Home / Romansa / ISTRI RAHASIA / Perjanjian Aneh

Share

Perjanjian Aneh

Author: Puji Jiejie
last update Last Updated: 2022-01-25 15:44:15

Kupikir hal seperti ini hanya terjadi dalam drama atau novel-novel romance saja. Dimana pasangan tersebut membuat kontrak kalau dia bisa bebas berhubungan dengan wanita mana saja sesuka hatinya. Tapi ternyata kisah itu sekarang berlaku padaku juga. kalau soal berhubungan dengan wanita manapun diluar rumah ini mungkin aku masih bisa sedikit memakluminya. Tapi kalau dia mau bebas melakukan apapun disini, lalu bagaimana denganku. Ini bukan tentang kecemburuan, hanya saja aku yang masih nol pengalaman soal percintaan membayangkan hal-hal yang terjadi saat pria dan wanita berkencan di rumah pasangan membuatku merasa risih sendiri. Ini nyata soalnya, kalau cuma film atau drama aku tidak akan punya masalah. 

Isi perjanjian yang ditulis Gavin sebenarnya hanya ada empat poin. Pertama, dia ingin pernikahan ini disembunyikan dari publik, baik kampus, sosial media maupun teman terdekat sekalipun. Kedua, dilarang mencampuri urusan pribadi satu sama lain. Ketiga, selama kita menikah aku harus bertanggung jawab penuh dengan semua pekerjaan rumah. Dia kira aku pembantu kali ya, tapi aku masih bisa menerima untuk ketiga poin diatas. Namun aku sangat terganggu dengan poin terakhir. Keempat, dia bebas berhubungan dengan siapapun dan dimanapun itu, termasuk di rumah ini. Tetapi aku tidak boleh menjalin hubungan dengan pria manapun selama pernikahan ini masih berlangsung dan aku tidak diperbolehkan menganggu selama dia membawa teman wanitanya diajak ke rumah. Mencengangkan!

Rasanya mulutku sudah tidak sabar ingin memprotes isi perjanjian pada pembuatnya. Aku menunggu dia turun sejak seperempat jam lalu, namun yang ditunggu tidak kunjung turun. 

Kemana sih dia? Apa mungkin belum bangun? 

Ceklek.

Terdengar suara pintu terbuka dari lantai atas. Akhirnya, orang yang sejak tadi kutunggu turun juga. Dia masih sangat berantakan, rambut awut-awutan dan bekas bantal masih tercetak jelas dipipi sisi kanannya. Benar-benar baru bangun tidur, tanpa basuh muka atau apapun itu. Sangat berbeda dari konten yang kulihat dimana setelah bangun tidur dia segera merapikan kamar, mencuci muka bahkan menyiapkan makananya sendiri. Ditambah saat dia bangun wajahnya sudah terlihat tampan, sangat berbeda dari yang kulihat saat ini. Dan kaos yang dia pakai juga terlihat rapi tidak berantakan seperti itu. Ternyata kehidupan orang di dunia maya itu semua hanya pencitraan belaka, sangat berbeda jauh dengan aslinya. Kenapa baru sekarang aku sadar kalau selama ini aku dibodohi para konten kreator. 

“Apa ini? Nasi goreng kok pucet banget kaya gini?” komentar Gavin setelah melihat nasi goreng yang kubuat dengan bumbu seadanya. Syukur sudah kumasakin, masih saja komplen seenak jidat.

“Kalau mau, makan! Kalau nggak mau buang saja. Sarapan di luar!” dia terdiam sejenak, kulihat tangannya mulai menyendok nasi dan mencobanya. Aku tak menyangka orang ini akan menuruti ucapanku.

“Eh,” matanya terbelalak setelah satu sendok penuh nasi masuk ke mulutnya.

“Kenapa? Tidak sesuai dengan selera kamu ya?” dengan reflek kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut ini. Baru beberapa detik lalu aku berkata ketus dan agak kasar, sekarang malah terdengar khawatir. Dasar Bella, lemah banget sih kamu itu.

“Nggak apa-apa. Cum-cuma enak aja,” jawabnya sedikit malu-malu. 

Lucu, tingkah Gavin yang malu-malu terlihat sangat lucu, tanpa sadar bibirku mengembang.

