Home / Romansa / ISTRI RAHASIA / Siapa Pria Ini?

Share

Siapa Pria Ini?

Author: Puji Jiejie
last update Last Updated: 2022-04-11 15:23:16

“Gavin!”

“Gavin!” suasana kembali riuh, bahkan masih ada banyak gadis yang berdatangan menambah sesak kerumunan. Diantara banyaknya gadis disana, ada satu orang yang sangat menarik perhatianku. 

“Tunggu, itu kan Yura.” kutemukan sosok Yura diantara puluhan gadis yang tengah berkerumun disekitar Gavin. 

“Yura!” dia tak bergeming. Mungkin dia tak mendengar, suaraku kalah dengan teriakan penggemar Gavin.

“Yura!” karena Yura tak kunjung mendengar, kuputuskan untuk menghampirinya.

“Dasar si Yura, dihampiri malah kedepan,” rutukku kesal pada sahabatku itu. Dia malah meju kedepan mendekati Gavin.

Yura memang belum tau kalau aku sudah menikah dengan pria itu, mengingat isi perjanjian kita yang tidak memperbolehkan status pernikahan ini bocor walaupun di tangan sahabat sendiri. Maaf Yura, aku berbohong padamu. 

“Wah, gila! Dia boleh juga Vin,” salah satu temannya yang mencelaku tadi berkomentar setelah melihat Yura.

“Iya, boleh juga,” timpal teman satunya.

Entah kenapa pembicaraan mereka terdengar risih ditelingaku. Cara mereka menatap Yura juga terlihat risih, seperti pandangan om-om hidung belang pada gadis cantik yang akan mereka mangsa. Menjijikkan!

“Kak Gavin, aku ngefans banget sama kakak. Aku juga rajin nontonin konten kakak di youtube dan pastinya setia menunggu saat kakak live streaming. Nggak nyangka banget aku bisa ketemu langsung. Ternyata kakak ganteng banget aslinya,” Yura nampak sampai berjingkrak-jingkrak, saking semangatnya bisa bertemu dengan Gavin. Mungkin kalau aku belum menikah dengannya dan belum tahu semua sifat buruknya pasti aku juga akan bereaksi sama seperti Yura. Karena kami berdua sama-sama suka dengan Gavin.

“Siapa namamu?” tanya Gavin.

“Yura.”

Tidak boleh, Yura tidak boleh dekat-dekat dengan Gavin. Tanpa pikir panjang langsung saja kuterobos kerumunan gadis-gadis itu, dan menarik tangan Yura. Aku harus menjauhkan Yura dari Gavin. Tidak akan kubiarkan dia mempermainkan sahabatku satu-satunya. Aku tidak rela. 

 “Bella, Gavin Bel. Gavin di depan kita, dia kan id...” tanganku refleks menutup mulut mungil Yura. Sebelum dia melanjutkan kalimatnya, dan membeberkan kalau aku adalah penggemar berat Gavin juga. Jangan sampai, kalau Gavin tahu mau ditaroh dimana nanti muka ini. 

 “Ayok ikut aku!” aku menarik tangan Yura ingin segera membawanya pergi dari tempat ini.

“Tunggu! Aku belum selesai bicara dengannya!” suara Gavin menghentikan langkahku dan keriuhan gadis yang mengerubutinya.

“Heh gadis dibawah standart, mau kamu bawa kemana gadis cantik itu?” ucap teman Gavin yang berbaju putih.

“Mau aku bawa kemanapun itu bukan urusan kalian! Ayo Yura, kita pergi,” kembali kutarik tangan Yura melewati gadis-gadis yang terdiam memandangku dengan tatapan aneh. 

“Tunggu Bel, aku kan belum selesai bicara sama Gavin,” Yura masih melihat kebelakang, menatap Gavin, pria yang ia idolakan. Lebih tepatnya yang kami berdua idolakan.

