Share

Umpan

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di sebuah cafe yang tenang dan sepi, Harsha memilih untuk duduk di ruangan indoor karena ia tak betah terlalu lama berada di ruang terbuka yang panas. Selain karena belakangan ini ia mudah gerah, Harsha ingin lebih fokus mengobrol dengan seseorang yang sudah ia ajak bertemu sejak semalam.

"Tolong ajak Bela bertemu di luar agar aku bisa pulang ke mansion dan mengecek sesuatu. Tahan dia selama mungkin sampai aku menghubungimu kalo sudah mendapatkan apa yang aku butuhkan."

Permintaan Ron kemarin siang kembali terngiang ketika Harsha tengah melamun memandangi langit di luar jendela. Demi Ron, Harsha rela menepikan egonya untuk menemui Bela, karena hanya ini yang bisa ia lakukan untuk membantu suaminya itu mendapatkan bukti yang ia butuhkan.

Setengah jam menunggu, akhirnya Bela datang dan beringsut duduk setelah menyapa Harsha. Penampilannya masih sangat anggun seperti biasanya, bahkan style rambutnya tetap cetar meskipun hari sudah beranjak sore.

"Bagaimana kabarmu, Harsha? Lama kita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Lebih dari Sekedar Hancur

    "Tuan, apa kamu baik-baik saja?" Harsha memandangi sosok sang suami yang tak banyak bicara sejak pulang dengan membawa paspor milik Bela. Ron lebih banyak menghela napas tanpa mengucapkan sepatah kata pun selama di meja makan hingga berakhir duduk santai di sofa ruang tengah. "Tuan, katakan sesuatu. Jangan membuatku takut!" rengek Harsha cemas seraya menarik lengan Ron yang terkulai lemah. Harsha belum pernah bepergian ke luar negeri, ia tak paham bagaimana paspor itu bisa membuat Ron jadi linglung begini. Sejak berkata jujur tentang Bela, hal inilah yang paling Harsha takutkan. Ia khawatir pada kondisi kejiwaan Ron yang pasti akan sangat terguncang. "Harsha." Hanya sepatah kata itu yang sanggup Ron ucapkan, karena setelah itu ia malah menangis sesenggukan. Ini kali pertama Harsha melihat Ron yang begitu lemah dan rapuh. Dengan ragu, Harsha meraih Ron ke dalam dekapannya dan menepuk punggung bidang itu dengan lembut.Ron bukan hanya hancur, ia lebih dari itu setelah mengetahui p

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Kamu Harus Datang

    "Apa maksudmu tidak mau datang ke acara itu?" Pagi-pagi sekali, Ron sudah dibuat berang oleh Harsha yang menolak untuk hadir di acara ulang tahun perusahaan suaminya sekaligus ulang tahun mertuanya. Alasannya sangat klise, Harsha tidak mau membuat Bela marah. "Aku cuma...""Kamu harus datang! Tidak boleh menolak," tegas Ron bersungguh-sungguh. Sambil menghela napasnya singkat, Harsha kembali melahap sarapannya yang sudah tersaji di meja. Ia hanya tak mau melihat Ron bermesraan dengan Bela di sana, rasanya pasti akan sangat aneh dan... sedikit menyakiti hatinya. "Nanti aku akan meminta Vick untuk menjemput MUA yang terakhir kali meriasmu di acara wisuda. Aku juga akan meminta mami mengantarmu ke butik langganan mami agar kalian bisa mencari gaun pesta." Ron mengucapkan perintah itu seakan-akan Harsha pasti menurut dan patuh. "Aku nggak mau, Tuan. Kenapa sih maksa banget!" Harsha mulai merengut kesal. "Mending aku di rumah aja daripada lihat kalian mesra-mesraan!" Ron mengernyit.

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jebakan Kamar Mandi

    "Ini vitamin stamina, kamu taburkan di makanan atau minuman yang akan dilahap sama Ronney. Kalo dia sudah makan vitamin ini, Ronney pasti akan cepet tidur dan istirahat. Kalo tidurnya pulas, besoknya mood Ronney pasti akan bagus. Dan kalo moodnya bagus, kamu pasti mudah merayu dia untuk pakai gaun yang sudah Mami pilihkan untuk kamu!" Harsha memperhatikan Ron yang melangkah masuk ke kamarnya dengan wajah penuh amarah. Bagus apanya! Ron malah gampang emosi setelah menelan vitamin yang Harsha taburkan di nasi dan minumannya. Dia malah jadi sangat sensitif dan gampang tersinggung. "Bik, minta tolong beresin saja mejanya ya. Saya mau istirahat." Harsha bangkit perlahan seraya menenteng gelasnya ke dalam kamar dan memberi perintah pada bik Sumi yang kebetulan berpapasan dengannya. "Baik, Nyonya." Bik Sumi membungkuk patuh dan berlalu dari hadapan majikannya. Di dalam kamar, Harsha mengamati pantulan tubuhnya di depan cermin dengan tatapan risih. Sesekali, ia menghela napas panjang samb

