Share

Dicuekin

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

[Pengkhianatan Bela memang membuat aku sakit hati, tapi penolakanmu semalam jauh lebih menyakitkan.]

Harsha mematut layar ponselnya dengan tatapan nanar. Pesan yang baru saja ia baca dalam hati, rupanya langsung membuat hatinya berduka. Ada sejumput rasa sesal yang mendera, dan Harsha tahu ia sudah sangat berdosa karena telah menolak untuk melayani Ron. Padahal, Harsha juga turut andil membuat Ron terangsang malam itu.

"Maaf, Tuan," gumam Harsha lirih seraya memandang teras rumahnya dengan perasaan hampa.

Seharian, Harsha jadi sering melamun dan murung. Bik Sumi bahkan sampai harus menepuk lengan majikannya itu, karena Harsha malah asyik termenung di taman belakang ketika MUA sudah datang untuk meriasnya di sore hari.

"Kandungannya sudah berapa bulan, Kak?" Perias itu memperhatikan perut Harsha yang membuncit dengan gemas. "Lucu banget ihhh, kaya ngeliat anak gadis hamil!"

"Usia saya sudah 20 tahun, Kak. Bukan anak gadis lagi!" kelit Harsha terkekeh. "Ini sudah mau masuk 6 bulan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Salah Sangka

    "Huaaah, segarnyaaaa!" Harsha merentangkan tangan selebar mungkin, membiarkan angin malam menyapa dan mengurai helaian rambut keritingnya. Beruntung Harsha memilih pergi ke rooftop, pemandangan malam dari atas sini sangatlah indah. "Apa enaknya duduk di dalam sana! Mendingan di sini lihat lampu-lampu!" gumam Harsha dengan tangan yang masih terentang bebas. Angin yang berhembus kian kencang, membuat Harsha semakin tertawa riang kala rambutnya ikut beterbangan. Sejenak, ia lupa bila sedang hamil dan bukan lagi bocah yang kegirangan bermain-main dengan tiupan angin. Sudah lama sekali Harsha tak menikmati waktu dan bersenang-senang sendirian. Ketika tak lagi terasa angin berhembus, Harsha mulai merasakan udara yang hangat meraba kulitnya yang tengah berpegangan erat pada besi pembatas loteng. Dalam heningnya malam, perlahan Harsha pun memejamkan mata dan menikmati setiap hembusan napas yang keluar dari hidungnya. Sangat tenang, sangat mendamaikan, dan ---"Apa yang kamu lakukan!?" B

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jangan Sentuh Milikku!!

    Sudah bukan rahasia umum jika ego pria akan terusik jika seseorang yang ia miliki dan cintai diganggu atau didekati oleh orang lain. Begitu pun dengan Ron Kyle. Melihat Harsha di dalam lift kapsul itu tertawa lepas bersama pria lain --yang ia curigai sebagai perebut istri pertamanya, Ron meradang. Menunggu lift lainnya turun bukanlah ide bagus karena Ron bisa saja kehilangan jejak Harsha, jadi, dia memutuskan membuntuti istri keduanya itu dengan menaiki tangga. Cukup gila mengingat jumlah lantai di hotel ini bukan hanya tiga atau empat, melainkan lima belas! Dan Ron menaiki tiga anak tangga sekaligus tanpa jeda. Amarah membuat Ron tak lagi peduli pada energinya yang sudah mulai terkuras di lantai ke lima. Dan, ia terus memantau pergerakan lift itu dari jauh. Beruntungnya, lift di hotel ini tembus pandang, jadi Ron bisa mengawasi gerak-gerik Harsha yang kini nampak mengobrol serius dengan Victor setelah sebelumnya mereka tertawa bersama. "Awas saja kamu, Harsha!" kecam Ron seraya te

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Kamu Milikku!

    "Kembalilah ke dalam, Vick." Ron memandang tajam ke arah sang sekretaris yang menghadang langkahnya. "Sampaikan pada orangtuaku kalo aku harus pulang lebih awal. Pastikan acara di dalam berjalan dengan lancar! Berikan kunci mobil padaku." Usai mengucapkan ultimatum itu dan menerima kunci mobilnya, Ron mendorong tubuh Vick agar menyingkir dan kembali menyeret Harsha. Ia tak peduli meskipun beberapa pasang mata memandang kepadanya dengan penasaran. Ron juga menulikan telinga dari rengekan Harsha yang terus memohon agar dilepaskan. Sampai di basemen, Ron memaksa Harsha untuk masuk ke dalam mobilnya. Ia memasangkan seatbelt, menutup pintu dengan kasar, lantas menguncinya agar Harsha tak kabur sementara Ron bergerak menuju kursi kemudi. Selayaknya tawanan, Ron tak akan membiarkan Harsha lolos kali ini. Kesalahannya sudah fatal di mata Ron yang tengah cemburu. Sesampainya di rumah, Ron yang semakin berang karena Harsha tak sekalipun mengajaknya bicara selama di perjalanan, lantas kembali

