Meski hanya bisa duduk di kursi roda, Richard tak mau kalah dengan Doni. Lelaki itu membalas setiap pukulan yang dikayangkan oleh Doni. Keduanya baru berhenti setelah security melerai keduanya."Bajingan! Aku tidak akan pernah memceraikan istriku," teriak Richard."Meski kamu tidak menceraikannya, dia yang akan meminta cerai darimu," balas Richard tak mau kalah."Sudah, berhenti! Kita pisahkan sana keduanya," ucap security yang memegangi Doni.Mereka akhirnya memisahkan dua orang yang sedang bertikai itu. Doni pun mengajak Sumi dan putranya kembali ke rumah sakit. Sementara Richard, lelaki itu tersenyum sinis. "Tunggu saja Doni, aku akan buat, Mya menggugat cerai lelaki yang tidak percaya pada istrinya.Sesampainya di ruangan sang istri, Doni menatap wajah aang istri. Amarah yang tadi sudah siap meledak kini hilang sudah. "Alhamdulillah, kamu darimana sayang? Mama sama Papa dari tadi mencari kamu?" ucap Mya."Hehehe, maaf Bu, kami bermain agak jauh tadi," sahut Sumi."Ya sudah, lain
"Tidak perlu sungkan begitu, sebentar lagi, bukankah kita akan menjadi keluarga," ucapnya sambil menaikturunkan alisnya."Apa!! Tunggu, apa maksud Dokter?" tanya Doni sedikit emosi."Bukankah Mya janda, jadi sah-sah saja kalau aku berniat menikahinya," ucapan dokter itu membuat emosi Doni semakin memuncak."Sayang, kamu bilang sama dia janda! Sejak kapan aku menceraikanmu?" sentak Doni."Bukankah Anda tidak pernah memperdulikannya? Anda juga tidak pernah hadir saat Mya memeriksakan kandungannya. Lalu, dimana tanggung jawab Anda sebagai suami? Secara agama, jika suami tidak memberi nafkah istrinya selama lebih dari 4 bulan. Maka otomatis jatuhlah talak padanya. Jadi, secara agama, Mya sudah menjadi janda. Dia tinggal mensahkannya di pengadilan agama," ucap dokter itu panjang lebar.Mya yang kesal dengan dua lelaki di hadapannya itu pun berteriak, "Berhentii!!""Lebih baik, kalian berdua keluar! Aku ingin istirahat," lirih Mya.Kedua lelaki itu pun akhirnya keluar. Sementara Mya, wanita
"Sayang, tunggu! Dokter ingin bicara pada kita tentang si kembar," teriakan Doni sukses membuat Mya menghentikan langkahnya.Wanita itu segera berbalik kemudian menuju ke ruangan dokter. Doni mengikutinya dari belakang. Tak hanya Mya yang ingin tahu keadaan kedua buah hatinya. Dia juga."Bagaimana keadaan mereka Dok?" tanya mereka berdua kompak.Untuk pertama kalinya, mereka terlihat akur. Dokter itu tersenyum. Dia yakin, lelaki yang ada di sebelah Mya ini adalah mantan suami Mya. Hubungan Mya dan dokter kandungan bernama Philip itu sudah tersebar di seluruh rumah sakit. Mereka juga sering makan bersama.Mya tahu Philip menyukainya. Namun, hubungan mereka hanya sebatas sahabat. Wanita itu tidak ingin lagi membuka hati karena masih trauma dengan kegagalan."Jadi Mya, ini mantan suamimu?" tanya sang dokter.Doni kembali mengepalkan tangannya. Dia tidak menyangka kalau sang istri, banyak sekali yang menyukai. Padahal, istrinya itu janda, kenapa banyak yang suka?Tak ingin suaminya marah,
"Sayang, kamu dimana? Jangan tinggalin aku lagi sayang ...." Doni tergugu di lantai. Lelaki itu merutuki kebodohannya karena telah mencium sang istri tadi. Harusnya, dia tidak terburu-buru. Harusnya, dia paham, kalau Mya masih marah padanya.Namun, tangisnya terhenti kala melihat sepasang kaki indah yang berada di hadapannya. Doni pun mendongakkan kepalanya. Lelaki itu segera menghapus air matanya saat melihat wajah segar sang istri."Kamu ngapain Mas?" tanya Mya bingung."Hehehe, tidak apa-apa," jawab Doni malu."Terus, kenapa nangis di bawah situ?" tanya Mya."Hehehe, aku kira, kamu meninggalkanku. Makanya aku sedih,'" Doni akhirnya memilih jujur daripada dicecar oleh sang istri.Mya memutar bola matanya malas. Ada-ada saja suaminya ini. "Tadi aku udah kebelet, daripada nunggu kamu lama, makanya aku mandi di kamar sebelah," ucapnya.Doni hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Sementara Mya hanya tersenyum melihat tingkah konyol suaminya. Ngapain juga dia pergi pagi-pagi, tan
