Beranda / Rumah Tangga / I'm The Queen / Ketetapan Hati Sang Ratu

Share

Ketetapan Hati Sang Ratu

Penulis: MbakMoll
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 13:00:35

Bab 13: Ketetapan Hati Sang Ratu

Istana Landbird pagi itu dipenuhi dengan kesibukan. Para pelayan mondar-mandir, menyiapkan berbagai keperluan istana. Namun, suasana di kamar Elea terasa berbeda. Di dalam, sang ratu duduk di kursi kayu berlapis emas, wajahnya yang biasanya anggun kini tampak memancarkan ketegangan. Flynn berdiri di hadapannya, tatapannya penuh harap meskipun Elea tampak tidak tergerak.

“Elea,” kata Flynn dengan suara lembut namun mendesak, “ini hanya sebuah pesta kecil. Untuk menghormati tiga bulan kehamilan Beatrice. Bagaimanapun, anak itu akan menjadi pewaris kerajaan ini.”

Elea mengangkat pandangannya, menatap Flynn dengan mata birunya yang dingin namun tegas. “Flynn, aku adalah ratu kerajaan ini, bukan seorang pengurus perayaan pribadi. Aku sudah cukup sabar menjalankan tugasku, bahkan menyiapkan segala sesuatu untuk Beatrice tanpa protes. Namun, meminta aku mengadakan pesta untuknya? Itu terlalu ja
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • I'm The Queen   Bayang-bayang Masa Lalu

    Bab 14: Bayang-Bayang Masa Lalu Malam itu pesta berlanjut dengan gemerlap yang membuai para tamu. Musik terus mengalun, mengiringi percakapan ringan para bangsawan dan langkah kaki mereka yang menari di lantai dansa. Namun, di balik kemewahan itu, ketegangan semakin meresap, terutama di antara tiga sosok yang menjadi pusat perhatian: Raja Flynn, Ratu Elea, dan Selir Beatrice.  Elea memilih untuk tetap berada di sudut ruangan, menjaga martabatnya sebagai ratu. Ia tahu banyak yang memperhatikannya, mencari celah untuk mengomentari reaksinya terhadap kedekatan Flynn dan Beatrice. Dengan kepala tegak dan senyum anggun yang dipasang rapi, Elea terlihat tak terpengaruh. Tetapi di dalam, hatinya bergejolak hebat.  Di sisi lain, Beatrice masih berada di lantai dansa bersama Flynn. Tatapan Flynn yang penuh kasih sayang membuat Beatrice merasa canggung, bukan karena perhatian itu, tetapi karena pria berambut merah yang berdiri di tepi ruangan. Ia m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • I'm The Queen   Bayangan Masa Lalu

    Bab 15: Bayangan Masa LaluMalam itu, Istana Landbird kembali sunyi setelah gemerlap pesta berakhir. Para tamu telah pulang, meninggalkan balairung yang kini hanya dihuni oleh para pelayan yang membersihkan sisa-sisa kemeriahan. Namun, di salah satu sudut istana, suasana jauh dari tenang.  Di kamarnya, Beatrice mondar-mandir dengan gelisah. Pikirannya terus-menerus dihantui oleh ancaman Edwin di pesta tadi. Ia tahu pria itu tidak pernah berbicara tanpa maksud. Setiap kata yang keluar dari mulut Edwin adalah sebuah strategi, dan Beatrice tidak bisa mengabaikannya.  Saat tengah berpikir keras, terdengar ketukan pelan di pintu. Beatrice terdiam, napasnya tertahan. Ia sudah tahu siapa yang berdiri di balik pintu itu.  “Masuk,” katanya dengan suara gemetar namun tetap mencoba terdengar tegas.  Pintu terbuka perlahan, dan Edwin melangkah masuk. Senyumnya yang licik muncul lagi, membuat Beatrice semakin tegang. Ia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • I'm The Queen   Intrik di Balik Topeng

