Beranda / Romansa / ISTRI CANTIK YANG DURHAKA / Bab 7 Carin Sudah Mati

Share

Bab 7 Carin Sudah Mati

Penulis: Pupe Maelani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seorang wanita muda tengah duduk di sebuah kursi kayu yang ada di teras belakang rumah dengan design minimalis. Tangannya sedang memegang sebuah koran yang menampilkan artikel tentang lowongan pekerjaan.

"Kenapa syaratnya sarjana semua, sih! Belum coba sudah patah duluan. Lama-lama aku ganti nama juga, nih, jadi Sarjana, biar bisa diterima kerja kalau begini," ocehnya sambil membolak-balik koran di tangan.

Tak berapa lama, seorang pria menghampiri dan tersenyum mendengar ucapannya barusan. Tak sadar akan kedatangannya, pria itu langsung duduk di depannya dan membuat dia terhenyak.

"Pak!"

"Lagi baca apa, sih? Kok ngomel-ngomel sendiri?" tanya Gaston menatap lembut padanya.

"Carin kesel lihat lowongan kerja di koran. Semua syarat harus sarjana, tak ada yang lulusan SMA," sahutnya dengan bibir mengerucut. Gaston tersenyum melihat Carin yang sedang marah pada koran.

"Kamu ingin kerja, Nak?" tanya Gaston memastikan.

"Iya, Pak. Aku ingin cari kerja dan dapat uang. Aku sudah sembuh dan aku tak ingin jadi beban Bapak terus," jawab Carin yakin dengan koran yang sudah dilipatnya dan diletakkan ke meja.

"Kamu mau kerja apa, Nak? Kamu tidak jadi beban, kok!" sahut Emira yang baru datang dari dalam membawa sebuah nampan berisi teh dan camilan.

"Ibu!" gumam Carin pelan. Emira meletakkan nampan ke meja. Dia langsung duduk di sebelah Carin yang menatapnya kikuk.

"Kamu mau kerja apa?" tanya Emira.

"Apa saja. Saat di panti, aku kerja di pasar menjadi pelayan toko sembako dan kuli cuci. Apa Ibu ada kenalan yang butuh jasa cuci?" sahut Carin cepat dan tak malu mengakui pekerjaan yang pernah dia lakukan. Emira terhenyak. Matanya beralih menatap Gaston yang mengulas senyum tipis. Dia tak menyangka jika gadis secantik Carin bekerja seperti itu.

"Apa kau tak ingin pulang ke rumah? Suami dan keluarga pasti mengkhawatirkanmu, Nak," ucap Emira pelan dan berharap Carin tak tersinggung.

Carin bergeming. Seketika dia tersadar jika telah menjadi seorang istri dan durhaka karena meninggalkan suaminya saat malam pertama. Perlahan kepala dia tertunduk dan mendapati sebuah cincin melingkar di jari manisnya. Dia mengelus lembut dan terasa sesak di dadanya mengingat semua perbuatan yang dia lakukan.

"Mereka akan baik-baik saja tanpaku, Bu," ucap Carin memamerkan gigi putihnya.

Baik Gaston maupun Emira tak mampu menimpali lagi ketika Carin selalu menjawab seperti itu. Hingga saat ini, Carin tak pernah menceritakan apa yang menimpanya, kecuali dia mengaku jika kabur dari suami tanpa membeberkan alasannya.

"Carin ke kamar sebentar, ya, Bu!" kata Carin tersenyum dan beranjak pergi meninggalkan keduanya yang dilanda penasaran. Mata Gaston menatap kepergian Carin hingga hilang dibalik pintu dan menghela nafas.

"Sepertinya ada yang tak beres," ucap Gaston pelan.

"Mama pikir juga begitu, tapi apa?" timpal Emira yang kebingungan dan dibalas gelengan kepala oleh Gaston.

Setibanya di kamar, Carin menutup dan mengunci pintu kamar yang sudah hampir dua bulan dia tempati. Tubuhnya luluh ke lantai di balik pintu. Dia menekuk kedua kaki dan memeluknya erat. Tak berapa lama, tetes demi tetes air mata membasahi pipinya. Bibir tipis nan merah miliknya bergetar sambil menggumamkan sebuah nama.

