Dua minggu berlalu sejak Killian bertemu Marcia. Dan sejak itu hubungan keduanya mulai membaik. Minimal Marcia sudah bisa bertemu dengan Killian tanpa kehadiran Shizuka untuk menemaninya.
Keluar dari ruang meeting, ponsel Killian langsung bergetar di saku celananya.
“Halo” sapa Killian tanpa melihat lagi nama si penelpon
“Akhirnya kamu angkat juga telpon dariku Beb” suara seorang wanita di seberang sana.
Killian langsung berhenti berjalan. Di lihatnya nama si penelpon dan matanya langsung membulat kaget. ‘Shit. Bisa-bisanya aku main angkat aja’ maki Killian dalam hati.
“Ada apa?” tanya Killian sambil melanjutkan perjalanan ke ruangan nya.
“Aku kangen Beb. Kita ketemu ya?” suara manja itu mulai membujuk
“Aku sibuk. Lagian kita kan udah putus lama. Ngapain sih masih nyari aku” ketus Killian
“Bebyyyyyyy jangan ngomong gitu dong. Kita hanya break sementara. Nggak pernah putus! Titik” suara manja itu mulai men
“Kamu nggak bisa giniin aku Beb!” Teriakan Amira menggema di ruangan kantor Keenan.Siang ini Keenan sedang pusing memeriksa laporan penjualan yang merosot tajam dari cabang Makassar ketika Amira mendadak masuk keruangannya bagai angin ribut dan menutup pintu ruangannya dengan kasar membuat Linda, Asisten Keenan ketakutan karena sebelumnya boss nya sudah berpesan agar tidak di ganggu.Mendonggakkan kepalanya Keenan menatap Amira dengan dingin dan duduk santai menyenderkan punggungnya di kursi kerjanya.Setelah memberi tanda kepada Linda agar keluar dari ruangannya, Keenan mendesah pelan.“Apa maksudmu” dengan tenang Keenan bertanya sambil memainkan pena di tangannya.“Kenapa kamu gak bales chat aku? Kamu juga gak angkat telponku!” kesal Amira menghentakkan kakinya berjalan ke arah sofa dan duduk di sana.“Haruskah?”Amira terperangah mendengar pertanyaan Keenan yang kelewat tenang itu. M
Suara siulan memenuhi kamar yang luas itu. Sesekali terdengar senandung seorang pria yang tengah berdandan untuk pergi kencan dengan pujaan hatinya. Berjalan melintasi kamar menuju walk in closet, di ambilnya kaos oblong berwarna putih kemudian di pakainya dan pas membalut tubuhnya yang aduhai atletisnya, siulan kembali bergema di walk in closet itu, kemudian mengambil celana panjang warna khaki dan mengenakannya sambil bersiul. Selesai mengenakan celana panjangnya, sang pria menarik laci di meja di tengah-tengah ruangan walk in closet yang menyimpan deretan dasi, jam tangan dan ikat pinggangnya kemudian mengambil salah satu jam tangan bermereknya lalu beranjak ke depan cermin besar di depan ranjangnya sambil mengenakan jam tangannya. Membentuk rambutnya yang lebat yang sudah berpomade sambil bersiul, kemudian pria itu mengamati penampilannya di cermin. ‘Hhm…Not bad…I’m quite handsome as always’ memuji dirinya sendiri dalam hati sambil tersenyum menat
“Darl, kamu lagi dimana?” Killian yang sedang senggang sore itu menelpon Marcia.Sejak kencan mereka di Dufan, Killian selalu berusaha mengajak Marcia berkomunikasi layaknya sepasang kekasih. Seenggaknya itulah yang ada di pikiran Killian kalau hubungannya dengan Marcia sudah naik tingkat menjadi sepasang kekasih. Dia ingin agar mereka menjadi dekat lagi seperti dulu.“Aku lagi di apartemen” Marcia sedang mengocok adonan secara manual menggunakan whisk.Memisahkan adonan putih menjadi dua bagian, Marcia mengambil bubuk coklat untuk di campur dengan adonan putih yang satu lagi. “Kenapa Kak?” tanya Marcia sambil mengaduk adonan coklat.Di cek nya suhu oven yang letaknya di belakangnya, kemudian menuangkan adonan putih ke cetakan kue yang sudah di siapkannya lalu menuang lagi adonan coklat di atas adonan putih di atur selang seling dan di buat garis-garis supaya adonannya bermotif.“Kakak ke sana sekarang ya”Marcia yang mendengar permintaan Killian tertegun kemudian “Ehh jangan Kak!”“