    Bab 16: Intrik di Balik TopengFajar menyingsing dengan warna merah keemasan di langit Istana Landbird. Namun, di dalam istana, suasana tidak seindah pagi yang cerah itu. Teriakan histeris Beatrice menggema di lorong-lorong, mengundang para pelayan dan pengawal berlarian ke arah kamarnya.  "Ratu Elea!" jerit Beatrice dengan suara yang terisak-isak, tubuhnya tergeletak di lantai kamar yang sengaja ia acak-acak sendiri. Rambutnya terurai berantakan, dan lengan bajunya terlihat sobek. Ia memegangi lengannya dengan ekspresi ketakutan, seolah-olah baru saja mengalami serangan brutal.  Para pelayan yang masuk ke dalam kamar terkejut melihat keadaannya. “Yang Mulia Beatrice, apa yang terjadi?” tanya salah satu dari mereka, mendekat untuk membantunya berdiri.  Beatrice menggeleng dengan lemah, air mata mengalir di pipinya. “Aku diserang... Seseorang mencoba menyakitiku! Mereka... mereka ingin mencelakaiku karena aku mengandung pewar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • I'm The Queen   Gugatan Raja

    Bab 17: Gugatan RajaIstana Landbird diguncang oleh kabar yang mengejutkan: Raja Flynn telah melayangkan gugatan resmi terhadap Ratu Elea. Tindakan ini menciptakan gelombang besar di antara para bangsawan dan rakyat kerajaan. Banyak yang terkejut, bahkan marah, dengan keputusan tersebut, sementara sebagian lainnya, terutama pendukung Beatrice, justru merasa senang dengan langkah ini.Bagi Ratu Elea, berita itu menjadi pukulan telak yang menambah beban di pundaknya. Ia kini tidak hanya harus menahan rasa sakit akibat penghinaan dari suaminya, tetapi juga harus bersiap menghadapi sidang yang akan menentukan posisinya sebagai ratu.Di ruang pertemuan kerajaan, para bangsawan terbagi dalam dua kubu. Satu pihak mendukung Elea, menganggapnya sebagai ratu yang bijaksana dan tak tergantikan. Sementara pihak lain, yang terpengaruh oleh Beatrice dan desas-desus tentang kejahatan Elea, mendukung Flynn dengan alasan menjaga stabilitas kerajaan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • I'm The Queen   Keadilan yang di Paksakan

    Bab 18- Keadilan yang di paksakan Dua hari kemudian, rombongan dari Veridion bersiap untuk berangkat menuju Landbird. Alaric berdiri di depan gerbang istana dengan jubah hitam kebesarannya, menatap ke arah jalan yang akan mereka lalui. Lennox mendekat, membawa surat resmi yang menyatakan bahwa kunjungan ini adalah misi diplomatik untuk menjaga hubungan baik antara dua kerajaan. "Surat ini akan membantu kita jika ada yang mempertanyakan niat kita, Yang Mulia." "Terima kasih, Lennox," jawab Alaric. "Tapi aku ingin mereka tahu bahwa aku tidak datang hanya untuk diplomasi. Aku datang untuk Elea." Rombongan pun berangkat, dengan Alaric memimpin di depan. Di sepanjang perjalanan, pikiran Alaric terus dihantui oleh bayangan Elea. Ia membayangkan bagaimana wanita itu berdiri teguh menghadapi semua tuduhan dan hinaan, meskipun hatinya pasti terluka. "Elea," bisik Alaric dalam hati, "bertah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • I'm The Queen   Tuduhan Baru yang Menyakitkan

    Bab 19- Tuduhan Baru yang MenyakitkanPagi itu, istana Landbird kembali diterpa isu yang menggemparkan. Desas-desus beredar dengan cepat di antara para pelayan, bangsawan, dan rakyat, membawa kabar baru yang mengejutkan. Beatrice, dengan licik, telah menyebarkan rumor bahwa Ratu Elea tidak mampu memiliki anak, sebuah tuduhan yang menyerang kehormatan Elea sebagai seorang wanita dan ratu.  Di dalam kamarnya, Elea duduk dengan wajah tegang, mendengarkan laporan dari salah satu pelayannya yang setia, Daisy.  "Yang Mulia," Daisy berkata pelan, suaranya bergetar karena marah, "rumor ini... telah menyebar ke seluruh istana. Mereka mengatakan bahwa Anda mandul, dan ini alasannya mengapa Anda belum memberikan pewaris bagi kerajaan."  Elea menghela napas dalam, mencoba menenangkan emosinya yang mulai memuncak. Wajahnya tetap tenang, tetapi tatapan matanya penuh dengan ketegasan. "Siapa yang memulai rumor ini?"  Daisy m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • I'm The Queen   Hasrat dan Tuduhan

