Bai Jia dengan bermodalkan petunjuk yang sangat sedikit pada akhirnya mulai bergerak mencari kitab iblis. Pengembaraannya kali ini tidak dia lakukan sendiri, melainkan ditemani oleh Yuan Zi. “Apa benar ini tempatnya?” tanya Bai Jia.Yuan Zi menjawab, “Dari ciri-cirinya, sepertinya iya.”Saat ini keduanya tengah berada di sebuah kaki gunung berapi dengan puncak yang diselimuti oleh es. Gunung itu oleh orang-orang disebut sebagai Gunung Yin dan Yang karena perpaduan lava panas dan es-nya yang sangat dingin.Bai Jia dan Yuan Zi mendaki gunung tersebut. Melewati hutan dengan vegetasi lebat, kawasan berbatu tanpa tumbuhan, sampai akhirnya mereka menjumpai zona es pertama.“Kita sudah sampai di wilayah es,” ucap Yuan Zi.“Kira-kira, di mana letak pemukiman hantu itu?”—Bai Jia penasaran“Entahlah, tidak pernah ada yang bisa membuktikan kebenaran mengenai perkampungan hantu tersebut.”WUSH!Tiba-tiba datang badai besar dan terdengar suara gemuruh yang sangat keras. Ada longsoran es yang meng
Bai Jia dan Yuan Zi ditarik menuju tengah-tengah pemukiman penduduk yang sering disebut sebagai hantu Gunung Yin dan Yang. Mereka dipaksa berlutut di hadapan sang kepala suku.“Siapa dan dari mana asal kalian?” tanya seorang laki-laki berbadan besar yang merupakan kepala suku masyarakat hantu.“Kami datang dari Wuxia, kami adalah pendekar Pagoda Sembilan Naga,” jawab Yuan Zi.“Ah, ternyata murid-murid Dewa Pedang Maha Tahu.”Yuan Zi dan Bai Jia saling melirik. “Anda ... mengenal guru kami?” tanya Yuan Zi kemudian.“Tidak, aku hanya sering mendengar namanya, pemuda yang sebelumnya datang ke sini juga mengatakan bahwa dia murid Dewa Pedang,” jelas si kepala suku. Bai Jia dan Yuan Zi tahu bahwa yang dimaksud orang itu adalah saudara Hui mereka yang tengkoraknya ada di makam gua.“Jadi, kenapa kalian datang ke sini? apa kalian juga ingin menantangku sama seperti saudara seperguruan kalian itu? hati-hati! sehebat apapun kalian, kalian tidak akan bisa mengalahkanku di wilayah kekuasaanku i
Bai Jia berlari di udara menuju ke daratan yang terdapat di tengah kawah Gunung Yin Yang. Tanpa memindahkan kitab iblis dari tempatnya, Bai Jia membukanya dan mempelajari isinya.Kitab penguasaan langit dan neraka tersebut cukup berbeda dari tiga kitab lainnya. Di kitab keempat ini penjelasan mengenai alam spiritual dijabarkan lebih luas dan mendalam. Perbedaan alam bawah dan alam atas serta zona tengah, semuanya dikupas tuntas dalam kitab tersebut.Dijelaskan pula bahwa apabila seseorang mampu menguasai ketiga alam spiritual, maka kekuatannya dapat mengalahkan seorang immortal. Dia akan dapat dengan mudah mengunjungi alam dewata dan alam para iblis.“Kitab ini memang sungguh berbahaya,” gumam Bai Jia.Bai Jia tidak bisa mempelajari apa yang ada di dalam kitab itu saat ini juga. Dia memerlukan banyak persiapan. Jadi, untuk sementara ia tidak akan mempelajarinya dan hanya akan membawa kitab tersebut pergi dari sana.Bai Jia menga
“Hiya!”Bai Jia bergabung dengan para pendekar dan prajurit istana Wuxia untuk bertarung melawan prajurit Diyu. Bai Jia mengeluarkan pedang iblis dan menyerang prajurit Diyu sembari mencari seseorang yang sudah membuatnya khawatir. TING!“Hiya!”TING!Di sela-sela bunyi dentingan pedang, Bai Jia mendengar suara orang yang dia cari. Yue Er, saat ini dengan berani tengah bertarung melawan para iblis Diyu.JLEB!Bai Jia mengakhiri sesi pertarungannya dengan menusuk lawannya. Ketika akan bergerak membantu Yue Er, tiba-tiba dia melihat salah satu prajurit Diyu sudah akan menyerang Yue Er dari belakang.Bai Jia berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan Yue Er. “Adik Yue!”TING!“Argh ...!”Pedang Bai Jia berhasil menghalau pedang prajurit Diyu yang akan melukai Yue Er. Si prajurit terpental karena benturan pedangnya dengan pedang iblis Bai Jia. Meskipun nyawanya telah diselamatkan, Yue Er tetap saja tidak merasa senang. Dia justru semakin kesal karena yang membantu dan menyelamatkannya