“Kenapa kamu senyum? Kamu ngejek aku kan pasti, karena tadi sempat bilang masakanmu yang terlihat pucet,” dia kembali kesal setelah melihatku tersenyum. Namun kekesalannya tidak membuatnya berhenti memakan nasi goreng pucat itu sampai hanya tinggal piringnya saja.

Meja makan sudah kubereskan, aku langsung menghampiri Gavin yang ada di sofa untuk membahas kontrak pernikahan kami. Aku akan menyampaikan ketidaksetujuan pada poin keempat yang menurutku sangat tidak masuk akal.

“Bagaimana? Sudah kamu baca semua kan? Terus poin tambahan darimu sudah kamu tulis?” perhatian Gavin beralih setelah aku duduk dihadapannya.

“Ini maksutnya poin keempat apa ya?” 

“Jujur aku tidak bisa menerima isi dari poin keempat, menurutku itu sangat tidak masuk akal!” dengan tegas kutolak poin keempat dihadapannya langsung.

“Bagian mananya yang menurutmu tidak masuk akal? Kamu cemburu kalau suamimu ini membawa perempuan lain ke rumah ini?” dia mengejekku. Beraninya dia mengejekku, darahku mulai mendidih. Sabar Bella, sabar!

“Ingat yang kemarin aku katakan. Kita hanya menikah diatas kertas, jadi jangan pernah baper!” dia tidak memberiku kesempatan untuk menyanggah ucapannya.

“Pokoknya kamu harus menyetujui keempat poin itu. Aku tidak menerima penolakan!”

Brakk!

“Bukan cemburu! Jaga bicaramu ya, jangan kamu pikir aku tidak berani membantah lagi setalah kamu begitukan. Aku tidak keberatan kamu mau apa saja di rumah ini, tapi kenapa di poin itu tertulis kalau aku tidak boleh punya hubungan dengan pria manapun selama pernikahan ini masih berlangsung? Apa itu adil untukku? Kalau kamu bisa punya hubungan dengan wanita manapun yang kamu suka, kenapa aku tidak boleh?” dia terkejut melihatku yang tiba-tiba menggebrak meja sambil meneriakinya tepat didepan muka. 

Setelah selesai mengeluarkan emosi, dengan perlahan aku beringsut kembali ke sofa. Apa tadi itu berlebihan, kenapa dia tidak merespon balik dan hanya diam saja.

“Gini ya, disini kamu tidak berhak menolak. Aku hanya memintamu membaca dan menambahi apa poin yang menurutmu perlu di bawahnya. Paham?” lembut, dia berbicara dengan sangat lembut. Tapi tidak dengan ekspresi wajahnya, sangat mengerikan. 

“Tapi itu tentang diriku, sangat tidak adil untukku kalau harus menyetujui perjanjian ini,” tidak mau kalah, aku akan memperjuangkan hakku sebisa mungkin.

“Aku melakukan ini juga demi kamu, apa kata orang nanti kalau kamu dekat dengan pria lain hah? Kamu itu seorang istri, walaupun palsu kamu tetap istri. Paham?” tak pernah terbayangkan sebelumnya, ternyata alasan dia sangat mendalam. Dia sangat memikirkanku, kukira semua hanya untuk keogiasannya belaka tapi ternyata tidak. Dia melakukan ini demi diriku.

“Dan yang paling penting, kalau kamu punya pria lain itu sangat melukai harga diriku. Masak iya Gavin Wardhana diselingkuhi, kan nggak cocok banget sama imageku,” kutarik lagi pujianku tadi. Sekali egois tetaplah egois, ujung-ujungnya dia hanya memikirkan dirinya sendiri.

Walaupun poin itu sangat tidak adil, tapi hati kecilku menerimanya setelah mendengar penjelasan pertama Gavin. Biar dia saja yang dicap jelek, jangan sampai aku mempermalukan diri sendiri dan juga  keluarga dengan predikat ‘tukang selingkuh’.

“Oke, aku setuju! Kita tambah 1 poin lagi. Saat kamu membawa perempuan ke rumah jangan sampai kehadiran wanita itu menggangguku. Kurasa itu sudah cukup.”

“Oke, aku juga setuju. Nanti akan aku tambahkan poin itu juga,” kuserahkan kembali kertas itu pada Gavin.

“Dan ingat, saat kita di kampus jangan pernah berada di dekatku! Kita orang asing saat di kampus. Ingat itu baik-baik.”

