Home / Rumah Tangga / I'm The Queen / Keadilan yang di Paksakan

Share

Keadilan yang di Paksakan

Author: MbakMoll
last update Last Updated: 2024-12-22 13:15:57

Bab 18- Keadilan yang di paksakan

Dua hari kemudian, rombongan dari Veridion bersiap untuk berangkat menuju Landbird. Alaric berdiri di depan gerbang istana dengan jubah hitam kebesarannya, menatap ke arah jalan yang akan mereka lalui.

Lennox mendekat, membawa surat resmi yang menyatakan bahwa kunjungan ini adalah misi diplomatik untuk menjaga hubungan baik antara dua kerajaan. "Surat ini akan membantu kita jika ada yang mempertanyakan niat kita, Yang Mulia."

"Terima kasih, Lennox," jawab Alaric. "Tapi aku ingin mereka tahu bahwa aku tidak datang hanya untuk diplomasi. Aku datang untuk Elea."

Rombongan pun berangkat, dengan Alaric memimpin di depan. Di sepanjang perjalanan, pikiran Alaric terus dihantui oleh bayangan Elea. Ia membayangkan bagaimana wanita itu berdiri teguh menghadapi semua tuduhan dan hinaan, meskipun hatinya pasti terluka.

"Elea," bisik Alaric dalam hati, "bertah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • I'm The Queen   Tuduhan Baru yang Menyakitkan

    Bab 19- Tuduhan Baru yang MenyakitkanPagi itu, istana Landbird kembali diterpa isu yang menggemparkan. Desas-desus beredar dengan cepat di antara para pelayan, bangsawan, dan rakyat, membawa kabar baru yang mengejutkan. Beatrice, dengan licik, telah menyebarkan rumor bahwa Ratu Elea tidak mampu memiliki anak, sebuah tuduhan yang menyerang kehormatan Elea sebagai seorang wanita dan ratu.  Di dalam kamarnya, Elea duduk dengan wajah tegang, mendengarkan laporan dari salah satu pelayannya yang setia, Daisy.  "Yang Mulia," Daisy berkata pelan, suaranya bergetar karena marah, "rumor ini... telah menyebar ke seluruh istana. Mereka mengatakan bahwa Anda mandul, dan ini alasannya mengapa Anda belum memberikan pewaris bagi kerajaan."  Elea menghela napas dalam, mencoba menenangkan emosinya yang mulai memuncak. Wajahnya tetap tenang, tetapi tatapan matanya penuh dengan ketegasan. "Siapa yang memulai rumor ini?"  Daisy m

    Last Updated : 2024-12-23
  • I'm The Queen   Hasrat dan Tuduhan

    Bab 20- Hasrat dan tuduhan Di malam yang sunyi, Elea duduk sendirian di kamarnya, memandang keluar jendela. Ia tahu bahwa masa depannya di kerajaan Landbird semakin suram. Namun, di tengah kesedihannya, ia merasakan sesuatu yang berbeda, sebuah kekuatan yang perlahan muncul dari dalam dirinya. "Jika mereka ingin melawan aku," gumam Elea pelan, "aku akan menunjukkan pada mereka siapa yang sebenarnya kuat." Ia menyadari bahwa gugatan ini bukan akhir dari segalanya. Sebagai seorang ratu, ia telah menghadapi berbagai cobaan, dan ini hanya salah satu di antaranya. Ia bertekad untuk melawan dengan cara yang bermartabat, menjaga kehormatan dan harga dirinya, meskipun dunia seolah-olah memusuhinya. *** Kabar tentang gugatan perceraian ini akhirnya sampai ke Veridion. Alaric, yang baru saja pulih dari rasa cemas akan keselamatan Elea, kembali murka saat mendengar kabar tersebut. Ia tah

    Last Updated : 2024-12-24
  • I'm The Queen   Persidangan Sang Ratu

    Bab 21: Persidangan Sang Ratu Balairung besar di Istana Landbird dipenuhi oleh bisikan dan sorakan dari para bangsawan yang hadir. Sidang perceraian antara Raja Flynn dan Ratu Elea menjadi peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan perhatian seluruh kerajaan tertuju pada momen ini. Di tengah-tengah ruangan, Pontifex yang dihormati berdiri di podium, tangannya memegang gulungan hukum kerajaan. Ratu Elea, dengan anggun namun tegas, duduk di kursi terdakwa. Wajahnya tetap tenang meskipun tatapan para bangsawan yang memihak Beatrice memancarkan kebencian. Di sisi lain, Beatrice duduk dengan penuh kemenangan di sebelah Raja Flynn, yang ekspresinya penuh rasa percaya diri. Pontifex memulai persidangan dengan suara lantang, “Sidang ini dibuka untuk membahas gugatan perceraian yang diajukan oleh Raja Flynn terhadap Ratu Elea. Tuduhan pertama yang dilayangkan adalah ketidakmampuan Ratu Elea untuk menghasilkan keturunan.