    Bab 20- Hasrat dan tuduhan Di malam yang sunyi, Elea duduk sendirian di kamarnya, memandang keluar jendela. Ia tahu bahwa masa depannya di kerajaan Landbird semakin suram. Namun, di tengah kesedihannya, ia merasakan sesuatu yang berbeda, sebuah kekuatan yang perlahan muncul dari dalam dirinya. "Jika mereka ingin melawan aku," gumam Elea pelan, "aku akan menunjukkan pada mereka siapa yang sebenarnya kuat." Ia menyadari bahwa gugatan ini bukan akhir dari segalanya. Sebagai seorang ratu, ia telah menghadapi berbagai cobaan, dan ini hanya salah satu di antaranya. Ia bertekad untuk melawan dengan cara yang bermartabat, menjaga kehormatan dan harga dirinya, meskipun dunia seolah-olah memusuhinya. *** Kabar tentang gugatan perceraian ini akhirnya sampai ke Veridion. Alaric, yang baru saja pulih dari rasa cemas akan keselamatan Elea, kembali murka saat mendengar kabar tersebut. Ia tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • I'm The Queen   Persidangan Sang Ratu

    Bab 21: Persidangan Sang Ratu Balairung besar di Istana Landbird dipenuhi oleh bisikan dan sorakan dari para bangsawan yang hadir. Sidang perceraian antara Raja Flynn dan Ratu Elea menjadi peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan perhatian seluruh kerajaan tertuju pada momen ini. Di tengah-tengah ruangan, Pontifex yang dihormati berdiri di podium, tangannya memegang gulungan hukum kerajaan. Ratu Elea, dengan anggun namun tegas, duduk di kursi terdakwa. Wajahnya tetap tenang meskipun tatapan para bangsawan yang memihak Beatrice memancarkan kebencian. Di sisi lain, Beatrice duduk dengan penuh kemenangan di sebelah Raja Flynn, yang ekspresinya penuh rasa percaya diri. Pontifex memulai persidangan dengan suara lantang, “Sidang ini dibuka untuk membahas gugatan perceraian yang diajukan oleh Raja Flynn terhadap Ratu Elea. Tuduhan pertama yang dilayangkan adalah ketidakmampuan Ratu Elea untuk menghasilkan keturunan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25

Bab terbaru

  • I'm The Queen   Festival Cahaya Kerajaan

    Langit malam di Kerajaan Veridion dipenuhi cahaya lentera yang melayang, menciptakan pemandangan menakjubkan di atas istana dan jalanan kota. Malam ini adalah Festival Cahaya, perayaan tahunan untuk menghormati dewa pelindung kerajaan. Jalanan dipenuhi tenda-tenda berwarna-warni yang menjual makanan khas, pertunjukan musik rakyat, dan berbagai permainan tradisional.  Di dalam istana, suasana meriah tak kalah menawan. Taman kerajaan telah dihias dengan ribuan lampion yang menggantung di setiap sudut, sementara air mancur berkilauan di bawah cahaya lilin. Para bangsawan dan tamu kehormatan berkumpul dalam balutan busana terbaik mereka.  Di tengah keramaian, Edith berdiri dengan tenang di sisi Grand Duke Elvenhart. Malam ini, ia mengenakan gaun hijau zamrud dengan bordiran perak yang sederhana namun anggun. Grand Duke, yang mengenakan mantel hitam dengan sulaman emas, menatap sekeliling dengan tatapan penuh wibawa.  "Ini pertama kalinya kau

  • I'm The Queen   Keputusan Grand Duke

    Ruangan kerja Grand Duke Elvenhart dipenuhi dengan aroma kayu pinus dari perapian yang menyala. Di atas meja, setumpuk dokumen tersusun rapi, termasuk dokumen yang berisi keputusan penting mengenai daerah selatan. Grand Duke dengan tenang membaca setiap baris dokumen, menandatanganinya dengan ekspresi mantap.  Saat pintu ruangan terbuka dengan kasar, Lady Aveline masuk dengan langkah cepat, wajahnya merah padam oleh amarah. "Ayah!" serunya, suaranya menggema di ruangan.  Grand Duke mendongak dengan tenang, menatap putrinya. "Aveline, ada apa? Kau tampak marah sekali."  Lady Aveline berjalan mendekat, menunjuk dokumen di meja. "Apa maksud semua ini? Aku mendengar kau berniat memberikan daerah selatan kepada Edith! Bagaimana mungkin kau memberikan wilayah penting kepada seorang pelayan rendahan?!"  Grand Duke menghela napas, menutup dokumen di depannya dengan tenang. "Aveline, duduklah. Aku tidak akan membahas ini dengan nada

