Perjalanan yang memakan waktu hampir dua jam di udara di tambah lagi perjalanan darat dari airport ke kawasan resortnya yang memakan waktu tiga jam perjalanan membuat Killian sangat kelelahan.
Agung asistennya dan Anna sekretarisnya sudah menempati kamar mereka masing-masing di tiap bungalow yang sudah siap launching.
Killian sampai di Lombok menjelang subuh. Otaknya terus berpikir keras penyebab insiden yang terjadi di resortnya.
Apa ada sabotase? Kenapa kejadiannya di saat finishing mencapai 98%? Ah sial! Kesal Killian dalam hati.
“Passport dan dokumen penting lain di bawa kan Cia?” tiba-tiba Shizuka nyeletukMarcia menepuk jidatnya kemudian menyentil lengan Shizuka sambil terkekeh pelan“Pasti bawalah Shizu. Ya ampun kamu baru tanya pas kita uda di jalan tol?” ledek Marcia.Mendengar itu Shizuka mendengus kemudian ikutan tertawa memikirkan betapa telminya dia.“Astaga kok telat bener sih aku hahahaha”“Nanti aku minta pak supir turunin kamu aja di pinggir jalan tol kalo kamu beneran ketinggalan passportnya” canda Marcia lagi sambil terkekeh pelan.“Tega kamu Cia. Kalo aku turun di jalan tol, nanti ayam gorengnya ikut aku aja”Mendengar itu, Marcia dan supir taxi online tersebut tertawa bersama.*** Killian meeting dari pagi sampai menjelang malam membahas insiden kebakaran pada salah satu bungalow. Membuatnya melupakan Marcia untuk sesaat.Untunglah tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Ternyata korban yang di maksud mengalami luka bakar tingkat dua dan sedang mendapat penanganan ekstra di rumah sakit
“Awas Pak!” seseorang berteriak saat tubuh Killian oleng saat sedang berjalan kearah bungalownya.HupFiuhh. ‘Sedikit lagi.’ Batin seseorang.“Ayo, saya antar ke bungalow anda Pak Killian” suara lembut mendayu seorang wanita samar-samar terdengar di telinga Killian yang sedang separuh sadar.“Hmm” gumam Killian di tengah mabuknya. Dan membiarkan wanita itu memapahnya ke dalam bungalownya.***Pagi harinya Killian terbangun dengan rambut berantakan dan kepala yang pusing luar biasa.Rasa mual yang menjadi menyambutnya membuatnya membulatkan mata begitu merasakan perutnya mulai bergejolak, Killian langsung turun dari ranjang dan berlari menuju toilet untuk memuntahkan isi perutnya.Hueekkk…Huekkk..hah..hah…..hah….’Sial!’ batin Killian‘Nggak lagi deh mabuk-mabukan.’ Pikir Killian saat rasa mualnya mereda.Hufff. Killian menarik nafasnya dan bersandar pada dinding kamar mandi yang kering.‘Tumben banget sih aku sampe muntah begini. Biasanya nggak gini’ batin Killian.Dan seketika pria
Killian sampai di apartemen Shizuka menjelang tengah malam. Berkali-kali membunyikan bel tapi tidak ada yang membuka pintu. Killian sungguh sudah tidak bisa menunggu lagi sehingga meskipun sudah tengah malam dia tetap datang demi memupus kerinduannya kepada gadisnya. Hingga akhirnya Killian menelpon Marcia untuk yang kesekian kalinya. Ddrrttt ddrrttt Trek… ‘telpon yang anda tuju…’ Dengan kesal Killian langsung mematikan sambungan telponnya begitu mendengar suara operator menjawab panggilannya. ‘Damn! lagi-lagi gak aktif’ Killian menyugar rambutnya dengan frustasi lalu duduk di lantai dan bersandar di tembok unit apartemen sambil memejamkan matanya sejenak. Penampilannya sungguh berantakan. Rambutnya acak-acakan, setelan jasnya yang mahal sudah terongok di lantai dilorong unit apartemen, kemeja putihnya sudah kusut, dasinya bahkan entah ada dimana. Perutnya keroncongan dan dia sungguh lelah luar biasa. Sejak pagi Killian bangun dalam keadaan mabuk dan di tengah situasi yang sun
Matanya bergerak ke kiri dan ke kanan membaca isi surat tersebut, tangan Killian gemetar, dadanya bergemuruh, sesak dan berdebar jadi satu membuatnya langsung jatuh terduduk di lantai di depan meja rias.‘Darl…’ setetes air mata jatuh membasahi pipinya.Memikirkan gadisnya yang ceria harus menghadapi kehamilannya seorang diri entah di mana dan ini semua salahnya yang telah memaksa Marcia saat itu.Surat tersebut beserta selembar foto hasil USG perlahan terjatuh ke lantai terlepas dari pegangan Killian.***Desahan dan erangan saling menyahut di dalam keremangan kamar hotel itu. Sepasang manusia yang sedang sibuk berkejaran meraih surga dunia itu semakin sibuk saling bercumbu.“Ahhh…” jerit sang wanita yang akhirnya mendapat pelepasannya.Sementara itu hentakan pinggul sang pria semakin menggila menggejar pelepasannya. Bulir keringat semakin membasahi tubuh sang pria, membuat sang wanita di bawahnya semakin menjerit seiring hentakan demi hentakan yang semakin cepat.Kedua asset sexy wa
