuk pulang jalan

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-13 Melewatkan Kesempatan (Lagi)

    Setelah puas mencoba berbagai macam wahana permainan, akhirnya sebagai penutup liburan mereka, Li Jun membawa Wen Lai ke pantai. “Ini!”—Li Jun memberikan minuman kaleng kepada Wen Lai. Dia kemudian ikut duduk di atas pasir di samping Wen Lai. Mereka menikmati pemandangan matahari terbenam dalam diam.“Terima kasih, Li Jun!” ucap Wen Lai mengusir hening di antara keduanya. “Hem?”“Terima kasih sudah mengajakku berlibur! aku ... untuk sejenak merasa bebanku hilang,” jelas Wen Lai, “dunia tanpa perang dan perebutan tahta ternyata sangat menenangkan dan menyenangkan.”Li Jun tertawa kecil. “Sebenarnya, kesenangan yang baru kau rasakan hari ini hanyalah sebagian kecil dari kehidupan utuh di dunia. Tidak selamanya perang itu berwujud saling serang di medan perang dengan menggunakan pedang. Asal kau tahu, Wen Lai, sebenarnya peperangan di sini jauh lebih kejam dan kotor.”Wen Lai menatap Li Jun bingung. Dia mas

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-12 Mulai Nyaman

    Di sore ketika Li Jun masih mengantar makanan ke tempat pelanggan. Wen Lai tidak sengaja menjatuhkan gelas minuman bekas pelanggan.Hal itu mengejutkan semua orang yang ada di dalam kedai, tidak terkecuali nenek An. Sang nenek yang awalnya sibuk di tempat memasak, karena panik akhirnya menghampiri Wen Lai. “Wen Lai, ada apa? kau baik-baik saja?” tanya nenek An.Wen Lai yang awalnya mematung menatap arah sungai akhirnya memutus pandangannya ketika mengetahui nenek An membantunya membersihkan pecahan kaca gelas. “Nenek, jangan! biar aku saja, jangan sampai tangan nenek terluka!”“Kau baik-baik saja, Wen Lai?” tanya nenek An lagi.“Iya, Nek, aku baik-baik saja, tadi tanganku sedikit licin.”Wen Lai membuat alasan sebisanya. Dia lantas memungut pecahan gelas sambil kembali melihat ke arah sungai.Cahaya itu masih keluar dari dalam sungai. Cahaya yang tadi membuatnya terkejut sampai tidak sengaja me

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-11 Inovasi

    “Jadi, uang yang kau gunakan untuk potong rambut adalah hasil dari kau bekerja di kedai mie?” tanya Li Jun yang kemudian diangguki oleh Wen Lai.“Kenapa?”“Apa?”“Potong rambut. Kenapa?”Pangeran Diyu itu menaikkan kedua bahunya—“Tidak ada alasan khusus, aku hanya ingin melakukannya,” jelasnya, “ternyata, ucapanmu tentang trend rambut pendek lebih bagus dan disukai itu benar, kata bibi di tempat potong rambut, aku semakin tampan dengan rambut pendek,” lanjut Wen Lai dengan senyuman senang penuh percaya diri.“Cih!” cibir Li Jun.Li Jun masih tidak percaya, hari ini Wen Lai cukup mengejutkannya. Di satu sisi dia senang Wen Lai tidak kesulitan berada di dunianya. Namun, di sisi lain, entah kenapa dia justru merasa khawatir.“Hah! kenapa aku jadi merasa menyesal sudah mengajarinya?” ucap Li Jun dalam hati.Li Jun mencoba abai pada perasaannya. Dia memakan mie yang dibawa oleh Wen Lai dari kedai Nenek An.Mata Li Jun melotot saat bumbu mie itu pertama kali menyapa lidahnya. “Woah!” seruny