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Panggilan Sayang

    Terpaut usia 13 tahun, membuat Ron dan Harsha terlihat seperti om dan keponakan dibanding suami istri. Meskipun Ron masih terlihat tampan, tetapi guratan halus di sekitar dahi dan matanya tak bisa membohongi usia. Ron mulai merasa aneh dengan dirinya ketika tanpa sengaja melihat Harsha kecil telanjang dan pemandangan itu membuat rajawalinya menegang kaku. Padahal, Harsha hanyalah bocil normal yang tidak pernah mengenakan pakaian minim. Dan anehnya, Ron hanya bereaksi begitu ketika melihat Harsha. "Mungkin saat itu aku sudah menyukaimu, hanya saja aku tidak menyadarinya." Ron menerawang dengan tubuh polos Harsha yang kini berada di pelukannya. Setelah mendengar pengakuan mengharukan itu semalam, Harsha memberi lampu hijau pada Ron untuk bercumbu. Dan, untuk pertama kali sejak mereka menikah, ranjang di kamar Ron akhirnya menjadi saksi atas sepasang manusia yang bergulat dengan panas dan liar semalaman."Apa kamu ingat kenapa aku bersikeras memintamu menjadi satu-satunya Bridesmaids

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Baru Kehilangan

    Bila Ron dan Harsha menghabiskan malam mereka dengan bercumbu hingga dini hari, berbeda dengan Bela yang merasa dunianya mendadak hancur berantakan. Bela tak pernah menduga jika ia akan melihat Victor bertemu dengan Harsha dan menjadi akrab satu sama lain. "Apa saja yang kalian lakukan?" Bela menelisik ekspresi wajah Victor yang tetap terlihat tenang di sebelahnya. Keduanya kini berada di dalam mobil Victor karena Bela ingin bicara empat mata. Tadinya, Victor menolak dan hendak kembali ke dalam ballroom, tetapi bukan Bela namanya jika tak bisa memaksakan kehendak. "Tidak ada. Kami hanya mengobrol biasa." Victor mengetuk-ngetukkan kedua jari telunjuknya dengan santai. "Tadinya aku naik ke rooftop untuk menenangkan diri, tapi rupanya di sana juga ada dia.""Kalian mengobrol lama?" "Nope. Aku pikir tadinya dia hendak meloncat dari ketinggian, tapi aku salah sangka. Dia marah lalu turun, lalu aku menemukan bros dan memberikan bros itu pada staf OB hotel. Ternyata bros itu milik Hars

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Malapetaka

    "Ada apa? Siapa yang nelpon?" Harsha mengucek matanya yang masih mengantuk dengan lemas. Ron sudah turun dari ranjang ketika istrinya itu membuka mata. Dia menoleh sekilas ke arah Harsha sembari memasang celana boxer berwarna abu tua. "Bela. Dia ada di depan." Satu detik pertama, Harsha masih terdiam dengan tatapan kosong karena nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Dia mengawasi Ron yang terlihat kelimpungan mengenakan baju."Aku yakin dia sudah mendapat surat gugatan perceraian dari pengacaraku. Itulah kenapa dia nekat kemari." Ron berlalu ke kamar mandi dengan tergesa-gesa untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi. Harsha mendelik kali ini. Sangat lebar hingga rasanya bola matanya hendak meloncat keluar. "Jadi nyonya Bela di depan!?" ulangnya baru paham dan Ron mengangguk dari dalam kamar mandi. "Gawat! Gimana kalo dia tahu kita tidur sekamar! Aduh, gimana ini!" Harsha buru- buru turun dengan panik, lantas memunguti underwear-nya yang berceceran di lantai.Dari wastafel dengan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Titik Terendah