Sejak selesai menelpon Marcia, hati Killian tidak tenang. Dia gelisah dan ada kecemasan yang di tahannya. Entah mengapa, tapi itu yang di rasakan Killian. Biasanya Marcia akan dengan senang hati hasil masakannya atau kue buatannya di cicipi dan di kritik. Gadisnya sangat senang menerima saran terkait hobinya memasak dan membuat kue. Tapi baru saja Marcia melarangnya datang. Kenapa? Batin Killian. Bukankah mereka adalah sepasang kekasih? Mereka sudah jadi sepasang kekasih kan? Bukankah Marcia sudah bisa berada dalam satu ruangan lagi dengannya? Bukankah Marcia sudah mau berbicara dan bercanda lagi dengannya? Gadisnya itu bahkan sudah tertawa ceria lagi tempo hari saat mereka pergi kencan ke Dufan. ‘Damn!’ ‘Aku bener-bener nggak bisa tenang’ batin Killian Melihat jam di pergelangan tangannya. Berpikir sebentar bahwa urusan pekerjaannya tidak ada yang mendesak. ‘Jam empat sore. Ok. Harus sekarang. Nggak bisa ditunda lagi. Now or never’ batinnya penuh tekad. Killian segera merai
Thomas terdiam menatap tajam putranya. “Kamu sadar apa yang kamu minta?” tanya Thomas Ketukan pelan di pintu ruang kerja Thomas membuat Killian dan ayahnya menengok kearah pintu, dan Ellena masuk sambil membawa kopi dan cemilan untuk suaminya. “Aku sangat sadar ayah” jawab Killian menatap ayahnya tepat di matanya tanpa gentar ataupun ragu. “Aku mencintai Marcia. Aku janji akan selalu mencintai dan menjaganya seumur hidupku Yah. Aku enggak akan mempermainkannya seperti yang selama ini ayah takutkan. Percayalah padaku” Ellena yang duduk di sofa di samping Thomas hanya bisa menghela nafas pelan. Jadi gadis yang di maksud Killian tempo hari apakah Marcia? Ah kupikir putraku ini sudah menemukan gadis lain yang bisa membuatnya bahagia. Ternyata gadis yang di maksudnya adalah Marcia. Ellena menghela nafas pelan. “Jadi gadis yang kamu maksud tempo hari adalah Marcia?” tanya Ellena matanya menyipit menatap putranya penuh selidik. “Iya Bu. Gadis yang membuatku luar biasa bahagia hanya M
“Salah satu bungalow di Project Lombok terbakar dan memakan korban”“What?!” terdengar decitan ban karena mobil tiba-tiba berhenti.TIN TIINNN TIIINNNLampu merah di persimpangan itu mendadak jadi macet karena mobil Killian yang mendadak berhenti. Menyebabkan mobil-mobil di belakangnya membunyikan klakson tanda protes.Sebuah mobil mini bus sejuta umat tiba-tiba melewati mobil Killian dengan ngebut dan menjulurkan jari tengahnya kemudian perlahan menghilang tertutup mobil-mobil dan kendaraan bermotor yang lain.Killian tidak menggubris kelakuan pengendara akhlakless itu, dengan segera dia melajukan mobilnya perlahan dan parkir di mini market terdekat. “Shit! Gimana ini bisa terjadi?! Apa aja yang di lakukan kontraktor kita sampai bisa kecolongan begini?!” Killian mulai mengamuk dan memaki. Membuat Agung geleng-geleng kepala di seberang sana. Bos nya sudah mulai CEO mode on nih kayaknya. Galaknya mulai keluar.“Aku sudah mengutus Bruno ke sana. Berangkat malam ini untuk menyelidiki i
Perjalanan yang memakan waktu hampir dua jam di udara di tambah lagi perjalanan darat dari airport ke kawasan resortnya yang memakan waktu tiga jam perjalanan membuat Killian sangat kelelahan.Agung asistennya dan Anna sekretarisnya sudah menempati kamar mereka masing-masing di tiap bungalow yang sudah siap launching.Killian sampai di Lombok menjelang subuh. Otaknya terus berpikir keras penyebab insiden yang terjadi di resortnya.Apa ada sabotase? Kenapa kejadiannya di saat finishing mencapai 98%? Ah sial! Kesal Killian dalam hati.
