Share

Hukuman, Lagi.

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tuan mau menginap di sini?" Harsha terbelalak ketika Ron dengan cueknya melangkah menuju kamar kosong di sebelah kamar Harsha.

"Memangnya tidak boleh?" sahut Ron acuh sambil tetap melenggang memasuki kamar yang sama luasnya dengan kamar milik istri keduanya.

Pertanyaan itu membuat Harsha sontak menggaruk keningnya dengan ragu, mau bagaimanapun rumah ini adalah rumah pemberian Ron. Status Harsha hanya sebagai pemilik sementara.

"Bukan nggak boleh, tapi gimana kalo nyonya Bela marah?"

"Tidak akan." Ron menyalakan sakelar lampu dan kamar pun terang benderang seketika. "Biarkan aku menginap di sini malam ini."

"Terus besok ngantornya gimana? Tuan, kan, nggak bawa baju!?"

"Vick akan membawakannya untukku," sahut Ron singkat.

Ketika langkah pria itu terhenti, Harsha serta merta membentur punggung bidang itu karena jaraknya terlalu dekat membuntuti Ron. Dengan gugup, Harsha buru-buru mundur dan menjaga jarak.

"Boleh aku tanya satu hal?" tanya Ron ragu ketika dilihatnya gerak-gerik Har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Hukuman Maut

    "Nyonya?" Entah sudah berapa kali bik Sumi memanggil sang majikan, tetapi perempuan muda itu masih saja mematung dengan pandangan kosong ke arah air mancur kecil di taman. "Nyonya?" Sekali lagi bik Sumi memanggil, tapi kali ini dengan sedikit menyentuh pundak Harsha. Ketika akhirnya perempuan itu tersentak dan bergerak dengan gelisah, bik Sumi pun reflek mundur menjauh. Setelah kesadarannya utuh kembali dan menyadari jika seseorang sedang berdiri di sebelahnya, Harsha pun menoleh dengan bingung. "Ngapain Bibik di sini?" tanyanya heran. "Anu, barusan Tuan telepon." Bik Sumi menyodorkan ponsel milik Harsha yang sudah dalam keadaan mati. "Tuan panik takut Nyonya kabur!" Kabur? Harsha mendengus cepat. Perlahan tangannya bergerak menyentuh bibirnya yang kembali basah oleh saliva-nya sendiri. Teringat jelas momen beberapa saat lalu yang terjadi. .."Baiklah, aku akan menghukummu!" Seakan mendengar vonis mati dari hakim agung, Harsha perlahan bergerak mundur dengan takut. Apalagi,

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   The Day

    Hari yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Sejak subuh, Harsha sudah di dirias oleh tim Make up Artis dari Studio yang tempo hari ia kunjungi. Harsha tak suka make up yang terlalu tebal, ia request agar hasil akhirnya nanti tak terlalu merubah wajah aslinya. Jika Harsha sedang berkutat dengan bedak dan lipstik, lain pula dengan Ron yang menghabiskan paginya dengan bersantai di taman sambil minum secangkir kopi. Hari libur adalah anugerah baginya. "Bik, tolong bawakan sarapan Harsha ke kamarnya. Dia tidak akan sempat sarapan kalo tidak dipaksa."Perintah Ron pada seorang pelayan yang sedang menyapu taman. Dengan patuh, pelayan itu meletakkan sapu di tangannya dan bergegas masuk ke dalam rumah untuk memberi tahu bik Sumi. Saat sedang terbuai dalam lamunan, Ron tiba-tiba teringat pada istrinya yang saat ini masih berada di Italia. Jika sesuai jadwal, maka Bela akan pulang pada hari Rabu pekan depan. Itu berarti Ron harus berhadapan lagi dengan sikap konservatif istrinya yang tak pandan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Telah Terbiasa Bersamamu

    Matahari yang perlahan merangkak turun ke peraduannya, membuat suasana di sore itu semakin syahdu. Langit perlahan berubah jingga, menyelimuti bumi yang bersiap untuk mengendurkan aktifitasnya. Di taman, di kursi kayu yang menghadap ke kolam air mancur kecil, Harsha duduk santai sembari menggeser layar ponselnya perlahan. Ia sedang mengamati kembali foto-foto wisudanya yang berlangsung tadi pagi. Momen ketika Ron dan Devan berebut untuk berfoto bersama Harsha membuat tawa perempuan muda itu kembali mencuat. Di sebelahnya, Ron melirik dengan penasaran. "Kamu pasti menertawakan kejadian tadi siang!" gerutu Ron dongkol. Saking serunya berebut foto, Vick --yang memegang kamera, akhirnya kesal sendiri dan mengajak Harsha pergi tanpa mempedulikan dua pria yang masih saja berdebat itu. Baik Ron dan Devan tak sadar jika perempuan yang mereka perebutkan malah asyik berfoto dengan jajaran dekan dan dosen."Awas saja besok. Aku akan menghukum Vick!" "Ck, bukannya aku sudah bilang kalo nggak