“Sudahlah, aku mau ngomong sama kamu. Lebih penting aku atau Gavin?” ancamku, akhirnya Yura mengalah dengan pasrah dia mengikutiku.

“Dasar gadis burik! Udah jelek sok lagi,” teriak pria berbaju putih tadi yang masih bisa dengan jelas kudengar.

“Dia pikir wajahnya tampan, baru jadi teman Gavin saja sok mengataiku,” gerutuku sembari terus menarik tangan Yura menjauh dari kerumunan itu.

“Lepasin tanganku, Bel. Sakit tau,” Yura terlihat kesal.

“Ah maaf,” kulepas genggaman tanganku pada pergelangan tangannya yang terlihat memerah. Maaf Yura, mungkin aku terlalu keras menarik tanganmu.

“Kamu kenapa sih? Aneh banget. Bukannya kamu juga suka sama Gavin, setahuku kamu lebih fanatik dibanding diriku. Tapi kenapa tadi malah marah-marah dan membawaku pergi?” tanya Yura dengan muka masam, masih kesal denganku.

“Aku sudah bukan fans Gavin lagi,” bohong, sebenarnya aku masih suka sama Gavin. Masih mengidolakannya, namun egoku menekan perasaan itu.

“Bohong. Mana mungkin seorang Bella bisa tiba-tiba berubah hanya dalam hitungan hari. Apa alasan kamu tidak suka sama Gavin lagi? Coba bilang sama aku!” Yura menyudutkanku karena tidak percaya dengan pernyataanku tadi. Ya, kalau aku jadi Yura juga akan bilang hal yang sama karena aku orang yang tak mudah goyah kalau sudah menyangkut dengan hal-hal yang kusuka. Terdengar aneh kalau tiba-tiba tidak suka dengan orang yang kupuja setiap detik.

“Gak ada alasan.”

“Kamu kenapa sih? Hari ini kamu beda banget, bukan seperti Bella yang kukenal.”

“Bel,” Mas Galang berjalan menghampiriku membawa tasku yang tadi diamankan olehnya.

Untung kamu datang Mas, akhirnya aku bisa bebas dari desakan gadis menyebalkan ini. Berkat Mas Galang topik pembicaraan kami berubah. Sekarang Yura lebih penasaran dengan pria ini daripada alasan dibalik perubahan sikapku hari ini

“Siapa?” Yura terlihat penasaran dengan sosok pria yang memang belum pernah ia temui.

“Ada deh,” sengaja kugoda gadis itu.

“Nyebelin banget tau kamu, Bel. Dari tadi kayak sengaja ngajak ribut aku!” Yura memanyunkan bibir sembari memalingkan wajahnya.

“Ini tasnya, dicariin dari tadi taunya disini. Kenapa nggak nungguin aku?” tanya Mas Galang sembari menyodorkan tas gendong pink milikku.

“Maaf Mas, aku tadi nyari ini bocah,” jawabku menunjuk Yura. Sedangkan sang empunya semakin menekuk wajah tambah kesal.

“Kenalin Mas, dia sahabatku Yura,” Mas Galang mengulurkan tangannya, segera disambut balik oleh Yura. 

“Yura.” 

Dasar cewek centil, giliran Mas Galang yang ngajak bicara dia langsung merespon dengan senyuman yang dibuat semanis mungkin. Baru juga beberapa menit lalu dia merengut karena marah denganku. Tapi aku bersyukur, senyumannya bisa kembali lagi.

“Kalian lagi berantem ya? Kok ekspresinya kayak aneh semua tadi pas aku lihat dari jauh,” celetuk Mas Galang.

“Eng-enggak kok, kita baik-baik saja,” elakku.

“Kirain berantem.”

“Haduh, baru juga sehari masuk kampus sudah pada mau masuk kandang buaya. Kadang aku kasian sama korban-korban Gavin, tapi anehnya para gadis yang jadi korban Gavin itu bukan menyesal malah bangga,” Mas galang melihat gerombolan gadis yang masih mengelilingi Gavin sembari berkomentar. Tapi tunggu, dia bilang ‘korban Gavin’.

