Beranda / CEO / ISTRI SENILAI SAHAM / Serpihan Kenangan

Share

Serpihan Kenangan

Raina belum membuka suaranya, disaat Gia mengamuk di kamar yang di berikan Senja untuk mereka. Belum lagi Laura yang menangis karena menginginkan kamarnya sendiri.

"Senja sudah merendahkan kita ma. Andai dia tahu jika rumah ini milik papa. Tidak mungkin kita hanya mendapat kamar seperti ini. Aku lelah berpura-pura,"

Raina menarik napasnya panjang. Dia juga sangat tidak sabar. Tapi mereka tidak memiliki hak apapun sama sekali. Hubungan gelapnya bersama Wira, menghasilkan anak yang tidak memiliki status apapun di mata hukum.

"Harusnya mama jangan biarkan dia mati dahulu kemarin, sebelum menandatangani semua surat kuasa agar berpindah pada kita. Kayak gini jadinya kan?" kesal Gia.

"Sabarlah Tania. Kita juga kesini untuk melancarkan misi kita kan? Jangan semua gagal karena emosimu yang tidak bisa dikendalikan itu. Jangan suka menghasut Laura. Lihat anakmu, dia sampai ketiduran karena menangis," terang Raina.

"Berhenti manggil nama kecilku ma. Jangan sampai Senja curiga," peringat Gia.

Ked
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status