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Kembali ke Neraka

    "Fiuh!" Ron menghela napas panjang ketika kaca jendela mobilnya telah menutup dengan sempurna. Ia baru saja melambaikan tangan pada perempuan muda yang beberapa bulan terakhir seakan ditakdirkan untuk menjadi istrinya. Ron masih merasakan jantungnya berdegup kencang, bahkan semakin menggila dan sedikit nyeri ketika ia meninggalkan rumah itu beserta Harsha. Kejadian demi kejadian yang terjadi seminggu terakhir bersama istri mudanya itu, melintas dan menyunggingkan senyuman samar di wajah kaku Ron Kyle. Harusnya Ron menepati janjinya pada Bela untuk tidak tergoda pada Harsha, tetapi pada akhirnya Ron hanyalah manusia biasa. Meskipun ia masih bisa menjaga nafsu dan kemaluannya, tetapi Ron tak bisa mengelak jika hatinya mulai terbagi. Perasaan aneh ini membuatnya tak nyaman, Ron merasa berdosa sekaligus bahagia. "Pak." Ron tersentak dan kepalanya sontak menoleh pada seseorang yang sudah berdiri di sebelahnya. "Mr. Simon meminta pertemuannya di jadwalkan ulang. Apakah anda mau menemui

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Cemas Berlebihan

    "Halo?" sapa Harsha sekali lagi ketika si penelepon itu tak kunjung bersuara. Namun, hingga beberapa detik berlalu, tak ada siapapun yang menjawab sapaannya. Merasa dikerjai oleh seseorang, Harsha akhirnya memutuskan sambungan telepon itu dan memilih fokus pada kegiatannya beberapa saat lalu. Berbincang dengan Ron melalui pesan. [Kamu mau juga? Baiklah, aku akan meminta Vick memesankan makanan ini juga untukmu. Btw, bisakah kamu melambaikan tangan ke arah vas bunga di meja kabinet. Aku sedang mengawasimu dari sini.] Nah, kan! Harsha menarik napasnya panjang. Benar dugaannya jika Ron meletakkan CCTV di balik vas bunga itu. Entah secanggih apa kameranya sampai-sampai Harsha tak melihat penampakan benda apapun di sana selain seonggok vas dan beberapa tangkai bunga. Dengan ragu, meskipun merasa konyol, Harsha menuruti kemauan Ron dan melambaikan tangan seperti orang gila pada vas bunga itu. Setelahnya, ia membalas pesan Ron dan bertanya apakah pria itu juga meletakkan kamera di dalam

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Kamu Tahu Resikonya

    "Mbak Harsha?" "Suster silvy!" Secara reflek, Harsha bangkit dan berhambur memeluk suster baik hati yang telah banyak berjasa dalam membantunya menjaga Ranti semasa di rumah sakit. Menyadari jika ada yang membesar di bagian perut Harsha, suster muda itupun mengernyitkan kening. "Mbak Harsha hamil?" tanyanya dengan mata membeliak. Meskipun setelah ini Harsha yakin jika nama baiknya akan tercoreng, tetapi Harsha memilih untuk jujur dan menganggukkan kepalanya. "Iya. Saya hamil, Sus," jawabnya di iringi senyuman samar. "Suster kaget, ya?" "I-iya. Udah berapa bulan, Mbak?" "Mau masuk tiga bulan."Bibir Silvy reflek membulat sembari mengangguk. "Suster sendirian? Yuk, duduk dulu sini. Udah lama banget kita nggak ngobrol!" Harsha menawarkan bangku kosong di depannya agar Silvy mau duduk barang sebentar. Sekalian, dia ingin mengonfirmasi perihal gosip yang dulu sempat santer berhembus. Dengan patuh, Silvy menarik bangku itu dan meletakkan pantatnya dengan perlahan. Usai Harsha meme