“Korban bagaimana Mas maksutmu?” 

“Gavin itu terkenal playboy dikampus ini. sering gonta ganti cewek. Terus rumornya sih, setiap cewek yang jadian sama dia pasti di unboxing dulu baru diputusin.”

Mataku melebar dengan tangan menutup mulut, pura-pura terkejut mendengar ucapan Mas Galang. Tanpa kamu bilang aku juga sudah tahu, Mas. Lagian isi surat perjanjian kami itu sudah lebih dari cukup untuk memberi tahuku bagaimana sifat Gavin pada cewek yang dia kencani. Tapi aku tetap harus berpura-pura tidak tahu, kalau tidak bisa-bisa sandiwara kami akan terbongkar.

Tapi ada yang membuatku sedikit heran, Mas Galang bukan tipe pria iri yang suka membicarakan atau menjatuhkan orang lain. Kenapa dia sampai membicarakan Gavin di depanku, apa mungkin ada sesuatu yang membuat Mas Galang tidak menyukai Gavin. Tapi bocah tengik itu layak sih untuk tidak disukai.

“Masak Gavin kayak gitu. Yakin kamu nggak bohong, Kak?” Yura tidak percaya sama sekali dengan ucapan Mas Galang.

“Entahlah, akupun tak tau kebenarannya. Namun rumor yang beredar seperti itu. Dan beberapa temanku yang menjadi mantannya juga bilang begitu.”

“Ya sudah, aku pergi dulu Bel, kalian lanjutin saja ngobrolnya.” Mas Galang meninggalkan kami sembari melambaikan tangan.

 “Yeiii... akhirnya selesai juga!” Yura berteriak kegirangan setelah acara penutupan selesai. Kami sudah menjalani OSPEK selama 3 hari berturut-turut, dan akhirnya rangkaian acaranya sudah selesai semua. 

“Haahh! Akhirnya aku bebas!” tak mau kalah akupun ikut berteriak. Tak dapat kupungkiri aku juga ikut lega dibuatnya.

“Bel, habis ini kita makan-makan ya. Kita rayakan debut resmi kita sebagai mahasiswa,” Yura meraih tanganku sembari menggoyang-goyangkannya. Dia menggunakan jurus rayuan mautnya yang sama sekali tidak bisa kutolak.

“Iya-iya, mau makan kemana?”

“Pokoknya kamu tinggal ikut aja. Aku jamin kamu suka. Apalagi aku sudah menyiapkan kejutan spesial untukmu.”

Kejutan? 

Kejutan apa yang telah Yura siapkan untukku, jadi tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di tempat makan yang Yura pilih.

Related chapters

  • ISTRI RAHASIA   Ruang Karaoke

    “Sampai,” Yura memarkirkan mobil Brio warna merah miliknya tepat di depan tempat karaoke yang sering dijadikan tempat berkumpul anak kampus sini.“Kok tempat karaoke sih, katanya mau makan?”Aku jadi bingung dengan tingkah Yura yang menurutku mencurigakan. Dia tidak menjawab pertanyaanku tapi malah mengalihkan pembicaraan, seperti ada yang sedang ia sembunyikan.“Ayok buruan kita turun.”“Yura! Aku tanya kok kita bukan ke rumah makan atau cafe tapi malah ke tempat karaoke? Katanya tadi kamu ngajak aku makan?” kuulang lagi pertanyaanku dengan nada sedikit kesal.“Di dalam kan ada menu makanan juga, Bel. Tenang saja, pokoknya aku berani jamin perutmu akan kenyang sepulang dari sini.”“Tapi untuk apa kita kesini? Memangnya kamu pengen karaokean? Tumben banget,” setauku Yura tidak terlalu suka karaokean, dia bilang tidak percaya diri dengan suaranya yang cempreng. Suaraku pun tak jauh beda dengan suara Yura sebenarnya, dan memang kami berdua bukan tipe oran