    Last Updated : 2024-12-25
  • I'm The Queen   Akhir dari Sebuah Ikatan

    Bab 22: Akhir dari Sebuah Ikatan Seminggu kemudian, balairung besar kembali dipenuhi oleh para bangsawan dan pejabat kerajaan. Suasana kali ini lebih tegang dibandingkan sebelumnya. Persidangan yang awalnya untuk membahas gugatan perceraian Raja Flynn kini berubah arah, karena Elea, sang Ratu, secara mengejutkan mengajukan pembatalan pernikahannya. Pontifex yang dihormati duduk dengan wajah serius di atas podium, dikelilingi oleh penasihat dan pejabat tinggi gereja. Flynn terlihat marah dan gelisah, sementara Beatrice duduk di barisan tamu, tampak senang melihat drama ini berlangsung. Di sisi lain, Elea berdiri dengan kepala tegak, keanggunannya tetap terpancar meski dalam situasi sulit. “Yang Mulia Pontifex,” suara Elea terdengar tegas, memecah keheningan. “Saya berdiri di sini bukan hanya untuk membela diri, tetapi untuk memperjuangkan keadilan yang sudah terlalu lama diabaikan. Saya, Elea, Ratu Landbird, mengajukan p

    Last Updated : 2024-12-26
  • I'm The Queen   Kembali ke Pelukan Keluarga

    Bab 23: Kembali ke Pelukan Keluarga Kepulangan Elea ke rumah orang tuanya, kediaman keluarga Grand Duke Marre, disambut dengan suasana penuh haru. Sebuah prosesi kecil diadakan di halaman istana keluarga untuk menyambut putri mereka yang telah lama meninggalkan rumah. Sejak menikah dengan Flynn, Elea jarang kembali, bahkan hampir tidak pernah. Kedatangannya kali ini membawa nuansa berbeda, penuh emosi yang bercampur antara kesedihan dan kebebasan. Di tangga depan istana, Grand Duke Marre berdiri dengan anggun, mengenakan mantel kebesarannya. Meski usianya telah lanjut, posturnya tetap tegap, memancarkan wibawa seorang pemimpin keluarga bangsawan. Di sampingnya, Duchess Marre terlihat menahan air mata sambil memandangi kereta yang membawa Elea mendekat. Ketika Elea turun dari kereta, wajahnya tampak tenang, tetapi matanya sedikit memerah. Ia melangkah dengan anggun, seperti kebiasaannya sebagai ratu. Namun, ketika ia mel

    Last Updated : 2024-12-27
  • I'm The Queen   Retaknya Ketenangan

    Bab 24: Retaknya Ketenangan Hari-hari berlalu dengan cepat di Istana Landbird. Usia kehamilan Beatrice kini memasuki bulan ketiga. Namun, semenjak kepergian Elea, urusan kerajaan semakin menumpuk, membuat Flynn sibuk tanpa henti. Dia terpaksa menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang kerja atau rapat dengan para bangsawan untuk meredakan gejolak politik dan mengembalikan kestabilan kerajaan. Hal ini membuat Beatrice jarang sekali melihat Flynn. Bahkan ketika sang raja akhirnya kembali ke kamarnya, itu terjadi larut malam, saat Beatrice sudah tertidur. Kehadiran Flynn yang mulai terasa dingin jelas memicu keresahan di hati Beatrice. Ia tidak terbiasa diabaikan, apalagi dengan posisinya saat ini sebagai calon ibu dari pewaris kerajaan. Malam itu, setelah beberapa malam berturut-turut hanya mendapat kehadiran Flynn yang singkat dan tanpa kata, Beatrice memutuskan untuk menunggunya. Ia duduk di atas ranj

