Alya telah tiba di rumah orang tua Richard. Semenjak resmi bercerai dengan mantan istrinya, lelaki itu sangat sulit ditemui. Bahkan sekedar membalas pesannya pun tak pernah. Maka dari itu, dia ingin menemuinya.“Ma, dimana Richard?” tanya Alya saat wanita itu sudah masuk ke dalam.Wanita itu hanya menoleh, kemudian kembali melihat foto mendiang suaminya yang selalu dia bawa kemana-mana.Alya mendengus kesal. “Sepertinya, sejak kematian Papa Richard, wanita itu menjadi gila,” batinnya.Alya pun bertanya pada ART di rumah itu. Mungkin, dia bisa mendapatkan sedikit petunjuk darinya.“Bibi, apa Bibi tahu dimana Tuan Muda?” tanyanya.“Saya tidak tahu Nona, Tuan muda tidak pulang sejak 3 hari yang lalu,” jawab wanita paruh baya itu.“Apa!! Dia tidak pulang?” tanya Alya tidak percaya.“Iya Nyonya,” jawab bibi.“Dia membawa koper atau tas besar gitu?” tanya Alya kembali.“Tidak Nyonya, mungkin, Tuan menginap di rumahnya sendiri,” jawab bibi.Saat Alya akan pergi meninggalkan rumah, tiba-tiba
“Ka-kamu? Kenapa kamu bisa ada di sini? Dan bagaimana bisa aku ….”Mata Mya membola seketika. “Kamu menculikku?”Lelaki itu menyeringai sambil mendekat. Mya mundur perlahan, dia takut lelaki itu berbuat yang tidak-tidak terhadapnya seperti yang dilakukannya kemarin.“Berhenti di sana! Jangan mendekat!” teriak Mya.“Jangan takut sayang, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin, kita bicara dari hati ke hati,” pinta Richard.“Bicara apa lagi? Kita sudah selesai Richard. Kamu dan aku sudah tidak bisa bersama,” ujar Mya penuh ketakutan.Richard menundukkan wajahnya. “Mya, aku tahu, aku bersalah padamu. Mungkin, kesalahanku padamu sangat fatal hingga tak mungkin bisa kau maafkan. Satu yang kupinta padamu, ijinkan aku menebus kesalahanku. Beri aku satu kesempatan Mya. Demi anak kita, mungkin, dengan kamu menikah dengan Kevin, dia tidak akan mungkin kekurangan kasih sayang dari ayah sambungnya. Namun, bagaimana jika kalian sudah memiliki anak sendiri. Dia pasti akan merasa tersisihkan Mya
DegDunia Richard seolah runtuh mendengar ucapan Alya. Dia ingat kalau akhir-akhir ini wanita itu sering sakit-sakitan. Namun, dia lupa kalau saat ini, wanita itu pun tengah hamil.“Jawab Richard! Jangan diam saja!” amuk Alya penuh emosi.Makin bingunglah lelaki itu. Dia tidak mungkin menikahi Alya meski wanita itu telah hamil karena dia ingin rujuk dengan Mya. Richard menjambak rambutnya kasar karena kesal. Pikirannya buntu karena tak tahu apa yang harus dia lakukan.Setelah memikirkan semua masak-masak, lelaki itu pun menyuruh kekasihnya untuk duduk. Dia sudah membuat keputusan.“Alya, kamu dan Mya sama-sama hamil anakku. Dan aku, harus memilih salah satu diantara kalian. Jangan potong ucapanku,” tekan Richard saat dia melihat Alya akan menyela.“Aku akan bertanggung jawab penuh pada anak yang sedang kamu kandung baik itu secara finansial maupun kasih sayang, tapi maaf, aku tidak bisa menikahimu. Karena aku ingin rujuk dengan Mya.”DuarBagai petir di siang bolong saat Alya mendenga
“Mya, apa rencanamu? Apa kamu berniat menjadikanku madumu?” tebak Alya.“Kamu berniat menjadi istri Richard bukan?” tanya Mya pada Alya.Wanita itu pun mengangguk. “Dan Richard tidak akan menikahimu jika aku tidak mau rujuk dengannya bukan?” tanya Mya yang seolah mempermainkan Alya.“Benar. Jadi, kamu setuju kan rujuk kembali dengan Richard. Toh, dia akan bertindak adil pada kita. Jadi, kita harus sama-sama legowo karena kita mencintai orang yang sama,” bujuk Alya.Padahal, hatinya kesal setengah mati. Andai dia menjadi madu Mya, wanita itu pun tak ingin kalah dengannya.“Maaf sayang, aku tak sanggup dimadu. Jadi, jika kamu berniat rujuk denganku, maka, tinggalkan dia! Kamu bisa bertanggungjawab dengan mengasuh anak dari wanita itu tanpa harus menikahinya. Jadi, silahkan pilih, Aku, atau, Dia,” ucap Mya penuh penekanan.Richard pun terdiam. Cukup lama dia memikirkan hal ini, hingga akhirnya, dia pun mengambil keputusan.“Maaf Alya. Aku mencintai Mya. Dan aku ingin rujuk kembali deng