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Pesta Ulang Tahun Perusahaan

    Ron terbangun ketika kepalanya tiba-tiba terantuk pinggiran bathtub yang terbuat dari porselen. Seluruh sendi di tubuhnya masih terasa lemas, bahkan Ron tak sanggup membuka mata seandainya ia tak menyadari ada selimut yang menutupi tubuhnya. Pasti Harsha yang telah menyelimutinya ketika Ron sudah terlelap. Karena tidur dengan posisi yang tidak nyaman, Ron merasa seluruh tulang belulangnya terasa kaku. Sambil meregangkan badan, ia pun bangkit dan meraih selimut itu untuk menutupi tubuhnya. Ron keluar dari kamar mandi dan memungut satu persatu pakaiannya yang tercecer di lantai lalu mengenakannya. Suasana hatinya masih buruk, Ron bahkan tak sekalipun menoleh pada Harsha yang terlelap pulas di atas ranjang itu. Setelah semua pakaiannya terpakai, Ron keluar sambil menenteng selimut yang semalam ia gunakan, lalu melemparnya ke tempat sampah. Ron masih murka atas penolakan Harsha yang telah melukai harga dirinya. Dan masih jadi misteri, siapa yang telah memberinya obat perangsang itu hing

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Doa Tulus Untuk Cucuku

    "Pertama-tama, saya mengucapkan terimakasih banyak kepada segenap tamu undangan yang sudah merelakan waktunya untuk hadir di acara tahunan yang memang selalu kami rayakan ini. Terima kasih banyak atas doa-doanya untuk saya, putra saya dan perusahaan kami yang kebetulan juga lahir dan pertama kali berjalan di tanggal ini." Alexander mencermati setiap tamu yang duduk di barisan depan sampai ke belakang dengan sendu. "Hanya sedikit doa yang saya panjatkan dengan sungguh-sungguh di tahun ini. Doa untuk putra saya yang akan meneruskan bisnis ini, yang nantinya juga akan diturunkan kepada anak cucunya. Semoga putra semata wayang saya, Ron Kyle Birnandi menjadi suami dan ayah yang bertanggungjawab, menjadi pemimpin yang tegas. Dan semoga usia saya panjang agar saya bisa bermain bersama cucu-cucu kami nanti!" "Aamiin." Teriakan serempak dari seluruh tamu undangan, menanggapi doa tulus yang diucapkan oleh Alexander.Disaat yang lainnya tersenyum bahagia, Bela justru tak bisa menyembunyikan k

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Dicuekin

    [Pengkhianatan Bela memang membuat aku sakit hati, tapi penolakanmu semalam jauh lebih menyakitkan.] Harsha mematut layar ponselnya dengan tatapan nanar. Pesan yang baru saja ia baca dalam hati, rupanya langsung membuat hatinya berduka. Ada sejumput rasa sesal yang mendera, dan Harsha tahu ia sudah sangat berdosa karena telah menolak untuk melayani Ron. Padahal, Harsha juga turut andil membuat Ron terangsang malam itu. "Maaf, Tuan," gumam Harsha lirih seraya memandang teras rumahnya dengan perasaan hampa. Seharian, Harsha jadi sering melamun dan murung. Bik Sumi bahkan sampai harus menepuk lengan majikannya itu, karena Harsha malah asyik termenung di taman belakang ketika MUA sudah datang untuk meriasnya di sore hari. "Kandungannya sudah berapa bulan, Kak?" Perias itu memperhatikan perut Harsha yang membuncit dengan gemas. "Lucu banget ihhh, kaya ngeliat anak gadis hamil!" "Usia saya sudah 20 tahun, Kak. Bukan anak gadis lagi!" kelit Harsha terkekeh. "Ini sudah mau masuk 6 bulan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Salah Sangka