    Last Updated : 2024-12-28
  • I'm The Queen   Kenangan yang Menyayat

    Bab 25: Kenangan yang Menyayat Setelah malam cekcok yang membakar emosi Beatrice, ia mulai merancang langkah untuk kembali merebut perhatian Flynn sepenuhnya. Ia menyadari bahwa sekadar berada di sisi Flynn tidak lagi cukup. Jika ia ingin memastikan posisinya tak tergantikan, ia harus mengambil bagian dalam urusan kerajaan. Keesokan paginya, Beatrice mendatangi Flynn di ruang kerja dengan ekspresi yang tampak tulus, tetapi dengan rencana matang yang tersembunyi di balik senyumnya. “Yang Mulia,” ucap Beatrice lembut, melangkah mendekat. Flynn, yang sedang sibuk dengan dokumen, mengangkat wajahnya untuk menatap wanita yang tengah mengandung anaknya itu. “Ada apa, Beatrice?” tanyanya, suaranya terdengar hangat meskipun letih. Beatrice duduk dengan anggun di kursi di depannya, menangkupkan tangannya di atas perutnya yang mulai membesar. “Saya hanya ingin mengungkapkan rasa syukur

    Last Updated : 2024-12-29
  • I'm The Queen   Surat yang Tak Berbalas

    Bab 26: Surat yang Tak Berbalas Pagi itu, di istana megah Kerajaan Veridion, Raja Alaric duduk di meja kerjanya yang penuh dengan dokumen. Cahaya matahari pagi menembus tirai tipis jendela ruangannya, memberikan suasana yang hangat namun tak mampu meringankan beban pikirannya. Sesekali ia memutar cincin di jarinya kebiasaannya saat sedang berpikir keras. Di antara dokumen tentang urusan negara dan rencana diplomasi, ada selembar kertas yang berbeda. Surat yang sedang ia tulis untuk Elea. Sejak kabar perceraian Elea tersebar, Alaric merasa tak bisa diam. Ia tahu Elea terluka, dan keinginannya untuk berada di sisinya semakin kuat. “Elea...” gumam Alaric pelan sambil menuliskan beberapa kalimat terakhir di suratnya. Ia mencoba untuk tidak terlalu kentara dalam mengungkapkan isi hatinya, tetapi kalimat-kalimat itu selalu menyiratkan perasaan yang ingin ia sampaikan. Surat itu seles

    Last Updated : 2024-12-30

Latest chapter

  • I'm The Queen   Luka yang Terkuak

    Bab 62: Luka yang Terkuak  Flynn duduk di ruang kerjanya, wajahnya suram. Di depannya, Lord Virel berdiri tegap, membawa laporan baru yang berhasil dia kumpulkan.  "Yang Mulia," ujar Virel pelan namun tegas. "Saya telah menemukan bukti bahwa Ratu Beatrice mengutus salah satu prajuritnya untuk menyewa pembunuh bayaran. Mereka ditugaskan untuk menghabisi Sir Edwin."  Flynn terdiam, jari-jarinya mengepal di atas meja kayu. "Jadi, benar ini semua adalah ulahnya?" tanyanya, suaranya rendah namun sarat emosi.  "Benar, Yang Mulia," jawab Virel. "Namun ini bukan satu-satunya hal yang mengkhawatirkan."  Flynn mengangkat alisnya, menatap Virel dengan tajam. "Apa maksudmu?"  Virel melanjutkan, "Baron Aldric, dalam pertemuan bangsawan hari ini, membongkar klaim bahwa Putra Mahkota Learre mungkin bukan darah daging Anda."  Flynn terkejut, wajahnya memucat. "Itu tuduhan yang tidak berdasar!" s

  • I'm The Queen   Kenangan yang Tak Terhapuskan

    Bab 61: Kenangan yang Tak Terhapuskan  Flynn duduk di kursinya, menatap medali kecil di tangannya. Ruangan itu sunyi, dan pikirannya kembali melayang ke masa lalu, masa ketika segalanya terasa lebih sederhana. Ingatan itu begitu jelas, seolah baru terjadi kemarin.  Ia ingat bagaimana Elea selalu berada di sisinya, mengangkatnya saat ia terjatuh, menguatkannya saat ia merasa lemah. Ia tersenyum getir, lalu bergumam pada dirinya sendiri, "Kenapa semua itu harus berakhir seperti ini?"  Masa Kanak-Kanak  Flynn kecil berlari melewati lorong-lorong megah kediaman Grand Duke Marre. Suaranya terdengar memanggil, "Elea! Aku sudah sampai! Di mana kau?"  Tak lama, seorang gadis kecil berambut hitam panjang muncul dari taman. Dia mengenakan gaun putih sederhana, tetapi langkahnya penuh percaya diri. "Flynn! Kau terlambat! Kita seharusnya sudah mulai bermain sejak tadi!"  Flynn menggaruk kepalanya, tersenyu