“Iya-iya, aku akan selalu mengingat itu. Akupun tidak mau terlibat denganmu di kampus, jangan terlalu kepedean.”

“Oh iya, terus nanti kalau wanitamu datang kesini dan melihatku bagaimana? Terlebih kalau wanita itu satu kampus dengan kita?” tiba-tiba pikiran itu terlintas dibenakku. Kita orang asing saat dikampus, terus kalau ada yang tahu ternyata kita tinggal serumah bagaimana. Alasan apa yang nanti bisa kita gunakan untuk menutupi rahasia ini.

“Itu mudah saja, aku bisa bilang kamu sepupuku atau bisa juga pembantu di rumah ini.”

“Apa? Pembantu kamu bilang?”

Related chapters

  • ISTRI RAHASIA   Hari Pertama

    Astaga, mulutnya harus ikut disekolahkan. Masak iya, dia akan memperkenalkanku sebagai pembantu. Biar bagaimanapun aku ini istrinya, masak nanti dia tega memperkenalkanku pada wanitanya sebagai seorang pembantu. Lagian mana ada sih pembantu yang secantik aku. Tapi sebenarnya banyak sih pembantu yang lebih cantik dari aku.“Apa tidak ada opsi lain? Gila kamu ya? Masak iya kamu kenalin aku sebagai pembantumu?” protesku tak terima dengan usulannya.“Tenang saja, soal alasan itu banyak. Kamu tidak usah khawatirkan itu. Yang terpenting kamu jalani saja tugasmu, untuk yang lain biar aku yang urus.”“Bella, ayok buruan! Nanti kalau telat kita bisa kena hukum,” Yura berteriak sembari melambai-lambaikan tangan.“Iya, sebentar,” dengan tergopoh-gopoh aku berlari menghampirinya yang sudah menungguku di depan pintu gerbang kampus.“Ayok buruan masuk, tuh lihat sudah sepi. Kita pasti telat!” tanganku

    Last Updated : 2022-01-25
  • ISTRI RAHASIA   Siapa Pria Ini?

    “Gavin!”“Gavin!” suasana kembali riuh, bahkan masih ada banyak gadis yang berdatangan menambah sesak kerumunan. Diantara banyaknya gadis disana, ada satu orang yang sangat menarik perhatianku.“Tunggu, itu kan Yura.” kutemukan sosok Yura diantara puluhan gadis yang tengah berkerumun disekitar Gavin.“Yura!” dia tak bergeming. Mungkin dia tak mendengar, suaraku kalah dengan teriakan penggemar Gavin.“Yura!” karena Yura tak kunjung mendengar, kuputuskan untuk menghampirinya.“Dasar si Yura, dihampiri malah kedepan,” rutukku kesal pada sahabatku itu. Dia malah meju kedepan mendekati Gavin.Yura memang belum tau kalau aku sudah menikah dengan pria itu, mengingat isi perjanjian kita yang tidak memperbolehkan status pernikahan ini bocor walaupun di tangan sahabat sendiri. Maaf Yura, aku berbohong padamu.“Wah, gila! Dia boleh juga Vin,” sa

    Last Updated : 2022-04-11
  • ISTRI RAHASIA   Ruang Karaoke

    “Sampai,” Yura memarkirkan mobil Brio warna merah miliknya tepat di depan tempat karaoke yang sering dijadikan tempat berkumpul anak kampus sini.“Kok tempat karaoke sih, katanya mau makan?”Aku jadi bingung dengan tingkah Yura yang menurutku mencurigakan. Dia tidak menjawab pertanyaanku tapi malah mengalihkan pembicaraan, seperti ada yang sedang ia sembunyikan.“Ayok buruan kita turun.”“Yura! Aku tanya kok kita bukan ke rumah makan atau cafe tapi malah ke tempat karaoke? Katanya tadi kamu ngajak aku makan?” kuulang lagi pertanyaanku dengan nada sedikit kesal.“Di dalam kan ada menu makanan juga, Bel. Tenang saja, pokoknya aku berani jamin perutmu akan kenyang sepulang dari sini.”“Tapi untuk apa kita kesini? Memangnya kamu pengen karaokean? Tumben banget,” setauku Yura tidak terlalu suka karaokean, dia bilang tidak percaya diri dengan suaranya yang cempreng. Suaraku pun tak jauh beda dengan suara Yura sebenarnya, dan memang kami berdua bukan tipe oran