    Last Updated : 2022-04-15
  • ISTRI RAHASIA   Pahlawan Tak Terduga

    “Jangan mimpi lepas dariku,” bibirnya kini sudah hampir meraih bibir ranumku. Ciuman pertamaku! Aku tidak rela orang sepertinya merebut ciuman pertamaku. Tanpa pikir panjang kutendang harta berharga miliknya dengan sekuat tenaga.“Auh! Sialan!”Plak!Dia menampar wajahku dengan sangat keras, bahkan sampai tubuh mungilku terjerembab ke lantai.Bugh! Bugh!Perlahan kuangkat kepalaku setelah mendengar pukulan keras yang dilayangkan bertubi-tubi pada pria itu. Gavin, dia memukuli sahabatnya sendiri.“Rendy, ingat ini baik-baik! Jangan pernah sekali lagi merendahkan wanita ini baik dihadapan maupun dibelakangku. Kalau sampai aku tahu kamu merendahkannya lagi, jangan salahkan aku akan terjadi hal buruk pada dirimu. Pastinya lebih buruk dari ini,” ujar Gavin pada sahabatnya yang sudah terkulai lengkap dengan cairan berwarna merah yang mengalir dari hidung dan pojok bibirnya.“Memangnya kenapa kalau aku meren

    Last Updated : 2022-04-18
  • ISTRI RAHASIA   Genggaman Gavin

    “Sebentar, jadi yang ingin menyembunyikan hubungan ini intinya hanya Gavin saja?” mata Yura langsung melotot menatap Gavin dengan tajam sampai yang ditatap bergidik ngeri dibuatnya.“Bukan, bukan seperti itu. Ini semua atas kesepakatan kami berdua. Bukan hanya keinginan Gavin,” sanggahku cepat. Jangan sampai Yura tahu tentang perjanjian itu.“Kamu yakin Bel?” tanyanya masih berusaha mencari kebohongan di wajahku.“Yakin, aku juga ingin menikmati statusku sebagai mahasiswa tanpa embel-embel status pernikahan,” jawabku penuh dengan keyakinan.Aku memang masih ingin menikmati masa emas ini, ingin punya pacar, ingin jatuh cinta dan bebas melakukan apa saja yang kuinginkan. Andai Gavin tidak membenciku, mungkin keinginan itu akan terwujud dengannya. Tapi sudahlah, aku harus fokus pada duniaku sendiri ada atau tanpa adanya Gavin di dalamnya.“Kamu yakin?” tanya Yura lagi dengan senyuman mi

    Last Updated : 2022-04-20
  • ISTRI RAHASIA   Pertemuan

    “Sebelumnya Mama sama Papa minta maaf, Bel. Kami berdua terpaksa melakukan hal ini padamu.”Mama tiba-tiba terlihat serius. Padahal sebelumnya kami sedang menonton film sambil bercanda santai. Namun tiba-tiba Mama merubah suasana menjadi menegangkan.“Kamu harus segera menikah dengan cucu keluarga Wardhana, Bel," seketika mataku terbelalak, setengah tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Semoga aku salah dengar. Aku belum ingin menikah!“Maafkan Mama dan Papa, ya. Kami terpaksa menerima perjodohan ini, semua demi masa depanmu, Sayang.”Apa? Masa depan? Yang ada masa depanku akan hancur karena perjodohan ini.Umurku baru 19 tahun, dan baru saja satu lulus SMA satu bulan yang lalu. Dan sekarang mereka akan menikahkanku dengan orang yang tidak kutahu sama sekali.Aku ini Bella, gadis yang belum pernah merasakan romansa. Gadis biasa yang tidak berani pacaran karena dilarang orang tua. Kukira setel