  • I'm The Queen   Konfrontasi di Malam Sunyi

    Bab 60: Konfrontasi di Malam SunyiMalam itu, suasana di Istana Lily terasa sunyi dan tegang. Bulan bersinar terang, menerangi lorong-lorong istana yang megah. Baron Aldric, dengan langkah mantap dan mata yang menyala penuh amarah, berjalan menuju kamar Ratu Beatrice. Ia telah menunggu waktu yang tepat untuk melakukan konfrontasi ini, membawa rasa sakit dan dendam yang membakar di dadanya.  Di dalam kamar, Beatrice sedang duduk di meja riasnya, menyisir rambut panjangnya dengan gerakan pelan. Meski tampak tenang, pikirannya dipenuhi kegelisahan. Sejak Flynn berubah dingin dan Baron Aldric tiba di istana, ia merasa seperti berada di ambang kehancuran.  Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan kasar tanpa izin. Baron Aldric berdiri di ambang pintu, wajahnya penuh amarah. Beatrice berhenti menyisir, menatap pantulan Baron Aldric di cermin.  "Ada apa, Baron?" tanyanya dengan nada dingin namun tetap anggun, seolah-olah ia tidak terg

  • I'm The Queen   Kasih Sayang yang Timpang

    Bab 59: Kasih Sayang yang TimpangPagi yang cerah di Istana Lily, Beatrice sedang berada di kamar bayi Pangeran Learre, memastikan segala sesuatunya siap sebelum Flynn tiba. Meskipun sikap Flynn berubah dingin sejak kepulangannya dari Veridion, Beatrice berharap pertemuannya dengan Learre kali ini dapat mencairkan suasana.  Ketika Flynn memasuki ruangan, Beatrice menyambutnya dengan senyum hangat. “Yang Mulia, Anda datang tepat waktu. Learre baru saja bangun,” katanya dengan suara lembut, berusaha menciptakan kehangatan.  Namun, Flynn hanya mengangguk singkat tanpa menatap Beatrice. Matanya langsung tertuju pada bayi kecil di ranjang yang dikelilingi tirai sutra. Dengan langkah penuh keyakinan, ia mendekati ranjang itu, menatap Learre yang baru saja bangun.  Flynn perlahan mengangkat Learre ke pelukannya. Wajah dinginnya yang semula kaku mulai melunak saat ia menatap putranya. Dengan jemarinya yang kokoh namun lembut, ia men

  • I'm The Queen   Rahasia yang Mulai Tersingkap

    Bab 58: Rahasia yang Mulai Tersingkap Di dalam ruang pribadinya di Istana Landbird, Flynn duduk dengan wajah muram. Pandangannya kosong, menatap secarik kertas di atas meja yang sama sekali tidak menarik perhatiannya. Pikiran Flynn terus berputar, terjebak dalam labirin pertanyaan yang tak kunjung terjawab. Elea, yang dulu ia anggap tidak mampu memberikan keturunan, kini tengah mengandung anak dari Raja Alaric. Berita itu terus menghantuinya sejak ia kembali dari Veridion. Tatapan penuh kebahagiaan Elea di samping Alaric membuat hatinya semakin tertekan. Namun, lebih dari itu, pertanyaan yang terus mengusiknya adalah "Mengapa Elea bisa mengandung sekarang, tetapi tidak selama bersamaku?" Ia menghela napas panjang dan memijat pelipisnya. "Apakah... mungkin masalahnya bukan pada Elea?" gumamnya lirih. Pikiran itu membuat dadanya semakin sesak. Ia mulai memikirkan sesuatu yang selama ini ia hindari: kemungkinan bahwa penyeb