Bai Jia dan para murid Pagoda Sembilan Naga yang masih hidup baru saja menyelenggarakan upacara pemakaman untuk Min Cun dan saudara mereka yang telah gugur. Setelah melakukan penghormatan kepada roh yang telah pergi, upacara pengangkatan Yuan Zi sebagai ketua perguruan pun dilaksanakan.Diangkatnya Yuan Zi sebagai ketua Pagoda Sembilan Naga sudah direncanakan oleh Min Cun sejak lama dan semua orang mengetahui serta menyetujuinya. Jadi, begitu Min Cun meninggal, Yuan Zi dan lainnya sudah dapat langsung mengadakan upacara pengangkatan.Sebuah tali suci telah terikat di dahi Yuan Zi sebagai simbol janji suciya untuk Pagoda Sembilan Naga. Pedang leluhur milik perguruan kini juga sudah berada di tangannya. “Semua murid dan pendekar Pagoda Sembilan Naga memberi hormat kepada Ketua Yuan Zi, semoga ketua panjang umur dan sehat selalu!”—semua orang bersujud memberi hormat pada Yuan Zi....Setelah upacara selesai, Bai Jia dan Yuan Zi ke
Bai Jia kembali menuju Diyu. Namun, kali ini dia tidak datang sendiri atau datang sebagai tawanan. Dia datang bersama dengan pasukannya.“Hormat kepada Pangeran Gui Tian!” sapa Wen Xiu Ji yang menyambut Bai Jia di gerbang utara.“Apakah semuanya aman, Tuan?” tanya Bai Jia.“Pangeran tenang saja! saya sudah mengatur kedatangan Pangeran, Jenderal Dou Yin juga sudah menunggu Anda di kamp utara.”“Apa hal ini tidak akan memicu curiga Hou Cun?”“Tidak akan, Pangeran. raja Hou Cun sendiri yang selama ini menempatkan jenderal Dou Yin di utara, beliau masih berpikir bahwa putra keluarga Tjin tidak akan pernah berkongko dengan keluarga Wen. Raja Hou Cun, dia tidak tahu bahwa hubungan antara jenderal Dou Yin dan keluarga Wen kami sangatlah baik.”Bai Jia mengangguk paham—“Baguslah kalau begitu! ... baiklah, mari kita pergi sekarang!”“Lewat sini, Pangeran.”Bai Jia dengan dipandu langsung oleh Wen Xiu Ji l
Sesuai dengan perintah Bai Jia, Dou Yin menyebarkan berita kembalinya Gui Tian ke seluruh pelosok Diyu. Dia mengirimkan pesan melalui burung hantu kepada para pejabat, menancapkan panah berisi pengumuman di pusat-pusat kota, dan menyebarkan dari mulut ke mulut orang-orang di pasar.Hanya dalam waktu singkat kabar tentang Gui Tian itupun menyebar ke seluruh Diyu. Kini semua orang sudah tahu bahwa putra mendiang raja Lei Cun masih hidup dan saat ini berada di Diyu.Banyak dari rakyat Diyu yang merasa mendapat hawa segar dengan adanya berita tersebut. Namun, tidak sedikit pula pihak-pihak yang merasa itu adalah kabar buruk dan berbahaya untuk mereka.Salah seorang bawahan Hou Cun mengambil salah satu pengumuman yang tertancap panah di alun-alun kota. Dia membawanya untuk diperlihatkan kepada Hou Cun.WUP!Pengumuman tersebut habis terbakar di tangan Hou Cun. “Berita sampah!” gumam Hou Cun yang jengkel, “siapa yang menyebarkan berit
Giok milik salah satu jenderal yang sebelumnya dikirim ke Gunung Yin Yang pada akhirnya sampai di tangan Hou Cun. Kembalinya giok tanpa sang pemilik adalah tanda bahwa saat ini pemiliknya telah gugur dalam tugas.Hou Cun membaca pesan dalam kain pembungkus giok tersebut. “Kurang ajar!”—Hou Cun murka. Di dalam kain itu tertulis bahwa Hou Cun tidak perlu lagi mengirim orang ke Gunung Yin Yang karena kitab iblis sudah tidak ada lagi di sana. “Gui Tian, apa anak itu yang mengirim ini padaku? anak itu ... apa anak itu sudah mendapatkan kitab iblis?”Hou Cun mengeratkan genggamannya. Lalu, tidak lama setelah itu ....PYAR!Aura gelap Hou Cun memancar keluar dan menciptakan gelombang energi negatif yang membuat tembikar-tembikar di aula itu pecah. Semua orang yang ada di sana tertunduk takut. Di situasi seperti ini tidak ada satupun yang berani menyela.“Kenapa kalian semua masih diam saja? cepat bawa orang-orang Wen itu pa