    Last Updated : 2022-04-15
  • ISTRI RAHASIA   Pahlawan Tak Terduga

    “Jangan mimpi lepas dariku,” bibirnya kini sudah hampir meraih bibir ranumku. Ciuman pertamaku! Aku tidak rela orang sepertinya merebut ciuman pertamaku. Tanpa pikir panjang kutendang harta berharga miliknya dengan sekuat tenaga.“Auh! Sialan!”Plak!Dia menampar wajahku dengan sangat keras, bahkan sampai tubuh mungilku terjerembab ke lantai.Bugh! Bugh!Perlahan kuangkat kepalaku setelah mendengar pukulan keras yang dilayangkan bertubi-tubi pada pria itu. Gavin, dia memukuli sahabatnya sendiri.“Rendy, ingat ini baik-baik! Jangan pernah sekali lagi merendahkan wanita ini baik dihadapan maupun dibelakangku. Kalau sampai aku tahu kamu merendahkannya lagi, jangan salahkan aku akan terjadi hal buruk pada dirimu. Pastinya lebih buruk dari ini,” ujar Gavin pada sahabatnya yang sudah terkulai lengkap dengan cairan berwarna merah yang mengalir dari hidung dan pojok bibirnya.“Memangnya kenapa kalau aku meren

    Last Updated : 2022-04-18
  • ISTRI RAHASIA   Genggaman Gavin

    “Sebentar, jadi yang ingin menyembunyikan hubungan ini intinya hanya Gavin saja?” mata Yura langsung melotot menatap Gavin dengan tajam sampai yang ditatap bergidik ngeri dibuatnya.“Bukan, bukan seperti itu. Ini semua atas kesepakatan kami berdua. Bukan hanya keinginan Gavin,” sanggahku cepat. Jangan sampai Yura tahu tentang perjanjian itu.“Kamu yakin Bel?” tanyanya masih berusaha mencari kebohongan di wajahku.“Yakin, aku juga ingin menikmati statusku sebagai mahasiswa tanpa embel-embel status pernikahan,” jawabku penuh dengan keyakinan.Aku memang masih ingin menikmati masa emas ini, ingin punya pacar, ingin jatuh cinta dan bebas melakukan apa saja yang kuinginkan. Andai Gavin tidak membenciku, mungkin keinginan itu akan terwujud dengannya. Tapi sudahlah, aku harus fokus pada duniaku sendiri ada atau tanpa adanya Gavin di dalamnya.“Kamu yakin?” tanya Yura lagi dengan senyuman mi

    Last Updated : 2022-04-20
  • ISTRI RAHASIA   Pertemuan

    “Sebelumnya Mama sama Papa minta maaf, Bel. Kami berdua terpaksa melakukan hal ini padamu.”Mama tiba-tiba terlihat serius. Padahal sebelumnya kami sedang menonton film sambil bercanda santai. Namun tiba-tiba Mama merubah suasana menjadi menegangkan.“Kamu harus segera menikah dengan cucu keluarga Wardhana, Bel," seketika mataku terbelalak, setengah tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Semoga aku salah dengar. Aku belum ingin menikah!“Maafkan Mama dan Papa, ya. Kami terpaksa menerima perjodohan ini, semua demi masa depanmu, Sayang.”Apa? Masa depan? Yang ada masa depanku akan hancur karena perjodohan ini.Umurku baru 19 tahun, dan baru saja satu lulus SMA satu bulan yang lalu. Dan sekarang mereka akan menikahkanku dengan orang yang tidak kutahu sama sekali.Aku ini Bella, gadis yang belum pernah merasakan romansa. Gadis biasa yang tidak berani pacaran karena dilarang orang tua. Kukira setel