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Luka yang Lebih Perih

    "Pak, anda tidak tidur?" Vick memandang bosnya dengan tatapan prihatin. Tadi, Ron tiba-tiba datang ke apartemennya dalam kondisi wajah penuh luka bekas cakaran. Vick lebih terkejut lagi ketika Ron melepas jas hitamnya, kemeja putih di balik jas mahal itu sudah koyak di beberapa bagian. Setelah membantu mengoleskan obat antiseptik dan salep, Vick pun membiarkan Ron meminjam pakaiannya untuk sementara waktu. Vick tak tahu, apa yang terjadi dengan bosnya sebelum pria itu memutuskan datang ke apartemennya. Ron tak sekalipun berbicara kecuali mengucapkan kata 'maaf sudah merepotkanmu' dan 'terimakasih'. Saat ini, jam sudah menunjuk angka sebelas malam, tetapi Ron masih belum jua bisa memejamkan mata barang sedetik. Ia memilih tidur di sofa ruang tamu karena apartemen Vick hanya memiliki satu kamar. Meskipun sekretarisnya itu sudah memaksa Ron untuk beristirahat di dalam kamar, tetapi Ron bersikeras menolak dan tak ingin semakin merepotkan sekretarisnya itu. Ketika Vick hendak mengamb

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jauh Lebih Perih

    Harsha termenung dengan pandangan kosong setelah Devan menjelaskan panjang lebar tentang segala resiko dan sanksi sosial yang akan ia dapatkan seandainya tetap bersikeras dengan perasaannya pada Ron Kyle. Harsha terlalu buta akan cinta, apalagi ini merupakan cinta pertamanya. Tak dipungkiri, ada rasa tak rela dan penyangkalan yang ingin ia sampaikan pada Devan, tetapi Harsha memilih untuk merendamnya sendiri. "Kamu perempuan cerdas, Sha. Masa gini aja kamu nggak bisa milih mana yang terbaik dan mana yang harus dibuang!" Devan menyesap teh tarik pesanannya dengan perlahan sembari memandang sahabatnya dengan iba. "Udahlah, jangan dipikirin! Sekarang kamu fokus aja dulu sama kandungan kamu, lahirin bayi itu dengan selamat dan segera pergi dari kota kecil ini!" "Apa aku bisa, Dev?""Bisa, Sha! Kamu pasti bisa. Kamu sudah pernah kehilangan seseorang yang sangat berarti di hidup kamu. Kehilangan Ron nggak akan sesakit itu, kok! Percaya deh!" Devan semakin berapi-api. "Apalagi kamu lulusan

Bab terbaru

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Liburan

    "Berlibur?" Ron mengernyit heran setelah mendengar permintaan Harsha yang tak biasa sore ini. Ia baru saja menyerahkan sebotol stok Asi untuk bayinya ke ruang NICU, dan Harsha mendadak mengajaknya liburan seakan mereka tak direpotkan oleh seorang bayi yang sedang berjuang untuk tetap hidup. "Iya. Liburan. Kapan terakhir kamu liburan?" Harsha bangkit dan menggandeng lengan suaminya yang masih mematung di samping pintu. Ron menerawang sejenak, alisnya terangkat untuk mencoba mengingat-ingat kapan terakhir kali ia pergi berlibur. Sepertinya sudah sangat lama, hingga Ron lupa kapan persisnya. "Entahlah, aku lupa.""Kalo begitu ayo kita pergi liburan!" putus Harsha riang tanpa beban. "Lalu Brisya? Kamu akan meninggalkannya di sini?" Ron memandang istrinya dengan heran. "Bagaimana bisa kita bersenang-senang sementara anak kita sedang berjuang di dalam sana, Harsha?" "Kita hanya pergi dua hari, bukan pergi selamanya! Jangan berlebihan." Harsha meninggikan suaranya karena tersinggung d

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jenuh

    Ron akhirnya menyerah pada keangkuhannya. Ia setuju pada ide nama yang diberikan oleh Harsha untuk putri mereka. Ron menekan egonya demi kebaikan. Ia ingin menjadi ayah dan suami yang sempurna untuk keluarga kecilnya yang baru. Ron berharap bisa mengimbangi kebaikan dan ketulusan Harsha pelan-pelan. "Brisya Nora Birnandi." Ron tersenyum ketika membaca nama bayi kecilnya yang kini terpampang di papan kecil --yang ditempel di inkubator. Sejak seminggu yang lalu, papan nama itu sudah tertempel di situ. Kini, hanya tinggal dua bayi yang masih dirawat di ruangan steril dengan berbagai macam alat bantu kesehatan itu. "Selamat pagi, Pak." Lamunan Ron seketika itu buyar setelah mendengar suara sapaan khas yang selalu menyapanya di jam sembilan pagi. Ron menarik napasnya singkat sebelum akhirnya berbalik badan. "Selamat pagi, Vick. Apa ada berita terbaru hari ini?" tanya Ron seraya berlalu dari jendela NICU dan beringsut duduk di kursi besi di dekat sana. Vick membuntutinya di