"Kak Riri, maafkan aku, hiks … hiks … maaf!" ucapnya lirih.

Matanya menatap sebuah cincin yang melingkar manis di jarinya dan tak pernah dia lepaskan. Semenit kemudian, dia menyembunyikan wajahnya di antara dua lutut dengan bahu yang terus bergetar karena tangisan.

****

Di kantor, Satria menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Bangun pagi dan pulang sore, bahkan malam hari, lalu tidur. Begitu seterusnya. Bukan dia melupakan tentang Carin, dia masih terus mencari keberadaannya hingga kini. Orang suruhan yang ditugaskan mencari Carin masih belum menemukan jejak dan membuat dia kesal. Tanpa sadar, Satria yang dikenal pendiam berubah menjadi sedikit tempramen. Tak jarang dia memarahi karyawan hanya karena kesalahan kecil. Faro yang melihat perubahan itu hanya menarik nafas panjang dan ikut menutup telinga ketika mendengar Satria sedang unjuk gigi.

"Buat ulang laporannya dan keluar!" ucap Satria kencang untuk mengusir seorang karyawan pria dari bagian Accounting.

Dengan cepat, pria itu mengambil berkas yang sudah dilempar Satria hingga jatuh ke lantai dan menuju pintu untuk segera pergi dari singa yang sedang ujuk taring. Faro yang sedang berjalan menuju ruangan Satria terkejut ketika melihat seorang karyawan keluar ruangan dengan wajah pucat dan memanggilnya.

"Ada apa, Wan?" tanya Faro pada Iwan yang lesu.

"Habis kena semprot Pak Boss," sahutnya pelan.

"Kamu buat salah?" lanjut Faro.

"Saya salah ketik laporan, Pak. Harusnya di akhir kalimat ditutup tanda titik, tapi saya malah ketik tanda koma," terang Iwan membeberkan kesalahannya.

'Glekk'

"Begitu doang?" tanya Faro lagi. Iwan mengangguk lemah dan dibalas gelengan kepala oleh Faro yang menatap nanar pintu ruangan Satria.

"Ya sudah. Kamu perbaiki cepat dan jangan diambil hati. Maklum saja, Boss kita lagi stress berat karena istrinya belum ditemukan hingga saat ini," ucap Faro sambil mendaratkan tangan di bahu Iwan agar dia tak sakit hati akan ucapan kasar yang Satria layangkan.

"Saya mengerti, Pak. Saya perbaiki dulu laporannya," sahut Iwan dan bergegas menuju meja kerjanya.

Faro melangkahkan kaki menuju ruangan Satria dan tanpa ragu membuka pintu tanpa mengetuk. Terlihat Satria menatap padanya yang baru saja membuka pintu dan membuang pandangan pada layar komputer setelah tahu siapa yang datang. Faro mendekat dan berdiri di depan meja, tapi diacuhkan oleh Satria yang sibuk menatap layar tanpa menggerakkan jarinya pada keyboard.

"Sepertinya lo harus ke rumah sakit memeriksakan kesehatan, terutama bagian otak, Sat!" kata Faro tak perduli Satria tersinggung atau tidak.

"Lo pikir gue gila?"sahutnya cepat.

"Yang ke rumah sakit bukan hanya orang gila, Sat. Kayaknya lo depresi berat karena sering marah tak jelas," papar Faro dengan suara tenangnya.

"Gimana gak gak marah. Sejak kapan akhir kalimat pakai tanda koma?" oceh Satria mulai naik darah.

"Lo bisa sampaikan dengan cara baik-baik tanpa membentak. Macam kantor kebobolan uang 100 milyar saja," sindir Faro menyunggingkan senyum. Satria bergeming. Dia malas meladeni ocehan Faro yang datang di saat tak tepat, terutama hatinya yang tengah gundah.

"Sudah ada kabar tentang Carin, belum?" tanya Faro mengalihkan topik.