    Last Updated : 2022-01-25
  • ISTRI RAHASIA   Taman Depan Rumah

    “Nak Bella, sini-sini,” ajak seorang wanita paruh baya yang terlihat lebih tua dari Mama. Dia adalah ibu Gavin, ibu Mertuaku. Tadi Mama memperkenalkanku dengan belau sebelum pernikahan berlangsung.“Gavin, gandeng Bella dan ajak berkenalan dengan keluarga kita,” Nyonya Farah Wardhana menyuruh anak bungsunya itu untuk membawaku berkeliling menemui satu persatu sanak saudaranya.“Bella ikut sama Gavin, ya.” Aku mengangguk, mengikuti Gavin yang sudah berjalan mendahuluiku.Semenjak pertemuan kita tadi, sampai acara pernikahan ini hampir selesai, belum ada percakapan diantara kami. Sama sekali belum ada. Bahkan kalau diingat lagi, kami belum berkenalan. Dia hanya diam, sorot matanya pun terlihat dingin. Tapi tak bisa dipungkiri, hal itu malah membuat aura tampannya semakin meningkat. Dasar Bella aneh.Gavin mengajakku, ah bukan. Lebih tepatnya aku mengikuti Gavin, menyapa semua keluarganya. Bahkan disaat kami menyapa keluarganya pu

    Last Updated : 2022-01-25
  • ISTRI RAHASIA   Malam Pertama

    “Hah, akhirnya kita sampai di rumah barumu, Sayang.”Aku yang sedari tadi bersandar di bahu Mama akhirnya bangkit, ikut melihat rumah yang bisa dibilang lumayan mewah untuk orang biasa sepertiku. Ya, rumah ini yang akan menjadi tempat tinggal baruku dengan manusia menyebalkan itu.“Gimana Bel, bagus kan?” dengan mata berbinar Mama bertanya kepadaku.“Iya, bagus kok Ma."“Kamu tahu, rumah ini yang milihin kakeknya Gavin. Kakeknya Gavin bahkan menanyakan dekorasi yang kamu sukai, mulai dari warna dan barang-barang favoritmu. Pak Wira berharap dengan begitu kamu akan betah tinggal disini. Baik banget memang beliau itu,” Mama sepertinya sangat menghormati Pak Wira, kakek Gavin yang belum pernah kutemui. Beliau saat ini sedang dinas diluar negeri, jadi beliau tidak bisa menghadiri pernikahan kami tadi.Setelah turun dari mobil, aku langsung masuk kedalam rumah dengan menarik koper merah yang berisi sebagian kecil pa

    Last Updated : 2022-01-25
  • ISTRI RAHASIA   Perjanjian Aneh

    Kupikir hal seperti ini hanya terjadi dalam drama atau novel-novel romance saja. Dimana pasangan tersebut membuat kontrak kalau dia bisa bebas berhubungan dengan wanita mana saja sesuka hatinya. Tapi ternyata kisah itu sekarang berlaku padaku juga. kalau soal berhubungan dengan wanita manapun diluar rumah ini mungkin aku masih bisa sedikit memakluminya. Tapi kalau dia mau bebas melakukan apapun disini, lalu bagaimana denganku. Ini bukan tentang kecemburuan, hanya saja aku yang masih nol pengalaman soal percintaan membayangkan hal-hal yang terjadi saat pria dan wanita berkencan di rumah pasangan membuatku merasa risih sendiri. Ini nyata soalnya, kalau cuma film atau drama aku tidak akan punya masalah.Isi perjanjian yang ditulis Gavin sebenarnya hanya ada empat poin. Pertama, dia ingin pernikahan ini disembunyikan dari publik, baik kampus, sosial media maupun teman terdekat sekalipun. Kedua, dilarang mencampuri urusan pribadi satu sama lain. Ketiga, selama kita menik