    Pertikaian dan penyiksaan Bela pada Harsha terjadi tanpa jeda. Beruntung Bik Sum dan Pak Udin cepat tanggap membantu Ron menahan Bela dan menjauhkannya dari Harsha yang sudah bersimpuh tak berdaya. Ron sendiri tak sanggup mengatasi Bela yang seperti kerasukan setan, tenaganya seakan bertambah puluhan kali lipat disaat sedang dikuasai amarah. "Hentikan, Bela! Cukup!!" teriak Ron seraya mencekal lengan Bela yang terus memberontak. Dengan napas terengah-engah, Bela menatap Harsha dengan nanar. "Wanita jalang! Aku akan membuatmu menyesal sudah berani berurusan denganku! Camkan itu, Harsha!" "Cukup, Bela!" Ron mengeratkan cengkeramannya. "Sebelum kamu berhasil menyentuh Harsha, aku akan lebih dulu menjebloskan kamu ke penjara!" ancam Ron tegas. Sementara keduanya masih beradu mulut, Harsha yang sedang dibantu oleh Bik Sumi untuk kembali ke dalam kamarnya, merasakan kedua pahanya semakin basah oleh cairan yang mengalir dari kemaluannya. Kepalanya terasa sakit oleh bekas jambakan yang d

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Titik Terendah II

    Setelah mengurusi beberapa keperluan Harsha terkait administrasi, Ron akhirnya diperbolehkan mengunjungi istrinya itu di ruang UGD. Sembari menunggu jam operasi, Ron ingin menemani Harsha meskipun hanya sebentar. "Aku takut," rengek Harsha di antara isak tangisnya yang pecah ketika melihat Ron datang. "Bagaimana kalo aku mati? Bagaimana kalo bayinya nggak bisa diselamatkan?""Sttt, jangan bicara seperti itu. Kamu dan bayi kita pasti akan baik-baik saja. Dokter Eka adalah dokter terbaik di kota ini," hibur Ron sembari menggenggam erat jemari Harsha yang dingin. "Sebentar lagi kita bisa bertemu bayi kita, anak kita." Ron mengusap kening wanita yang sangat ia cintai itu dengan lembut dan melayangkan ciuman di sana. "Kalo aku mati, apa kamu akan menikah lagi?" tanya Harsha masih dengan linangan air mata itu. Ron tergemap, ia menarik kepalanya dari kening Harsha dan menatap sang istri dengan heran."Kamu akan baik-baik saja, Harsha. Kamu tidak akan mati.""Tapi rasanya pasti sakit bange

Bab terbaru

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Liburan

    "Berlibur?" Ron mengernyit heran setelah mendengar permintaan Harsha yang tak biasa sore ini. Ia baru saja menyerahkan sebotol stok Asi untuk bayinya ke ruang NICU, dan Harsha mendadak mengajaknya liburan seakan mereka tak direpotkan oleh seorang bayi yang sedang berjuang untuk tetap hidup. "Iya. Liburan. Kapan terakhir kamu liburan?" Harsha bangkit dan menggandeng lengan suaminya yang masih mematung di samping pintu. Ron menerawang sejenak, alisnya terangkat untuk mencoba mengingat-ingat kapan terakhir kali ia pergi berlibur. Sepertinya sudah sangat lama, hingga Ron lupa kapan persisnya. "Entahlah, aku lupa.""Kalo begitu ayo kita pergi liburan!" putus Harsha riang tanpa beban. "Lalu Brisya? Kamu akan meninggalkannya di sini?" Ron memandang istrinya dengan heran. "Bagaimana bisa kita bersenang-senang sementara anak kita sedang berjuang di dalam sana, Harsha?" "Kita hanya pergi dua hari, bukan pergi selamanya! Jangan berlebihan." Harsha meninggikan suaranya karena tersinggung d

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jenuh

    Ron akhirnya menyerah pada keangkuhannya. Ia setuju pada ide nama yang diberikan oleh Harsha untuk putri mereka. Ron menekan egonya demi kebaikan. Ia ingin menjadi ayah dan suami yang sempurna untuk keluarga kecilnya yang baru. Ron berharap bisa mengimbangi kebaikan dan ketulusan Harsha pelan-pelan. "Brisya Nora Birnandi." Ron tersenyum ketika membaca nama bayi kecilnya yang kini terpampang di papan kecil --yang ditempel di inkubator. Sejak seminggu yang lalu, papan nama itu sudah tertempel di situ. Kini, hanya tinggal dua bayi yang masih dirawat di ruangan steril dengan berbagai macam alat bantu kesehatan itu. "Selamat pagi, Pak." Lamunan Ron seketika itu buyar setelah mendengar suara sapaan khas yang selalu menyapanya di jam sembilan pagi. Ron menarik napasnya singkat sebelum akhirnya berbalik badan. "Selamat pagi, Vick. Apa ada berita terbaru hari ini?" tanya Ron seraya berlalu dari jendela NICU dan beringsut duduk di kursi besi di dekat sana. Vick membuntutinya di