"Belum. Mama nangis terus di rumah dan minta menantunya cepat dibawa pulang. Gue bingung harus cari ke mana lagi," terang Satria dengan suara pelannya.

"Mungkin Carin sudah mati, Sat," kata Faro tanpa sadar dalam gumamannya.

"BANGSAT LO!"

Bab terkait

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 8 Amarah Satria

    'Bugh bugh bugh'Suara pukulan bertubi terdengar dari ruangan Satria. Dua pria yang baru saja sampai di depan pintu dengan cepat masuk dan terkejut saat melihat Satria sedang memukul seorang pria yang tak lain adalah Faro dengan bantal sofa, lalu menarik kerah bajunya sambil melotot."Carin masih hidup. Jangan bicara sembarangan, anjing!" kata Satria dengan suara menggeram tak terima dengan ucapan Faro."Woy woy woy … ada apa ini buset?" cicit Gofar sambil berjalan cepat menghampiri mereka."Lepasin, Sat. Faro mati gak lucu!" kata Garren merayu Satria dan meraih tangannya agar melepas cekalan pada kerah baju Faro.'Uhuk uhuk uhuk'Terdengar suara batuk dari Faro yang langsung duduk di sofa sambil meregangkan dasi yang mencekik lehernya. Gofar datang membawa dua botol air mineral dan memberikan sebotol untuk Faro yang langsung diraihnya. Sedangkan Garren membawa Satria duduk ke sofa dan berseberangan dengan Faro yang

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 9 Mirip Ibu

    Carin tengah memotong sayuran di dapur sambil bernyanyi pelan. Emira yang sedang menumis nampak tersenyum melihat Carin yang amat riang seolah tak ada beban. Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore dan sebentar lagi Gaston akan pulang dari kantornya."Eh, kayaknya itu mobil Bapak, deh!" ucap Carin yang menghentikan nyanyian tak jelasnya."Siapa lagi yang datang kalau bukan juragan di rumah ini yang cepat pulang karena tak sabar ingin makan masakan kamu, Nak!" sahut Emira mengulas senyum dengan tangan yang sedang mengaduk tumisan yang hampir matang."Ah, Ibu. Bisa saja goda Carin!" cicitnya malu karena tahu jika Gaston sangat suka masakannya.Emira hanya tertawa melihat rona merah di pipi Carin yang tak suka memakai make up. Dengan cepat Carin mempercepat pekerjaannya dan tak melanjutkan nyanyiannya. Sedangkan Emira menuju pintu depan untuk menyambut Gaston."Mana Carin, Ma?" tanya Gaston yang belum mendapati keberadaan Carin."Ada sedang masak," jawabnya cep

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Prolog

    Sebut saja nama dia Satria, nama lengkapnya Satria Fernandez. Usianya sudah menginjak 30 tahun, tepatnya dua bulan lagi dari sekarang. Tinggi badan 185 cm dengan berat ideal tentunya. Memiliki paras bule dan tubuh ideal tak selalu membanggakan. Bahkan, Satria tak pernah diteriaki oleh para wanita karena wajahnya justru terlihat menyeramkan akibat ditumbuhi bulu lebat yang menyatu dari ujung ke ujung. Hal itu membuat dia aman dari gangguan makhluk Tuhan yang bernama wanita.Saat ini, dia disibukkan dengan perusahaan keluarga yang diwariskan turun temurun dari kakeknya yang berdarah Italia. Satria dikenal sebagai pengusaha jenius dan ramah, tapi di balik keramahannya tersimpan karakter lain yang menjunjung tinggi slogan "Disenggol Bacok" dan sudah dipahami oleh keluarga serta orang-orang yang berhubungan dengannya. Selain itu, dia masih saja enggan menikah dan tak ada pula wanita yang minat dengan dia karena parasnya tersebut.Suatu hari, ibunda tercinta tiba-tiba jatuh