    "Huaaah, segarnyaaaa!" Harsha merentangkan tangan selebar mungkin, membiarkan angin malam menyapa dan mengurai helaian rambut keritingnya. Beruntung Harsha memilih pergi ke rooftop, pemandangan malam dari atas sini sangatlah indah. "Apa enaknya duduk di dalam sana! Mendingan di sini lihat lampu-lampu!" gumam Harsha dengan tangan yang masih terentang bebas. Angin yang berhembus kian kencang, membuat Harsha semakin tertawa riang kala rambutnya ikut beterbangan. Sejenak, ia lupa bila sedang hamil dan bukan lagi bocah yang kegirangan bermain-main dengan tiupan angin. Sudah lama sekali Harsha tak menikmati waktu dan bersenang-senang sendirian. Ketika tak lagi terasa angin berhembus, Harsha mulai merasakan udara yang hangat meraba kulitnya yang tengah berpegangan erat pada besi pembatas loteng. Dalam heningnya malam, perlahan Harsha pun memejamkan mata dan menikmati setiap hembusan napas yang keluar dari hidungnya. Sangat tenang, sangat mendamaikan, dan ---"Apa yang kamu lakukan!?" B

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jangan Sentuh Milikku!!

    Sudah bukan rahasia umum jika ego pria akan terusik jika seseorang yang ia miliki dan cintai diganggu atau didekati oleh orang lain. Begitu pun dengan Ron Kyle. Melihat Harsha di dalam lift kapsul itu tertawa lepas bersama pria lain --yang ia curigai sebagai perebut istri pertamanya, Ron meradang. Menunggu lift lainnya turun bukanlah ide bagus karena Ron bisa saja kehilangan jejak Harsha, jadi, dia memutuskan membuntuti istri keduanya itu dengan menaiki tangga. Cukup gila mengingat jumlah lantai di hotel ini bukan hanya tiga atau empat, melainkan lima belas! Dan Ron menaiki tiga anak tangga sekaligus tanpa jeda. Amarah membuat Ron tak lagi peduli pada energinya yang sudah mulai terkuras di lantai ke lima. Dan, ia terus memantau pergerakan lift itu dari jauh. Beruntungnya, lift di hotel ini tembus pandang, jadi Ron bisa mengawasi gerak-gerik Harsha yang kini nampak mengobrol serius dengan Victor setelah sebelumnya mereka tertawa bersama. "Awas saja kamu, Harsha!" kecam Ron seraya te

Bab terbaru

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Liburan

    "Berlibur?" Ron mengernyit heran setelah mendengar permintaan Harsha yang tak biasa sore ini. Ia baru saja menyerahkan sebotol stok Asi untuk bayinya ke ruang NICU, dan Harsha mendadak mengajaknya liburan seakan mereka tak direpotkan oleh seorang bayi yang sedang berjuang untuk tetap hidup. "Iya. Liburan. Kapan terakhir kamu liburan?" Harsha bangkit dan menggandeng lengan suaminya yang masih mematung di samping pintu. Ron menerawang sejenak, alisnya terangkat untuk mencoba mengingat-ingat kapan terakhir kali ia pergi berlibur. Sepertinya sudah sangat lama, hingga Ron lupa kapan persisnya. "Entahlah, aku lupa.""Kalo begitu ayo kita pergi liburan!" putus Harsha riang tanpa beban. "Lalu Brisya? Kamu akan meninggalkannya di sini?" Ron memandang istrinya dengan heran. "Bagaimana bisa kita bersenang-senang sementara anak kita sedang berjuang di dalam sana, Harsha?" "Kita hanya pergi dua hari, bukan pergi selamanya! Jangan berlebihan." Harsha meninggikan suaranya karena tersinggung d

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jenuh

    Ron akhirnya menyerah pada keangkuhannya. Ia setuju pada ide nama yang diberikan oleh Harsha untuk putri mereka. Ron menekan egonya demi kebaikan. Ia ingin menjadi ayah dan suami yang sempurna untuk keluarga kecilnya yang baru. Ron berharap bisa mengimbangi kebaikan dan ketulusan Harsha pelan-pelan. "Brisya Nora Birnandi." Ron tersenyum ketika membaca nama bayi kecilnya yang kini terpampang di papan kecil --yang ditempel di inkubator. Sejak seminggu yang lalu, papan nama itu sudah tertempel di situ. Kini, hanya tinggal dua bayi yang masih dirawat di ruangan steril dengan berbagai macam alat bantu kesehatan itu. "Selamat pagi, Pak." Lamunan Ron seketika itu buyar setelah mendengar suara sapaan khas yang selalu menyapanya di jam sembilan pagi. Ron menarik napasnya singkat sebelum akhirnya berbalik badan. "Selamat pagi, Vick. Apa ada berita terbaru hari ini?" tanya Ron seraya berlalu dari jendela NICU dan beringsut duduk di kursi besi di dekat sana. Vick membuntutinya di

