Share

Malapetaka

"Ada apa? Siapa yang nelpon?" Harsha mengucek matanya yang masih mengantuk dengan lemas.

Ron sudah turun dari ranjang ketika istrinya itu membuka mata. Dia menoleh sekilas ke arah Harsha sembari memasang celana boxer berwarna abu tua.

"Bela. Dia ada di depan."

Satu detik pertama, Harsha masih terdiam dengan tatapan kosong karena nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Dia mengawasi Ron yang terlihat kelimpungan mengenakan baju.

"Aku yakin dia sudah mendapat surat gugatan perceraian dari pengacaraku. Itulah kenapa dia nekat kemari." Ron berlalu ke kamar mandi dengan tergesa-gesa untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi.

Harsha mendelik kali ini. Sangat lebar hingga rasanya bola matanya hendak meloncat keluar.

"Jadi nyonya Bela di depan!?" ulangnya baru paham dan Ron mengangguk dari dalam kamar mandi. "Gawat! Gimana kalo dia tahu kita tidur sekamar! Aduh, gimana ini!" Harsha buru- buru turun dengan panik, lantas memunguti underwear-nya yang berceceran di lantai.

Dari wastafel dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status