  • I'm The Queen   Kecemburuan Alaric

    Malam perayaan itu akhirnya mencapai puncaknya. Setelah memberikan ucapan selamat dan menghadiri acara resmi, Raja Flynn dan rombongannya akhirnya meninggalkan istana Veridion. Namun, kepergian Flynn tidak serta-merta menghapus kegelisahan yang tersisa di hati Raja Alaric.  Setelah semua tamu utama selesai memberikan penghormatan terakhir mereka, Alaric membawa Elea ke balkon istana untuk menikmati udara malam yang sejuk. Di bawah cahaya bulan, pasangan itu berdiri berdekatan. Elea tampak tenang, wajahnya berseri-seri menikmati keheningan malam setelah hari yang melelahkan.  Namun, Alaric tampak sedikit gelisah. Ia memandang ke arah taman, seolah merenungkan sesuatu yang terus mengganggu pikirannya. Akhirnya, ia membuka suara.  "Aku tidak menyukai tatapan Flynn padamu malam ini," kata Alaric tiba-tiba, suaranya rendah namun serius.  Elea menoleh dengan alis terangkat. "Tatapan? Tatapan seperti apa yang kau maksud, Alaric?"

  • I'm The Queen   Racun Dalam Cangkir Teh

    Bab 56: Racun dalam Cangkir Teh Di Veridion, tradisi minum teh di kalangan para Lady dari keluarga bangsawan adalah salah satu momen paling dinantikan. Di taman kediaman Duke Cassian yang indah, sebuah meja panjang dihiasi porselen terbaik dan kue-kue yang menggiurkan. Lady Vivianne, dengan anggunnya, menjadi salah satu pusat perhatian siang itu. Seperti biasa, ia menampilkan senyum yang lembut, namun matanya penuh dengan kepandaian seorang manipulator.  Bersama Vivianne, hadir Lady Clarisse, seorang wanita muda yang selalu haus akan gosip terbaru; Lady Ophelia, yang terkenal dengan kecerdasannya namun kadang terlalu kritis; Lady Estelle, yang memiliki kelembutan namun mudah dipengaruhi; dan Lady Margery, yang terkenal karena kecintaannya pada drama dan cerita sensasional.  "Ratu Elea tampak begitu bersinar belakangan ini," ujar Lady Ophelia membuka percakapan, sambil menuang teh ke cangkirnya. "Berita kehamilannya membawa kebahagiaan yan

  • I'm The Queen   Lonceng Kebahagiaan

    Bab 55: Lonceng KebahagiaanKabar gembira datang dari Kerajaan Veridion. Setelah bertahun-tahun menanti, Ratu Elea akhirnya dikabarkan mengandung. Berita ini menyebar dengan cepat, membawa kegembiraan yang meluap-luap di seluruh penjuru kerajaan. Dari rakyat jelata hingga para bangsawan, semuanya bersuka cita merayakan anugerah yang akhirnya tiba.  Di istana Veridion, suara lonceng besar berdentang keras, menandai perayaan ini sebagai salah satu momen bersejarah kerajaan. Pelayan-pelayan sibuk mempersiapkan pesta, sementara para penasehat raja sibuk merancang rencana untuk memastikan keamanan dan kenyamanan sang ratu selama kehamilannya.  Namun, kabar ini juga menjangkau Kerajaan Landbird, tempat Raja Flynn mendengarnya melalui utusan khusus. Di sisi lain, Grand Duke Marre dan Grand Duchess Lenora yang turut mendengar berita ini merasa bahwa mereka harus segera memberi selamat kepada Elea secara langsung. Sebelum berangkat ke Veridion, mer

  • I'm The Queen   Kecurigaan Flynn

    Bab 54: Kecurigaan FlynnKeesokan harinya, suasana di istana Landbird terasa tegang. Flynn, dengan tatapan serius dan penuh kekhawatiran, mengirimkan Lord Virel untuk mencari tahu keberadaan Sir Edwin. Ia ingin memastikan apakah ada sesuatu yang mencurigakan terkait hilangnya mantan pengawalnya tersebut. Flynn merasa bahwa ini bukan kebetulan, dan ia harus mengetahui lebih banyak, terutama setelah mendengar nama Baron Aldric yang datang mencarinya.Sementara itu, Beatrice merasa tidak nyaman dengan kehadiran Baron Aldric di istana. Ia tahu bahwa kehadiran pria tua itu bisa membuka kenangan masa lalu yang sangat ia coba tutupi. Ketika Beatrice mendengar bahwa Baron Aldric ingin bertemu dengannya, ia merasa sedikit terjebak. Namun, ia tahu bahwa untuk menjaga citranya, ia harus menghadapi situasi ini dengan tenang.Dengan langkah yang tenang namun penuh ketegangan, Beatrice masuk ke kamar tamu tempat Baron Aldric menginap. Begitu ia memasuki r

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status