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Istri Luar Biasa

    Bela sangat pencemburu. Dia tidak suka melihat Ron terlalu akrab dengan lawan jenis. Jangankan ketahuan mengobrol dengan perempuan, ketahuan melirik atau memperhatikan perempuan lain saja pasti jadi masalah besar bagi Bela. Itulah mengapa sejak menikah dengan Bela, Ron benar-benar memutuskan komunikasi dengan Kalina. Ia pun mengganti beberapa manajer perempuan di kantornya untuk meminimalisir pertemuan dengan mereka di saat meeting. Sejak menikah, Ron benar-benar menjaga hati dan dirinya hanya untuk Bela seorang. "Aku bertemu tante Brigitta kemarin di mall. Beliau sebenarnya sudah lupa denganku, katanya wajahku sudah banyak berubah. Benarkah begitu, Ron? Apakah aku tampak lebih muda dari usiaku?" Kalina terkekeh sembari menyentuh pipinya yang memerah. Harsha dan Ron hanya saling melirik dengan keki ketika melihat gelagat Kalina yang tersipu setelah memuji dirinya sendiri. "Jadi kamu bertemu mami?" "Nah, iya! Beliau cerita kalo istrimu baru melahirkan. Makanya akhirnya aku datan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jangan Samakan Aku dengan Dia

    Sudah hampir satu jam berlalu sejak Ron kembali ke kamar VVIP yang ditempati Harsha, tetapi pria itu tak sekalipun membuka mulut atau sekedar memperhatikan sang istri yang sedang memompa ASI. Biasanya, Ron akan duduk dengan wajah berbinar dan menemani Harsha, setiap kali melihat wanita muda melakukan rutinitas pumping untuk bayi mereka. Setiap tetes air susu untuk putri mereka yang sedang berjuang di ruang NICU itu, selalu membuat Ron takjub. Walaupun sesekali, Ron akan menggoda Brisya dengan sesekali memberikan belaian lembut di gundukan menggiurkan itu.Namun, sudah satu jam berlalu dan Ron masih betah memandangi layar laptopnya tanpa sekalipun terdistraksi oleh gerak-gerik Harsha. Entah mengapa moodnya memburuk pasca bertemu Victor. "Kamu marah sama aku?" Suara lembut itu membuat jemari Ron membeku diatas keyboard laptopnya. Ia melirik sekilas ke arah Harsha yang sedang duduk di sebelah jendela, memompa asi sambil menikmati pemandangan adalah kegiatan favoritnya. "Tidak." Ron m

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Dia Menghilang

    "Jadi dia belum ditangkap?" Ron menggretakan giginya dengan keras. "Lalu apa kerjaan polisi-polisi itu semingguan ini, huh!?" "Maaf, Pak. Tapi keberadaan nyonya Bela benar-benar tidak bisa di lacak. Nomornya tidak aktif sejak kejadian itu dan posisi terakhirnya tak memberikan petunjuk apapun," terang Vick dengan serius. "Di mana posisi terakhirnya?" "Di supermarket, Pak. Saya sudah mengecek CCTV di sana tapi sayangnya koneksi internet pada hari itu jelek, sehingga kualitas gambarnya buruk dan menyusahkan tim kepolisian mencermati setiap pengunjung di sana," jelas Vick sembari mengangsurkan ponselnya, yang sedang memutar video copy CCTV di supermarket itu. "Sialan!" maki Ron sembari mengepalkan tangan. "Selama dia belum ditemukan, keselamatan bayiku dan Harsha sedang terancam." Ron terkesiap setelah ia mengucapkan kalimatnya barusan. Ia baru ingat, tadi dia meninggalkan Harsha bersama Victor yang notebene adalah kekasih Bela. "Vick, apa kamu sudah mengecek kediaman Mr. Simon?" Ro