“Passport dan dokumen penting lain di bawa kan Cia?” tiba-tiba Shizuka nyeletukMarcia menepuk jidatnya kemudian menyentil lengan Shizuka sambil terkekeh pelan“Pasti bawalah Shizu. Ya ampun kamu baru tanya pas kita uda di jalan tol?” ledek Marcia.Mendengar itu Shizuka mendengus kemudian ikutan tertawa memikirkan betapa telminya dia.“Astaga kok telat bener sih aku hahahaha”“Nanti aku minta pak supir turunin kamu aja di pinggir jalan tol kalo kamu beneran ketinggalan passportnya” canda Marcia lagi sambil terkekeh pelan.“Tega kamu Cia. Kalo aku turun di jalan tol, nanti ayam gorengnya ikut aku aja”Mendengar itu, Marcia dan supir taxi online tersebut tertawa bersama.*** Killian meeting dari pagi sampai menjelang malam membahas insiden kebakaran pada salah satu bungalow. Membuatnya melupakan Marcia untuk sesaat.Untunglah tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Ternyata korban yang di maksud mengalami luka bakar tingkat dua dan sedang mendapat penanganan ekstra di rumah sakit
Killian sampai rumah jam sepuluh malam. Rumah sudah sepi karena semua pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing.Dengan perlahan Killian membuka pintu kamar dan mendapati Marcia yang tertidur sambil memeluk Kieran yang tidur di sampingnya.Kedua hartanya yang paling berharga. Killian sangat terharu melihat impiannya terwujud di depan matanya dan sedang terlelap dengan nyenyak saat ini.Berusaha tidak menimbulkan suara, Killian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus mandi sampai bersih apalagi tadi darah si supir sempat muncrat ke bajunya.Selesai membersihkan diri, Killian berjalan ke walk in closetnya dan mengenakan piyamanya di sana kemudian berjalan ke tempat tidur dan mengecup pelan kening Marcia dan Kieran lalu merebahkan dirinya di samping sang istri.Killian lalu tidur dan melepas lelah sambil memeluk belahan jiwanya sampai pagi menyapa.&n
Supir itu terkesiap “Ja-jangan tolong!” Supir itu memohon dengan gemetar.Tapi Killian sudah kepalang murka. Dalam sekali tebas darah segar langsung mengucur di dada supir truck tersebut. Teriakan kesakitannya terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan suram itu.“AAAAAKKKKKKHHH SAKITT!!!” Teriak supir itu.“Cih!” Kesal Killian membersihkan cipratan darah yang mengotori tangannya. Kemudian Killian tersenyum kejam menatap datar supir itu.Ketika tangannya akan menyayat tubuh di depannya lagi, supir tersebut langsung berteriak “Jangan saya mohon! Saya akan katakan semuanya tapi tolong ! Tolong” Teriak supir itu sambil menangis meratapi luka sayatan di dadanya yang cukup dalam itu.Mendengar perkataan supir itu Killian mendengus. Kemudian menghela napas dalam lalu menatap Agung di sampingnya.Agung yang mengerti kode dari Killian langsung menarik supir itu ag