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Istri Luar Biasa

    Bela sangat pencemburu. Dia tidak suka melihat Ron terlalu akrab dengan lawan jenis. Jangankan ketahuan mengobrol dengan perempuan, ketahuan melirik atau memperhatikan perempuan lain saja pasti jadi masalah besar bagi Bela. Itulah mengapa sejak menikah dengan Bela, Ron benar-benar memutuskan komunikasi dengan Kalina. Ia pun mengganti beberapa manajer perempuan di kantornya untuk meminimalisir pertemuan dengan mereka di saat meeting. Sejak menikah, Ron benar-benar menjaga hati dan dirinya hanya untuk Bela seorang. "Aku bertemu tante Brigitta kemarin di mall. Beliau sebenarnya sudah lupa denganku, katanya wajahku sudah banyak berubah. Benarkah begitu, Ron? Apakah aku tampak lebih muda dari usiaku?" Kalina terkekeh sembari menyentuh pipinya yang memerah. Harsha dan Ron hanya saling melirik dengan keki ketika melihat gelagat Kalina yang tersipu setelah memuji dirinya sendiri. "Jadi kamu bertemu mami?" "Nah, iya! Beliau cerita kalo istrimu baru melahirkan. Makanya akhirnya aku datan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jangan Samakan Aku dengan Dia

    Sudah hampir satu jam berlalu sejak Ron kembali ke kamar VVIP yang ditempati Harsha, tetapi pria itu tak sekalipun membuka mulut atau sekedar memperhatikan sang istri yang sedang memompa ASI. Biasanya, Ron akan duduk dengan wajah berbinar dan menemani Harsha, setiap kali melihat wanita muda melakukan rutinitas pumping untuk bayi mereka. Setiap tetes air susu untuk putri mereka yang sedang berjuang di ruang NICU itu, selalu membuat Ron takjub. Walaupun sesekali, Ron akan menggoda Brisya dengan sesekali memberikan belaian lembut di gundukan menggiurkan itu.Namun, sudah satu jam berlalu dan Ron masih betah memandangi layar laptopnya tanpa sekalipun terdistraksi oleh gerak-gerik Harsha. Entah mengapa moodnya memburuk pasca bertemu Victor. "Kamu marah sama aku?" Suara lembut itu membuat jemari Ron membeku diatas keyboard laptopnya. Ia melirik sekilas ke arah Harsha yang sedang duduk di sebelah jendela, memompa asi sambil menikmati pemandangan adalah kegiatan favoritnya. "Tidak." Ron m

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Dia Menghilang

    "Jadi dia belum ditangkap?" Ron menggretakan giginya dengan keras. "Lalu apa kerjaan polisi-polisi itu semingguan ini, huh!?" "Maaf, Pak. Tapi keberadaan nyonya Bela benar-benar tidak bisa di lacak. Nomornya tidak aktif sejak kejadian itu dan posisi terakhirnya tak memberikan petunjuk apapun," terang Vick dengan serius. "Di mana posisi terakhirnya?" "Di supermarket, Pak. Saya sudah mengecek CCTV di sana tapi sayangnya koneksi internet pada hari itu jelek, sehingga kualitas gambarnya buruk dan menyusahkan tim kepolisian mencermati setiap pengunjung di sana," jelas Vick sembari mengangsurkan ponselnya, yang sedang memutar video copy CCTV di supermarket itu. "Sialan!" maki Ron sembari mengepalkan tangan. "Selama dia belum ditemukan, keselamatan bayiku dan Harsha sedang terancam." Ron terkesiap setelah ia mengucapkan kalimatnya barusan. Ia baru ingat, tadi dia meninggalkan Harsha bersama Victor yang notebene adalah kekasih Bela. "Vick, apa kamu sudah mengecek kediaman Mr. Simon?" Ro