  • I'm The Queen   Ketidak Adilan dan Rencana Jahat

    Keesokan harinya, Edith, Lionel, dan Kaelen mengadakan pertemuan di balai desa untuk mendengarkan keluhan para warga tentang pajak. Balai desa yang sederhana dipenuhi oleh para petani, pedagang, dan warga lainnya yang berharap suara mereka didengar.Edith berdiri di depan, didampingi oleh Lionel dan Kaelen. Wajahnya serius namun lembut, memberikan kesan bahwa ia benar-benar peduli pada masalah yang dihadapi rakyat.Seorang petani tua, Tuan Harlen, berdiri dari kursinya. “Nona Edith, kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi cuaca yang tidak menentu telah merusak hasil panen kami. Pajak yang ditetapkan terlalu tinggi untuk kami bayar. Bahkan beberapa dari kami terpaksa menjual ternak hanya untuk memenuhi kewajiban pajak.”Seorang wanita lain ikut bersuara. “Kami tidak keberatan membayar pajak, Nona. Tapi sistemnya terlalu kaku. Tahun ini panen kami menurun, sementara pajak tetap sama seperti saat panen melimpah. Apakah tidak ada cara untuk men

  • I'm The Queen   Bayang-bayang Ancaman di Selatan

    Bab 71 - Bayang-bayang Ancaman di Selatan Pagi tiba dengan kabut tipis yang menyelimuti tempat peristirahatan mereka. Lionel sudah bangun lebih awal untuk memeriksa jalur perjalanan, sementara Edith masih tertidur di balok kayu dengan selimut yang disediakan Kaelen. Pemuda itu duduk tak jauh darinya, menjaganya dengan penuh perhatian. Lionel kembali dengan wajah serius, menyeka embun dari pelindung lengannya. "Ada sesuatu yang aneh di sepanjang jalan menuju daerah selatan. Jejak kaki terlalu banyak untuk ukuran desa kecil." Kaelen mengangkat alis. "Jejak kaki? Kau pikir itu kelompok perampok?" Lionel mengangguk pelan. "Kemungkinan besar. Tapi jumlah mereka lebih dari sekadar kelompok kecil. Kita harus berhati-hati." Kaelen menoleh pada Edith yang perlahan terbangun. Wajahnya masih terlihat pucat, tetapi ia berusaha duduk tegak. "Ada apa?" tanyanya dengan suara lemah.

  • I'm The Queen   Perjalanan Menuju Selatan

    Edith memacu kudanya dengan semangat, angin menerpa wajahnya saat ia melaju bersama prajurit bernama Lionel, seorang prajurit setia Grand Duke yang dikenal akan kemampuannya melindungi orang-orang penting di mansion.  "Kau tampak terburu-buru hari ini, Edith," ujar Lionel sambil memperlambat kudanya agar sejajar dengan Edith.  "Aku hanya ingin sampai sebelum gelap," jawab Edith dengan senyum kecil. "Daerah selatan membutuhkan perhatian kita, dan aku tidak ingin membuat mereka menunggu lebih lama."  Lionel tertawa kecil. "Kau terlalu berdedikasi untuk seseorang yang hanya dianggap pelayan, Edith. Terkadang aku heran bagaimana kau bisa mengurus begitu banyak hal."  Edith hanya tersenyum, lalu kembali memusatkan perhatian pada jalan di depan. Namun, ketenangan mereka tiba-tiba terusik saat sebuah suara mendesing di udara.  "Thwack!" Edith terkejut saat merasakan sakit yang luar biasa di kakinya. S