"Berhenti! Selangkah lagi kamu masuk ke rumah itu, akan aku habisi kamu!" ancam Kevin pada lelaki yang mengejar Mya tadi."Heh! Kamu pikir, aku takut padamu?" tanya lelaki itu dengan pedenya.Bugh bughKevin pun melayangkan pukulannya pada lelaki tadi. Tak mau kalah, lelaki tadi pun membalas pukulan Kevin dengan menendang perutnya.Kevin pun terjatuh. Dia hanya menyeringai, kemudian berdiri lagi. Pukulan dan tendangan memutar pun dia layangkan pada kepala lelaki itu hingga membuat lelaki itu sedikit oleng."Pergi kamu! Jangan harap kamu bisa menyakiti calon istriku lagi," teriak Kevin sambil menendang per*t lelaki itu.Meski bukan petarung handal, tapi Kevin masih bisa mengalahkan lelaki tadi. Setelah memastikan lelaki itu benar-benar tumbang, Kevin pun masuk ke dalam gubug ."Mya, kamu dimana?" teriaknya.Karena gubug dalam keadaan gelap, Kevin pun mengambil handphone-nya untuk menyalakan senter. Matanya pun membola saat melihat Mya sudah terkapar dengan tubuh bersimbah dar*h."Mya,
Duang duang duangMobil Richard menabrak pembatas jalan tol. Karena Richard mengendarainya dengan kecepatan tinggi membuat mobil itu pun terbalik.“Aaaahhhh ….” suara jeritan Alya dan Richard terdengar.Beruntung, mobil pjr sedang patroli di jalan raya. Hingga saat kecelakaan itu terjadi, mereka langsung ditangani oleh petugas jasa marga.Tak lama, ambulans pun datang membawa kedua orang itu ke rumah sakit terdekat. Saat mereka baru saja sampai di UGD, perawat berteriak, "Dok, denyut nadi pasien melemah."Dokter lalu memeriksanya. Tak lama, dokter itu pun menggelengkan kepalanya. "Bagaimana korban satunya, Sus?" tanya Dokter itu."Masih di ruang OK Dok," jawab perawat itu."Sudah menghubungi keluarganya, Sus?" tanya sang dokter."Sudah Dok, sebentar lagi mereka sampai," jawabnya.Dua jam kemudian, kedua orang tua Richard dan juga Alya sudah sampai dia rumah sakit, tangis mereka pecah saat dokter mengatakan kalau salah satu dari mereka tidak selamat.Ketiga orang itu langsung menuju k
Mya, tidak bisakah kamu memberi Richard kesempatan? Kembalilah padanya, Mama mohon. Dengan keadaannya yang seperti ini, dia tidak akan mungkin berkhianat bukan?”Mya mencoba melepaskan genggaman tangan Mama Dela. “Maafkan Mya Ma. Sejak Mya melihat Richard berada di atas tubuh Alya. Perasaan itu sudah mati. Dan tidak akan bisa kembali,” lirih Mya.Mama Dela menghembuskan nafas kasar. Dia sadar, bahwa putranya lah yang bodoh, membuang berlian demi batu kerikil seperti Alya. Untung saja wanita itu sudah mati, jadi dia tidak akan bisa mengganggu kehidupan putranya lagi.“Baiklah, Mama tidak akan memaksamu. Hanya saja, anggaplah Mama ini tetap sebagai Mama kamu. Jangan putuskan hubungan persaudaraan kita,” pinta Mama Dela.Mya hanya mengangguk saja. Setelah cukup lama berbincang-bincang. Mya akhirnya pulang. Dia merasa tidak enak dengan Kevin yang menunggunya sejak tadi.“Maaf ya Vin, tadi Mama Dela ngajak ngomong nya kelamaan,” ujar Mya penuh sesal.“Tidak apa, ayo, kita pulang,” ajaknya
“Mya, tunggu, jangan pergi! Aku tidak sanggup jika harus jauh darimu. Please Mya, jangan pergi. Kita akan coba luluhkan hati Mama secara perlahan, asalkan jangan kamu tinggalkan aku,” pinta Kevin setengah mengiba.“Kevin, dari mana kamu tahu kalau aku akan pergi?” tanya Mya.Tadinya, aku ingin mengantarkan ini,” ujarnya sambil menunjukkan power bank milik Mya.“Lalu aku melihat surat yang kamu seliipkan ini. Aku pun segera melajukan mobilku menuju ke bandara, berharap aku bisa mengejarmu sebelum kamu pergi. Please Mya, batalkan penerbanganmu. Masih banyak jalan untuk kita tempuh tanpa harus berpisah Mya,” ujar Kevin.Mya pun duduk di kursi tunggu. Wanita itu menatap wajah sang sahabat yang memang serius padanya. “Baiklah, aku beri kamu satu kesempatan. Batas waktu akhirmu, 3 bulan sebelum aku melahirkan. Jika sampai saat itu Mama kamu masih belum bisa menerimaku, ijinkan aku pergi,” pinta Mya.Kevin memeluk tubuh Mya. “Terima kasih sayang. Terima kasih,” bisik Kevin.Mya akhirnya kem