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 1 Mendadak Nikah

    "SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA, CARINA EBRAHIM BINTI FULAN DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI."Sebuah untaian kata sakral yang berisi janji seorang pria di depan penghulu, wali nikah, dan saksi serta diridhoi Tuhan menggema begitu jelas di sebuah ruangan besar yang dihiasi dengan pernak-pernik pernikahan serta didominasi warna putih. Tak lama berselang setelah kalimat itu terucap, diikuti suara tegas yang membuat semua orang merasa kelegaan sejak beberapa saat lalu nampak tegang, terutama wajah seorang wanita dan pria baya yang duduk tak jauh dari kedua mempelai."SAH!"Sebuah suara yang mengucapkan satu kata terdengar diikuti untaian doa pengantin cukup panjang dan diaminkan oleh semua yang hadir. Setelah doa selesai, wajah sang pengantin pria menoleh pada gadis yang duduk di sampingnya dan menunduk. Mendapati gadis yang telah dia nikahi tak menatapnya, pria itu menarik nafas berat dan berpaling pada dua orang tua yang tengah menatapnya ta

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 2 Salak Kembar Yang Malang

    "Den, Mamang pergi dulu, ya. Selamat atas pernikahannya dan selamat berwikwik ria. Semoga gawangnya bisa ditembus dalam sekali tendangan pinalti, ya, hehehe …," ucap Salim gamblang diiringi kekehen genit. Satria menatap tajam dan hanya mampu menghela nafas berat. Ingin sekali dia menendang bokong Salim, tapi diurungkan karena dia lebih tua dan harus menghormatinya."Doakan saja semoga tak meleset, Mang!" sahut Satria memutar bola matanya malas. Terdengar kekehan Salim kembali mendengar jawaban yang Satria berikan. Bukannya segera melajukan mobil, justru dia kembali berucap."Biar gak meleset, pakai senter, Den, supaya gawangnya kelihatan," kata Salim berkata dengan suara dipelankan dan membuat Satria melotot."Mending cepat pergi, deh, Mang, sebelum aku tendang beneran bokong montok Mamang itu!" sahut Satria yang sudah tak tahan akan ocehan Salim yang sudah melenceng ke mana-mana.Dengan senyum masih terukir, Salim melajukan mobil perlahan meningga

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 3 Mirip Genderuwo

    "APA? CARIN KABUR?"Satria memejamkan mata akibat teriakan Cynthia yang tengah berdiri dari duduknya setelah dia mengatakan apa yang terjadi. Matanya yang memiliki kelopak besar semakin membulat dan tajam menatap Satria yang duduk lesu di sofa. Cynthia berkacah pinggang menatap tak percaya apa yang baru didengarnya."Apa yang kamu lakukan sampai Carin kabur, huh?" tanya Cynthia dengan suara kencangnya."Satria tak lakukan apa pun, Ma. Tepatnya belum mau ngapa-ngapain!" sahut Satria jujur menatap Cynthia yang masih berdiri berkacah pinggang."Mana mungkin belum kamu apa-apain. Dia sudah jadi istrimu. Oh, jangan-jangan kamu main kasar, ya? Ayo ngaku!" oceh Cynthia menyudutkan Satria yang melotot."Astaga, Ma. Satria belum keluarin jurus apa pun. Gimana mau main kasar, colek sedikit saja belum. Yang ada dia sudah main kasar dengan Satria!" kata Satria membela diri."Maksudnya?" tanya Cynthia cepat dan penasaran. Satria menatap bergantian orang

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 4 Antara Semvak atau Kutang

    Malam hujan telah berganti pagi. Seorang pria tengah terlentang di sofa panjang dengan kaki menggantung karena panjang sofa tak mencukupi panjang tubuhnya. Matanya terbuka dan mengedip lambat menatap langit-langit ruangan tersebut. Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki dan terkejut dengan apa yang dia lihat."Loh, kamu sudah bangun?" tanya Cynthia yang masih mengenakan piyama panjang."Satria belum tidur dan tak bisa tidur. Matanya melotot terus macam ada tusuk gigi menancap," jawabnya pelan."Mama pikir kamu kembali ke villa dan malah tidur di sini!" oceh Cynthia yang duduk di sofa."Malas sendirian di sana, Ma," sahutnya pelan. Cynthia menghela nafas dan bangun dari duduknya memandang Satria yang kembali menatap langit-langit."Mending masuk kamar sana dan istirahat, atau mau Mama buatkan kopi?" tawar Cynthia padanya."Kopi saja, Ma."Cynthia beranjak menuju dapur membuat tiga cangkir kopi. Tak butuh waktu lama, aroma kopi me