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Bros Keramat

    Sudah seminggu sejak Harsha melahirkan, hanya dua kali ia diijinkan melihat dan menggendong bayinya di ruang NICU. Bukan tanpa alasan, semua demi menjaga kestabilan emosi Harsha yang selalu goyah tiap kali usai menjenguk putri kecilnya. Melihat selang kecil di mulut mungilnya, juga selang ventilator yang tak pernah lepas membantu pernafasannya, selalu membuat tangis Harsha pecah detik itu juga. Akhirnya, dokter hanya mengijinkan Harsha melihat dari jauh tanpa boleh mendekat agar kondisi psikisnya terjaga. Meskipun berat, tapi perlahan-lahan Harsha mulai menerima keadaan bayinya yang bermasalah dengan kesehatannya. Ia mulai sanggup mengelola emosinya, menata hatinya, menguatkan batinnya. Bersama Ron, suaminya, Harsha belajar untuk ikhlas pada takdir mereka. Sebenarnya, Harsha sudah diperbolehkan pulang tiga hari pasca cesar, hanya saja ia tak ingin jauh-jauh dari bayinya, alhasil Ron akhirnya menyewa dan menganggap rumah sakit itu selayaknya hotel. Mereka berdua selalu mengunjungi b

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Anakku yang Malang

    Dingin. Aroma obat yang sangat menyengat menguar dan terhirup oleh indra penciuman Harsha yang baru saja membuka mata. Efek obat bius itu secara perlahan mulai mereda dan membuat kesadarannya kembali. Dengan gerakan lemah, Harsha meraba perutnya yang telah rata. Jadi, bayinya sudah lahir? "Kamu sudah bangun?" Suara berat nan serak itu membuat Harsha menoleh ke sisi kanan tubuhnya. Seorang pria tersenyum menatapnya. Ron Kyle. "Jam berapa sekarang? Di mana bayi kita?" Harsha memperhatikan seisi kamar berwarna biru muda yang menjadi ruangan VVIP tempatnya menginap. "Jam tujuh malam. Kamu baru jam tiga sore tadi dipindah dari ruang pemulihan. Kamu tidak ingat?" tanya Ron seraya bangkit dari sofa, mendekat ke ranjang istrinya lantas duduk di tepian ranjang itu. Masih dengan gerakan lemah, Harsha menggeleng. Ingatan terakhirnya adalah ketika dokter mulai menyuntikkan sesuatu ke selang infusnya, lalu setelah itu semuanya gelap dan Harsha tiba-tiba sudah berada di ruangan ini. "Yah, sa

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   My Beautiful Baby

    "Operasi berjalan lancar, dan istri anda masih harus dipantau selama dua jam ke depan di ruang pemulihan, Pak." Dokter Eka melipat masker yang sejak tadi menutupi wajahnya dan memandang Ron dengan tatapan tak terbaca. "La-lalu bayi kami?" "Tim Neonatologist sedang berupaya keras untuk memeriksa kondisi bayi anda. Saat ini bayi anda sudah dibawa ke NICU.""Bayi saya pasti sehat 'kan, Dokter?" Ron menghadang langkah dokter Eka yang hendak berlalu. "Tolong selamatkan bayi saya, Dokter! Saya akan bayar berapapun asal bayi saya mendapatkan perawatan yang terbaik!" "Ronney." Brigitta menarik lengan putranya agar tidak menghalangi dokter Eka yang hendak kembali ke ruangannya. "Kita akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Kami akan terus update perkembangan ibu dan bayi. Do'akan saja yang terbaik." Dokter Eka menepuk pundak Ron Kyle untuk berbagi kekuatan pada pria itu, sebelum akhirnya berpamitan untuk kembali ke ruangan prakteknya. "Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri seandainy

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Titik Terendah II

    Setelah mengurusi beberapa keperluan Harsha terkait administrasi, Ron akhirnya diperbolehkan mengunjungi istrinya itu di ruang UGD. Sembari menunggu jam operasi, Ron ingin menemani Harsha meskipun hanya sebentar. "Aku takut," rengek Harsha di antara isak tangisnya yang pecah ketika melihat Ron datang. "Bagaimana kalo aku mati? Bagaimana kalo bayinya nggak bisa diselamatkan?""Sttt, jangan bicara seperti itu. Kamu dan bayi kita pasti akan baik-baik saja. Dokter Eka adalah dokter terbaik di kota ini," hibur Ron sembari menggenggam erat jemari Harsha yang dingin. "Sebentar lagi kita bisa bertemu bayi kita, anak kita." Ron mengusap kening wanita yang sangat ia cintai itu dengan lembut dan melayangkan ciuman di sana. "Kalo aku mati, apa kamu akan menikah lagi?" tanya Harsha masih dengan linangan air mata itu. Ron tergemap, ia menarik kepalanya dari kening Harsha dan menatap sang istri dengan heran."Kamu akan baik-baik saja, Harsha. Kamu tidak akan mati.""Tapi rasanya pasti sakit bange

DMCA.com Protection Status