Sejak mengetahui Marcia sedang kritis di rumah sakit dan mengetahui tentang kekejaman papanya, Keenan belum bertemu lagi dengan sang papa. Dia hanya kembali ke rumah sang mama dan di penghujung hari setelah pulang dari kantor, Keenan akan pulang ke apartemennya.Meskipun Amira selalu menelponnya yang tidak pernah di angkat oleh Keenan karena Keenan mengetahui Soraya, ibunya Amira juga ikut andil dalam mencelakai Marcia meskipun tidak secara langsung.Keenan sangat muak dengan ibu dan anak itu yang selalu membayangi hidupnya. Mereka berdua tidak ubahnya lintah yang terus menempel dan menghabiskan harta papanya.Tidak cukupkah mereka menghancurkan keluarganya, membuat papa dan mamamya bercerai dan membuatnya hidup tanpa kasih sayang yang utuh dari papanya. Meskipun Keenan tumbuh besar dalam pengasuhan kedua orangtuanya di tempat terpisah. Mengingat itu Keenan menjadi kesal.Alhasil yang Keenan lakukan
Pemandangan indah penuh bunga dan rumput musim semi menyapa Marcia yang tiba-tiba menginjakkan kakinya di padang indah itu.Sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dan bunga-bunga berbagai warna dengan aromanya yang harum. Marcia sangat menyukai bunga dan musim semi. Karena itulah dia sangat suka padang ini dalam sekali lihat.“Wah....Yuhuuuu...” Teriak Marcia dengan penuh semangat merentangkan kedua tangannya dan berlari berputar-putar menjelajahi padang bunga itu.“Cantik banget tempat ini”Kemudian Marcia menarik napas dalam sambil memejamkan mata dan menghembuskannya. Menikmati suasana sekitarnya yang sunyi dan udaranya yang segar dengan senyuman tidak henti menghiasi wajah cantiknya.“Aku ingin tunjukin tempat ini ke Kak Lian. Eh, tapi kok Kak Lian dari tadi ‘gak ada ya” Gumam Marcia baru sadar kalau sejak tadi dia sendirian.Kemudian Marci
Sepasang suami istri itu berlarian dengan panik di lorong rumah sakit. Keduanya mendapat kabar dari Agung kalau putra-putri mereka mendapat kecelakaan dan sekarang Marcia sedang di operasi untuk mengeluarkan bayinya.Thomas berjalan secepat mungkin ke arah ruang operasi dan menemukan Killian yang sedang tertunduk lesu.Kemeja dan celana panjangnya terdapat banyak noda darah.‘Apa Killian terluka?’ Batin Thomas cemas.“Lian!” Ellena sang ibu memanggil putranya dan segera memeluk sang putra saat di lihatnya putranya sedang tidak baik-baik saja.Killian langsung memeluk ibunya dan menangis tersedu di sana. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Segala resah, cemas, takut dan khawatir istri dan bayinya kenapa- kenapa campur aduk menjadi satu.Thomas yang melihat putranya sedang butuh dukungan langsung memeluk istri dan anaknya deng
“Marcia adalah putri dari wanita yang aku cintai sepenuh hati. Sejak dulu. Bahkan sampai saat ini” Angga berkata dengan lugas.Menatap Lucy langsung ke dalam matanya.Mendengar pengakuan Angga entah kenapa hati Lucy serasa tercubit. Bertahun-tahun bersama Angga rupanya tidak pernah membuat pria itu jatuh cinta padanya ternyata.Lucy kira selama ini Angga mencintainya karena itulah dia bercerai dengan istrinya, tidak pernah menikah lagi dan selalu mencarinya jika butuh untuk di puaskan. Ternyata kisahnya bukan seperti yang selama ini di pikirkannya.‘Brengsek!’ Maki Lucy dalam hati. Tatapan matanya menajam menatap Angga yang duduk di hadapannya. Tapi dia masih berusaha tenang.“Wanita yang kau cintai itu maksudnya Misato Kellgaren?” Tanya Lucy“Misato Minamoto. Itu namanya sebelum menikah dengan Andrew Kellgaren si pembully itu!” Kata Angga. Matanya berkilat p