    Last Updated : 2022-01-25
  • ISTRI RAHASIA   Hari Pertama

    Astaga, mulutnya harus ikut disekolahkan. Masak iya, dia akan memperkenalkanku sebagai pembantu. Biar bagaimanapun aku ini istrinya, masak nanti dia tega memperkenalkanku pada wanitanya sebagai seorang pembantu. Lagian mana ada sih pembantu yang secantik aku. Tapi sebenarnya banyak sih pembantu yang lebih cantik dari aku.“Apa tidak ada opsi lain? Gila kamu ya? Masak iya kamu kenalin aku sebagai pembantumu?” protesku tak terima dengan usulannya.“Tenang saja, soal alasan itu banyak. Kamu tidak usah khawatirkan itu. Yang terpenting kamu jalani saja tugasmu, untuk yang lain biar aku yang urus.”“Bella, ayok buruan! Nanti kalau telat kita bisa kena hukum,” Yura berteriak sembari melambai-lambaikan tangan.“Iya, sebentar,” dengan tergopoh-gopoh aku berlari menghampirinya yang sudah menungguku di depan pintu gerbang kampus.“Ayok buruan masuk, tuh lihat sudah sepi. Kita pasti telat!” tanganku

    Last Updated : 2022-01-25

Latest chapter

  • ISTRI RAHASIA   Genggaman Gavin

    “Sebentar, jadi yang ingin menyembunyikan hubungan ini intinya hanya Gavin saja?” mata Yura langsung melotot menatap Gavin dengan tajam sampai yang ditatap bergidik ngeri dibuatnya.“Bukan, bukan seperti itu. Ini semua atas kesepakatan kami berdua. Bukan hanya keinginan Gavin,” sanggahku cepat. Jangan sampai Yura tahu tentang perjanjian itu.“Kamu yakin Bel?” tanyanya masih berusaha mencari kebohongan di wajahku.“Yakin, aku juga ingin menikmati statusku sebagai mahasiswa tanpa embel-embel status pernikahan,” jawabku penuh dengan keyakinan.Aku memang masih ingin menikmati masa emas ini, ingin punya pacar, ingin jatuh cinta dan bebas melakukan apa saja yang kuinginkan. Andai Gavin tidak membenciku, mungkin keinginan itu akan terwujud dengannya. Tapi sudahlah, aku harus fokus pada duniaku sendiri ada atau tanpa adanya Gavin di dalamnya.“Kamu yakin?” tanya Yura lagi dengan senyuman mi

  • ISTRI RAHASIA   Pahlawan Tak Terduga

    “Jangan mimpi lepas dariku,” bibirnya kini sudah hampir meraih bibir ranumku. Ciuman pertamaku! Aku tidak rela orang sepertinya merebut ciuman pertamaku. Tanpa pikir panjang kutendang harta berharga miliknya dengan sekuat tenaga.“Auh! Sialan!”Plak!Dia menampar wajahku dengan sangat keras, bahkan sampai tubuh mungilku terjerembab ke lantai.Bugh! Bugh!Perlahan kuangkat kepalaku setelah mendengar pukulan keras yang dilayangkan bertubi-tubi pada pria itu. Gavin, dia memukuli sahabatnya sendiri.“Rendy, ingat ini baik-baik! Jangan pernah sekali lagi merendahkan wanita ini baik dihadapan maupun dibelakangku. Kalau sampai aku tahu kamu merendahkannya lagi, jangan salahkan aku akan terjadi hal buruk pada dirimu. Pastinya lebih buruk dari ini,” ujar Gavin pada sahabatnya yang sudah terkulai lengkap dengan cairan berwarna merah yang mengalir dari hidung dan pojok bibirnya.“Memangnya kenapa kalau aku meren