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 5 Terbaring Di Rumah Sakit

    'Plakk'Pukulan kuat mendarat sempurna di kepala Gofar yang dilayangkan oleh Garren akibat kesal padanya. Dengan wajah tak berdosa, Gofar mengelus kepalanya yang sakit dan berkerut kening tak merasa ada salah dengan ucapannya."Kenapa jadi mukul, sih? Gue tanya betulan juga!" cicit Gofar menggerutu."Lagian otak lo gak jauh-jauh dari onderdil wanita terus. Heran banget dengan isi kepala lo!" geram Garren menatap kesal pada Gofar yang cekikikan."Ya iyalah, Reng. Secara si Bangsat lagi malam pertama, dia pasti lagi party di kamar berdua sama Carin. Pastilah semvak atau kutangnya kabur ke mana-mana akibat dijambret si Bangsat. Iyakan?" ucap Gofar masih pada keyakinannya."Harusnya begitu, tapi yang kabur di sini Carin. Carin kabur meninggalkan Satria yang seharusnya lagi wikwik dia sampai pagi, begok!" ujar Garren menjelaskan dengan suara lambat agar dicerna dengan baik oleh otak satu ons milik Gofar.Terlihat kening Gofar se

Bab terbaru

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 9 Mirip Ibu

    Carin tengah memotong sayuran di dapur sambil bernyanyi pelan. Emira yang sedang menumis nampak tersenyum melihat Carin yang amat riang seolah tak ada beban. Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore dan sebentar lagi Gaston akan pulang dari kantornya."Eh, kayaknya itu mobil Bapak, deh!" ucap Carin yang menghentikan nyanyian tak jelasnya."Siapa lagi yang datang kalau bukan juragan di rumah ini yang cepat pulang karena tak sabar ingin makan masakan kamu, Nak!" sahut Emira mengulas senyum dengan tangan yang sedang mengaduk tumisan yang hampir matang."Ah, Ibu. Bisa saja goda Carin!" cicitnya malu karena tahu jika Gaston sangat suka masakannya.Emira hanya tertawa melihat rona merah di pipi Carin yang tak suka memakai make up. Dengan cepat Carin mempercepat pekerjaannya dan tak melanjutkan nyanyiannya. Sedangkan Emira menuju pintu depan untuk menyambut Gaston."Mana Carin, Ma?" tanya Gaston yang belum mendapati keberadaan Carin."Ada sedang masak," jawabnya cep

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 8 Amarah Satria

    'Bugh bugh bugh'Suara pukulan bertubi terdengar dari ruangan Satria. Dua pria yang baru saja sampai di depan pintu dengan cepat masuk dan terkejut saat melihat Satria sedang memukul seorang pria yang tak lain adalah Faro dengan bantal sofa, lalu menarik kerah bajunya sambil melotot."Carin masih hidup. Jangan bicara sembarangan, anjing!" kata Satria dengan suara menggeram tak terima dengan ucapan Faro."Woy woy woy … ada apa ini buset?" cicit Gofar sambil berjalan cepat menghampiri mereka."Lepasin, Sat. Faro mati gak lucu!" kata Garren merayu Satria dan meraih tangannya agar melepas cekalan pada kerah baju Faro.'Uhuk uhuk uhuk'Terdengar suara batuk dari Faro yang langsung duduk di sofa sambil meregangkan dasi yang mencekik lehernya. Gofar datang membawa dua botol air mineral dan memberikan sebotol untuk Faro yang langsung diraihnya. Sedangkan Garren membawa Satria duduk ke sofa dan berseberangan dengan Faro yang