Mutiara Dari Pegunungan Alpen Perancis itulah sebutan untuk Kota Annecy. Sebuah kota kecil di wilayah Haute-Savoie.Annecy adalah salah satu kota tercantik di Perancis. Letaknya yang ada di daerah tenggara Perancis dan berbatasan langsung dengan negara Swiss terkadang juga mendapat julukan “Venesia di Alpen” karena banyaknya kanal dan sungai Thiou yang mengalir di antara dinding rumah-rumah di kota tua.Bangunan-bangunan di kota ini memiliki aksen Eropa klasik yang indah. Hampir seluruh bentuk dan warna bangunan pun senada.Pegunungan Alpen merupakan bagian utama panorama alam Kota Annecy yang cantik selain Lac d'Annecy atau Danau Annecy yang terkenal sebagai danau terbersih di Eropa, Danau Annecy selalu menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan untuk datang mengunjungi kota ini.Hamparan air jernih sebening kristal, taman bunga warna-warni di tepiannya, serta lanskap pegunungan Alpen membuat siapapun akan dibuat kagum oleh danau ini.Marcia jatuh cinta pada Kota Annecy saat pertam
Di sebuah apartemen di kawasan SCBD Jakarta.Killian sedang berada diruang kerjanya. Duduk di kursi kebesarannya dan sedang mengecek dokumen-dokumen yang membutuhkan perhatiannya.Sejak mengetahui kehamilan Marcia, Killian langsung menghubungi seseorang untuk mencari Marcia. Seorang professional yang dapat mencari seseorang dengan cara yang tidak terduga dan berhasil dalam waktu singkat.Bagaimanapun Killian tidak bisa membuang waktu lagi. Keselamatan Marcia dan janin dalam kandungannya adalah tanggung jawab Killian saat ini. Dan demi Tuhan Killian sangat cemas kalau Marcia masih belum di temukan.Dia tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Membuat bobot tubuhnya menyusut drastis seminggu ini.Belum lagi kedua orang tuanya yang sudah mulai mengetahui kalau Marcia menghilang. Keduanya selalu mananyakan perkembangan pencarian Marcia setiap hari. Benar-benar membuatnya sakit kepala.Kalau sudah begini biasanya Killian akan menghabiskan waktunya di club dan melampiaskannya kepada jalang
Sebuah taxi berhenti di depan pagar rumahnya yang bercat putih. Sepasang kaki berbalut celana jins yang mengenakan sepatu kets turun dari taxi itu menyusul Marcia yang berbalik, berjalan masuk ke rumahnya setelah merapikan alat penyiram tersebut. “Akhirnya aku menemukanmu” suara seseorang yang familiar membuat Marcia menghentikan langkah di depan pintu rumahnya.Tubuh Marcia membeku di tempatnya. Langkah kakinya yang sedang menapaki teras terhenti. Perlahan, Marcia membalikkan badannya ke arah suara yang familier tersebut dan di sanalah berdiri seorang pria, tampan dengan senyum menawannya yang selalu membuat wanita klepek-klepek.Penampilannya sangat kasual, kaos putih longgar, celana jins dan sepatu kets dengan koper kecil di sebelahnya, membuat penampilan Killian menjadi lebih muda beberapa tahun. Apalagi dengan rambut hitamnya yang berantakan dan rahang tegasnya yang mulai di tumbuhi bulu-bulu halus karena belum bercukur sejak kemarin membuat pria itu semakin menawan tanpa haru
“Aku merindukanmu Darl”Deg!Jantung Marcia yang sudah mulai tenang tiba-tiba mulai berdebar tidak karuan. Semakin lama debarannya semakin kencang sampai ia pikir sudah terdengar oleh Killian karena jarak mereka sedikit dekat.Perlahan pipi Marcia merona dan wajahnya memanas. Tidak ingin Killian tau kalau wajahnya sudah merona, segera di palingkannya wajahnya ke arah lain. Sekalian menjaga debaran jantungnya agar lebih tenang.‘Hufff…tenang Cia…tenang…Ini cuma Kak Lian. Dia udah biasa bilang rindu sama kamu. Jangan baper deh! Ingett kamu tuh masih cinta sama Keenan!’ omel Marcia pada dirinya sendiri dalam hati. Tiba-tiba tangannya di genggam dengan hangat oleh Killian. Membuat Marcia tersentak kaget dan refleks melepaskan tangannya dari genggaman Killian yang tidak di lepaskan pria itu."Lepas" Marcia berusaha melepaskan tangannya yang masih di genggam dengan erat. "Please Darl, listen to me." Mohon Killian semakin erat menggenggam tangan Marcia. Mendengar nada permohonan dalam su