“Sabar ya nak. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit. Kita akan segera bertemu sayang. Tenang-tenang dulu ya di dalam perut mama” Bisik Killian berulang-ulang ke perut Marcia sambil tidak henti mengelus perut sang istri.Sesekali Killian mengecup kening Marcia yang sudah tidak sadarkan diri. Jantungnya bertalu-talu. Takut dirinya sudah terlambat menyelamatkan istrinya.***Sepuluh menit kemudian mereka berhasil mencapai rumah sakit terdekat di daerah pinggiran kota. Killian langsung menggendong Marcia yang sudah tidak sadarkan diri keluar dari mobil dan berteriak ke arah petugas kesehatan yang sudah membawa brangkar agar segera menyelamatkan istrinya.Wajah Killian sangat pucat, panik menguasai pikirannya yang biasanya selalu tenang meskipun dalam keadaan terjepit. Ketakutan sangat kentara di wajahnya yang tampan.“Tolong selamatkan istri saya!” Teriak Killian sambil membaringkan Marcia di atas brankar.Dokter dan perawat segera membawa Marcia ke ruang IGD dan mulai melakukan pemer
Dengan senyum kemenangan, Lucy berkata “Aku tau apa yang kau lakukan Angga” Bisiknya pelan.Tidak ingin terpancing oleh wanita paruh baya di hadapannya ini, Angga berusaha bersikap santai. Kemudian dia duduk di sofa single di depan Lucy sambil menyilangkan kaki dan memantik cerutu.Seketika asap cerutu berkualitas tinggi membubung tinggi keluar dari bibir Angga. Kemudian sambil duduk santai dan menyenderkan punggungnya pria paruh baya itu menatap Lucy dengan tajam.“Apa maksudmu Lucy” Tanya Angga pura-pura tidak tahu.Lucy tersenyum sinis. “Aku sudah melihat isi laptopmu. Dan tau apa yang sudah kau lakukan bertahun lalu” Kata Lucy terus terang.Dia malas tarik ulur. Lucy sudah tarik ulur dengan Angga belasan tahun dan sudah muak melakukannya. Kalau dapat hasil sih tidak masalah tapi yang ada malah capek melayani lelaki tua ini!“Tidak ku sangka kalau kau dan Misato saling mengenal” Kata Lucy sekilas otaknya langsung traveling ke beberapa tahun silam saat Angga terlihat bahagia di hari
“Darling kamu udah siap ?” Tanya KillianMarcia yang sedang di ruang walk-in closet kamar mereka mulai memakai gaunnya. Malam ini ada pesta ulang tahun perusahaan Phoenix Corporation. Marcia sebagai istri sang CEO tentu saja harus hadir.Killian berjalan menghampiri sang istri yang sedang mengenakan gaun malamnya. Gaun malam yang sangat indah hasil dari rancangan seorang designer terkenal langganan keluarga Tjahyadinata.Sebuah gaun malam warna biru navy yang simple namun sangat anggun dan elegant jika di pakai oleh istrinya. Sewarna dengan mata indahnya yang selalu membuat Killian serasa tenggelam di lautan dalam jika memandangnya.Gaun itu bermodel long sleeve berbahan satin yang lembut dengan belahan dada v-neck yang tidak terlalu rendah tapi masih sopan dan garis pinggang yang menegaskan lekuk tubuh sang istri yang sedang mengandung 8 bulan. Tidak berlebihan aksesoris, payet ataupun ornamen lainn