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 7 Carin Sudah Mati

    Seorang wanita muda tengah duduk di sebuah kursi kayu yang ada di teras belakang rumah dengan design minimalis. Tangannya sedang memegang sebuah koran yang menampilkan artikel tentang lowongan pekerjaan."Kenapa syaratnya sarjana semua, sih! Belum coba sudah patah duluan. Lama-lama aku ganti nama juga, nih, jadi Sarjana, biar bisa diterima kerja kalau begini," ocehnya sambil membolak-balik koran di tangan.Tak berapa lama, seorang pria menghampiri dan tersenyum mendengar ucapannya barusan. Tak sadar akan kedatangannya, pria itu langsung duduk di depannya dan membuat dia terhenyak."Pak!""Lagi baca apa, sih? Kok ngomel-ngomel sendiri?" tanya Gaston menatap lembut padanya."Carin kesel lihat lowongan kerja di koran. Semua syarat harus sarjana, tak ada yang lulusan SMA," sahutnya dengan bibir mengerucut. Gaston tersenyum melihat Carin yang sedang marah pada koran."Kamu ingin kerja, Nak?" tanya Gaston memastikan."Iya, Pak. Aku ingin ca

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 6 Hilang Bagai Ditelan Bumi

    Satria sudah mendatangi kantor polisi setempat ditemani oleh Faro. Selama satu jam, Satria memberi keterangan secara rinci mengenai kaburnya Carin dari villa serta menyerahkan sebuah foto di mana dia dan Carin masih mengenakan gaun pengantin. Saat ini, Satria dan Faro sedang menuju tempat di mana dia mendengar kabar jika Carin sering datang ke taman setiap minggu untuk berjualan kue yang dia buat. Namun, tak ada sosok Carin di sana. Di panti juga tak ada tanda-tanda dia datang ke sana karena semua penghuni panti ada di villa dan menyisakan Pak Komar yang berjaga."Pergi ke mana gadis itu?" gerutu Satria memijat pelipisnya.Faro menatap Satria yang kebingungan. Dia tentu mengerti apa yang tengah dirasakan Satria saat ini, meskipun dia tak kenal dengan Carin yang telah sah menjadi istrinya."Gue yakin, dia belum pergi jauh. Pasti dia sedang sembunyi dan sedang menertawakan lo karena pusing mencarinya," ucap Faro berujung candaan."Setan lo! Bisa-bisanya ber

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 5 Terbaring Di Rumah Sakit

    'Plakk'Pukulan kuat mendarat sempurna di kepala Gofar yang dilayangkan oleh Garren akibat kesal padanya. Dengan wajah tak berdosa, Gofar mengelus kepalanya yang sakit dan berkerut kening tak merasa ada salah dengan ucapannya."Kenapa jadi mukul, sih? Gue tanya betulan juga!" cicit Gofar menggerutu."Lagian otak lo gak jauh-jauh dari onderdil wanita terus. Heran banget dengan isi kepala lo!" geram Garren menatap kesal pada Gofar yang cekikikan."Ya iyalah, Reng. Secara si Bangsat lagi malam pertama, dia pasti lagi party di kamar berdua sama Carin. Pastilah semvak atau kutangnya kabur ke mana-mana akibat dijambret si Bangsat. Iyakan?" ucap Gofar masih pada keyakinannya."Harusnya begitu, tapi yang kabur di sini Carin. Carin kabur meninggalkan Satria yang seharusnya lagi wikwik dia sampai pagi, begok!" ujar Garren menjelaskan dengan suara lambat agar dicerna dengan baik oleh otak satu ons milik Gofar.Terlihat kening Gofar se

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 4 Antara Semvak atau Kutang

    Malam hujan telah berganti pagi. Seorang pria tengah terlentang di sofa panjang dengan kaki menggantung karena panjang sofa tak mencukupi panjang tubuhnya. Matanya terbuka dan mengedip lambat menatap langit-langit ruangan tersebut. Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki dan terkejut dengan apa yang dia lihat."Loh, kamu sudah bangun?" tanya Cynthia yang masih mengenakan piyama panjang."Satria belum tidur dan tak bisa tidur. Matanya melotot terus macam ada tusuk gigi menancap," jawabnya pelan."Mama pikir kamu kembali ke villa dan malah tidur di sini!" oceh Cynthia yang duduk di sofa."Malas sendirian di sana, Ma," sahutnya pelan. Cynthia menghela nafas dan bangun dari duduknya memandang Satria yang kembali menatap langit-langit."Mending masuk kamar sana dan istirahat, atau mau Mama buatkan kopi?" tawar Cynthia padanya."Kopi saja, Ma."Cynthia beranjak menuju dapur membuat tiga cangkir kopi. Tak butuh waktu lama, aroma kopi me