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Bros Keramat

    Sudah seminggu sejak Harsha melahirkan, hanya dua kali ia diijinkan melihat dan menggendong bayinya di ruang NICU. Bukan tanpa alasan, semua demi menjaga kestabilan emosi Harsha yang selalu goyah tiap kali usai menjenguk putri kecilnya. Melihat selang kecil di mulut mungilnya, juga selang ventilator yang tak pernah lepas membantu pernafasannya, selalu membuat tangis Harsha pecah detik itu juga. Akhirnya, dokter hanya mengijinkan Harsha melihat dari jauh tanpa boleh mendekat agar kondisi psikisnya terjaga. Meskipun berat, tapi perlahan-lahan Harsha mulai menerima keadaan bayinya yang bermasalah dengan kesehatannya. Ia mulai sanggup mengelola emosinya, menata hatinya, menguatkan batinnya. Bersama Ron, suaminya, Harsha belajar untuk ikhlas pada takdir mereka. Sebenarnya, Harsha sudah diperbolehkan pulang tiga hari pasca cesar, hanya saja ia tak ingin jauh-jauh dari bayinya, alhasil Ron akhirnya menyewa dan menganggap rumah sakit itu selayaknya hotel. Mereka berdua selalu mengunjungi b

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Anakku yang Malang

    Dingin. Aroma obat yang sangat menyengat menguar dan terhirup oleh indra penciuman Harsha yang baru saja membuka mata. Efek obat bius itu secara perlahan mulai mereda dan membuat kesadarannya kembali. Dengan gerakan lemah, Harsha meraba perutnya yang telah rata. Jadi, bayinya sudah lahir? "Kamu sudah bangun?" Suara berat nan serak itu membuat Harsha menoleh ke sisi kanan tubuhnya. Seorang pria tersenyum menatapnya. Ron Kyle. "Jam berapa sekarang? Di mana bayi kita?" Harsha memperhatikan seisi kamar berwarna biru muda yang menjadi ruangan VVIP tempatnya menginap. "Jam tujuh malam. Kamu baru jam tiga sore tadi dipindah dari ruang pemulihan. Kamu tidak ingat?" tanya Ron seraya bangkit dari sofa, mendekat ke ranjang istrinya lantas duduk di tepian ranjang itu. Masih dengan gerakan lemah, Harsha menggeleng. Ingatan terakhirnya adalah ketika dokter mulai menyuntikkan sesuatu ke selang infusnya, lalu setelah itu semuanya gelap dan Harsha tiba-tiba sudah berada di ruangan ini. "Yah, sa

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   My Beautiful Baby

    "Operasi berjalan lancar, dan istri anda masih harus dipantau selama dua jam ke depan di ruang pemulihan, Pak." Dokter Eka melipat masker yang sejak tadi menutupi wajahnya dan memandang Ron dengan tatapan tak terbaca. "La-lalu bayi kami?" "Tim Neonatologist sedang berupaya keras untuk memeriksa kondisi bayi anda. Saat ini bayi anda sudah dibawa ke NICU.""Bayi saya pasti sehat 'kan, Dokter?" Ron menghadang langkah dokter Eka yang hendak berlalu. "Tolong selamatkan bayi saya, Dokter! Saya akan bayar berapapun asal bayi saya mendapatkan perawatan yang terbaik!" "Ronney." Brigitta menarik lengan putranya agar tidak menghalangi dokter Eka yang hendak kembali ke ruangannya. "Kita akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Kami akan terus update perkembangan ibu dan bayi. Do'akan saja yang terbaik." Dokter Eka menepuk pundak Ron Kyle untuk berbagi kekuatan pada pria itu, sebelum akhirnya berpamitan untuk kembali ke ruangan prakteknya. "Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri seandainy

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Titik Terendah II

    Setelah mengurusi beberapa keperluan Harsha terkait administrasi, Ron akhirnya diperbolehkan mengunjungi istrinya itu di ruang UGD. Sembari menunggu jam operasi, Ron ingin menemani Harsha meskipun hanya sebentar. "Aku takut," rengek Harsha di antara isak tangisnya yang pecah ketika melihat Ron datang. "Bagaimana kalo aku mati? Bagaimana kalo bayinya nggak bisa diselamatkan?""Sttt, jangan bicara seperti itu. Kamu dan bayi kita pasti akan baik-baik saja. Dokter Eka adalah dokter terbaik di kota ini," hibur Ron sembari menggenggam erat jemari Harsha yang dingin. "Sebentar lagi kita bisa bertemu bayi kita, anak kita." Ron mengusap kening wanita yang sangat ia cintai itu dengan lembut dan melayangkan ciuman di sana. "Kalo aku mati, apa kamu akan menikah lagi?" tanya Harsha masih dengan linangan air mata itu. Ron tergemap, ia menarik kepalanya dari kening Harsha dan menatap sang istri dengan heran."Kamu akan baik-baik saja, Harsha. Kamu tidak akan mati.""Tapi rasanya pasti sakit bange

DMCA.com Protection Status