    Last Updated : 2022-01-25
  • ISTRI RAHASIA   Taman Depan Rumah

    “Nak Bella, sini-sini,” ajak seorang wanita paruh baya yang terlihat lebih tua dari Mama. Dia adalah ibu Gavin, ibu Mertuaku. Tadi Mama memperkenalkanku dengan belau sebelum pernikahan berlangsung.“Gavin, gandeng Bella dan ajak berkenalan dengan keluarga kita,” Nyonya Farah Wardhana menyuruh anak bungsunya itu untuk membawaku berkeliling menemui satu persatu sanak saudaranya.“Bella ikut sama Gavin, ya.” Aku mengangguk, mengikuti Gavin yang sudah berjalan mendahuluiku.Semenjak pertemuan kita tadi, sampai acara pernikahan ini hampir selesai, belum ada percakapan diantara kami. Sama sekali belum ada. Bahkan kalau diingat lagi, kami belum berkenalan. Dia hanya diam, sorot matanya pun terlihat dingin. Tapi tak bisa dipungkiri, hal itu malah membuat aura tampannya semakin meningkat. Dasar Bella aneh.Gavin mengajakku, ah bukan. Lebih tepatnya aku mengikuti Gavin, menyapa semua keluarganya. Bahkan disaat kami menyapa keluarganya pu

    Last Updated : 2022-01-25
  • ISTRI RAHASIA   Malam Pertama

    “Hah, akhirnya kita sampai di rumah barumu, Sayang.”Aku yang sedari tadi bersandar di bahu Mama akhirnya bangkit, ikut melihat rumah yang bisa dibilang lumayan mewah untuk orang biasa sepertiku. Ya, rumah ini yang akan menjadi tempat tinggal baruku dengan manusia menyebalkan itu.“Gimana Bel, bagus kan?” dengan mata berbinar Mama bertanya kepadaku.“Iya, bagus kok Ma."“Kamu tahu, rumah ini yang milihin kakeknya Gavin. Kakeknya Gavin bahkan menanyakan dekorasi yang kamu sukai, mulai dari warna dan barang-barang favoritmu. Pak Wira berharap dengan begitu kamu akan betah tinggal disini. Baik banget memang beliau itu,” Mama sepertinya sangat menghormati Pak Wira, kakek Gavin yang belum pernah kutemui. Beliau saat ini sedang dinas diluar negeri, jadi beliau tidak bisa menghadiri pernikahan kami tadi.Setelah turun dari mobil, aku langsung masuk kedalam rumah dengan menarik koper merah yang berisi sebagian kecil pa

    Last Updated : 2022-01-25

Latest chapter

  • ISTRI RAHASIA   Genggaman Gavin

    “Sebentar, jadi yang ingin menyembunyikan hubungan ini intinya hanya Gavin saja?” mata Yura langsung melotot menatap Gavin dengan tajam sampai yang ditatap bergidik ngeri dibuatnya.“Bukan, bukan seperti itu. Ini semua atas kesepakatan kami berdua. Bukan hanya keinginan Gavin,” sanggahku cepat. Jangan sampai Yura tahu tentang perjanjian itu.“Kamu yakin Bel?” tanyanya masih berusaha mencari kebohongan di wajahku.“Yakin, aku juga ingin menikmati statusku sebagai mahasiswa tanpa embel-embel status pernikahan,” jawabku penuh dengan keyakinan.Aku memang masih ingin menikmati masa emas ini, ingin punya pacar, ingin jatuh cinta dan bebas melakukan apa saja yang kuinginkan. Andai Gavin tidak membenciku, mungkin keinginan itu akan terwujud dengannya. Tapi sudahlah, aku harus fokus pada duniaku sendiri ada atau tanpa adanya Gavin di dalamnya.“Kamu yakin?” tanya Yura lagi dengan senyuman mi

  • ISTRI RAHASIA   Pahlawan Tak Terduga

    “Jangan mimpi lepas dariku,” bibirnya kini sudah hampir meraih bibir ranumku. Ciuman pertamaku! Aku tidak rela orang sepertinya merebut ciuman pertamaku. Tanpa pikir panjang kutendang harta berharga miliknya dengan sekuat tenaga.“Auh! Sialan!”Plak!Dia menampar wajahku dengan sangat keras, bahkan sampai tubuh mungilku terjerembab ke lantai.Bugh! Bugh!Perlahan kuangkat kepalaku setelah mendengar pukulan keras yang dilayangkan bertubi-tubi pada pria itu. Gavin, dia memukuli sahabatnya sendiri.“Rendy, ingat ini baik-baik! Jangan pernah sekali lagi merendahkan wanita ini baik dihadapan maupun dibelakangku. Kalau sampai aku tahu kamu merendahkannya lagi, jangan salahkan aku akan terjadi hal buruk pada dirimu. Pastinya lebih buruk dari ini,” ujar Gavin pada sahabatnya yang sudah terkulai lengkap dengan cairan berwarna merah yang mengalir dari hidung dan pojok bibirnya.“Memangnya kenapa kalau aku meren