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Istri Luar Biasa

    Bela sangat pencemburu. Dia tidak suka melihat Ron terlalu akrab dengan lawan jenis. Jangankan ketahuan mengobrol dengan perempuan, ketahuan melirik atau memperhatikan perempuan lain saja pasti jadi masalah besar bagi Bela. Itulah mengapa sejak menikah dengan Bela, Ron benar-benar memutuskan komunikasi dengan Kalina. Ia pun mengganti beberapa manajer perempuan di kantornya untuk meminimalisir pertemuan dengan mereka di saat meeting. Sejak menikah, Ron benar-benar menjaga hati dan dirinya hanya untuk Bela seorang. "Aku bertemu tante Brigitta kemarin di mall. Beliau sebenarnya sudah lupa denganku, katanya wajahku sudah banyak berubah. Benarkah begitu, Ron? Apakah aku tampak lebih muda dari usiaku?" Kalina terkekeh sembari menyentuh pipinya yang memerah. Harsha dan Ron hanya saling melirik dengan keki ketika melihat gelagat Kalina yang tersipu setelah memuji dirinya sendiri. "Jadi kamu bertemu mami?" "Nah, iya! Beliau cerita kalo istrimu baru melahirkan. Makanya akhirnya aku datan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jangan Samakan Aku dengan Dia

    Sudah hampir satu jam berlalu sejak Ron kembali ke kamar VVIP yang ditempati Harsha, tetapi pria itu tak sekalipun membuka mulut atau sekedar memperhatikan sang istri yang sedang memompa ASI. Biasanya, Ron akan duduk dengan wajah berbinar dan menemani Harsha, setiap kali melihat wanita muda melakukan rutinitas pumping untuk bayi mereka. Setiap tetes air susu untuk putri mereka yang sedang berjuang di ruang NICU itu, selalu membuat Ron takjub. Walaupun sesekali, Ron akan menggoda Brisya dengan sesekali memberikan belaian lembut di gundukan menggiurkan itu.Namun, sudah satu jam berlalu dan Ron masih betah memandangi layar laptopnya tanpa sekalipun terdistraksi oleh gerak-gerik Harsha. Entah mengapa moodnya memburuk pasca bertemu Victor. "Kamu marah sama aku?" Suara lembut itu membuat jemari Ron membeku diatas keyboard laptopnya. Ia melirik sekilas ke arah Harsha yang sedang duduk di sebelah jendela, memompa asi sambil menikmati pemandangan adalah kegiatan favoritnya. "Tidak." Ron m

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Dia Menghilang

    "Jadi dia belum ditangkap?" Ron menggretakan giginya dengan keras. "Lalu apa kerjaan polisi-polisi itu semingguan ini, huh!?" "Maaf, Pak. Tapi keberadaan nyonya Bela benar-benar tidak bisa di lacak. Nomornya tidak aktif sejak kejadian itu dan posisi terakhirnya tak memberikan petunjuk apapun," terang Vick dengan serius. "Di mana posisi terakhirnya?" "Di supermarket, Pak. Saya sudah mengecek CCTV di sana tapi sayangnya koneksi internet pada hari itu jelek, sehingga kualitas gambarnya buruk dan menyusahkan tim kepolisian mencermati setiap pengunjung di sana," jelas Vick sembari mengangsurkan ponselnya, yang sedang memutar video copy CCTV di supermarket itu. "Sialan!" maki Ron sembari mengepalkan tangan. "Selama dia belum ditemukan, keselamatan bayiku dan Harsha sedang terancam." Ron terkesiap setelah ia mengucapkan kalimatnya barusan. Ia baru ingat, tadi dia meninggalkan Harsha bersama Victor yang notebene adalah kekasih Bela. "Vick, apa kamu sudah mengecek kediaman Mr. Simon?" Ro