  • ISTRI RAHASIA   Ruang Karaoke

    “Sampai,” Yura memarkirkan mobil Brio warna merah miliknya tepat di depan tempat karaoke yang sering dijadikan tempat berkumpul anak kampus sini.“Kok tempat karaoke sih, katanya mau makan?”Aku jadi bingung dengan tingkah Yura yang menurutku mencurigakan. Dia tidak menjawab pertanyaanku tapi malah mengalihkan pembicaraan, seperti ada yang sedang ia sembunyikan.“Ayok buruan kita turun.”“Yura! Aku tanya kok kita bukan ke rumah makan atau cafe tapi malah ke tempat karaoke? Katanya tadi kamu ngajak aku makan?” kuulang lagi pertanyaanku dengan nada sedikit kesal.“Di dalam kan ada menu makanan juga, Bel. Tenang saja, pokoknya aku berani jamin perutmu akan kenyang sepulang dari sini.”“Tapi untuk apa kita kesini? Memangnya kamu pengen karaokean? Tumben banget,” setauku Yura tidak terlalu suka karaokean, dia bilang tidak percaya diri dengan suaranya yang cempreng. Suaraku pun tak jauh beda dengan suara Yura sebenarnya, dan memang kami berdua bukan tipe oran

  • ISTRI RAHASIA   Siapa Pria Ini?

    “Gavin!”“Gavin!” suasana kembali riuh, bahkan masih ada banyak gadis yang berdatangan menambah sesak kerumunan. Diantara banyaknya gadis disana, ada satu orang yang sangat menarik perhatianku.“Tunggu, itu kan Yura.” kutemukan sosok Yura diantara puluhan gadis yang tengah berkerumun disekitar Gavin.“Yura!” dia tak bergeming. Mungkin dia tak mendengar, suaraku kalah dengan teriakan penggemar Gavin.“Yura!” karena Yura tak kunjung mendengar, kuputuskan untuk menghampirinya.“Dasar si Yura, dihampiri malah kedepan,” rutukku kesal pada sahabatku itu. Dia malah meju kedepan mendekati Gavin.Yura memang belum tau kalau aku sudah menikah dengan pria itu, mengingat isi perjanjian kita yang tidak memperbolehkan status pernikahan ini bocor walaupun di tangan sahabat sendiri. Maaf Yura, aku berbohong padamu.“Wah, gila! Dia boleh juga Vin,” sa

  • ISTRI RAHASIA   Hari Pertama

    Astaga, mulutnya harus ikut disekolahkan. Masak iya, dia akan memperkenalkanku sebagai pembantu. Biar bagaimanapun aku ini istrinya, masak nanti dia tega memperkenalkanku pada wanitanya sebagai seorang pembantu. Lagian mana ada sih pembantu yang secantik aku. Tapi sebenarnya banyak sih pembantu yang lebih cantik dari aku.“Apa tidak ada opsi lain? Gila kamu ya? Masak iya kamu kenalin aku sebagai pembantumu?” protesku tak terima dengan usulannya.“Tenang saja, soal alasan itu banyak. Kamu tidak usah khawatirkan itu. Yang terpenting kamu jalani saja tugasmu, untuk yang lain biar aku yang urus.”“Bella, ayok buruan! Nanti kalau telat kita bisa kena hukum,” Yura berteriak sembari melambai-lambaikan tangan.“Iya, sebentar,” dengan tergopoh-gopoh aku berlari menghampirinya yang sudah menungguku di depan pintu gerbang kampus.“Ayok buruan masuk, tuh lihat sudah sepi. Kita pasti telat!” tanganku

  • ISTRI RAHASIA   Perjanjian Aneh

    Kupikir hal seperti ini hanya terjadi dalam drama atau novel-novel romance saja. Dimana pasangan tersebut membuat kontrak kalau dia bisa bebas berhubungan dengan wanita mana saja sesuka hatinya. Tapi ternyata kisah itu sekarang berlaku padaku juga. kalau soal berhubungan dengan wanita manapun diluar rumah ini mungkin aku masih bisa sedikit memakluminya. Tapi kalau dia mau bebas melakukan apapun disini, lalu bagaimana denganku. Ini bukan tentang kecemburuan, hanya saja aku yang masih nol pengalaman soal percintaan membayangkan hal-hal yang terjadi saat pria dan wanita berkencan di rumah pasangan membuatku merasa risih sendiri. Ini nyata soalnya, kalau cuma film atau drama aku tidak akan punya masalah.Isi perjanjian yang ditulis Gavin sebenarnya hanya ada empat poin. Pertama, dia ingin pernikahan ini disembunyikan dari publik, baik kampus, sosial media maupun teman terdekat sekalipun. Kedua, dilarang mencampuri urusan pribadi satu sama lain. Ketiga, selama kita menik