  • I'm The Queen   Rencana Perjodohan

    Pagi itu, Kaelen duduk di ruang kerjanya, dikelilingi tumpukan dokumen. Fokusnya terbagi antara laporan internal istana dan surat diplomatik dari kerajaan tetangga. Meski terlihat tenang, pikirannya terus berpacu, memikirkan tanggung jawab besar yang kelak akan ia emban sebagai Raja Veridion. Ketukan pintu tiba-tiba membuyarkan konsentrasinya. "Masuk," katanya tanpa mengangkat wajah dari dokumen.Pintu terbuka, dan suara langkah berat terdengar mendekat. Kaelen akhirnya mendongak dan melihat ayahnya, Alaric, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi serius."Kaelen," Alaric memulai, suaranya berat namun tegas, "Aku ingin bicara denganmu."Kaelen meletakkan penanya. "Tentu, Ayah. Ada apa?"Alaric melangkah lebih dekat, lalu duduk di kursi di depan meja kerja Kaelen. Ia menatap putranya dengan tajam, seperti hendak menilai setiap reaksi Kaelen. "Aku mendengar laporan bahwa kau cenderung mengabaikan Lad

  • I'm The Queen   Pertemuan Singkat

    Bab 68- Pertemuan SingkatKaelen berdiri dengan tenang di samping meja, matanya mengamati ruangan yang penuh dengan orang-orang terkemuka dari berbagai kalangan. Tuan-tuan dan nyonya-nyonya mengenakan pakaian mewah, berbicara dengan suara rendah, namun cukup untuk menunjukkan status mereka yang luar biasa. Namun, perhatian Kaelen justru teralih saat seorang wanita muda dengan pakaian yang elegan, namun tidak mencolok, melangkah masuk ke ruangan bersama seorang gadis."Ini adalah putri dari Grand Duke, Lady Aveline," suara seorang pelayan perempuan terdengar pelan, memperkenalkan sosok yang baru saja memasuki ruangan.Lady Aveline melangkah anggun, kepalanya tegak dan wajahnya yang cantik dihiasi senyuman ramah. Di sebelahnya, seorang gadis berpenampilan sederhana namun cukup cantik berjalan mengikuti langkahnya, mengenakan gaun yang sedikit lebih sederhana dibandingkan orang-orang lainnya di ruangan itu. Namun, sesuatu di dalam diri Kaelen m

  • I'm The Queen   Pewaris Cahaya Veridion

    Season 2Bab 67: Pewaris Cahaya Veridion Embun pagi masih menggantung di taman kerajaan saat suara tangisan bayi pertama kali menggema di istana. Elea terbaring lelah di pembaringan, namun wajahnya bersinar penuh kebahagiaan. Di sisinya, Alaric memandangi putra mereka dengan tatapan haru yang tak mampu disembunyikan. Bayi itu kecil, namun kuat, seolah tak gentar menghadapi dunia yang menantinya.  “Kaelen... Nama itu akan cocok untuknya,” bisik Alaric dengan suara serak, matanya tak lepas dari wajah mungil putra mereka.  “Kaelen Alaric Veridion,” gumam Elea sambil tersenyum. “Harapan baru bagi kerajaan kita.”  Berita kelahiran sang putra mahkota disambut suka cita oleh rakyat Veridion. Di setiap sudut kota, para petani, pedagang, hingga prajurit bersorak-sorai. Perayaan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam. Namun di balik kebahagiaan itu, Elea tahu perjalanan putranya baru saja dimulai—penuh ujian dan tant

  • I'm The Queen   Kabar dari Landbird

    **Bab 66: Kabar dari Landbird**  Di taman istana Veridion yang dipenuhi bunga musim semi, Elea dan Alaric duduk di bawah naungan pohon besar. Meja kecil di depan mereka dipenuhi hidangan teh sore dan camilan ringan. Suasana tenang itu terganggu ketika seorang pelayan mendatangi mereka dengan membawa surat dari Landbird.  "Yang Mulia, surat dari Grand Duke Marre baru saja tiba," ujar pelayan itu sambil membungkuk.  Elea segera membuka surat tersebut dan membaca dengan seksama. Wajahnya yang semula tenang berubah menjadi ekspresi campuran antara lega dan prihatin.  "Apa kabar dari Landbird?" tanya Alaric, menatap istrinya dengan penuh perhatian.  Elea meletakkan surat itu di pangkuannya. "Grand Duke Marre telah mengambil alih takhta Landbird. Flynn secara resmi telah turun dari posisinya sebagai raja."  Alaric mengangguk pelan, tidak tampak terkejut. "Itu langkah yang bijaksana. Flynn sudah kehil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status