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Bros Keramat

    Sudah seminggu sejak Harsha melahirkan, hanya dua kali ia diijinkan melihat dan menggendong bayinya di ruang NICU. Bukan tanpa alasan, semua demi menjaga kestabilan emosi Harsha yang selalu goyah tiap kali usai menjenguk putri kecilnya. Melihat selang kecil di mulut mungilnya, juga selang ventilator yang tak pernah lepas membantu pernafasannya, selalu membuat tangis Harsha pecah detik itu juga. Akhirnya, dokter hanya mengijinkan Harsha melihat dari jauh tanpa boleh mendekat agar kondisi psikisnya terjaga. Meskipun berat, tapi perlahan-lahan Harsha mulai menerima keadaan bayinya yang bermasalah dengan kesehatannya. Ia mulai sanggup mengelola emosinya, menata hatinya, menguatkan batinnya. Bersama Ron, suaminya, Harsha belajar untuk ikhlas pada takdir mereka. Sebenarnya, Harsha sudah diperbolehkan pulang tiga hari pasca cesar, hanya saja ia tak ingin jauh-jauh dari bayinya, alhasil Ron akhirnya menyewa dan menganggap rumah sakit itu selayaknya hotel. Mereka berdua selalu mengunjungi b

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Anakku yang Malang

    Dingin. Aroma obat yang sangat menyengat menguar dan terhirup oleh indra penciuman Harsha yang baru saja membuka mata. Efek obat bius itu secara perlahan mulai mereda dan membuat kesadarannya kembali. Dengan gerakan lemah, Harsha meraba perutnya yang telah rata. Jadi, bayinya sudah lahir? "Kamu sudah bangun?" Suara berat nan serak itu membuat Harsha menoleh ke sisi kanan tubuhnya. Seorang pria tersenyum menatapnya. Ron Kyle. "Jam berapa sekarang? Di mana bayi kita?" Harsha memperhatikan seisi kamar berwarna biru muda yang menjadi ruangan VVIP tempatnya menginap. "Jam tujuh malam. Kamu baru jam tiga sore tadi dipindah dari ruang pemulihan. Kamu tidak ingat?" tanya Ron seraya bangkit dari sofa, mendekat ke ranjang istrinya lantas duduk di tepian ranjang itu. Masih dengan gerakan lemah, Harsha menggeleng. Ingatan terakhirnya adalah ketika dokter mulai menyuntikkan sesuatu ke selang infusnya, lalu setelah itu semuanya gelap dan Harsha tiba-tiba sudah berada di ruangan ini. "Yah, sa

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   My Beautiful Baby

    "Operasi berjalan lancar, dan istri anda masih harus dipantau selama dua jam ke depan di ruang pemulihan, Pak." Dokter Eka melipat masker yang sejak tadi menutupi wajahnya dan memandang Ron dengan tatapan tak terbaca. "La-lalu bayi kami?" "Tim Neonatologist sedang berupaya keras untuk memeriksa kondisi bayi anda. Saat ini bayi anda sudah dibawa ke NICU.""Bayi saya pasti sehat 'kan, Dokter?" Ron menghadang langkah dokter Eka yang hendak berlalu. "Tolong selamatkan bayi saya, Dokter! Saya akan bayar berapapun asal bayi saya mendapatkan perawatan yang terbaik!" "Ronney." Brigitta menarik lengan putranya agar tidak menghalangi dokter Eka yang hendak kembali ke ruangannya. "Kita akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Kami akan terus update perkembangan ibu dan bayi. Do'akan saja yang terbaik." Dokter Eka menepuk pundak Ron Kyle untuk berbagi kekuatan pada pria itu, sebelum akhirnya berpamitan untuk kembali ke ruangan prakteknya. "Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri seandainy

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Titik Terendah II

    Setelah mengurusi beberapa keperluan Harsha terkait administrasi, Ron akhirnya diperbolehkan mengunjungi istrinya itu di ruang UGD. Sembari menunggu jam operasi, Ron ingin menemani Harsha meskipun hanya sebentar. "Aku takut," rengek Harsha di antara isak tangisnya yang pecah ketika melihat Ron datang. "Bagaimana kalo aku mati? Bagaimana kalo bayinya nggak bisa diselamatkan?""Sttt, jangan bicara seperti itu. Kamu dan bayi kita pasti akan baik-baik saja. Dokter Eka adalah dokter terbaik di kota ini," hibur Ron sembari menggenggam erat jemari Harsha yang dingin. "Sebentar lagi kita bisa bertemu bayi kita, anak kita." Ron mengusap kening wanita yang sangat ia cintai itu dengan lembut dan melayangkan ciuman di sana. "Kalo aku mati, apa kamu akan menikah lagi?" tanya Harsha masih dengan linangan air mata itu. Ron tergemap, ia menarik kepalanya dari kening Harsha dan menatap sang istri dengan heran."Kamu akan baik-baik saja, Harsha. Kamu tidak akan mati.""Tapi rasanya pasti sakit bange

DMCA.com Protection Status