  • ISTRI RAHASIA   Malam Pertama

    “Hah, akhirnya kita sampai di rumah barumu, Sayang.”Aku yang sedari tadi bersandar di bahu Mama akhirnya bangkit, ikut melihat rumah yang bisa dibilang lumayan mewah untuk orang biasa sepertiku. Ya, rumah ini yang akan menjadi tempat tinggal baruku dengan manusia menyebalkan itu.“Gimana Bel, bagus kan?” dengan mata berbinar Mama bertanya kepadaku.“Iya, bagus kok Ma."“Kamu tahu, rumah ini yang milihin kakeknya Gavin. Kakeknya Gavin bahkan menanyakan dekorasi yang kamu sukai, mulai dari warna dan barang-barang favoritmu. Pak Wira berharap dengan begitu kamu akan betah tinggal disini. Baik banget memang beliau itu,” Mama sepertinya sangat menghormati Pak Wira, kakek Gavin yang belum pernah kutemui. Beliau saat ini sedang dinas diluar negeri, jadi beliau tidak bisa menghadiri pernikahan kami tadi.Setelah turun dari mobil, aku langsung masuk kedalam rumah dengan menarik koper merah yang berisi sebagian kecil pa

  • ISTRI RAHASIA   Taman Depan Rumah

    “Nak Bella, sini-sini,” ajak seorang wanita paruh baya yang terlihat lebih tua dari Mama. Dia adalah ibu Gavin, ibu Mertuaku. Tadi Mama memperkenalkanku dengan belau sebelum pernikahan berlangsung.“Gavin, gandeng Bella dan ajak berkenalan dengan keluarga kita,” Nyonya Farah Wardhana menyuruh anak bungsunya itu untuk membawaku berkeliling menemui satu persatu sanak saudaranya.“Bella ikut sama Gavin, ya.” Aku mengangguk, mengikuti Gavin yang sudah berjalan mendahuluiku.Semenjak pertemuan kita tadi, sampai acara pernikahan ini hampir selesai, belum ada percakapan diantara kami. Sama sekali belum ada. Bahkan kalau diingat lagi, kami belum berkenalan. Dia hanya diam, sorot matanya pun terlihat dingin. Tapi tak bisa dipungkiri, hal itu malah membuat aura tampannya semakin meningkat. Dasar Bella aneh.Gavin mengajakku, ah bukan. Lebih tepatnya aku mengikuti Gavin, menyapa semua keluarganya. Bahkan disaat kami menyapa keluarganya pu

  • ISTRI RAHASIA   Pertemuan

    “Sebelumnya Mama sama Papa minta maaf, Bel. Kami berdua terpaksa melakukan hal ini padamu.”Mama tiba-tiba terlihat serius. Padahal sebelumnya kami sedang menonton film sambil bercanda santai. Namun tiba-tiba Mama merubah suasana menjadi menegangkan.“Kamu harus segera menikah dengan cucu keluarga Wardhana, Bel," seketika mataku terbelalak, setengah tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Semoga aku salah dengar. Aku belum ingin menikah!“Maafkan Mama dan Papa, ya. Kami terpaksa menerima perjodohan ini, semua demi masa depanmu, Sayang.”Apa? Masa depan? Yang ada masa depanku akan hancur karena perjodohan ini.Umurku baru 19 tahun, dan baru saja satu lulus SMA satu bulan yang lalu. Dan sekarang mereka akan menikahkanku dengan orang yang tidak kutahu sama sekali.Aku ini Bella, gadis yang belum pernah merasakan romansa. Gadis biasa yang tidak berani pacaran karena dilarang orang tua. Kukira setel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status