"Sialan! Siapa yang menembaki mereka?"gumam DoniLelaki itu kemudian berlari menuju ke mobil kemudian melajukannya dengan kencang Sembari menyetir, Doni menghubungi asistennya untuk mnyelidiki kasus ini.. Lelaki itu harus segera mengetahui keberadaan sang istri.Tak lama muncul pesan di gawainya yang menunjukkan koordinat keberadaan istrinya. Lelaki itu segera melajukan mobilnya enuju ke lokasi. Tak lupa dia mengajak polisi setempat untuk menangkap para penculik itu.Namun sayang, saatberada di lokasi, istri dan anaknya tak ada disana. Doni menggeram kesal. Kenapa para penculik itu licin sekali? Dan siapa yang menculik istrinya?Beberapa saat kemudian, polisi itu keluar dengan membawa sebuah kertas."Tuan, mungkin, surat ini untuk Anda," ucap polisi itu.Doni lalu membaca surat itu. tangannya mengepal erat di samping. Dia tidak percaya kalau istrinya yang menulis itu semua. Meskipun, itu adalah tulisan tangan sang istri."Tidak, aku yakin ini bukan Mya. Dia pasti sedang berada dalam t
"Kenapa ada ranjang bayi di sini? Dan kenapa juga ada baby sitter yang menjaga si kembar saat aku pingsan? Bukankah tidak masuk akal jika semua itu hanya kebetulan, atau .....?" Pikiran Mya berkecamuk saat ini.Dia yakin, kalau Richard telah menculiknya kembali. Lelaki itu memang tidak ada kapoknya. Meski saat ini, dia sedang bermasalah dengan Doni, bukan berarti dia mau kembali dengannya."Richard!! Buka pintunya!!" teriak Mya penuh amarah.Dia marah, karena lelaki itu telah membohonginya. Padahal, dia sudah bersimpati karena telah menolongnya tadi.CeklekPintu pun terbuka, wanita itu pun segera memukuli mantan suaminya yang baru saja masuk kamar itu."Mya, apa-apaan ini?" kesal Richard."kenapa kamu menipuku? Kamu kan yang menculikku? Kamu berniat memisahkanku dari Devano?" tuduh Mya dengan deraian ar mata."Apa kamu gila? Untuk apa aku memisahkan ibu dari anaknya? Apalagi, Devano itu putra kandungku. Kalau aku berniat menculikmu sudah pasti aku lakukan saat si kembar masih di ruma
"Sayang, kenapa melamun? Ayo kita berangkat, Bibi dan si kembar sudah siap," ajak Richard.Lelaki itu harus berpura-pura menuruti keinginan Mya supaya wanita itu percaya kalau dia tidak berbohong. Mya terdiam. Dia sedang berpikir keras saat ini. Keselamatan dua bayinya harus dia perhatikan, apalagi, di luar cuaca sedang ekstrem. Apalagi, mereka baru saja keluar dari rumah sakit."Kita pergi kalau badai salju sudah reda," putusnya.Richard bernafas lega. Itu artinya, dia masih bisa mengulur waktu supaya bisa bersama Mya. Mereka pun masuk kembali ke kamar. Mya juga merasa heran, kenapa dia bisa terdampar di sini. Dia berharap, sang suami segera bisa menemukannya.Malam telah tiba, Mya yang sudah dua minggu lebih tak melihat Devano sangat merindukan putranya. Dia tidak pernah berpisah lama dengan balita itu. Mya menaruh kepalanya diantara kedua lututnya. Bahunya pun bergetar diiringi isak tangis.Richard melihatnya dari kejauhan. Sebenarnya, ada rasa bersalah dalam dirinya karena telah m
"Aku yakin, setelah ini, kamu akan menceraikan mantan istri terindahku," gumam Richard dengan seringainya.ClingSebuah pesan muncul di handphone Doni. Lelaki itu pun membuka pesan itu. Tangannya mengepal saat melihat isi video berdurasi 1 menit itu. Dia lalu melacak lokasi dari pesan itu. Lelaki itu segera mengajak polisi dan juga beberapa anak buahnya.Tak peduli dengan derasnya hujan badai salju, Lelaki itu bahkan membawa mobil pembelah salju supaya mobil mereka bisa berjalan.Beberapa jam kemudian, mobil mereka telah sampai di sebuah rumah sederhana. Doni langsung berlari masuk ke dalam. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya karena akan bertemu dengan anak dan istrinya. Namun, senyum di bibirnya menghilang kala tak mendapati siapapun ada disana."Sial, kemana mereka? Apa mereka tahu kalau aku telah menemukan tempat ini?" gumam Doni.Lelaki itu pun tergugu disana. Tak lama, keluar seorang wanita paruh baya dari arah belakang."Tuan, ini ada surat dari Nyonya, beliau menitipkannya pa