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 3 Mirip Genderuwo

    "APA? CARIN KABUR?"Satria memejamkan mata akibat teriakan Cynthia yang tengah berdiri dari duduknya setelah dia mengatakan apa yang terjadi. Matanya yang memiliki kelopak besar semakin membulat dan tajam menatap Satria yang duduk lesu di sofa. Cynthia berkacah pinggang menatap tak percaya apa yang baru didengarnya."Apa yang kamu lakukan sampai Carin kabur, huh?" tanya Cynthia dengan suara kencangnya."Satria tak lakukan apa pun, Ma. Tepatnya belum mau ngapa-ngapain!" sahut Satria jujur menatap Cynthia yang masih berdiri berkacah pinggang."Mana mungkin belum kamu apa-apain. Dia sudah jadi istrimu. Oh, jangan-jangan kamu main kasar, ya? Ayo ngaku!" oceh Cynthia menyudutkan Satria yang melotot."Astaga, Ma. Satria belum keluarin jurus apa pun. Gimana mau main kasar, colek sedikit saja belum. Yang ada dia sudah main kasar dengan Satria!" kata Satria membela diri."Maksudnya?" tanya Cynthia cepat dan penasaran. Satria menatap bergantian orang

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 2 Salak Kembar Yang Malang

    "Den, Mamang pergi dulu, ya. Selamat atas pernikahannya dan selamat berwikwik ria. Semoga gawangnya bisa ditembus dalam sekali tendangan pinalti, ya, hehehe …," ucap Salim gamblang diiringi kekehen genit. Satria menatap tajam dan hanya mampu menghela nafas berat. Ingin sekali dia menendang bokong Salim, tapi diurungkan karena dia lebih tua dan harus menghormatinya."Doakan saja semoga tak meleset, Mang!" sahut Satria memutar bola matanya malas. Terdengar kekehan Salim kembali mendengar jawaban yang Satria berikan. Bukannya segera melajukan mobil, justru dia kembali berucap."Biar gak meleset, pakai senter, Den, supaya gawangnya kelihatan," kata Salim berkata dengan suara dipelankan dan membuat Satria melotot."Mending cepat pergi, deh, Mang, sebelum aku tendang beneran bokong montok Mamang itu!" sahut Satria yang sudah tak tahan akan ocehan Salim yang sudah melenceng ke mana-mana.Dengan senyum masih terukir, Salim melajukan mobil perlahan meningga

  • ISTRI CANTIK YANG DURHAKA   Bab 1 Mendadak Nikah

    "SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA, CARINA EBRAHIM BINTI FULAN DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI."Sebuah untaian kata sakral yang berisi janji seorang pria di depan penghulu, wali nikah, dan saksi serta diridhoi Tuhan menggema begitu jelas di sebuah ruangan besar yang dihiasi dengan pernak-pernik pernikahan serta didominasi warna putih. Tak lama berselang setelah kalimat itu terucap, diikuti suara tegas yang membuat semua orang merasa kelegaan sejak beberapa saat lalu nampak tegang, terutama wajah seorang wanita dan pria baya yang duduk tak jauh dari kedua mempelai."SAH!"Sebuah suara yang mengucapkan satu kata terdengar diikuti untaian doa pengantin cukup panjang dan diaminkan oleh semua yang hadir. Setelah doa selesai, wajah sang pengantin pria menoleh pada gadis yang duduk di sampingnya dan menunduk. Mendapati gadis yang telah dia nikahi tak menatapnya, pria itu menarik nafas berat dan berpaling pada dua orang tua yang tengah menatapnya ta

DMCA.com Protection Status