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-10 Penampilan Baru

    Melihat toko penyedia jasa potong rambut, Wen Lai jadi berpikir untuk memotong rambutnya. Namun, setelah mengingat ucapan Li Jun bahwa segala sesuatu di dunia ini membutuhkan uang dan saat ini dia tidak memilikinya, Wen Lai akhirnya tidak jadi masuk ke ‘barber shop’.Tidak apa jadi pusat perhatian banyak orang. Pikirnya, dia juga tidak akan selamanya berada di dunia ini. “Apa yang kalian lakukan? ... tolong!”Teriakan dari seorang perempuan tua menyapa pendengaran Wen Lai. Seorang nenek sedang dirampok di salah satu gang sepi.Wen Lai tentu saja tidak bisa membiarkan hal itu terjadi begitu saja di depan matanya. Merampok perempun tua adalah tindakan seorang pengecut. Jika ada orang yang hanya melihat dan membiarkan itu terjadi, maka dia lebih pengecut dari seorang pengecut. Wen Lai mengambil beberapa kerikil dari tepi jalan lalu melemparnya pada dua penjambret tersebut. Kerikil-kerikil itu mengenai kepala mereka dan membuat me

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-9 Belajar Hal Baru

    Setelah memastikan kakeknya sudah tidur, Li Jun naik ke lantai dua. Dia menghampiri Wen Lai yang saat ini duduk di depan kamar. “Kakek sudah tidur?” tanya Wen Lai saat pemuda itu mendudukkan diri di sampingnya.Li Jun menyahut, “Hem!” Dia kemudian memberi Wen Lai minuman kaleng yang dibelinya saat perjalanan pulang tadi. Mata Wen Lai menatap bingung kaleng tersebut. “Ini hanya sari buah, bukan alkohol.”Apapun itu, Wen Lai tidak paham. Dia hanya menerima dan mengikuti tindakan Li Jun, membuka dan minum sesuatu dari kaleng tersebut.Setelah sesaat merasa takjub dengan rasa minuman kaleng, Wen Lai pun kembali fokus pada Li Jun. Matanya bergerak gelisah—“Maaf!” ucap Wen Lai pada akhirnya.Satu sudut bibir Li Jun terangkat. “Sudahlah, lupakan saja! kau hanya tidak tahu.”“Apa kejadian seperti ini sebelumnya sering terjadi?” tanya Wen Lai setelahnya.“Iya, sangat sering, sebelum pikun ka

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-8 Hilang

    “Dasar anak-anak nakal! kalian tidak takut dapat tuah, ha? sana pergi!” usir penjaga museum istana.Cahaya yang menerangi wajah Li Jun dan Wen Lai beberapa waktu lalu ialah cahaya senter milik dua penjaga yang sedang berpatroli. Para penjaga memergoki mereka saat berada di depan pintu aula utama.“Terima kasih, Pak!” teriak Li Jun dengan tidak tahu diri. “Hah! beruntung kita ketahuan, jadi tidak perlu repot mengendap-endap dan melompat pagar,” terangnya, “sekarang ayo kita pulang, Wen Lai!” “Hem!” sahut Wen Lai seadanya. Dia masih penasaran dengan energi yang ia rasakan tadi. “Apa energi tadi yang disebut sebagai energi kutukan?” tebaknya dalam batin.KRUCUK~“Oho~ apa kau lapar, Pangeran?”—Li Jun merangkul Wen Lai—“tenang saja! setelah ini akan kumasakkan makan malam yang enak dan banyak untukmu, sebagai bentuk terima kasih karena tadi sudah membantuku.”Sejujurnya, Wen Lai malu mengakui dirinya kelaparan. Namun, perutnya sudah

  • Iblis Suci Pemilik Pedang Surga    Mini Story-7 Museum Istana

    “Wen Lai?” ucap Li Jun dalam hati. Dia terkejut melihat Wen Lai bisa ada di sana. Di saat Wen Lai akan maju menghadapi para berandal yang mengejarnya tadi, Li Jun segera menahan lengan sang pangeran Diyu. Pada awalnya dia ingin menahan Wen Lai agar tidak menghajar mereka. Namun, pada akhirnya .... “Santai saja! mereka hanya anak-anak biasa, jangan gunakan kekuatan iblismu!” Wen Lai memahaminya—“Baiklah!” “Kurang ajar! siapa, kau, brengsek?” “Minggirlah! jangan ikut campur!” “Aku?” sahut Wen Lai, “aku orang yang akan menghajar kalian.” Pernyataan Wen Lai itupun ditertawakan oleh anak-anak berandal. “Jangan bercanda, bocah aneh! yang ada, kau akan babak belur di tangan kami. Maju!” Tujuh orang maju menyerang Wen Lai. Dari posisi dan gerakan mereka, Wen Lai memprediksi siapa di antara mereka yang akan datang lebih cepat untuk mendekatinya.

DMCA.com Protection Status