  • ISTRI RAHASIA   Ruang Karaoke

    “Sampai,” Yura memarkirkan mobil Brio warna merah miliknya tepat di depan tempat karaoke yang sering dijadikan tempat berkumpul anak kampus sini.“Kok tempat karaoke sih, katanya mau makan?”Aku jadi bingung dengan tingkah Yura yang menurutku mencurigakan. Dia tidak menjawab pertanyaanku tapi malah mengalihkan pembicaraan, seperti ada yang sedang ia sembunyikan.“Ayok buruan kita turun.”“Yura! Aku tanya kok kita bukan ke rumah makan atau cafe tapi malah ke tempat karaoke? Katanya tadi kamu ngajak aku makan?” kuulang lagi pertanyaanku dengan nada sedikit kesal.“Di dalam kan ada menu makanan juga, Bel. Tenang saja, pokoknya aku berani jamin perutmu akan kenyang sepulang dari sini.”“Tapi untuk apa kita kesini? Memangnya kamu pengen karaokean? Tumben banget,” setauku Yura tidak terlalu suka karaokean, dia bilang tidak percaya diri dengan suaranya yang cempreng. Suaraku pun tak jauh beda dengan suara Yura sebenarnya, dan memang kami berdua bukan tipe oran

  • ISTRI RAHASIA   Siapa Pria Ini?

    “Gavin!”“Gavin!” suasana kembali riuh, bahkan masih ada banyak gadis yang berdatangan menambah sesak kerumunan. Diantara banyaknya gadis disana, ada satu orang yang sangat menarik perhatianku.“Tunggu, itu kan Yura.” kutemukan sosok Yura diantara puluhan gadis yang tengah berkerumun disekitar Gavin.“Yura!” dia tak bergeming. Mungkin dia tak mendengar, suaraku kalah dengan teriakan penggemar Gavin.“Yura!” karena Yura tak kunjung mendengar, kuputuskan untuk menghampirinya.“Dasar si Yura, dihampiri malah kedepan,” rutukku kesal pada sahabatku itu. Dia malah meju kedepan mendekati Gavin.Yura memang belum tau kalau aku sudah menikah dengan pria itu, mengingat isi perjanjian kita yang tidak memperbolehkan status pernikahan ini bocor walaupun di tangan sahabat sendiri. Maaf Yura, aku berbohong padamu.“Wah, gila! Dia boleh juga Vin,” sa

  • ISTRI RAHASIA   Hari Pertama

    Astaga, mulutnya harus ikut disekolahkan. Masak iya, dia akan memperkenalkanku sebagai pembantu. Biar bagaimanapun aku ini istrinya, masak nanti dia tega memperkenalkanku pada wanitanya sebagai seorang pembantu. Lagian mana ada sih pembantu yang secantik aku. Tapi sebenarnya banyak sih pembantu yang lebih cantik dari aku.“Apa tidak ada opsi lain? Gila kamu ya? Masak iya kamu kenalin aku sebagai pembantumu?” protesku tak terima dengan usulannya.“Tenang saja, soal alasan itu banyak. Kamu tidak usah khawatirkan itu. Yang terpenting kamu jalani saja tugasmu, untuk yang lain biar aku yang urus.”“Bella, ayok buruan! Nanti kalau telat kita bisa kena hukum,” Yura berteriak sembari melambai-lambaikan tangan.“Iya, sebentar,” dengan tergopoh-gopoh aku berlari menghampirinya yang sudah menungguku di depan pintu gerbang kampus.“Ayok buruan masuk, tuh lihat sudah sepi. Kita pasti telat!” tanganku

  • ISTRI RAHASIA   Perjanjian Aneh

    Kupikir hal seperti ini hanya terjadi dalam drama atau novel-novel romance saja. Dimana pasangan tersebut membuat kontrak kalau dia bisa bebas berhubungan dengan wanita mana saja sesuka hatinya. Tapi ternyata kisah itu sekarang berlaku padaku juga. kalau soal berhubungan dengan wanita manapun diluar rumah ini mungkin aku masih bisa sedikit memakluminya. Tapi kalau dia mau bebas melakukan apapun disini, lalu bagaimana denganku. Ini bukan tentang kecemburuan, hanya saja aku yang masih nol pengalaman soal percintaan membayangkan hal-hal yang terjadi saat pria dan wanita berkencan di rumah pasangan membuatku merasa risih sendiri. Ini nyata soalnya, kalau cuma film atau drama aku tidak akan punya masalah.Isi perjanjian yang ditulis Gavin sebenarnya hanya ada empat poin. Pertama, dia ingin pernikahan ini disembunyikan dari publik, baik kampus, sosial media maupun teman terdekat sekalipun. Kedua, dilarang mencampuri urusan pribadi satu sama lain. Ketiga, selama kita menik

  • ISTRI RAHASIA   Malam Pertama

    “Hah, akhirnya kita sampai di rumah barumu, Sayang.”Aku yang sedari tadi bersandar di bahu Mama akhirnya bangkit, ikut melihat rumah yang bisa dibilang lumayan mewah untuk orang biasa sepertiku. Ya, rumah ini yang akan menjadi tempat tinggal baruku dengan manusia menyebalkan itu.“Gimana Bel, bagus kan?” dengan mata berbinar Mama bertanya kepadaku.“Iya, bagus kok Ma."“Kamu tahu, rumah ini yang milihin kakeknya Gavin. Kakeknya Gavin bahkan menanyakan dekorasi yang kamu sukai, mulai dari warna dan barang-barang favoritmu. Pak Wira berharap dengan begitu kamu akan betah tinggal disini. Baik banget memang beliau itu,” Mama sepertinya sangat menghormati Pak Wira, kakek Gavin yang belum pernah kutemui. Beliau saat ini sedang dinas diluar negeri, jadi beliau tidak bisa menghadiri pernikahan kami tadi.Setelah turun dari mobil, aku langsung masuk kedalam rumah dengan menarik koper merah yang berisi sebagian kecil pa

  • ISTRI RAHASIA   Taman Depan Rumah

    “Nak Bella, sini-sini,” ajak seorang wanita paruh baya yang terlihat lebih tua dari Mama. Dia adalah ibu Gavin, ibu Mertuaku. Tadi Mama memperkenalkanku dengan belau sebelum pernikahan berlangsung.“Gavin, gandeng Bella dan ajak berkenalan dengan keluarga kita,” Nyonya Farah Wardhana menyuruh anak bungsunya itu untuk membawaku berkeliling menemui satu persatu sanak saudaranya.“Bella ikut sama Gavin, ya.” Aku mengangguk, mengikuti Gavin yang sudah berjalan mendahuluiku.Semenjak pertemuan kita tadi, sampai acara pernikahan ini hampir selesai, belum ada percakapan diantara kami. Sama sekali belum ada. Bahkan kalau diingat lagi, kami belum berkenalan. Dia hanya diam, sorot matanya pun terlihat dingin. Tapi tak bisa dipungkiri, hal itu malah membuat aura tampannya semakin meningkat. Dasar Bella aneh.Gavin mengajakku, ah bukan. Lebih tepatnya aku mengikuti Gavin, menyapa semua keluarganya. Bahkan disaat kami menyapa keluarganya pu

  • ISTRI RAHASIA   Pertemuan

    “Sebelumnya Mama sama Papa minta maaf, Bel. Kami berdua terpaksa melakukan hal ini padamu.”Mama tiba-tiba terlihat serius. Padahal sebelumnya kami sedang menonton film sambil bercanda santai. Namun tiba-tiba Mama merubah suasana menjadi menegangkan.“Kamu harus segera menikah dengan cucu keluarga Wardhana, Bel," seketika mataku terbelalak, setengah tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Semoga aku salah dengar. Aku belum ingin menikah!“Maafkan Mama dan Papa, ya. Kami terpaksa menerima perjodohan ini, semua demi masa depanmu, Sayang.”Apa? Masa depan? Yang ada masa depanku akan hancur karena perjodohan ini.Umurku baru 19 tahun, dan baru saja satu lulus SMA satu bulan yang lalu. Dan sekarang mereka akan menikahkanku dengan orang yang tidak kutahu sama sekali.Aku ini Bella, gadis yang belum pernah merasakan romansa. Gadis biasa yang tidak berani pacaran karena dilarang orang tua. Kukira setel

DMCA.com Protection Status